All Chapters of Biaya Pernikahan Mewah Adik Iparku: Chapter 21 - Chapter 30
69 Chapters
Karma
Musibah Untuk Pria Mata KeranjangKetika sedang dalam jalan pulang, Farah melihat Bapak mertuanya sedang berjalan membawa tas jinjing. "Bapak, mau kemana bawa tas?" tanya Farah menghampiri."Bapak mau kerumah Saidah, Far," jawab Dahlan.Farah yakin, pasti Bapak mertuanya sedang ada masalah dan pergi dari rumah atau dia di usir? Apa iya Ibu setega itu. Batin Farah."Ada apa apa Pak? Ikut Farah saja kerumah. Setahu Farah, Bik Saidah sedang pergi kerumah nenek buyut dan menginap di sana," jelas Farah, dia tahu tadi jika Bik Saidah pergi dari sore tadi bersama keluarganya. Dahlan mengangguk dan mengikuti Farah untuk kerumahnya, raut wajah sedih terpancar dari wajah sang Bapak mertua. Pasti Retno berulah lagi. Mereka tiba di rumah, Raka menoleh kearah sang Bapak. Ia kaget kenapa Bapaknya membawa tas di tangannya saat malam seperti ini, apa yang terjadi? Batin Raka."Bapak? Kenapa malam begini bawa tas?" tanya Raka penasaran."Tadi Bapak pergi mencari Pras, tapi di saat Bapak pulang, Ibu
Read more
Mengamuk
Stella mengamukSetelah di usir oleh Maharani plus mendatangi Anita untuk mendapatkan tempat tinggal baru."Jadi kamu ingin tinggal bersamaku disini Mas?" ucap Anita dan menyilangkan tangannya di depan "Ada apa dengan tempat tinggalmu Mas?" tanya Anita kembali."Rumahku direnovasi, jadi aku tidak suka menempatinya jika banyak orang yang bekerja,""Tidak masuk akal, aku sudah tahu semua tentangmu! Kamu sudah mempunyai istri bukan, dan aslinya kamu itu kere. Kamu pikir sekarang bisa memanfaatkanku!" ujar Anita, yang ternyata sudah mengetahui semua tentang Pras."Semua itu tidak benar, kamu jangan mempercayai orang yang di restauran itu!" ujar Pras."Aku sudah menyuruh orang, untuk menyelidikimu. Tidak usah berkilah lagi, pergi kamu dari sini..!" Anita masuk kedalam rumah, dan menutup pintunya dengan kasar.Pras terkejut dan terkesiap oleh perlakuan Anita, wanita yang akan ia jadikan cadangan jika nanti di usir oleh Maharani, kini justru sudah mengetahui segalanya sebelum ia mendapatkan
Read more
Retno
Giliran NandoSetelah mengirim pesan itu, kepada beberapa teman dunia maya nya ia pun tertidur pulas karena ia juga keletihan. **~Pagi HariRetno melihat kalender, ini sudah tanggal muda, uang pensiunan sang Suami biasanya di transfer pada tanggal ini. "Bapak pasti sudah gajian!" gumam Retno, antusias. Ia pun masuk kedalam kamar dan mencari kartu ATM milik Dahlan yang biasa ia letakkan di dalam laci lemari di samping ranjang tidurnya. Retno membuka laci itu tak sabaran, tapi ia tak melihat kartu ATM di sana. "Biasanya di sini kok gak ada sih!" gerutunya. Retno mencoba mencari ke sudut bisa saja nyelip namun nihil tidak ketemu. "Kemana sih ATM itu..!" Retno menggerutu karena tak kunjung menemukannya. Uang di dompet sudah menipis, hanya tinggal selembar 20 ribuan. "Bu, kok belum ada makanan sih! Gita lapar," teriak Gita di depan meja makan, agar sang Ibu mendengarnya.Retno yang mendengar teriakan Gita, menghampiri putri kesayangan itu."Kenapa Nak?" ucap Retno. "Gita lapar, ma
Read more
Musibah
Musibah Untuk Retno"Gita, jangan cegah Ibu. Itu motor Abangmu masih baru beli cash lagi!" ujar Retno."Biarin aja deh Bu, Hitung-hitung untuk melunasi hutangku. Anggap aja itu bantuan dari Bang Nando!" ucap Gita enteng."Jika Ibu lebih memilih membela Bang Nando, berarti Ibu sudah tak peduli padaku. Aku tak akan menganggap Ibu lagi!" ancam Gita, Retno yang hanya mendengar ancaman itu nyalinya menciut dan menuruti kemauan Gita. Dengan pasrah Retno menatap motor baru milik Nando, di bawa oleh para bodyguard Anggun.Gita menghempaskan tubuhnya ke sofa, dan kembali sibuk dengan ponselnya seakan tak ada masalah yang terjadi. Namun Gita tercengang saat melihat story Sisil yang mengunggah pesan mereka pada story IG. "50 Ribu gaes, di tagih sama sosialita halu!" begitulah caption yang di tulis oleh Sisil, ia menyinggung pasal uang 50 ribu itu. "Sh*t..! Sisil awas lo." Gita mengumpat karena unggahan Sisil semakin banyak aib yang orang ketahui tentang dia. "Git, gimana jika Abangmu marah?
Read more
Menuntut Jawaban
Pria Idaman Lain?Farah menyusul Raka dan Bapak mertuanya, kebakaran telah terjadi jam menunjukkan pukul 10 malam. Warga berbondong-bondong berlari kearah rumah Retno untuk membantu memadamkan api, terdengar suara sirine mobil pemadam kebakaran datang. Semua tenaga di kerahkan untuk memadamkan api, yang telah melahap separuh rumah. Tampak Retno menangis tidak jauh dari lokasi rumahnya, para tetangga mencoba menenangkan dirinya. "Ibu dan Gita gak apa-apa kan?" Dahlan mendekati Retno, yang masih shock dengan kejadian itu. "Pak, rumah kita udah kebakar. Gimana ini Pak, Ibu dan Gita mau tinggal di mana lagi!" isak Retno menangis di pelukan Dahlan sang suami. Dahlan mengusap pundak Retno, agar meredakan tangisannya."Nanti itu bisa kita pikirkan, yang penting api itu padam dulu. Dan Ibu sama Gita gak terluka itu paling penting," ucap Dahlan, yang masih penuh kepedulian pada anak dan istrinya namun mereka berdua selalu saja membantah. "Gita ada di rumah Mbak Rahayu, dia tadi pingsan P
Read more
Hampir Terungkap
Hampir TerungkapRetno mulai terisak, ia menangis."Mulai deh air mata palsunya di keluarkan! Sudah hapal aku sama sifatmu, jika sudah tersudut nangis!" cerca Saidah yang merasa muak melihat Retno mengeluarkan jurus andalannya."Aku sakit hati di tuduh seperti ini," ujar Retno di sela tangisan nya."Tidak ada yang menuduhmu, ini sudah jelas. Di video itu kamu sedang bermesraan dengan pria lain! Bu, kali ini jujur sama Bapak, siapa pria itu kenapa Ibu di kasih uang olehnya bahkan kalian terlihat mesra!" ujar Dahlan."Dia hanya teman Ibu, kami baru bertemu kembali saat itu. Ibu hanya meminjam uangnya, ini juga semua karena Bapak yang lepas tangan akan masalah terjadi. Ibu terlilit hutang Bapak tidak mau membantu, ya sudah Ibu minta tolong saja padanya!" ucap Retno berkilah, kini justru balik menyudutkan suaminya. "Semua ini terjadi karena Gita, kemana suamimu itu Git? Apakah dia tidak mau membayar semua hutang," tanya Dahlan pada Gita."Gita juga tidak tahu dia ada dimana! Tiap di tele
Read more
Dibuat Miskin
Di Buat Miskin"Kita tunggu dulu Far sampai 10 menit mereka di dalam, jika mereka memang melakukannya kena mental Ibu mertua kita saat di grebek nanti!" ucap Stella."Ok Stell, kita tunggu di sini! Aku juga sudah menghubungi Bang Raka untuk menyusul dengan Bapak," jawab Farah.Stella mengangguk, ini akan menjadi hal yang seru saat Retno di grebek sedang nananina bukan dengan muhrimnya, bahkan saat usia mereka tidak muda lagi. **Setelah menunggu untuk beberapa waktu, Stella mengetuk pintu kamar yang menjadi tempat Retno bersama prianya itu. Tok... Tok... Stella mengetuk namun belum ada respon dari dalam, kemudian ia mengulangi lagi. "Farah, di mana Ibu?" Raka baru saja datang bersama Dahlan. "Sedang di dalam kamar itu!" Farah menunjuk kamar Retno, di sana ada Stella yang sedang mengetuk pintu. "Astagfirullah Ibu, apa yang ia perbuat," ucap Dahlan, tak menyangka istrinya akan berbuat sejauh ini. Pintu akhirnya terbuka, Pria itu yang membukanya. "Ada apa Mbak?" tanya pria berkumi
Read more
Pria Tampan
Pria Tampan Untuk GitaRetno dan Junaedi menuju rumah kedua milik pria itu."Kamu bod*h Jun, masa hartamu di rong-rong sama Ammy, kamu tidak tahu!" ujar Retno sinis, kini perasaan nya kacau balau mengetahui kecerdikan Ammy. Pasti wanita itu sedang berfoya-foya dengan uang yang ia dapatkan, sedangkan Retno belum mendapatkan apapun. Tinggal di rumah mewah itu juga gagal, apes! Begitulah pikir Retno, ia ketiban apesnya Junaedi. "Jangan lancang kamu ya, bilang aku bod*h..!" ucap Junaedi memarahi Retno. Retno memutar bola matanya malas, menanggapi ucapan Junaedi barusan. Di dalam perjalanan pikiran berkecamuk, beruntung jika rumah Junaedi masih selamat namun jika sudah di jual oleh Ammy juga, bisa apes dua kali dia. Sedangkan untuk balik ke Dahlan, pasti dia akan malu.Setibanya di rumah itu, Junaedi keluar dari dalam mobil dan mencoba membuka pacar rumah yang cukup rendah. Kemudian ia mencoba membuka pintu menggunakan kunci yang ia punyai, namun kuncinya tidak berfungsi.Tak berapa la
Read more
Teguran
Kehamilan Farah, Mala Petaka Retno"Terlambat aku sudah terlanjur sakit hati!" Ozan akan melakukan aksi nya namun Gita menendang bagian sensitif tubuh Ozan dan mencoba berlari dari terkaman pria itu, ia bak serigala yang lapar. Ozan dengan cepat mengejar Gita, namun Gita berlari dengan cepat dan berhasil mencapai pintu depan."Mau kemana? Pintunya aku kunci!" ujar Ozan menyeringai.Gita mengambil botol yang tergeletak di lantai, dan memecah kaca depan rumah Ozan. Setelah berhasil memecah dia melempar botol itu kearah wajah Ozan, Gita berhasil keluar, walaupun kakinya terluka tertusuk pecahan beling.Gita mencabut beling itu, darah segar mengalir dari telapak kakinya. Dengan menahan perih Gita tetap berlari sebisa mungkin, Ozan menyusulnya saat berada di pagar namun Gita berteriak."Tolong.... Tolong...!" teriakan Gita memancing perhatian warga sekitar, dan menghampiri mereka berdua."Ada apa Mbak?" tanya seorang warga."Dia mau memperkos* saya! Tolong Pak..!" ujar Gita.Ozan seketika
Read more
Dapat Bagian
Semua mendapat bagianPOV FarahBapak terduduk lemas, menunggu operasi yang Ibu mertuaku jalani, bagaimana pun ia berharap agar operasi itu berhasil."Bagaimana keadaan Ibu?" tanya Stella padaku, ia datang sendirian karena katanya Julian masih bekerja dan tak bisa di tinggalkan sedangkan Bianca ia titipkan pada orangtuanya. "Ibu harus di operasi, karena mengalami pendarahan otak," jawabku."Aku yakin ini karma untuknya!" ujar Stella lirih.Aku melirik pada Stella, tampak ia biasa saja tak ada kesedihan yang ia tunjukkan. Mungkin karena Ibu yang seperti itu, apalagi setelah kejadian di hotel yang membuat kami semua marah dan jijik melihat Ibu.Baru saja kemarin ia bilang akan menikah dengan selingkuhan nya, yaitu ayah kandung Gita tapi hari ini Ibu kecelakaan dan pria itu tak ada bersamanya. Apa yang terjadi di antara mereka? Semua kacau, terlalu banyak masalah yang terjadi. Aku ingin ketenangan bukan masalah terus menerus seperti ini. "Far," Bang Raka menghampiriku sambil menyerah
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status