Pagi itu aroma tumisan bawang memenuhi dapur. Mona berdiri di depan kompor, wajahnya pucat, tangannya gemetar memegang spatula. Setiap kali aroma bumbu masuk ke hidungnya, gelombang mual menyeruak ke tenggorokan. Ia buru-buru menutup mulut dengan punggung tangan, menahan muntah.Bertahan, Mona… jangan sampai Raka tahu, batinnya panik.Tak lama kemudian, Raka keluar dari kamar dengan kemeja kerja rapi. Lelaki itu langsung duduk di meja makan, membuka koran seolah tak memperhatikan istrinya yang pucat."Cepat, Mona. Aku harus berangkat pagi ini," ujarnya ketus.Mona menaruh sepiring nasi goreng di hadapan suaminya, lalu ikut duduk. Namun baru satu suap masuk ke mulut, rasa enek menyerangnya. Dia meletakkan sendok pelan, pura-pura sibuk menuangkan teh hangat agar Raka tidak curiga."Kenapa kau tidak makan?" tanya Raka sambil mengunyah, nadanya lebih karena heran daripada peduli.Mona tersenyum tipis, menutupi kepanikan. "Aku masih kenyang, Kak. Tadi sempat ngemil roti di dapur."Raka men
Last Updated : 2025-10-01 Read more