All Chapters of Istri Ketiga Mas Endara : Chapter 21 - Chapter 30
116 Chapters
Muncul Rasa Yang Berbeda
“Mas Endara tumben sendirian malam-malam di sini?”Suara itu membuat lamunan Endara buyar. Lelaki itu menoleh ke belakang dan tersenyum mendapati Dara menghampirinya.“Kok belum tidur?” tanya Endara.“Belum ngantuk Mas,” jawab Dara. Gadis itu duduk di samping Endara ikut memasukkan kaki ke dalam kolam yang sudah terasa dingin airnya.“Mbak Vega masih marah ya Mas?” Dara menatap Endara dengan wajah penuh rasa bersalah.Mendengar pertanyaan Dara membuat Endara tersenyum tipis lalu lelaki itu berkata dengan pasrah, “Yah, seperti itu lah.”“Vega itu wanita yang sangat pencemburu. Saat saya menikah dengan Afifa nyaris satu bulan penuh kita berdua tidak mengobrol. Saya pikir ketika menikah denganmu dia tidak akan cemburu, tapi nyatanya sama saja padahal dulu dia yang meyakinkan saya untuk menikah lagi.” Endara tersenyum miris dengan nasibnya seperti perahu kecil di tengah lautan.Tanpa sadar Dara menyentuh puncak Endara mengusapnya pelan untuk memberi sebuah kekuatan. Dara tahu betul apa ya
Read more
Kemarahan Vega
Keesokan harinya ….Vega terlihat sedang berjalan menghampiri Dara yang sedang mencuci piring di wastafel. Wajah perempuan itu masih terlihat belum bersahabat di depan semua orang. Rasa kecewa yang Endara berikan kepada Vega berimbas ke semua orang yang ada di rumah itu.“Ya ampun, Mbak Vega bikin Dara kaget saja.” Dara mengusap di mana letak jantungnya berada. Keberadaan Vega yang secara tiba-tiba di belakangnya membuat Dara sangat terkejut.“Senang kemarin bisa jalan berdua sama Mas Endara?” jelas sekali nada sindiran yang keluar dari mulut Vega.“Mbak Vega jangan salah paham dulu, kemarin Dara dan Mas Endara tidak ….”“Jangan menutupinya dariku, Dara! Kemarin saat pertama kali kamu kembali aku sudah tahu kamu dan Mas Endara sudah melakukannya kan?” ke dua mata Vega berkaca-kaca, tapi wanita itu mencoba untuk terlihat tegar.“M-Mbak ….” Dara nyaris tidak bisa berkata-kata, dari mana Vega tahu Dara sudah melakukan itu bersama Endara.“Jangan kamu pikir aku ini bodoh, Dara. Aku juga p
Read more
Dara Sakit
Satu bulan kemudian ….Satu rumah dibuat heboh mendengar kabar Dara sakit sampai demam tinggi. Nyaris Endara selama semalam penuh tidak tidur karena menunggu Dara yang sedang sakit. Afifa dan Vega juga ikut merawat Dara, tapi belum juga ada kabar baik.“Mas, sebaiknya Dara kita bawa ke dokter saja,” usul Vega. Usul yang sudah berkali-kali wanita itu utarakan, tapi Dara tidak mau juga dibawa ke rumah sakit.“Mbak, Dara baik-baik saja kok,” kata Dara, dengan suara paraunya.“Baik-baik saja bagaimana maksud kamu, Dara? Membuat semua orang yang ada di rumah ini khawatir, Mas Endara tidak tidur selama semalam suntuk, kamu kira semuanya baik-baik saja? jangan egois dan keras kepala, Dara, semua jadwal yang sudah Mas Endara susun sejak bulan lalu berantakan hanya karena kamu sakit!” Vega lepas kendali, karena sudah tidak ada lagi stok kesabaran di dalam hati wanita itu.“Cukup Vega! Tidak seharusnya kamu berkata kasar seperti itu sama Dara. Turunkan nada suaramu karena itu akan membuat Dara
Read more
Bab 24
“Mas, Dara sudah kenyang.” Tangan kanan Dara menjauhkan sendok yang terisi penuh oleh bubur yang diberikan rumah sakit. Rasa mual itu yang membuat Dara enggan untuk makan kembali.“Tapi kamu harus makan biar ada tenaganya,” kata Endara.“Kasihan yang ada di dalam sini kalau kamu tidak makan.” Lelaki itu mengusap permukaan perut rata Dara penuh dengan kelembutan dan kasih sayang.Tanpa mereka sadari, Vega sudah berdiri di sana sejak beberapa menit yang lalu, melihat semua kemesraan yang tercipta di dalam sana. Rasanya Vega ingin meruntuhkan dan membakar rumah sakit itu tanpa sisa. Vega benar-benar cemburu, apa lagi pada saat Endara mengusap permukaan perut Dara.“Tapi Dara benar-benar tidak bisa makan lagi, Mas, rasanya mual.” Lagi-lagi Dara mengeluhkan rasa yang sama. rasanya wajar untuk seorang ibu hamil mengalami mual dan muntah.“Baiklah, bubur ini akan saya habiskan.” Akhirnya Endara mengalah, dari pada lelaki itu harus melihat Dara menderita akibat mual dan muntah yang berkepanja
Read more
Bab 25
Kabar kehamilan Dara sudah menyebar ke semua keluarga, terutama keluarga Endara tanpa terkecuali. Sekarang Dara menjadi anak menantu kesayangan orang tua Endara, karena sudah lama mereka menantikan seorang cucu akhirnya sekarang terkabul juga doa-doa yang sudah dipanjatkan.“Dara, vitaminnya sudah diminum apa belum?” Julian tiba-tiba saja masuk ke kamar Dara, tanpa mengetuk pintunya terlebih dahulu. Kebiasaan itu sudah terjadi sejak kemarin, sebenarnya Dara kurang nyaman, tapi ketika Dara mau protes rasa takutnya lebih besar.“Sudah, kok Mah,” jawab Dara, senyumnya terlihat terpaksa.Julian duduk di tepian ranjang, wanita itu selalu menampilkan senyum penuh kebahagiaan setelah sekian lama hilang. Endara pun ikut masuk ke dalam kamar Dara ketika melihat sang mama berada di sana.“Mama sedang apa di sini?” tanya Endara, sambil mencium kening sang mama.“Mama hanya ingin menunggu cucu Mama saja,” jawabnya.“Cucu Mama akan baik-baik saja di dalam sana,” kata Endara.Mendengar percakapan a
Read more
Bab 26
Malam harinya, setelah makan malam selesai. Dara langsung masuk ke dalam kamar karena dirinya merasa lelah padahal seharian ini tidak melakukan pekerjaan berat. Rasa lelah yang Dara rasakan berbeda dari biasanya, mungkinkah karena faktor hamil muda?Suara ketukan pintu terdengar dan tidak berselang lama Endara masuk ke dalam kamar Dara membawa segelas susu rasa coklat di tangannya.“Tadi kamu belum minum susu ibu hamilnya ‘kan?” Endara duduk di tepian ranjang, memberikan susu buatannya untuk Dara.“Iya Mas, terima kasih.” Dara menerimanya dengan senang hati, lalu susu itu dihabiskan tanpa tersisa.“Wajah kamu terlihat lelah sekali,” kata Endara, mengamati wajah Dara yang terlihat sangat kelelahan.“Dara juga merasa seperti itu, Mas. Padahal Dara tidak mengerjakan pekerjaan berat,” ucap Dara.“Pengaruh bayi yang ada di dalam kandungan kamu. Itu tandanya kamu tidak boleh kelelahan.” Endara mengusap permukaan perut Dara yang masih terlihat rata dengan penuh kasih sayang. Terjadi kehening
Read more
Bab 27
Hari ini adalah jadwal Dara ke dokter kandungan untuk pertama kalinya setelah dinyatakan hamil beberapa waktu lalu. Sekarang Dara sedang bersiap di kamarnya dan Endara ikut menemani Dara di dalam kamar.“Jangan memakai rok yang terlalu ketat,” kata Endara, lelaki itu melihat rok yang dipakai Dara seperti tidak nyaman.“Tapi Dara nyaman Mas pakai rok ini,” kata Dara, menunduk melihat roknya.“Saya tahu rok itu sudah ada sejak awal pertama kali kamu datang ke sini. Cepat ganti! Saya tidak mau anak saya tersiksa di dalam sana karena kamu.” Setiap kata yang Endara ucapan penuh ketegasan karena Endara tidak mau anak yang ada di dalam kandungan Dara sekaligus calon ibunya tidak nyaman selama perjalanan nanti.“Iya deh Dara ganti roknya.” Dara melangkah kearah lemari dengan lesu. Padahal Dara sangat ingin memakai rok pemberian ibunya, tapi ya sudah lah.Endara menunggu dengan sabar di tepian kasur sambil memainkan ponselnya. Setelah beberapa menit menunggu akhirnya Dara keluar dengan rok yan
Read more
Bab 28
Tiga bulan kemudian ….Perhatian Endara untuk Dara semakin menjadi-jadi, dan semakin membuat Vega merasa iri dan cemburu. Seperti pagi ini, Endara rela cuti kerja selama beberapa hari untuk menemani Dara karena selama beberapa ini Dara perutnya sesekali terasa kram.“Dara, kamu itu semenjak hamil menyusahkan semua orang ya.” Vega berucap, berniat untuk menyindir Dara. Kebetulan sekarang Dara sedang berada di dapur sendirian, maka dari itu Vega memanfaatkan waktu untuk meluapkan kekesalannya.“Maksudnya Mbak Vega apa?” Dara menghadap Vega dengan raut wajah penuh tanda tanya.“Tidak usah berlagak polos, aku tahu isi otakmu itu rencana busuk semua.”“Mbak, Dara memang benar-benar tidak tahu apa yang Mbak maksud.”Vega meraih pisau kecil yang ada di sampingnya, sedikit memainkan pisau tersebut sampai membuat Dara bergidik ngeri. Ditambah lagi tatapan Vega seperti ingin menguliti Dara hidup-hidup akibat rasa bencinya kepada Dara sangat besar.“Semenjakkamu hamil, kamu itu sangat manja seka
Read more
Bab 29
“Mas.”Suara dari dalam kamar Vega membuat langkah Endara berhenti, kebetulan sekali pintu kamar Vega tidak tertutup, jadi Endara bisa langsung mengetahui yang memanggilnya adalah Vega sendiri.“Iya, sayang, kenapa?” Endara masuk ke dalam kamar Vega dan menghampiri istrinya itu yang sedang ada di pinggiran ranjang.“Mas, sini sebentar deh.” Vega menepuk-nepuk tempat di sampingnya meminta Endara untuk duduk di sana.Endara pun menuruti keinginan istrinya, lelaki itu duduk di sana menunggu Vega berbicara. Melihat suaminya sudah duduk di sampingnya, Vega mengambil ponsel untuk diperlihatkan kepada sang suami.“Mas, tadi aku kan nggak sengaja buka-buka sosial media, terus aku baca nama-nama bayi lucu ini,” kata Vega, penuh antusias memperlihatkan deretan nama baik laki-laki dan perempuan kepada Endara.“Dara kan masih lama melahirkannya sayang,” kata Endara. Bukan lelaki itu tidak menghargai perjuangan Vega mencari nama untuk anak yang ada di dalam kandungan Dara, tapi rasanya tidak pant
Read more
Bab 30
Endara menutup pintu kamar rawat Dara dengan gerakan perlahan agar tidak mengganggu istirahat Dara. Endara duduk di samping brankar rumah sakit, menatap wajah Dara yang terlihat pucat pasi. Lelaki itu masih merasa bersalah atas kejadian yang hampir melenyapkan nyawa calon buah hatinya. Tidak jarang juga Endara menyalahkan dirinya sendiri yang bodoh tidak bisa menjaga Dara dengan baik.Sambil terus menatap Dara, di dalam hati Endara selalu mengucapkan kata maaf atas kebodohannya. Endara semakin takut meninggalkan Dara sendirian, takut kejadian serupa akan terulang kembali.Perlahan kelopak mata Dara mulai terbuka saat wanita itu merasakan ada sebuah tangan yang mengusap punggung tangannya. Dara melihat sekeliling dan matanya terpaku pada sosok laki-laki yang sedang duduk di sampingnya yang sedang menunduk.“Mas.” Dengan suara yang parau Dara memanggil suaminya lirih. Atas kejadian yang baru saja menimpanya tadi membuat Dara merasa sangat bersalah karena ketidak hati-hatiannya hampir sa
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status