Semua Bab SUAMI UNTUK TUAN PUTRI: Bab 41 - Bab 50
106 Bab
Bab 41
"Ada waktu mustajab di hari Jum'at. Tepat matahari terbenam. Semua yang kamu inginkan apapun itu pasti terkabul.""Kalo gitu kamu harus ajak aku lagi nanti, aku mau ambil libur hari Jum'at.""Enggak! Aku gak akan ngajak kamu, ngapain kalo doanya beda. Gak mau!" Jawab Affandra tegas. Segera menarik pedal rem dan menacap gas. Zora hanya meliriknya dengan sinis. 'Gimana ya kalo dia berdoa jodoh sama aku, sedangkan aku minta jodoh sama Julian. Tuhan pasti pusing deh.' batinnya geli.Mobil itu segera menancapkan gas dan pergi meninggalkan pantai berpasir putih. Ini baru ba'da asar, dan matahari masih bersinar dengan lembut berjalan perlahan menuju tempatnya untuk pulang.Tidak butuh waktu lama, Zora segera tertidur dengan lelap. Kegiatan hari ini sangat menyenangkan, sudah lama Zora tidak berkuda. Dan ini lebih mengingatkannya akan rumah dan kuda kesayangannya Downy, dan pernyataannya untuk menganggap Affandra sebagai kakaknya sangat membuatn
Baca selengkapnya
Bab 42
Perlahan mereka masuk ke ruang tamu yang luas. Dengan beberapa kursi sofa. Tempat ini menjadi tempat pertemuan juga kantor di rumah. Di samping-sampingnya terdapat ruangan yang adalah ruang baca dan ruang kerja milik ayahnya.Mereka masuk melewati taman untuk masuk ke gedung berikutnya. Ada jalan menuju aula besar tempat pesta biasa di adakan. Tapi malam ini aula terlihat gelap. Kolam renang besar dan trakhir jalan menuju paviliun tempat keluarga kecil ini tinggal.Tapi Bi Isma mengajaknya ke arah aula besar. "Bi, kenapa kesini." Tanya Zora heranBi Isma tersenyum dan meraih tangan nonanya segera bergegas memasuki aula besar.Seketika lampu menyala, suara terompet sangat nyaring dan semua orang di rumah ini bersorak dengan ramai."Selamat ulang tahun.. selamat ulang tahun, selamat nona Zora, selamat ulang tahun.. yeaay.." bersorak tepuk tangan yang membuat hatinya seketika haru. Dan melihat kedua orang tuanya hadir dari kerumunan para peg
Baca selengkapnya
Bab 43
Walau dadakan, makanan disajikan dengan mewah untuk meja ini. Nyonya Anita memesan Steak premium untuk semua orang. Para pegawai makan di tempat yang berbeda, tapi merekalah yang benar-benar menikmati pesta ini. Walau keluarga ini memperlakukan mereka semua dengan baik, pesta seperti ini jarang terjadi. Saat pesta para tamu kaya, mereka tidak berpesta tapi bekerja walau hari itu akan banyak makanan enak yang bisa di bawa pulang. Jadi pesta untuk para karyawan seperti ini hampir tidak pernah terjadi.Setelah menyelesaikan makan malam, Tuan Arnold membawa Affandra jalan-jalan, mengajaknya mengobrol tentang banyak hal, menanyakan kabar ayahnya dan bagaimana perusahaan yang ia jalankan saat ini. Semakin mendengar penjelasan anak muda ini hatinya terus bertambah kagum, untuk seorang anak muda yang belum genap 30 tahun, anak ini memiliki kompetensi yang bisa di acungkan jempol."Kamu tumbuh jadi pria yang hebat Affandra. Bahkan om saat seumur kamu masih sering manja loh."Affandra tersenyum
Baca selengkapnya
Bab 44
Zora mulai berfikir untuk mengutarakan isi hatinya, "Mah... Emm... aku kan setaun nih, Julian yang ngurus aku. Aku udah liat mah, gimana dia bisa bertanggung jawab, dia tulus dia mau nerima aku apa adanya, bukan karena uangku." Zora menatap lekat ibunya.Yang Nyonya Anita hanya bisa menatapnya lemah."Apa lagi yang harus kami buktiin mah?" Nyonya Anita membelai lembut rambut putrinya, "Maafin kami yang buat segalanya jadi sulit buat kamu. Tapi semua yang kami lakukan buat kamu sayang. Untuk kehidupanmu yang terbaik."Zora menggeleng. "Kehidupan Zora, harusnya Zora yang pilih mah. Dan Zora mau menikah sama Julian."Mendengar pernyataan putrinya Nyonya Anita tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. 'Apa akan sejauh ini' batinnya. Tapi ia menenangkan diri untuk tidak menghakimi putrinya dan mencoba memperlakukan Zora layaknya orang dewasa."Menikah bukan perihal mudah. Kamu harus punya komitmen yang kuat. Ini bukan cuma soal uang
Baca selengkapnya
Bab 45
Di kediaman Tuan Arnold, Nyonya Anita begitu khawatir dengan apa yang sudah di katakan putrinya. Walau Zora memang sudah dewasa, bagianya, Zora tetaplah putri kecil, yang ia takut bahwa jalannya salah langkah. Setelah istrinya memberi tahu kehawatiran ya, Tuan Arnold lebih tidak bisa diam saja. Mungkinkah pasangan itu bertindak lebih jauh? Ia harus segera melakukan sesuatu dengan cepat untuk menghalangi mereka.Zora dan Julian tidak seharusnya bersama. Mereka berada di kasta yang berbeda. Hidup mereka tidak akan terlalu mulus dan akan sangat menyibukkan untuk Zora. Terlebih lagi bagaimana mungkin seorang Arnold Aditya bisa mewariskan perusahaan besarnya pada pemain bisnis kelas menengah. Itu sangat merugikan, apa hebatnya pria kecil itu.Keesokan hari di kantor PT. Hauce milik keluarga Julian, Hera kembali datang untuk berbincang soal menambahkan investasinya. Tentu Julian sangat senang. Dan entah bagaimana mereka sangat tertarik dengan snack kentang terb
Baca selengkapnya
Bab 46
Hera menggeleng cepat. "Oh tidak apa-apa. Saya pergi dulu, maaf sudah menyusahkan" katanya menunduk."Tidak masalah, hanya hal kecil. Ini kartu nama saya. Sebenarnya saya berencana untuk menginvestasikan beberapa juta untuknya. Tapi bila kamu mau mewakilkan untuk bisa lebih dekat dengannya. Saya akan senang hati dan memberi anda bonus juga. Temanku yang satu itu, begitu bodoh dan kaku. Ia pintar menyembunyikan perasaan dan bodoh dalam hal mendekati wanita. Aku sangat senang bila akhirnya kalian bisa benar-benar bersama.""Tuan berfikir terlalu jauh, itu tidak mungkin." Ada yang aneh dalam hatinya saat pria ini berkata soal Julian."Ya, siapa tau, aku akan membantu. Aku akan menunggu 1 Minggu. Kau bisa memikirkannya, bila akhirnya kamu tidak datang. Aku akan pergi sendiri berinvestasi padanya. Uang ini sangat berarti, karirnya sedang menuju puncak, sayangnya ia tak punya kekasih. Pria bodoh!" Papar Heru."Dan satu lagi. Tentu aku akan memberkanmu b
Baca selengkapnya
Bab 47
Zora terkejut senang melihat orang yang ada di hadapannya. "Kirana, apa kabar?""Aku baik banget, gimana kamu?""Aku juga baik banget, kamu dari mana? Mau beli ayam?"Karina mengangguk, "Aku kos deket-deket sini Zora, jadi cari makan malem dulu.""Udah lama banget kita gak ketemu kan Rin. Kerja dimana kamu?" "Adalah perusahaan elektronik di deket sini. Alhamdulillah aku udah jadi karyawan tetap dengan posisi yang bagus juga.""Wah selamat ya Kirana." Ucap Zora dengan suka cita. Dulu wanita ini hidup penuh kesulitan. Dan berjuang melalui program beasiswa yang super ketat. Untuk program bisnis yang mereka ambil. Ia mengingat bagaimana Karina selalu direndahkan oleh teman-teman orang kaya yang nilainya selalu lebih rendah darinya. Zora hampir menyaingi Kirana, tapi wanita ini memang sangat cerdas. Andai mereka bisa bersahabat dekat saat itu, Zora pasti akan senang hati membantunya. Tapi Karina selalu menghindar mungkin karena orang
Baca selengkapnya
Bab 48
Zora melihat ponsel Affandra juga iPhone terbaru. Pasti dia juga punya iPhone bekas."iPhone lamamu kamu kemanain Ndra?""Ada ku simpen aja.""Serius? Kenapa cuma di simpen?""Gak apa-apa sih gak tau aja mau di kemanain." Jawabnya sambil terus fokus dengan pekerjaannya."Kenapa gak dijual?"Pertanyaan itu membuatnya menatap Zora. "Gak pernah kepikiran tuh."Zora tersenyum. "Aku juga gak kepikiran. Okta minta ponsel lama ku. Tapi Naya mau juga. Jadi aku simpan aja deh. Kecuali kamu mau kasih satu ponsel bekasmu juga.""Ambil aja." "Beneran?""Ambil aja semua. Entah berapa batang ponsel-ponsel itu aku selalu ganti."Senyum mengembang di wajahnya. "Beneran loh kakakku sayang." Kali ini Zora benar-benar memohon."Calon suami, gitu.""Ih.. gak mau" Zora mencibir."Lagian mau di apain semua ponsel itu?""Aku jual""Terus uangnya buat apa?"
Baca selengkapnya
Bab 49
Terus di abaikan membuat Zora kesal juga. "Kamu sibuk banget sih?""Lagi tanggal gajian karyawan. Waktunya itung-itungan profit juga." Sahutnya santai."Kamu aja yang layanin aku, kamu kan calon istri." Lanjutnya dengan acuh tak acuh.Zora melempar tatapan sinis. Yang percuma tidak akan di lihat pria sibuk ini. "Aku tuh mau bayar kos."Affandra mengerutkan dahinya dan akhirnya menatap wanita itu."Berapa harga kosnya?" Zora bertanya saat mata mereka bertemu."Lima juta." Jawab Affandra singkat."Hah?" Setika Zora murung "Aku cuma punya 2 juta sisa kerjaku satu bulan. Kenapa kamu kasih harga mahal banget?"Affandra menatapnya lekat. "menurutmu berapa harga yang pantas? Dengan fasilitas yang kamu nikmati?"Berdecak lemah, "Terus gimana? Uang saku dari Julian aja cuma 3 juta. Aku gak makan dong kalo bayarin kos semua."Affandra hanya tertawa mendengar paparan Zora."Aku pindah aja lah kalo git
Baca selengkapnya
Bab 50
"Temen - temen, aku bawa cogan nih."Mendengar wanita itu memperkenalkannya di awal dengan cara yang salah. Benar-benar membuatnya gugup. Semua wanita disana sebening kristal. Dengan pakaian minim, semua dari mereka berlomba untuk terlihat paling cantik dan sexy. Tapi mata Julian memandang, disana wanita bernama Fiona begitu mendominasi. Sebelumnya, ia melihat wanita ini memang sangat cantik. Tapi tidak menyangka, di antara semua wanita cantik bertubuh mulus dan kulit halus. Ia adalah yang tercantik. Seketika membuat Julian sulit bernafas di hadapkan dengan suasana yang sulit.Febri dengan cepat meraih pinggang Julian memeluknya untuk membisikan sesuatu. Sensasi aneh hadir di tubuhnya saat sesuatu yang kenyal menempel dengan sangat lugas."Perkenalkan dirimu." Bisiknya manja.Julian mengagguk kaku. "Selamat malam kakak kakak semua. Saya Julian, dari Houce Snack, mau menawarkan investasi pada teman-teman..""Silakan sil
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status