All Chapters of Biaya Pernikahan Mewah Adik Iparku: Chapter 11 - Chapter 20
69 Chapters
Resepsi Pernikahan
~Malam HariFarah yang masih sibuk dengan gawainya, karena baru saja memposting bab baru untuk novelnya. Sedangkan Raka yang berada di samping Farah sudah tertidur lelap, kemudian jari Farah masih asik berselancar pada layar gawai dan membuka sosial media instagr*m nya.Postingan Gita muncul pada beranda Farah, karena sebelumnya mereka memang saling follow. [Pelaminan ala Sultan, H-1] begitulah caption yang di buat oleh Gita. Farah mencebik saat membacanya, Gita jika sudah di sosial media memang berlagak Selebgram kaya. Padahal aslinya seperti itu. "Bahkan jasa Henna aja gak di bayar!" gumam Farah. **~Hari PernikahanSetelah subuh, Gita sudah di rias oleh MUA. Di resepsi pernikahan ini, Gita mewujudkan semua keinginannya. Menyewa MUA mahal, bahkan ia harus membayar 22 juta untuk jasa MUA dan gaun untuk resepsi nanti. Karena gaun yang ia jahit pada desainer, khusus untuk akad nikah.Pelaminan nya saja 55 juta, sesuai dengan rekomendasi Stella. Tidak hanya Gita yang di rias, kakak
Read more
Rumah Mewah
Pindah RumahWanita dengan penampilan modis dan sangat cantik, memanggil seseorang dengan nama "Waluyo"."Mbak cari siapa?" Tanya Saidah, mendekati wanita itu."Saya tengah mencari suami saya, namanya Waluyo!" jelasnya."Di sini enggak ada yang namanya Waluyo Mbak," jawab Saidah. "Ada, barusan dia nikah ini kan undangannya?" wanita itu mengangkat sepucuk undangan pernikahan, yang pada sampulnya ada foto prewedding Gita dan Pras."Itu kan Pras, suaminya keponakan saya mereka baru saja menikah!""Iya, dulu itu namanya Waluyo di ganti Prasetyo. Dia itu suami saya, keponakan kamu itu sudah dibohongi olehnya!" terang wanita itu lagi. "Cepet lo keluar Waluyo! Enak lo ya nikah lagi sama daun muda." teriak wanita itu lagi.Pras yang sangat mengenal suara wanita itu pun keluar dari kamar, Gita yang tadi menangis seketika terdiam. Ia pun turut keruang tengah menyusul suaminya, semua orang kini berkumpul melihat apa yang terjadi. "Nikah lagi, enak ya!" ucap wanita itu menatap Pras, dengan ta
Read more
Kepanikan
Kepanikan Gita"Waluyo, lo jangan enak-enakan ya di rumah ini..!" sentak Maharani pada Pras, yang sedang asyik bermain game."Sejak kapan kamu pulang?" tanya Pras, yang kaget dengan kehadiran istri pertamanya. "Kenapa, lo Kaget gue udah pulang? Besok Mama sama Papa akan datang kesini, jadi lo harus tunjukkin nih si pelakor!" ucap Maharani.Maharani dan Pras di jodohkan oleh Papa nya. Sebelumnya Pras itu adalah sopir keluarga Maharani. Saat itu, Pras sangat bisa mengambil perhatian Hendra, Papa Maharani, entah apa yang tela di lakukan Pras hingga Papa nya luluh dab baik padanya. Hingga Hendra memutuskan untuk menjodohkan nya dengan Putri semata wayangnya, yaitu Maharani. Sedangkan, Sherly, yaitu Mama Maharani, tidak pernah setuju jika putrinya dijodohkan dengan pria seperti Pras. Bukan karena pekerjaannya sopir tapi Sherly, merasakan firasat buruk tentang Pras. Dan Pras sangat tampak seperti penjilat.2 tahun sudah mereka menikah, namun Maharani tidak mau disentuh oleh Pras. Dia just
Read more
Farah
Farah BahagiaRetno yang lewat pintu belakang, berjalan menuju rumah Farah. Karena rumah mereka berjarak tidak cukup jauh, Retno bertekad bisa membujuk dan meminta bantuan Farah. "Semoga saja dia membuang sika keras kepalanya itu!" gumam Retno sembari berjalan dengan tergesa-gesa.Saat sampai di halaman rumah, Retno berpapasan dengan Raka. Ia baru saja pulang dari kantor, dengan membawa plastik bungkusan berwarna putih di tangan kanannya."Raka...!" panggil Retno."Ibu? Ada apa?" tanya Raka, yang heran melihat kehadiran Ibunya di rumahnya kini. Bukankah Ibu masih marah padanya dan Farah. "Kebetulan sekali Ibu mau menemuimu dan Farah," ucap Retno."Oh ya Raka. Apa itu yang kamu bawa ditanganmu?" telisik Retno dan melirik ke tangan Raka yang membawa bungkusan itu."Ini kue ulang tahun untuk Farah, hari ini Farah ulang tahun jadi Raka sengaja membeli kue untuknya," jawab Raka.Seketika Retno, memasang wajah sinis saat mengetahui jawaban Raka yang membawakan Farah kue di hari ulang tahu
Read more
Pencurian
PoV Farah[Akan ku ambil semua barangmu itu, yang seharusnya menjadi hakku!] balas Gita pada story WhatsAppku yang terbaru. Aku mengabaikan pesan dari Gita, hak apa yang dia maksud dasar wanita tidak war*s! Batinku lirih. Usai makan, aku langsung mengajak Bang Raka untuk pulang. Tapi aku tak berniat memberitahu apa yang di kirim Gita, padaku barusan. Pasti itu hanya bualannya.**Aku sangat senang untuk malam ini, Bang Raka mengajakku untuk makan malam di restauran seafood favoritku. Bahkan Bang Raka juga memberiku hadiah kembali, sebuah gelang setelah sebelumnya ia memberiku cincin emas. Banyak perubahan, yang telah Bang Raka tunjukkan pada diriku. Semoga perubahan ini untuk selamanya bukan sandiwara atau pura-pura semata. Aku juga tidak bodoh, belum bisa mempercayai Bang Raka sepenuhnya. "Far, Abang boleh tanya sesuatu?" tanya Bang Raka padaku, saat kami akan beranjak tidur. Kebetulan aku masih sibuk menggunakan masker untuk wajah."Tanya apa Bang?" sahutku dan masih sibuk menta
Read more
Amarah
Gita Di Penjara"Pak, sadar Gita itu anakmu dan ingin kamu penjarakan? Dan lebih memilih Farah yang tidak ada hubungan darah dengan kita!" ujar Retno, saat mendengar Dahlan mendukung keputusan Raka memasukkan Gita dan Stella ke penjara. "Bapak, apa tidak kasihan pada Stella. Bianca cucu Bapak masih membutuhkan Mamanya!" ucap Julian."Biar semua Raka yang memutuskan, kalian juga seharusnya sadar yang di perbuat Gita dan Stella sangat memalukan. Beraninya mereka melakukan tindakan kriminal di rumah saudaranya sendiri."Aku hanya mengambil hakku Pak, yang telah di kuasai mbak Farah!" ucap Gita.Dahlan mengangkat tangannya akan menampar Gita, namun ia sadar secepatnya dan mengurungkan niatnya."Gita, bagaimana cara berpikirmu? Hak apa yang kamu bicarakan, Farah itu istri Raka. Jadi dia berhak mendapatkan apapun dari suaminya, bagaimana bisa kamu berpikir jika semua itu adalah hakmu, kamu keliru..!" tandas Dahlan, geram melihat kelakuan Gita yang sudah melewati batas."Lebih baik kita baw
Read more
Terjebak
PoV Sagita (Gita)Keterlaluan Bang Raka, dia memenjarakan aku dan Mbak Stella. Karena kami tertangkap basah sedang mencuri dirumahnya, sial! Dulu aku tidak terlalu membenci Mbak Farah, aku dan Ibu hanya meminta uang pada Bang Raka, untung saja Abangku itu selalu memberiku dan Ibu uang. Separuh gajinya di berikan pada Ibu, dan setiap bulan aku juga di beri jatah sendiri sebanyak 1 juta tanpa sepengetahuan Mbak Farah. Uang itu kami gunakan belanja, setiap bulan membeli baju baru, beli Skincare, untuk aku dan ibu shopping setiap bulannya. Aku dan ibu bebas menggunakan uang Bang Raka semau kita.Bapak sebenarnya selalu memarahi kami, yang meminta uang pada Bang Raka namun aku dan ibu tetap memintanya, diam-diam tanpa sepengetahuan Bapak Bang Raka juga tidak pernah mengatakannya pada Bapak karena dia lebih memilih berpihak padaku dan ibu dibanding pada istrinya itu.Lagian itu memang hak kami bukan, sebelum Bang Raka menikah uangnya memang harus untuk ibu dan aku bukan untuk Mbak Farah.
Read more
Biang Masalah
Retno Terpuruk"Jangan tahan Abang Far..!" cegah Raka."Kita lihat dulu di rekaman cctv Bang, benar gak pelakunya Bang Julian. Jangan gegabah begini, nanti bisa jadi Boomerang untuk kita," ucap Farah.Mendengar ucapan Farah barusan, membuat Raka menghentikan langkahnya. Dia baru teringat jika di rumah nya kini, sudah du pasang cctv oleh Farah. "Sekarang kita lihat rekaman cctv itu," ajak Raka. Mereka berdua kemudian masuk kedalam rumah.Saat rekaman cctv bagian luar di putar, benar saja dugaan Raka. Pelakunya adalah Julian dan Nando, kedua Abangnya itu telah memecah kaca rumahnya."Benar kan dugaan Abang, kalau mereka pelakunya! Bangs*t memang mereka, mau main-main dengan aku!" umpat Raka."Abang mau kemana?" tanya Farah saat Raka akan pergi."Kali ini kamu gak ada alasan lagi, untuk menghalangi Abang!" jawab Raka dan meneruskan langkahnya. Farah, menjadi bimbang dia tidak bisa mencegah Raka untuk pergi menemui abangnya.Dengan langkah tergesa, Raka menuju rumah sang Ibu. Ia yakin j
Read more
Raka
PoV RakaBapak memberiku sertifikat kebun sawit, yang memang akan menjadi bagian untukku. Tapi sebenarnya aku belum menginginkannya tapi aku tahu posisi Bapak, ia terdesak karena Ibu meminta untuk menjual kebun itu dan membayar semua biaya pernikahan Gita. Aku kasihan pada Bapak, yang nampak tertekan karena Ibu dan saudaraku. Begitu teganya Ibu, memperlakukan Bapak seperti ini padahal Bapak selalu baik dan sabar terhadap tingkahnya. "Raka, besok kita balik nama sertifikat ini di notaris. Bapak yang akan menemanimu dan memberi surat kuasa," ucap Bapak padaku. Aku mengangguk "Baik Pak," jawabku."Di minum Pak," Farah datang membawakan menyuguhkan secangkir teh dan cemilan untuk Bapak. "Makasih Far, besok kamu ikut Raka dan Bapak ya untuk balik nama sertifikat itu di notaris," ucap Bapak pada Farah."Iya Pak, Farah akan ikut," sahut Farah. "Oiya, Bapak belum bilang jika Ibumu masuk rumah sakit tensi darahnya naik," ucap Bapak.Jujur aku kasihan saat mendengar kondisi Ibu "Apakah Rak
Read more
Ternyata
Kebusukan Pras!"Abang udah minta bantuan ke orangtuamu, tapi Ibu sama Bapakmu juga abis ketipu," ucap Julian pada Stella."Ketipu gimana?" Stella shock mendengar penjelasan sang suami."Orangtuamu investasi pada temannya, tapi ternyata temannya itu penipu dan membawa kabur uang semua orang! Jadi orang tuamu harus mengganti uang semua orang yang tertipu karena orang tuamu yang mengajak mereka bergabung pada investasi itu!" "Keadaan mereka juga sedang sulit kini," ucap Julian kembali. "Tidak mungkin orang tuaku bangkrut!" Stella berujar tak percaya, dia tidak sanggup menerima kenyataan jika orang tuanya yang kaya raya itu bangkrut."Tapi itulah yang terjadi," ucap Julian menghembuskan nafasnya kasar."Ya sudah Mas, lupakan duku tentang apa yang terjadi pada orangtuaku. Kini aku minta, kamu jual saja kebun yang diberikan orang tuamu, untuk membebaskan diriku dari penjara ini, aku tidak mau Mas berlama-lama disini!" pinta Stella."Tapi itu kan satu-satunya warisan yang aku punya!""Bag
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status