All Chapters of Biaya Pernikahan Mewah Adik Iparku: Chapter 41 - Chapter 50
69 Chapters
Melamar Siapa
Melamar Wanita Lain"Mau kasih kado apa ya Bang, yang bagus untuk pernikahan, Namira nanti?" tanya Anna, pada Nando.Nando mengalihkan perhatian nya dari ponsel. "Kasih uang aja, dari ribet bawa kado," jawab Nando."Aku mau ngado juga, Bang!" ucap Anna, sembari memikirkan kado apa yang bagus untuk du bawanya."Repot banget sih kamu! Segala mau bawa kado untuk adiknya, Farah!" ujar Retno yang muncul dari belakang, dengan nada sinis. Anna, memutar bola mata malas. Saat mendengar ucapan mertuanya yang ikut nimbrung pembicaraan mereka."Kamu tahu gak, kalau Namira sudah hamil duluan!" ucap Retno, mulai bergosip."Ibu, kata siapa? Jangan sembarangan, nanti jatuhnya fitnah!" sahut Anna, tak percaya dengan gosip murahan, yang di sampaikan, Retno."Ibu lihat sendiri, dia pakai baju kebesaran terus. Dan wajahnya lemas seperti orang sakit!" tandas Retno."Dia kan memang berhijab, wajar pakai jilbab panjang. Dan juga sola lemas, mungkin Namira, memang sedang tidak enak badan!" timpal Anna, ia t
Read more
Sahabat Pelakunya
Sahabat Dekat PelakunyaGita menangis, ia tidak tahan mendengar kabar Aldo melamar seorang wanita. Bukan kah mereka sudah sepakat untuk menikah, tapi Aldo mengkhianati dirinya. "Mbak, jangan nangis di sini. Lebih baik Mbaknya, pulang dulu biar tenang," ujar Security, memberi saran pada Gita. Ia kasihan juga melihat wanita itu."Enggak Pak, saya gak mau pulang sebelum bertemu Aldo. Saya akan menunggunya hingga pulang!" jawab Gita."Mereka mungkin masih lama pulangnya, Mbak!" "Tetap saya tunggu, izinkan saya menunggu nya di teras ya. Boleh masuk gak?" tanya Gita."Aduh gimana ya," Security itu bingung."Ayolah Pak, izinkan saya menunggu di situ. Di sini terlalu dingin!" ucap Gita.Akhirnya Security itu merasa kasihan, dan membuka pagar rumah Aldo, yang tinggi.Gita berjalan masuk, dan duduk di teras rumahnya. Ia masih menangis dan sesekali mengusap air matanya menggunakan lengan baju yang ia kenakan.Gita melihat ponselnya, jam sudah menunjukkan pukul 21.00 malam. Ia membuka Whatsapp
Read more
Mana Yang Benar?
Ternyata Ulahnya"Gita, harusnya kamu bisa jaga diri. Kenapa semudah itu kamu tidur dengan pria!" ucap Nando, yang menyesalkan perbuatan Gita."Aku di jebak, Bang. Dia kasih aku minuman yang ternyata di campur obat tidur jadi aku, gak sadar Bang," jelas Gita."Bej*t memang, Aldo!" Nando mengepalkan tangannya, karena emosi mendengar penjelasan, Gita.**Kabar tentang kehamilan Gita, kini sudah sampai ke telinga Stella. Anna sengaja datang kerumah Stella, setelah belanja dia mampir mendatangi kakak iparnya. "Bahkan Ibu bilang, mau potong lidahnya, Mbak!" adu Anna."Ketulah kan! suruh dia potong lidah," ujar Stella, sambil mengaduk bubur kacang hijau yang sedang ia masak."Aku sih mau ngomong begitu, biar Ibu ingat. Tapi semalam kan suasananya lagi sedih, aku sedikit kasihan lihat Gita. Dia nangis terus Mbak, wajahnya pucat kasihan bener!" jelas Anna."Semoga aja Gita berubah ya setelah ini, memang kasihan dia. Udah di hamilin cowoknya malah tunangan sama wanita lain dan itu sahabat nya
Read more
Menuju Akhir
Menuju AkhirPernikahan Namira berlangsung hari ini, pesta resepsi pernikahan sangat meriah. Apalagi yang mengadakan resepsi itu dari pihak pengantin pria yang kaya raya.Gita dan Retno juga ikut hadir, dia datang bersama Nando dan Anna. Gita memasuki gedung pernikahan itu dengan tatapan iri, saat melihat dekorasi nya yang mewah."Bu, aku juga mau resepsi seperti ini nanti!" ujarnya pada Retno."Ya, kamu minta sama Aldo dan orangtuanya. Minta pesta begini jika perlu lebih mewah dong," ujar Retno, ia menggunakan masker karena lidahnya sedang sakit. Pikiran Gita mulai bermain, ia semakin berhasrat ingin mengadakan resepsi kembali di pernikahan keduanya. Mereka mendekati pengantin, Gita melihat Namira dari atas sampai bawah. Melihat gaun yang di kenakan Namira itu gaun mahal, batin Gita. "Ini gaun sewa ya? Gak mungkin di jahit khusus untukmu, beda banget sama aku. Dulu gaunku di rancang khusus bukan sewa!" cercanya."Git, yang sopan. Baru saja datang bukannya beri selamat malah enta
Read more
Kesialan
Bab 45Gita mengaduh kesakitan, Ningsih menutup mulutnya karena merasa bersalah membuat Gita terjatuh. Gita merasakan ada sesuatu yang mengalir, ada tetesan darah. "Bayiku..," tangis Gita pecah, melihat darah yang mengalir.Ningsih berteriak, memanggil Hendri, untuk membawa Gita ke dalam mobil. "Hendri, cepat kamu bawa di ke dalam mobil. Saya akan minta Pur, segera menyiapkannya," ujar Ningsih, panik. Dia harus segera membawa Gita, ke rumah sakit. Gita, hanya pasrah karena ia sedang merasakan sakit yang luar biasa di perutnya.Pur, sopir keluarga Aldo, melajukan mobil dengan kecepatan yang lumayan tinggi agar segera sampai.Ningsih, memeluk Gita, yang sedang merasakan sakit."Tahan ya, kita sebentar lagi sampai!" ujar Ningsih.Gita menggigit bibir bawahnya dengan kuat, keringat mulai bercucuran dari dahinya. ***Ningsih mondar mandir, di depan ruangan Gita. Ia sedang di tangani dokter. Aldo datang menyusul mereka."Gimana, Bu?" tanya Aldo, khawatir saat melihat raut wajah Ibunya
Read more
Ibu Hamil Cemburu
Ibu Hamil Yang CemburuGita, baru saja mendapat kabar dari temannya, yang bernama Bella. Ia memberitahu ada lowongan pekerjaan, di sebuah toko baju. Gita sangat antusias, ia rela bekerja apapun tak ingin selalu mengandalkan saudaranya. Jika dia bekerja nanti, Gita berniat untuk menyewa jasa seseorang untuk mengurus sang Ibu. Dan dia bisa fokus mencari uang, dan bisa mengumpulkan uang untuk membangun rumahnya sendiri. Itu lah keinginan Gita, ia ingin mandiri. "Bu, doain Gita di permudah ya urusan hari ini dan dapat kerja," ujar Gita, pada Retno yang sedang menatap keluar jendela. Ia tak merespon ucapan Gita, seperti biasa masih saja bersikap dingin."Ya sudah Bu, Gita pergi. Ibu jangan terlalu membuat repot Mbak Anna," ujar Gita, kembali dan meninggalkan Retno di dalam kamarnya. ~~~"Mbak, aku mau ketemu Bella. Ada kerjaan katanya, titip Ibu ya," ujar Gita."Iya Git, tenang aja. Semoga lancar ya, dan kamu cepat dapat kerja! Mbak doa kan yang terbaik," jawab Anna."Amin, makasih ya
Read more
Pesan Menyapa
Pesan MenyapaFarah, tak bisa tidur. Ia terus saja memperhatikan wajah Raka, jika di lihat wajah suaminya memang tampan dan masih sanggup memikat wanita."Tak mungkin Bang Raka, ada main sama wanita lain!" gumam Farah, ia yakin jika Aisyah, sengaja menganggu suaminya.***Gita terbangun, dia mimpi buruk. Dengan cepat Gita turun dari ranjang, dan berjalan menuju kamar Ibunya."Bu," ujar Gita sambil menyalakan saklar lampu kamar."Syukurlah, hanya mimpi buruk." ucap Gita lirih, mengelus dadanya. Ia bermimpi jika sang Ibu meninggal dan terasa sangat nyata. Gita berjalan mendekati Ibunya, ia mengusap lembut rambut sang Ibu. "Ibu, Gita harap Ibu bisa berubah sebelum terlambat." ucap nya lirih dan tak tahan menahan tangis. Gita takut, ia amat takut Ibunya pergi sebelum ia belum berubah. Gita masih ingin melakukan banyak hal, dan bisa membuat Ibunya bahagia menggunakan uang hasil jerih payahnya sendiri.~~~~~Gita, menata kembali pakaian yang tadi di lihat oleh pembeli."Gimana, kamu betah
Read more
Tetangga Baru
Pindah Depan RumahMata Farah menyipit kearah depan rumahnya, tampak ada tetangga baru yang menempati rumah di depan itu. Beberapa orang sibuk hilir mudik masuk keluar rumah, Farah bisa melihatnya karena pagar rumah itu terbuka.Rumah itu cukup besar, namun sudah 1 tahun kosong dan kini sudah di tempati seseorang. Tampak Stella, berjalan keluar dari dalam rumah besar itu.Stella berjalan mendekati Farah, saat melihat adik iparnya itu berada di depan rumah. "Gak ke toko, Far?" tanya Stella, menghampiri nya."Hari ini gak Mbak, oiya itu tetangga baru pindahan ya?" tanya Farah, menoleh kearah, Stella."Iya, dia teman arisanku namanya Aisyah, janda tapi sekarang sedang hamil!" jawab Stella.Mata Farah membulat sempurna, saat Stella mendengar nama, Aisyah. Seperti nama perempuan yang menganggu suaminya, atau mungkin dia adalah orang yang sama."Sedang hamil, mukanya putih dan makeup menor?" ucap Farah."Ya, kamu kenal dia?" sahut Stella dan duduk di tepian teras rumah, Farah. "Dia itu wa
Read more
Pembelaan Untukmu
Di Bela AzmiStella, menuju rumah Atikah. Ia kebetulan berjalan kaki dan melewati rumah Farah, tampak adik iparnya itu sedang memfoto beberapa tanamannya. Farah memang mengoleksi tanaman hias, ia juga menjual tanaman itu."Mau kemana, Mbak?" sapa Farah, saat melihat Stella, berjalan mendekati nya."Ke rumah Atikah, dia hari ini kan ada acara 7 bulan," jawab Stella, yang justu belok ke rumah Farah. "Oh, Mbak di suruh sama dia kesana ya?" tanya Farah, mengajak Stella duduk di bangku yang terletak pada teras rumah. "Iya, semalam dia minta aku datang. Kamu gak di undang ya?" tanya Stella, padahal ia sudah tahu jika Aisyah, tak mau Farah datang. "Enggak Mbak, di kan slek sama aku. Lagian dia itu nampak banget mau godain suamiku, gak mau juga aku datang walaupun di minta," jawab Farah, blak-blakan."Iya loh, aku rasa dia memang genit sama Raka. Masa semalam dia bilang sama aku suruh ngajak Raka, tapi gak aja kamu," ujar Stella, tak tahan lagi membicarakan tingkah absurd, Atikah. "Kan da
Read more
Apakah Jodoh
Apakah jodoh Gita?Penampilan Syakila, sangatlah berbeda. Ia menggunakan dress mini berwarna pink dusty di lengkapi sneakers. Rambutnya yang terurai dengan warna ash grey, dan riasan yang natural. Syakila, memegang tangan pria itu dengan manja. Pria itu mengecup pipi Syakila, di depan umum. Mereka tampak tidak merasa malu, mengumbar kemesraan di depan umum. "Dia siapa?" pertanyaan Anna, mengangetkan Gita, yang seksama memperhatikan Syakila."Bukan siapa-siapa, Mbak!" sahut Gita, dan mengalihkan pandangannya. "Tapi kamu kayak kenal, dari tadi merhatiin terus," ucap Anna, sembari menyiapkan ayam goreng ke mulutnya. "Nanti aku ceritain di rumah," jawab Gita, dan menyeruput minuman yang ia pesan tadi. "Ya udah, sekarang kamu makan dan setelah ini kita langsung pulang," ujar Anna, melanjutkan menikmati makanannya. Gita, merasa gugup. Ia takut Syakila menyadari keberadaannya. Sesekali ia melirik ke arah Syakila, namun seperti nya ia tak menyadari kehadiran, Gita. Setelah menikmati ma
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status