All Chapters of Kubalas Hinaanmu, Mas!: Chapter 31 - Chapter 40
195 Chapters
BAB 31 FITNAH
Fitnah Arini berdiri dengan wajah panik. Dia yang sedang beristirahat dan baru akan makan siang mendadak dipanggil ke depan karena ada keributan yang menyeret namanya.“Saya ingat sekali, tadi Mbak ini yang membantu saya membawa semua barang-barang. Mbak ini juga yang memberikan informasi tentang produk-produk yang sedang diskon.”Wulandari mengelus punggung Arini. Dia dapat merasakan tubuh Arini sedikit gemetar. Udara dingin dan perut yang lapar kemungkinan salah satu penyebab Arini terlihat begitu pucat. Ditambah juga dengan masalah ini, membuat wanita itu hanya bisa terdiam dan tampak kebingungan.“Setelah membayar semua belanjaan, Mbak ini juga yang membantu saya mengangkat barang-barang ke depan. Baru setelah dari sana, sopir saya yang mengangkut ke mobil.” Ibu-ibu yang mengenakan setelan blus biru dan celana kulot hitam itu membenarkan jilbabnya. Dia sedikit terengah-engah karena terbawa emosi.“Di perjalanan, saya memastikan lagi barang belanjaan. Takut kelupaan kalau-kalau ad
Read more
BAB 32 PERTOLONGAN YUDA
Pertolongan Yuda Arini terpaku menatap wanita yang masih bersikeras dengan pendapatnya. Matanya memanas dan hampir tak bisa menahan air matanya untuk luruh. Namun melihat Wulandari yang memintanya untuk tetap tenang membuat Arini merasa dia tidak sendiri. Wulandari tak berada dalam lokasi yang sama dengannya saat kejadian berlangsung. Tetapi melihat dia begitu gigih, hal itu menguatkan Arini untuk membela dirinya. Apalagi kondisi makin tak terkendali. Hilangnya barang belanjaan pengunjung baru kali ini terjadi. "Apa susahnya pihak swalayan ganti rugi. Toh hanya satu karton minyak. Jangan pelit, apalagi ini menyangkut nama baik dan tanggung jawab swalayan. Jangan sampai membela satu orang pegawai justru membuat tempat ini sepi," ucap seorang wanita lanjut usia yang sepertinya sudah terpengaruh dengan tuduhan waktu berblouse warna biru itu. Arini mengusap wajahnya kasar. Suara-suara sumbang itu mulai membuat mentalnya kacau. Di benaknya terbayang wajah Umi yang lagi-lagi harus dihad
Read more
BAB 33 KEPERCAYAAN UMI
KEPERCAYAAN UMI Arini mengusap wajahnya yang memanas. Ditatapnya bayangan dirinya di depan cermin. Wajah yang makin tirus digerus oleh tempaan nasib yang membuat hidupnya makin terombang-ambing. Meski masih terlihat jelas jejak kecantikannya yang tak luntur, namun siapapun sepakat bahwa Arini terlihat makin layu. Tak cukupkah derita hidupnya selama ini? Mengapa banyak sekali orang yang berlomba-lomba membuat mentalnya jatuh seperti ini? Apakah untungnya jika Arini mendapatkan kesialan yang bertubi-tubi?Umi sudah mendengar apa yang menimpa wanita itu sepulangnya dari urusan di luar. Dia langsung mendapat laporan dari orang kepercayaannya. Wanita itu langsung memanggil Arini dan meminta penjelasan dari karyawannya itu. "Sejauh ini Umi percaya dengan apa yang kau katakan, Arini." Kalimat singkat Umi Hasyim membuat Arini tak mampu menahan lagi sesak yang dia rasakan. Wanita itu terlampau baik padanya. Bahkan dia tak menunjukkan keraguannya sedikit pun. Arini tergugu. Apa yang menimp
Read more
BAB 34 PELAKU SEBENARNYA
Pelaku Sebenarnya Pagi ini suasana mendadak gempar. Kedatangan Arini ke swalayan disambut tatapan prihatin dari beberapa temannya. Desas-desus Umi berhasil menemukan pelaku sebenarnya membuat suasana menjadi sedikit berbeda dari biasanya. "Rin, jam rehat nanti dipanggil Umi ke atas." Wulandari yang hari ini berangkat lebih awal darinya mengatakan pesan yang dia terima untuk Arini. Wajah temannya itu langsung terlihat bingung."Tenang saja. Kau aman. Pelaku sebenarnya sudah ketahuan." Ucapan Wulandari membuat mata Arini terbuka lebar. Benarkah secepat itu Umi menemukan siapa pelakunya?"Lan? Serius? Siapa?" Arini mengikuti langkah kaki Wulandari yang tengah bersiap-siap di depan cermin besar di ruang belakang khusus karyawan. Wanita itu menoleh. "Mana aku tahu, Rin. Aku pun belum dengar, hanya dengar pelakunya sudah berhasil Umi temukan. Aku senang akhirnya namamu kembali bersih." Ucapan Wulandari membuat Arini terpaku. Wulandari paham dengan ekspresi kebingungan wanita itu. "Jan
Read more
BAB 35 MAAF DARI ARINI
MAAF DARI ARINI "Dewi. Ada yang ingin kau katakan?" Bidikan Umi langsung tertuju ke arah wanita itu. Dewi terlihat amat syok. Wajahnya pucat pasi. Tubuhnya bergetar hebat. Tak ada aksara yang keluar dari bibirnya. Wanita yang biasa menghadiahi Arini dengan kata-kata tajam itu mendadak kehilangan daya. Arini menatapnya tak percaya. Rista sendiri terlihat tak bereaksi. "Apa tujuanmu menyembunyikan belanjaan wanita itu?" Umi kehilangan kesabarannya. Dia tak lagi bisa menunggu sampai Dewi berucap jujur. "Umi? Apakah Umi menuduhku?" Umi menegakkan tubuhnya. Dewi terlihat berkelit padahal bukti yang sudah dia dapatkan mengatakan dengan sejujurnya. "Dewi, katakan sekali lagi. Apa tujuanmu melakukan hal memalukan ini?" Umi mengeraskan kalimatnya. Wanita yang terbiasa bersikap santun dan lembut itu mendadak seperti sosok yang lain. Tentu hal ini membuat Dewi ketakutan. "U-mi. Ini salah paham. Seseorang tengah memfitnahku!" Dewi menaikkan suaranya. Dia tak terima dengan tuduhan itu. Umi
Read more
BAB 36 DALANG SEBENARNYA
“Terima kasih.” Dewi mengucapkan terima kasih saat menyadari Arini melewati tempatnya berdiri. Wanita itu sedang membawa beberapa label harga yang harus diganti karena tanggal diskon sudah tidak berlaku lagi.“Sama-sama, Dew … tunggu!” Arini menahan tangan Dewi yang ingin pergi begitu saja. Terlihat sekali rekan kerjanya itu berusaha menghindarinya.Setelah saling bermaafan di ruangan Umi tadi, mereka bergegas kembali bekerja lagi. Umi akhirnya sepakat dengan keputusan Arini untuk memberi kesempatan pada Dewi. Umi hanya memberikan sanksi dengan memotong dua puluh lima persen gaji Dewi dan diberikan pada Arini sebagai kompensasi selama tiga bulan.“Aku tidak tahu kenapa kau sangat membenciku. Ini kesekian kalinya kau melakukan hal yang hampir membuat aku dikeluarkan. Kau ….”“Pada kenyataannya tidak ‘kan? Kau masih bekerja disini bahkan semakin menjadi anak emas.” Dewi menghentakkan tangan Arini. Dia menatap Arini sambil tersenyum sinis. Sungguh, dia muak dengan wajah polos yang selalu
Read more
BAB 37 KERJA SAMA JAHAT
Dewi mendengus kesal. Kalau tahu akan begini, mana mungkin dia mau membantu Diandra. Gajinya yang dipotong hampir sejuta setiap bulan tidak nutup dengan uang lima juta yang Diandra berikan.Diandra menjanjikan akan membayar Dewi sebesar sepuluh juta jika berhasil mengerjai Arini. Nominal yang sangat besar itu membuat Dewi tergiur. Dengan uang itu, dia bisa membeli kebutuhan rumah dan membeli mesin cuci yang sudah rusak sejak dua bulan lalu.“Kalau tidak mau uang ini, ya sudah. Baguslah aku jadi tidak keluar biaya.” Diandra menyimpan kembali amplop berisi uang ke tasnya. “Lagian, kerja nggak beres kok minta bayaran. Malu lah.”“Kalau Mbak membayar sesuai perjanjian, saya akan membongkar kalau otak kerusuhan ini adalah Mbak Diandra pada Arini. Saya juga akan mengatakan cerita ini pada Mas Yuda.” Dewi melipat tangan di dada. “Jangan salah, mantan suami Arini atau yang sekarang tunangan Mbak itu cukup sering mampir ke swalayan. Bahkan, tadi dia juga yang membantu Arini hingga rencana ini
Read more
BAB 38 KADO ULANG TAHUN NAYA
KADO ULANG TAHUN NAYAArini tersenyum bahagia saat mengecek saldo ATMnya sudah bertambah. Gajian yang amat dia tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Bahkan dia tak sabar menunggu jam kepulangan karyawan shift pagi. Kaki jenjang wanita itu melangkah ke arah booth ATM di sudut halaman swalayan. Dia tak mampu menahan senyumnya saat membayangkan Naya yang hari ini ulangtahun akan mendapatkan kue tart impiannya. Bayangan gadis kecilnya berjingkat riang membuat mata Arini sedikit basah. Kali ini keinginan amat sederhana dari putrinya itu mampu dia wujudkan. “Mama, Naya minta kue kuda poni,” ucap Naya saat Arini tengah mendekapnya menjelang tidur. Aroma minyak telon dari tubuh putrinya menjadi candu bagi wanita itu. Setiap malam Arini tak boleh absen mengoleskan cairan itu di sekujur tubuh Naya. Entah mengapa meski sudah dinyatakan sembuh, beberapa kali dalam seminggu anak perempuannya itu pasti mengalami demam hingga membuatnya menggigil. Satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah membalur
Read more
BAB 39 PERTEMUAN DI TOKO KUE
PERTEMUAN DI TOKO KUE Arini mengeratkan tangannya pada tali tas selempang yang dia gunakan. Hatinya tersayat, meski berusaha sekali untuk dia tutupi. Beruntung posisinya yang membelakangi pasangan tersebut memungkinkannya untuk tak terlihat oleh keduanya. “Mas, teman-temanku semua akan datang. Mereka sudah penasaran dengan konsep yang sudah kusiapkan matang. Jangan menghancurkannya dengan memilihkan kue jadul seperti itu! Ayolah, Mas! Jangan membuatku badmood seperti ini! Atau aku telepon Ibu?” Diandra menggunakan cara licik untuk menekan Yuda. Dia tau sekali Yuda tak bisa berkutik saat dia membawa serta nama ibunya. “Ayolah, Di! Jangan terus-menerus mengaitkan segala persoalan kita pada Ibu. Apakah kau tak kasihan padanya? Bukankah dia pun butuh ketenangan?” Diandra menghentakkan kakinya. Beruntung tak banyak pengunjung yang ada di ruangan tersebut hingga Yuda tak perlu menahan malu akibat perbuatan calon istrinya yang masih amat kekanakan itu. “Mas. Ibu pun ingin pesta ini lai
Read more
BAB 40 HANCURNYA KUE NAYA
HANCURNYA KUE NAYA “APA KAU BILANG?!” Diandra maju dan berjalan cepat ke arah Arini yang hampir saja sampai di pintu keluar. “Lepas, Mas! Dia harus diberi pelajaran. Apa maksudnya mengatakan aku seperti orang kesurupan dimanapun berada!” Diandra berusaha keras melepaskan cekalan tangan Aditya.Arini menggelengkan kepala melihat Diandra dan Yuda yang hampir terjatuh karena wanita itu terus memberontak. Dia memutuskan segera pulang saja. Tidak ada gunanya meladeni Diandra.“LEPAS!” Diandra berteriak kencang hingga membuat Arini menghentikan langkah. Wanita berbalik dan menatap Diandra yang berusaha sekuat tenaga melepaskan diri dari Yuda. “JANGAN PERGI DULU, HEH! DASAR MALING.” Diandra berteriak pada Arini yang sepertinya akan kembali melangkah.Beberapa pengunjung yang sedang memilih kue langsung menghentikan aktivitas. Kejadian itu lebih menarik perhatian mereka. Seingat mereka, pasangan yang sedang ribut itu tadi tampak romantis memilih kue ulang tahun saat pertama datang.“Asal Ba
Read more
PREV
123456
...
20
DMCA.com Protection Status