All Chapters of Istri Ketiga Pengusaha Kaya: Chapter 21 - Chapter 30
33 Chapters
Akhirnya Pindah
Saat mereka sedang mengobrol asik, tiba-tiba Ruqoyah dan Ainur masuk ke dalam kamar tanpa mengucap salam dan mengetuk pintu, membuat Tuan Abdul dan Nada kaget. ------Rupanya Ruqoyah memanggil adik madunya untuk ke kamar Nada. Ketika ketiganya berada di kamar Nada, Tuan Abdul diam dan tidak tahu harus berbuat apa. Wajahnya terlihat bingung. "Ke-kenapa kalian ke sini?" tanya Abdul. Nada mengambil ponsel dan memainkannya, pura-pura tidak tahu. Memang, gadis itu tidak menginginkan Abdul datang ke kamarnya dan tidak ingin ada keributan. Namun, dua istri Abdul malah datang. "Mas, em, aku juga ingin didatangi," sahut Ruqoyah memelas. "Aku juga!" Ruqoyah pun membalas. Abdul hanya memegang pelipis dan menggelengkan kepalanya. "Aku sangat pusing dengan tingkah kalian, bukankah sudah dijelaskan oleh umiku tadi siang bahwa setiap Sabtu dan Minggu aku bebas?" balas Abdul kecewa. Lelaki itu akhirnya mengajak Nada untuk keluar. Dia meraih tangan gadis itu yang sedang memainkan ponselnya. Kedua
Read more
Setelah Dipisah
"Jika nggak pulang, aku datangi kamu di rumah Nada."____"Iya, aku di rumah Nada untuk menjelaskan ke Bu Hamidah kenapa Nada aku pulangkan. Aku juga merasa sangat capek sebab seharian ini membantu kalian pindahan!" balas lelaki itu. Nada hanya melirik kemudian tersenyum tipis. Dalam hati dia berkata bahwa, lelaki tegap dan gagah, tetapi takut istri."Tuan! benar, kan? Tuh sudah ditelpon sama Mbak Ruqoyah," ucap Nada."Nada! Jangan coba-coba mempengaruhi Abdul dan merebut jatahku, ya!" seru Ruqoyah diseberang sana. Rupanya wanita itu mendengar ucapan Nada dan gadis itu pun menutup mulutnya. "Aku pulang, sudah, ya!" balas Tuan Abdul kemudian mengakhiri panggilan teleponnya setelah itu duduk di sisi ranjang untuk sejenak. Terlihat kelelahan di wajahnya. "Pulanglah Tuan, aku juga ingin tidur bebas, kalau ada Tuan, sempit," ucap Nada kemudian mengajaknya keluar. "Maaf ya Tuan, bukan maksudku mengusir, tapi demi keberlangsungan keluarga Tuan," sambungnya. Rupanya azan berkumandang pertan
Read more
Persaingan
Akhirnya keduanya pun melakukan ibadah malam. skip ( ◜‿◝ )♡---"Mas, ternyata nggak enak, ya, memiliki adik madu, jadinya terbagi. Sebenarnya aku masih kangen sama kamu," gerutu Ruqoyah ketika pagi hari setelah Subuh. Rashid yang telah rapi, duduk di sofa sembari mengecek kembali pekerjaannya. "Aku tidak ingin berkomentar sebab itu pun dulu keinginanmu," jelas pria yang kini berpakaian hem kotak-kotak coklat berpadu krem dengan celana panjang berwarna coklat tua. Ruqoyah merengut dan tak dapat menimpali karena memang dulu dia yang menyetujui.Saat sedang berbincang, ponsel milik Abdul berbunyi. Ruqoyah melirik dan ingin mengetahui, telepon dari siapa itu. "Ainur," ucap Abdul, membuat Ruqoyah kemudian bermuka masam. "Mengganggu suasana saja, ngapain sih pagi-pagi sudah telepon, bukankah jatahnya masih nanti malam?" gerutu Ruqoyah kemudian wanita itu pun berjalan menuju ke lemari untuk mengambil pakaian yang akan ia kenakan ke toko. "Assalamualaikum, ada apa Ainur?" sapa Abdul pad
Read more
Insiden Kecil
Tanpa bicara, Rayhan langsung meninggalkan mereka berdua membuat raut wajah Nada menjadi sedikit kecewa dan sedih. ----Abdul menatap ke istrinya yang masih tertunduk kemudian menangkap ekspresi wajah sang istri. Tatapannya begitu tajam membuat Nada tak mampu berkata apa-apa. Gadis itu seperti anak SD yang ketahuan mencontek ketika ulangan. Tuan Abdul, lelaki matang dengan pembawaannya yang berwibawa kemudian menggandeng Nada menuju ke mobil. "Kita ke kampus, "ajak lelaki itu, dan Nada hanya menurut saja. Gadis itu masuk ke dalam mobil dan duduk di samping sopir tanpa berkata sepatah kata pun. Abdul menjalankan mobilnya perlahan menuju ke kampus yang dituju. Selama dalam perjalanan, sesekali Abdul melirik ke istrinya, sementara pandangan Nada ke depan."Nada, apakah kamu serius dengan anak muda tadi?" tanya Abdul membuka pembicaraan. Nada menunduk kemudian menarik napas dan menghempasnya kasar. Setelah itu menoleh ke suaminya. "Nggak penting juga aku jawab," balas gadis itu ketu
Read more
Wadau Akhirnya
"Tapi benar, kesinilah!" pinta Abdul, "jika kamu tidak percaya!"----"Oke," jawab Ainur. Nada, Ruqoyah dan Abdul berada di ruang tengah. Kemudian Nada pamit kepada sang suami, tetapi Abdul tidak mengizinkan. Bahkan Abdul menarik tangan istri ketiganya untuk tetap tinggal. Berbeda dengan Ruqoyah, wanita itu malah menginginkan agar Nada segera pergi. "Nada, kamu bisa temani Ruqoyah, kan?" tanya Abdul memohon. Nada menggeleng dan tetep kekeh ingin pulang. "Sebentar lagi Ainur datang," sambungnya membuat Ruqoyah terbelalak dan kaget."Mas, kamu mengundangnya? Kenapa, sih!" taya istri pertamanya itu."Ruqoyah, hari ini jatahnya Ainur dan aku tidak bisa seperti ini.""Tapi, kan, aku sedang sakit," sahut Ruqoyah kecewa. "Iya, tapi aku juga tidak bisa meninggalkan kewajibanku padanya." Wajah Ruqoyah ditekuk kemudian meremas-remas tangannya. Masih dengan wajah kesal, Ruqoyah bangkit dan menuju ke kamarnya dengan tertatih. Ketika Abdul hendak membantu, Ruqoyah menolak. Ya, Abdul sangat p
Read more
Kena
"Tenanglah, aku ajari dan kamu cukup diam atau meresponnya," bisik sang suami membuat gadis itu mendelik. ----Napas gadis itu terengah-engah kemudian Abdul menuntunnya ke ra*jang. "Nada, menolak suami itu dosa, paham?" terang pria itu sembari menatap tajam wajah sang istri yang masih tegang. Kemudian gadis itu menelan salivanya, tetapi begitu sulit sesulit melupakan Rayhan. Benar-benar malam ini malam yang menegangkan menurutnya. "I--iya," jawab gadis itu kemudian diam dan memejamkan mata. Tuan Abdul memegang tangan istrinya yang basah oleh keringat kemudian mengecupnya. Buru-buru Nada menariknya."Nada, kamu siap?" Tuan Abdul memastikan."A--aku takut dosa, Tuan," balas gadis itu lalu menelan kembali salivanya dengan kepayahan. "Bagus," balas pria itu lalu membelai rambutnya yang panjang dan ikal. "Tu--Tuan, aku izin ke kamar mandi." "Hmmm, mau alasan apalagi?" ucap pria itu masih membelai rambut panjang sang istri."Oh, enggak, Tuan.""Oke, silakan asal jangan beralasan haid,
Read more
*_*
"Kita susun rencana," ucap wanita berhidung mancung itu. ---Di kamar lain, Abdul tengah duduk sembari memegang kepala yang berdenyut. Rasa pusing menghinggapi. Pusing memikirkan para istri yang selalu ribut urusan jatah. Lelaki itu mengakui untuk malam ini adalah kesalahannya yaitu meninggalkan Ainur dan malah menemui Nada. Abdul tidak tahan dengan gadis itu, pesonanya membuatnya ingin segera memiliki seutuhnya. Nada itu ibarat bunga sedang mekar-mekarnya. Jika dibiarkan, maka kumbang lain akan datang. Sayang, bukan? Sedangkan bunga ini sudah sah menjadi miliknya. Nada keluar dari kamar mandi dengan heran sebab tidak mendapati kedua istri suaminya. Namun, ini yang dia harapkan. Tidak ada omelan atau ocehan.Abdul memandang istrinya yang tengah berdiri masih dengan lingerie yang sama sehingga hasratnya terlintas, tetapi ia sadar itu tak mungkin ia lakukan. "Lihat, Nada," ucap Abdul sembari menunjuk ke sprey yang terdapat bercak merah. "Astaghfirullah, Tuan, apakah aku keluar ha
Read more
Syarat itu Lagi
Kini, sampailah mereka di kediaman Bapak Slamet. Setelah mobil terparkir, kemudian Nada turun bersama Abdul. Nada mengetuk pintu kemudian salam. Terdengar balasan salam dari dalam dan suara yang sudah tidak asing, Bu Hamidah.Seorang wanita berhijab ungu dengan menggunakan daster berwarna lilac, membukakan pintu dengan senyum merekah. Kemudian mempersilakan menantu dan anaknya itu masuk. Di ruang tengah pak Slamet tengah duduk sembari melipat tembakau dengan kertas kretek. Lelaki itu lebih suka merokok dengan rokok buatannya sendiri daripada membeli. Abdul menyalami lelaki tersebut dan mencium tangannya, kemudian duduk behadapan."Pak, kenapa merokok? Apakah tidak sayang dengan kesehatannya?" tanya Abdul kemudian mengambil satu biji rokok kretek yang baru saja dibuat kemudian mengamatinya. "Mendingan nggak makan daripada nggak merokok," ujarnya sembari menggulung kertas rokok tersebut. Biasanya, lelaki tua yang kini berusia sekitat enam puluh tahun itu membuat sekalian banyak untuk
Read more
New Kampus
Kejadian semalam pun terulang.---Sesaat setelah beribadah, mereka tertidur. Peluh mengalir membasahi raga serta kelelahan atas nikmat Tuhan yang dianugerahkan pada kedua pasangan halal ini. ZzzrrtttGetar ponsel milik Abdul di atas nakas mengagetkan keduanya. Panggilan video call dari seorang wanita yang telah menemani Abdul hampir sepuluh tahun itu mengagetkan pria yang masih setengah sadar. Dengan segera, lelaki itu menjawab panggilan video tersebut. Betapa kagetnya Ruqoyah sang suami tengah berte***jang dada bersama wanita yang sudah tidak asing itu. Abdul langsung bangkit dan mengucek matanya untuk mengumpulkan setengah nyawanya. "Ruqoyah!" panggil lelaki itu sehingga Nada pun bangkit. "Mbak Ruqoyah?" sahut Nada kemudian meraih pakaian yang tercecer dan memakainya. "Mas!" panggil Ruqoyah dengan muka memerah. "Ternyata ini yang kamu lakukan? Aku ke toko karena ada barang yang ingin ku ambil, ternyata kamu di situ!" teriak Ruqoyah tak terkendali. Rasa cemburu merasuki.Abdul
Read more
Special Wife
Jawab Abdul singkat berharap gadis itu tidak mengirim pesan lagi. @Ayu Terimakasih, Om, muach .... ----"Astaghfirullahaladziim, ni anak ganjen amat!" gumam Abdul kemudian menyalakan mesin mobilnya. Sekilas ia melihat melalui kaca spion, gadis itu melambaikan tangannya membuat Abdul nyengir. ***Di tempat lain Nada dan Rose hampir memasuki ruang kuliah, tetapi kaget ketika tidak mendapati Ayu. "Kemana Ayu?" tanya Nada sembari celingukan mencari gadis yang seusia dengannya. "Eh iya," balas Rose. "Ah, tar juga masuk."Mereka kemudian masuk ke ruang kuliah dan mencari tempat duduk sedikit di depan. Keduanya duduk bersebelahan. Sebelum dosen masuk, mereka berbincang."Nada, Om kamu sepertinya sayang banget sama kamu, apakah sudah menikah?" Nada bingung untuk menjawab. Namun, ia tidak ingin berbohong. "Sudah." Wajah Rose terlihat kecewa. "Kenapa?" tanya Nada."Om kamu itu ganteng banget dan sepertinya tajir." Nada membulatkan matanya. Dalam hati, kenapa kok teman-temannya banyak y
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status