All Chapters of Istri Gendutku dari Desa Ternyata Orang Kaya: Chapter 21 - Chapter 30
190 Chapters
Adu Mulut
Ti ... t, ti ... t, ti ... t.Sengaja kubunyikan klakson mobil mewah Asmi saat sampai di depan pagar rumah ibu.Tak lama Mas Fatih datang membuka pintu, tapi bukannya cepat-cepat membuka pagar rumah, Mas Fatih malah berjalan pelan dengan mata menyipit penuh selidik.Ti ... t. Kubunyikan lagi klakson itu sampai Mas Fatih sedikit terperanjat di dekat pagar. Asmi cepat-cepat mencubitku, "Aa kebiasan deh," katanya.Aku membuka kaca mobil."Mas Fatih, malah bengong, tolong bukain," sahutku.Mas Fatih kaget bukan main saat ia melihat aku dan Asmi yang ternyata ada di dalam mobil mewah itu."Hasan, mobil siapa nih?" tanya Mas Fatih saat kami turun."Menurut Mas Fatih? Emangnya kita kayak Mas Fatih yang suka rental mobil?" Ti ... t. Tak lama dari itu suara klakson motor Aldan juga terdengar memasuki pagar. Hanum dan Aldan yang baru pulang melayat sama kagetnya saat melihat kami datang ke rumah ibu membawa mobil mewah."Wiih rental di mana nih Kak?" tanya Hanum seraya mengelus body mobil ka
Read more
Cerita Sama Bapak
Kami semua pun diam menahan kemurkaan diri masing-masing."Pulang kalian semua!" ucap Bapak lagi."Kok pulang sih, Pak? biarin anak-anak di sini, kecuali Asmi dan Hasan kalau dia mau tetep bela istrinya itu," protes Ibu.Akhirnya aku bangkit menarik tangan Asmi."Kami akan pulang kalau itu mau Ibu," ucapku.Aku pun keluar bersama Asmi, bapak tergopoh mengejar kami diikuti semua anak-anaknya."San, udah gak usah dimasukin ke hati ibumu emang gitu.""Gak apa-apa Pak, Hasan emang mau ada urusan.""Waw boleh juga nih mobilnya," kata Mbak Andin seraya mengelus body mobil Asmi."Besok ambil yang kayak gini napa yank?" Katanya lagi pada Mas Fatih."Cuma beginian doang mah kecil!" "Boleh juga kamu kreditnya, ambil yang berapa per bulan? Pantesan kemarin pulang ke desa, di sana Asmi pasti habis jual gunung warisan ya?" tanya Kak Alfa."Mamah! Apaan sih gunung-gunung," sahut Kak Angga si otak ngeres.Saat semua orang terkagum-kagum dengan mobilku, ibu justru hanya berdiri di dekat pintu rumah
Read more
Pulang Sama Bapak
"Jaga Asmi," ucap Bapak seraya menepuk pundakku.Setelah melihat gudang usaha Asmi, bapak minta diantarkan pulang, dan selesai mengantar bapak aku kembali ke toko."Gimana tadi lancar, A?" tanya Asmi."Lancar dong, nih Aa beliin Neng es cendol bahenol.""Enggak A, kali ini makasih," tolaknya."Loh kenapa? Tumben.""Neng 'kan mau serius diet A, biar cantik dan langsing."Aku diam sebentar, "maaf ya, gara-gara ibu dan sodara-sodara Aa Neng jadi harus susah-susah diet, padahal kalau Neng gak mau juga gak apa-apa Neng, Aa terima Neng apa adanya kok.""Neng mau kok A, Neng diet bukan semata-mata karena mereka, tapi karena mau memanjakan mata Aa juga," ucapnya tersipu di akhir kalimat.Ah istriku yang empuk memang gak pernah gagal buat hatiku meleleh.***2 hari kemudian.Asmi berteriak kencang. Ia sangat bahagia sebab Pak Asraja mengabarinya agar kami bersiap dan menjemputnya sore hari.Tentu saja Asmi sangat bahagia karena ini adalah waktu yang ditunggu-tunggu olehnya.Selama 3 hari Asmi
Read more
Ehm Papa
"Lepaskan saya, Cep! Paman mau kasih dia pelajaran atas luka hati yang selama ini kami rasakan." Paman terus memberontak."Istighfar Paman! Istighfar! Pak Asraja datang kesini karena mau menebus kesalahannya, beliau mau minta maaf pada Bu Sarah dan bertanggung jawab atas perbuatannya."Akhirnya setelah susah payah aku menahan paman, beliau mau sedikit tenang."Saya tahu saya banyak salah," kata Pak Asraja kemudian."Hidupmu memang penuh dengan kesalahan, saya pikir kamu sudah mati dasar biadab!" sembur Paman lagi, kutahan kedua tangannya ke belakang supaya Paman gak menyerang Pak Asraja."Saya akan tanggung jawab, mengurus dan mengakui Asmi sebagai anak saya, memberinya tempat dan pengakuan di rumah saya." "Kau memang harus melakukan itu biadab!" sengit Paman lagi.Pak Asraja menarik napas berat, ia lalu kembali melihat Bu Sarah yang masih belum sadarkan diri."Sarah .... aku datang, aku ingin mengakui Asmi sebagai anakku, aku ingin membawa anakku tinggal bersamaku. Apa kamu mau iku
Read more
Tamu Mencurigakan
Setelah Pak Asraja pulang naik ojek karena maksa gak ingin diantar, aku dan Asmi masuk ke dalam.Nenek dan ibu mertua masih terkagum memandangi setiap sudut rumah dengan raut yang berseri."Ini teh bener atau enggak atuh rumah kamu, Neng?" tanya Ibu mertua."Bener atuh Bu, kenapa? Pasti Ibu teh gak percaya ya?""Wajar atuh Neng Ibu gak percaya ini mah bukan rumah soalnya, ini mah udah mirip-mirip hotel." Aku segera ke belakang hendak menyiapkan minum untuk nenek dan ibu mertua, tak lama Asmi menyusul."A, menurut Aa, Papa teh serius gak sih ya mau lamar ibu?" "Serius, Aa percaya sama Papa, kenapa?""Em ... Neng punya ide, A.""Apa tuh?"Asmi berbisik menceritakan ide yang terlintas di kepalanya. Katanya ia berencana akan membuat acara lamaran papa nya itu bersamaan dengan acara syukuran rumah saja, Asmi sengaja ingin mengundang keluargaku terutama ibu, agar mereka lihat siapa papa nya Asmi yang selama ini gak mereka ketahui itu, Asmi berharap setelah mereka lihat papa kandung Asmi,
Read more
Pov Author
Pov Author.Setelah dari dapur Bu Pika mengetuk pintu kamar Hanum."Num, Num," katanya pelan, sebisanya wanita itu meredam suara ketukan pintu agar tidak terdengar oleh Hasan dan suaminya yang tengah mengobrol di ruang keluarga.Hanum datang membuka pintu, "iya, Bu?""Ibu mau bicara, boleh gak Ibu masuk?" tanya Bu Pika bisik-bisik."Oh ya udah masuk aja."Bu Pika masuk ke dalam kamar Hanum, wajahnya terlihat resah dan bingung. Aldan sang menantu akhirnya bertanya."Kenapa, Bu?" "Begini Dan, Ibu ... lagi bingung, sebenarnya tadi ada penagih hutang ke rumah," katanya ragu-ragu seraya meremas jari-jari tangannya yang sudah dingin dan gemetar sejak tadi."Hah? Hutang apa?" Hanum kaget."Sstt! Jangan kenceng-kenceng! Nanti kakakmu si Hasan itu denger.""Ibu nih hutang bekas apa sih, Bu? Terus emang berapa hutangnya?" Cemas Hanum bertanya."Hutang bekas Ibu pinjam buat DP mobilnya Mas Fatih itu loh Num, hutangnya sih gak banyak cuma 100 juta, Ibu kira gak bakal cepet ditagih, tahunya setor
Read more
Pov Author
"Istrimu itu Tih, kurang ajar banget sama Ibu, kalau bukan anak orang kaya udah Ibu pecat dia jadi mantu," kata Bu Pika jengkel."Ya habisan Ibu nya juga sih maghrib-maghrib dateng ke sini cuma mau bikin kesel aja, panteslah Andin marah. Fatih juga males jadinya."Bu Pika terbelalak, dada yang tadi bergemuruh kembali terasa panas."Kamu kok jadi nyalahin Ibu juga sih?""Jelas aja dong Bu, coba kalau Ibu gak bikin ulah, mungkin sekarang kami adem-adem aja.""Ah ya udahlah, percuma juga Ibu ngomong sama kamu, sia-sia juga ternyata Ibu dateng ke sini, kamu sama aja kayak si Hanum, gak punya rasa kasihan sama Ibu," tandasnya.Bu Pika lalu bangkit dan melangkah tergesa keluar, niat hati ingin dikejar dan dihentikan oleh Fatih tapi nihil.Lagi-lagi Bu Pika harus gigit jari dan menahan rasa kecewanya saat anak-anak yang selama ini ia bangga-banggakan malah memberi rasa sakit ke dalam hatinya."Tih kamu gak mau antar Ibu pulang apa?" tanya Bu Pika lagi, saat sengaja ia menghentikan langkah di
Read more
Pov Author
"Jadi kamu mau bantuin Ibu atau enggak?" tanya Bu Pika kesal. Berkali-kali dirinya itu diperlakukan begitu oleh anaknya, lempar sana lempar sini, seperti sangat tidak ingin anak-anaknya itu membantu kesusahan sang ibu."Enggak Bu, kami 'kan udah bilang enggak," jawab Angga dengan suara lugas."Ya udahlah terserah," tandas Bu Pika seraya pergi dengan hati yang dongkol."Susah-susah pergi pagi-pagi begini ke rumah Alfa, ternyata sama aja hasilnya. Kenapa sih anak-anakku begitu? Baru aja minta bantuin bayar hutang, mereka udah ogah-ogahan begitu, gimana kalau ngurusin kematianku nanti? Apa mereka juga akan bersikap masa bodoh? Keterlaluan!" gerutu Bu Pika di dalam angkot."Tante?" Seseorang yang baru saja naik menepuk pundak Bu Pika. "Eh Jasmin?""Iya Tante," seru seorang wanita berpenampilan modis itu.Mereka lantas cipika-cipiki dan saling memeluk."Udah lama kamu gak main ke rumah Tante," kata Bu Pika."Iya Tante, gak enak soalnya, sekarang anak Tante yang mau dicomblangin sama Jas
Read more
Acara Selametan Rumah
PoV Hasan"Kalau Ibu udah males Ibu teh bisa pulang sekarang kok, tapi Asmi gak akan buru-buru mulai acaranya sebelum bapak Asmi datang," kata Asmi dengan suaranya yang lugas.Aku melongo, tumben-tumbenan istriku bicara begitu sampai wajah ibu terlihat sangat pias dibuatnya.Asmi lalu pergi ke belakang untuk mengambil makanan ringan yang belum disajikan.Sebetulnya aku ingin terbahak saat melihat Asmi bicara begitu pedasnya pada ibu. Astagfirullah emang aku ini durhaka banget, tapi biarkanlah siapa suruh ibuku bersikap begitu, datang ke acara kami bukannya ikut nimbrung mengobrol dan memperkenalkan diri pada mertuaku malah duduk pongah di pojokan, hadeh ibu ... ibu, entah kapan berubahnya ibuku itu, atau mungkin karena eyangku salah kasih nama? namanya kan PIKA, kalau kata orang Sunda tuh Pikasebeleun yang artinya nyebelin. Haha."Kak Hasan kok beli rumah bagus gak bilang-bilang?" tanya Hanum berbisik-bisik. Aku nyengir saja sambil menggeleng kepala.Kemudian Aldan juga bertanya."Ka
Read more
Gara-Gara Pingsan
"Bu, Bu, bangun, Ibu kenapa?" Aku mengusap-ngusap pipi Ibu."Eh kenapa ibumu itu San?" tanya Bapak seraya cepat mendekati kami."Pingsan, Pak." "Apa? Ibu pingsan? Bawa ke kamar tamu aja, A," kata Asmi.Segera aku menggendong ibuku ke kamar."Ya udah atuh ya sambil nunggu ibu sadar, silakan semuanya untuk menikmati hidangan yang sudah dipersiapkan," kata Asmi sambil mengekor di belakangku.Semua orang pun akhirnya menuju tempat prasmanan yang sudah disediakan di ruang keluarga."Kok bisa sih Ibu pingsan? Apa karena kecapekan?" tanya Asmi lagi seraya sibuk membantu menidurkan Ibu dengan nyaman di atas kasur."Gak Neng, bukan karena itu." "Terus?""Ibu kaget denger Neng ternyata adalah anak orkay," bisikku, Asmi cepat mencubit pahaku. "Bercanda terus, heran," dengusnya kesal."Aw sakit Neng.""Biarin.""Pake kayu putih, A," kata Asmi lagi."Gak bakal mempan, pake duit baru sadar.""Aa," kata Asmi sambil mencubitku lagi lebih kencang."Bercanda mulu atuh ih heran deh."Aku hanya cekiki
Read more
PREV
123456
...
19
DMCA.com Protection Status