Semua Bab Manusia 30 Triliun: Bab 21 - Bab 30
783 Bab
Bab 21
"Aku tidak peduli tentang gaya berpakaian atau apapun itu, aku merasa bahwa karakternya sangat baik" Kata Diandra sambil tersenyum."Apa yang baik!" Raya sama sekali tidak setuju dengan perkataan Diandra, lalu menatap ke arah Kevin dan berkata, "Aku tahu, kamu pasti melihat Diandra karena dia cantik, sehingga kamu datang hanya untuk menggodanya, apakah kamu masih tidak sadar dengan identitasmu sendiri? Aku peringatkan kamu, lain kali jangan berharap bisa dekat dengan Diandra!""Aku ..." Kevin berniat ingin menjelaskannya, tetapi ketika dia berbicara, dia malah tidak tahu harus berkata apa."Aku apa? benar-benar tidak tahu malu..." Tatapan Raya menjadi lebih tajam. Ketika melihat Kevin berhenti untuk berbicara, Diandra yang di samping menatap Kevin dengan tak berdaya.Ponsel Raya tiba-tiba berdering. Ketika Raya melihat nomor itu, dia tanpa sadar mengerutkan kening, lalu berdiri untuk menjawab panggilannya."Halo, kak ... Kamu jangan terlalu tertekan. Lagi pula, usiamu sudah tidak muda
Baca selengkapnya
Bab 22
Ada belasan orang di meja itu. Selain beberapa teman-teman Lisa dan teman-teman Kevin, ada juga beberapa orang asing, sepertinya mereka adalah temannya Lisa.Kevin perlahan berjalan ke meja dan beberapa orang mengarahkan tatapannya pada Kevin.Lisa yang sedang mengobrol kembali menoleh dan melihat bahwa Kevin juga ikut datang. Kesan penghinaan melintas di matanya, "Aku tidak meminta kamu datang ke sini bukan? Lupakan saja, suasana hatiku hari ini sedang bagus, aku biarkan kamu ada disini sekarang!"Setelah selesai berbicara, dia tidak menoleh Kevin, kemudian berbalik dan mulai mengobrol lagi. Pada saat ini, Kevin sudah tidak melihat wajah sedih yang ada pada Lisa seperti siang tadi.Kevin menghentikan langkah kakinya dan melihat Lisa dari belakang. Api kecil di hatinya sedikit membara.Sudahlah, bagaimanapun, masalah ini juga ada hubungan dengan dirinya dan juga dia senang telah membantunya. Singkatnya, dia juga tidak akan ada hubungan dengan Lisa untuk ke depannya, bahkan jika bertem
Baca selengkapnya
Bab 23
Saat Lisa memikirkannya, ayahnya sudah berbicara, "Putriku, bagaimana mungkin semua ini tidak ada campur tangan orang lain? Jika aku bisa mengatasi masalahnya sendiri, mungkin amarahku tidak akan sebesar tadi bukan? Lisa, ayah tadi pagi merasa sedikit khawatir dan mengatakan bahwa kamu akan ku kirimkan untuk menemani Rendi semalam. Maafkan ayah nak, tapi sekarang kamu tidak akan khawatir lagi karena keluarga Kusuma tidak akan mengganggu kita lagi ..."Kata-kata ayahnya membuat wajah Lisa malu karena semua perkataan ayahnya terdengar oleh teman-temannya."Apa yang ayah bicarakan, teman-temanku sedang mendengarkan ayah, mereka ada disampingku! Aku malu !"Wajah Lisa memerah, kemudian berdiri dan berjalan menjauh teman-temannya untuk melanjutkan percakapan dengan ayahnua di telepon."Ayah, apa ini bukan karena ayah saja? Apakah ada orang lain yang membantu ayah?" Lisa memastikannya lagi."Jika tidak ada yang membantu, bisakah aku membiarkan kamu untuk menemani Rendi selama satu malam ..."
Baca selengkapnya
Bab 24
Lisa menyalakan ponselnya, lalu mencari nomor Toni dan meneleponnya.Benarkah itu dia? Bisakah keluarganya menghubungkan koneksinya dengan ketua Anas?Ketika Lisa sedang merasa curiga, panggilannya sudah terhubung."Halo, Lisa, bagaimana dengan situasinya sekarang?" Tanya Toni dengan cemas."Apakah kamu yang membantuku?" Lisa bertanya sambil menantikan jawaban Toni."Setelah kamu menelponku, aku langsung meminta pertolongan pada ayahku. Ayahku bilang bahwa dia dan ketua Anas adalah teman sekelas dan dia langsung pergi ke kantor Perdagangan untuk berbicara dengannya, tetapi sekarang aku masih belum bertanya pada ayahku ..." Kata Lisa dengan tidak yakin."Sudah selesai, masalah ini sudah diselesaikan dengan sangat sempurna!" Lisa tersenyum lebar, "Toni, aku tahu bahwa itu kamu. Ayahku sudah bilang, bahwa ada orang yang mencari ketua Anas untuk mengurusnya. Toni, aku sangat berterima kasih padamu ...""Baguslah jika sudah selesai, ini cuma masalah sepele bukan?" Nada bicara Toni terdengar
Baca selengkapnya
Bab 25
Tatapan Kevin dari wajah memancarkan senyuman yang cerah wajahnya. Dia mengangguk dan meletakkan sendoknya, lalu berdiri dan berjalan pergi keluar dari restoran.Setelah berjalan keluar dari restoran, Kevin mengangkat kepalanya dan menatap langit malam sambil melamun. Hatinya dipenuhi dengan kepahitan. Andre dan teman-temannya keluar untuk menghibur Kevin. Kevin merasa terharu sesaat. Setelah mengobrol beberapa kata, dia membiarkan Andre dan teman-temannya kembali untuk lanjut makan.Kevin berjalan menyusuri gang kecil menuju ke kampus. Saat melewati beberapa pasangan, Kevin merasa sedikit kesepian. Dia sedikit menundukkan kepalanya dan melewati jalan kecil itu dengan cepat. Setelah memasuki kampus, dia berjalan menuju asrama. Setelah sampai di asrama, Kevin berbaring di atas ranjangnya sambil melamun. Tidak lama setelah itu, paman Angga meneleponnya."Tuan muda, penanggung jawab keluarga di wilayah Bengkulu, Beni sudah tahu bahwa Anda telah dilatih dalam uji pelatihan kemiskinan sela
Baca selengkapnya
Bab 26
"Oke, baiklah." Dengan adanya kejadian kemarin, Andre juga tidak memaksa Kevin untuk pergi. Dia berjalan keluar dari pintu kelas bersama Fadli dan Doni, kemudian melambaikan tangan pada Kevin, "Kami Pergi dulu!" Setelah mengatakannya, ketiga orang itu sudah tidak terlihat.Sedangkan Kevin juga berjalan keluar dari kampus, lalu memanggil taksi dan langsung pergi ke hotel dekat kampus.Hotel itu dapat dikatakan sebagai salah satu hotel termewah di kota Bengkulu. Meskipun berada di tengah gedung-gedung tingkat tinggi di daerah perkotaan, sebuah bangunan kaca persegi itu juga terlihat cukup mencolok. Di sekitarnya adalah lapangan hotel yang dipenuhi oleh segala jenis mobil mewah.Kevin berjalan menuju lobi hotel. Setelah masuk. Hotel ini mewah dan dihiasi oleh lampu kristal yang besar, sinar lampu yang berwarna emas, ubin lantai putih, karpet merah dan layanan staf yang sangat baik. Semuanya ini menunjukkan kemewahan dan latar belakang dari hotel termewah itu.Ketika menginjak karpet mera
Baca selengkapnya
Bab 27
Saat ini, lift juga kebetulan telah sampai di lantai atas. Begitu pintu lift terbuka, wanita cantik itu segera berlari menuju kamar mandi.Kevin menyentuh wajahnya yang panas dan sakit. Tamparan ini memang pantas dan Kevin tidak tahan untuk memikirkan perasaannya ketika dia meletakkan tangannya di dada wanita cantik itu.Kevin juga mengikutinya ke kamar mandi menunggu wanita cantik itu di depan pintu dan dia ingin meminta maaf padanya."Maaf, aku tadi tidak bermaksud seperti itu." Ketika melihat wanita itu keluar, Kevin segera bergegas ke arahnya untuk meminta maaf."Pergi! Jika bukan karena ada tamu penting yang harus kutemui pada hari ini, aku pasti akan membawa kamu ke kantor polisi!" Wanita cantik itu sama sekali tidak menerima permintaan maaf dari Kevin. Setelah selesai berbicara, dia mendorong Kevin menjauh dan menghentakkan sepatu hak tingginya meninggalkan Kevin.Kevin didorong sampai sempoyongan. Ketika wanita cantik itu sudah pergi, dia bergegas masuk ke kamar mandi untuk m
Baca selengkapnya
Bab 28
Klub? Jika ingin beristirahat, lebih baik untuk beristirahat di hotel saja. Jika harus di klub, takutnya ada yang mengenal Kevin."Tidak, aku tidak ingin di club." Kata Kevin dengan wajahnya yang memerah.Suasana hati Kiara yang panik sudah mereda setelah acara jamuan makan selesai. Ketika melihat ekspresi Kevin yang tersipu malu, dia juga menutup mulutnya sambil tertawa. Tuan muda ini sangat lucu.Beni mengangguk dan yang lainnya duduk sambil menatap Kevin. Tidak ada siapa pun yang berani berbicara.Ketika Kevin melihat meja yang penuh dengan piring, sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu hal, kemudian dia mengeluarkan ponselnya untuk melihat jam, ternyata sudah hampir sore."Tuan muda? Apakah ada masalah?" Tanya Beni dengan cemas. Tidak mudah baginya untuk melayani Tuan muda. Jika dia tidak melayaninya dengan baik, ini juga tidak baik untuknya. Jika hal ini terdengar kepada kepala keluarga sana, apakah dia masih bisa bekerja dan punya jabatan penanggung jawab di wilayah besar ini?
Baca selengkapnya
Bab 29
"Sudahlah, ayo kita pergi sekarang!" Kata Kevin dengan lembut. "Baik Tuan." Kiara menjawabnya dan pergi membawa mobilnya terlebih dahulu.Kevin mengeluarkan ponselnya dan menelepon Andre, "Kalian dimana?""Masih di rumah sakit, menemani Lisa."Kevin mengira bahwa mereka sudah kembali ke asrama. Jika hidangan di kotak makanan dibiarkan sampai malam, rasanya sudah tidak enak lagi.Kevin berkata, "Berapa nomor kamar Lisa, aku akan pergi kesana sekarang." Setelah selesai berbicara dengan Andre, Kiara juga sudah mengendarai mobilnya ke arah Kevin mari."Tuan muda, silahkan masuk!" Kata Kiara dengan manis pada Kevin. Kevin meletakkan kotak makanannya di kursi belakang, kemudian membuka pintu mobil kursi dekat Kiara dan duduk disebelahnya."Apakah Tuan akan pergi ke Universitas Bintang, Tuan muda?" Kiara menoleh dan bertanya pada Kevin.Pada saat ini, situasinya telah berbeda di mana keduanya berduaan di dalam mobil. Ketika melihat wajah Kiara yang cantik, Kevin merasakan sedikit tegang di h
Baca selengkapnya
Bab 30
Kevin datang menjenguk Lisa. Jika dia tidak membawa apapun, bukankah akan ditertawakan oleh teman-temannya yang sombong itu? Meskipun makanan ini dibawa untuk teman-temannya, tetapi Kevin juga hanya bisa berkata untuk membawanya kepada Lisa.Lebih baik membawa makanan daripada tidak membawa apapun bukan?"Haha, ini pertama kalinya aku dengar ada orang yang membawa nasi untuk menjenguk orang sakit.""Aku malah pernah mendengarnya, dan itu hanya ibu dari orang sakit yang membawa nasi. Lagipula, kamu itu mahasiswa. Jika datang membawa nasi, apakah kamu tidak merasa malu?"Beberapa teman Lisa mulai berbicara."Hei, ketika kamu datang membawa makanan ini, orang lain tidak ada yang melihat bukan?" Tanya Lisa dengan marah, sungguh memalukan jika teman sekelasnya datang membawa nasi untuk menjenguk dirinya."Ada banyak orang yang melihat." Kevin merasa sedikit tidak nyaman. "Sudah dilihat? Sungguh memalukan!" Lisa memalingkan kepalanya. "Apakah ada barang bagus yang dibawakan untuk Lisa?".Sa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
79
DMCA.com Protection Status