Suasana rumah malam itu mencekam. Hujan turun pelan, mengguyur halaman besar kediaman Raka. Petir menyambar di kejauhan, menimbulkan pantulan cahaya di kaca besar ruang tengah. Mona berdiri di sana, menggendong bayinya dengan erat seolah takut kehilangan. Wajahnya pucat, matanya sembab karena menangis sejak diseret paksa oleh suaminya. Dari arah pintu, suara langkah kaki berat terdengar. Raka baru pulang dari kantor polisi, wajahnya dingin dan lelah, namun sorot matanya begitu tajam menatap Mona dan bayi yang berada di pelukannya. Di belakangnya, Kania berdiri dengan tangan terlipat di dada, menatap menantunya dengan ekspresi penuh penghakiman."Raka," ucap Mona pelan, suaranya serak. "Kenapa kau membawaku lagi ke sini?" Raka tidak menjawab. Dia hanya berjalan mendekat, menatap bayi mungil itu lama, lalu mengulurkan tangan. "Berikan anak itu padaku." Mona segera mundur satu langkah, memeluk bayinya lebih erat lagi. "Tidak, jangan! Dia butuh aku. Aku ibunya, Raka!""Mona…" nada su
Last Updated : 2025-11-12 Read more