Semua Bab Gairah Saudara Ipar: Bab 11 - Bab 20
42 Bab
Jangan Menaruh Cemburu
"Kau? Kenapa kalian bisa bersama malam-malam begini?"Suara Raka terdengar sangat marah, dia merasa sangat curiga ketika adik dan juga istrinya berada di tempat yang sama. Apalagi sekarang waktu sudah memasuki malam hari, orang-orang seharusnya tidur bukan malah berduaan seperti itu. Andri sepertinya sudah salah langkah, dia terlalu kesal karena mendengar suara kakaknya berbicara dengan nada tinggi. Lelaki itu memarahi wanita yang sangat dia cintai saat ini."Apa yang harus aku katakan?" Bisik Andri sembari menjauhkan ponselnya.Mona menggelengkan kepalanya, "Mana aku tahu. Oh iya, bilang saja jika kau baru mengantarku pulang.""Oh, ok ok!" Sahut Andri cepat.Lelaki itu kembali mendekatkan ponselnya ke arah telinga, lalu menjawab pertanyaan sang kakak yang sejak tadi terus saja mengoceh tanpa henti. Hati lelaki itu merasa penuh curiga, dengan kedekatan Andri dan juga Mona."Andri?! Apa kau tidak mendengarkan Kakakmu bicara!" Bentak Raka dari dalam telpon."Sinyalnya sedang jelek Kak
Baca selengkapnya
Let's Play Baby
"Arghh... Andri jangan lakukan itu!""Ahh..."Suara desahan terus saja keluar tanpa henti, walaupun Mona berusaha untuk menahannya. Lelaki tampan bertubuh kekar itu, begitu lihai memainkan klitoris yang basah dan berlendir. Bagi sebagian orang memang sangat menjijikan. Namun untuk Andri, ini adalah rasa ternikmat yang mampu membangkitkan gairahnya.Wanita itu sudah mengalami klimaks berkali-kali, namun Andri tetap merasa tidak cukup. Dia kembali menghujani kakak iparnya dengan jilatan dan lumayan yang cepat, mematikan. Bahkan tak sungkan, dua buah jari masuk ke dalam sana untuk mengocoknya."Andri cukup! Arghhh..."Tubuh Mona bergetar karena tidak kuat lagi menahan nikmat. Andri pun melepaskannya, kemudian membuka celana yang sejak tadi terasa begitu sesak. Benda panjang dan cukup besar itu sudah mulai mengeras, bahkan tak sabar untuk segera keluar. Haus akan kehangatan yang baru saja dia rasakan beberapa saat yang lalu.Lengan berurat itu meminta Mona untuk memegang miliknya terlebih
Baca selengkapnya
Budak Seks
"Ahhh.. mghhh... yes baby! Faster!""Fuck! Ahh... Ahh.. ahh..."Suara desahan yang memilukan keluar dari speaker ponsel. Seolah menunjukan betapa nikmat dan kasarnya permainan yang tengah mereka lakukan. Seorang wanita tanpa busana terlihat serius menatapnya, mata indah itu seolah tak berkedip dengan pemandangan yang dia lihat. Pikiran dia bahkan tengah kemana-mana, membayangkan dirinya berada di posisi tersebut. Untung saja di rumah tidak ada siapapun lagi kecuali dirinya, karena jika tidak akan sangat memalukan.Mona. Sejak kapan dia jadi budak seks seperti ini? Ketika dirinya begitu haus akan sentuhan laki-laki. Padahal wanita ini sudah berusaha sangat keras, untuk menahan gairah yang senantiasa muncul. Namun kedatangan Andri di dalam hidupnya, membuat Mona tidak bisa menahan diri. Lelaki itu mampu membuat gejolak yang selama ini dia tahan muncul dengan brutal."Aishh.. aku benar-benar masih ingin melakukannya. Andri, kenapa dia masih belum datang juga? Bukankah kemarin lelaki itu
Baca selengkapnya
Gairah Yang Tak Ada Ujungnya
Lelaki tampan itu membimbing Mona untuk melakukan apa yang dia inginkan. Sebuah gaya bercinta yang baru wanita itu ketahui setelah sekian lama menikah.Andri, lelaki itu membuka lebar paha sang ipar untuk menjilati benda basah beraroma khas itu. Sementara Mona, terpaku sesak dengan kejantanan Andri yang terus menusuk ke dalam mulutnya. Posisi yang bisa dikatakan sangat nikmat, namun cukup menyiksa karena tidak nyaman.Wanita itu tidak bisa mengeluarkan desahan, karena mulutnya penuh dengan batang keras nan panjang itu. Apalagi ketika Andri menyundulkan miliknya lebih dalam dari pada ini, hingga membuat Mona terbatuk-batuk karena menyentuh ujung tenggorokannya.Lelaki itu berkata tidak berpengalaman, namun mampu membuat Mona terlihat sangat bodoh. Dia dipermalukan karena tidak mengetahui gaya seperti ini, bahkan dengan permainan kecil yang seharusnya wanita bersuami itu ketahui.Andri memang terlalu banyak tahu, walaupun dia belum pernah mempraktekkan nya. Dia belajar banyak dari buku
Baca selengkapnya
Hampir Ketahuan
"Loh, kenapa motor Andri ada di sini? Padahal ini sudah sangat larut, tapi bagaimana mungkin dia ada di rumah kakak iparnya?"Wanita paruh baya itu terlihat heran, apalagi ketika melihat motor anak bungsunya terparkir sempurna di depan sana. Padahal hari sudah sangat larut, namun kenapa dia bisa berada di rumah seorang wanita? Orang itu bahkan istri dari Kakaknya sendiri.Sedikit perasaan curiga melintas di pikiran wanita itu, apakah Mona dan Andri memiliki hubungan spesial? "Cih, tidak mungkin. Kenapa aku harus berburuk sangka seperti itu?! Andri tidak akan mungkin berbuat macam-macam pada Kakak nya sendiri."Kania pun menepis hal buruk yang terus saja muncul di pikirannya. Anak bungsu itu tidak mungkin berbuat sesuatu yang buruk, apalagi pada kakak iparnya sendiri. Andri begitu sopan, dan Kania tahu itu. Dia masuk dengan santainya, sembari mencari keberadaan sang menantu. Sebenarnya ada keperluan mendadak yang harus dia lakukan malam ini, tidak bisa ditunda sampai besok. Raka memi
Baca selengkapnya
Kedatangan Yang Tiba-tiba
"Kenapa kau tidak bisa datang? Apa kau tahu aku menunggu begitu lama!" Mona terlihat sangat kesal dan Marah, karena acaranya dengan Andri batal begitu saja. Padahal dia sudah bersiap sampai berjam-jam lamanya, tapi lelaki itu membantalkan nya begitu saja. "Sayang maafkan aku. Ada acara yang benar-benar harus aku datangi. Kau jangan khawatir, jika sudah selesai aku akan segera menjemputmu disana."Andri mencoba untuk memberikan pengertian pada wanita itu, terlebih ketika acara yang mereka susun harus batal. Mona sangat bosan karena beberapa hari ini terus saja berada dirumah, belum lagi Raka yang sangat sulit untuk dihubungi. Hati Mona semakin kesal, ketika Andri membatalkan janjinya. Dia pun buru-buru mematikan panggilan itu, lalu membanting ponselnya ke ranjang."Dasar menyebalkan! Banyak alasan sekali lelaki itu. Padahal aku ingin sekali pergi untuk bersenang-senang. Arghh menyebalkan!"Dengan mata yang berkaca-kaca, wanita itu membaringkan tubuhnya di ranjang. Mengeluarkan semua
Baca selengkapnya
Menghilangkan Rasa Curiga
"Andri? Mau apa kau kemari?" tanya Raka pada adiknya itu."Loh, Kakak? Kapan datang?" Pertemuan kakak dan adik itu membuat suasana yang akward. Andri sudah terlanjur menyapa kakak iparnya, bahkan membawa belanjaan yang sengaja dia beli untuk menghibur kekasih hatinya. Sekarang, apa yang harus dia lakukan? Andri tidak tahu jika sang kakak sudah pulang tanpa sepengetahuannya. Astaga, kenapa dia datang disaat seperti ini? Bukankah Andri juga tidak tahu jika Raka sudah pulang? Batin Mona resah."Aku baru saja pulang. Kau datang kemari setiap hari? Apa yang kau bawa?" tanya Raka kembali."Iya aku datang setiap hari, bukankah itu yang Kakak perintahkan padaku?" tanya balik lelaki itu.Mona memberikan kode lewat tatapannya, dia tidak ingin jika hubungan mereka terbongkar saat ini. Akan menjadi sebuah masalah besar, jika sang suami tahu jika dia main-main dengan adik iparnya sendiri."Iya memang. Tapi kenapa kau berkunjung dengan semua barang itu? Apa yang kau bawa?" tanya balik Raka pada a
Baca selengkapnya
Aku Jatuh Cinta
"Heh! Kau itu kenapa?"Kania terlihat kesal karena sejak tadi Andri terus saja bolak-balik di hadapannya. Padahal malam ini beliau sedang mengerjakan sebuah proyek besar yang sangat penting, namun anak bungsunya itu begitu menggaggu."Bu, anakmu ini sedang resah. Jadi tolong mengertilah sedikit," ucap Andri pada ibunya.Kania menatap dengan serius. Dia tahu jika lelaki itu baru saja minum dengan kakaknya. Sebuah kebiasaan yang tidak terlalu ibu dua anak itu sukai."Kau itu sedang mabuk. Lebih baik tidur sana! Jangan ajak lagi Kakakmu berbuat yang macam-macam, dia itu sudah menikah."Andri mengerutkan bibirnya, lagi pula dia tidak mengajak sang kakak minum, tapi malah sebaliknya. Akan tetapi wanita itu lebih percaya Raka daripada dirinya."Aku mencintai seseorang Bu, tapi dia sudah jadi milik orang lain. Apa yang harus aku lakukan?"Sebuah pertanyaan yang membuat wanita paruh baya itu menyemburkan kopi di mulutnya. Dia buru-buru menutup laptop yang sedang dipegangnya, kemudian menatap
Baca selengkapnya
Keegoisan
Mona tidak bisa berkata-kata sekarang, lelaki itu benar-benar mementingkan dirinya sendiri. Dia takut jika sampai mereka berbuat macam-macam disini, ada orang yang melihat. Nama baiknya akan semakin tercoreng, bahkan rusak dengan mudah. Tapi ancaman dari lelaki itu membuat Mona tidak bisa melakukan apapun, kecuali menurut.Andri membelai wajah cantik kakak iparnya itu dengan gaya sensual. Bibirnya bahkan tak segan mencium setiap detail pipi putih nan mulus itu. Malam ini adalah malam yang penuh nafsu bagi Andri, dia tidak akan melepaskan Mona walau hanya sedetik."Layani aku sekali saja, setelah itu aku akan pulang."Andri meminta jatah yang biasa wanita itu berikan padanya. Bukan salah dia karena Mona yang memulai semua ini sejak awal. Ketergantungan akan seks, membuat lelaki itu tidak bisa jauh-jauh dari kakak iparnya. Dia bahkan merasa begitu cemburu ketika Mona dekat dengan suaminya sendiri. "Tidak bisakah kau tunda nafsumu itu nanti Andri? Ini bukan waktu yang tepat untuk kita b
Baca selengkapnya
Aku Ingin Kita Terbuka
"Sayang, apa yang sedang kau bicarakan?"Mona berusaha untuk meyakinkan sesuatu, jika suaminya tidak menuduh dia macam-macam. Namun semua itu baru dugaan saja, karena dia tidak tahu apa isi kepala sang suami sebenarnya."Banyak sekali bicara. Lebih baik kau cepat bawakan aku makanan!" tegas Raka Raka istrinya.Wanita itu tidak akan banyak bertanya lagi, lebih baik dia menuruti apa yang dikatakan oleh suaminya. Lagi pula Mona juga sudah memasak untuk Raka, sayang jika makanan itu tidak disentuh oleh sang suami.Dengan pikiran yang masih kemana-mana, Mona menyiapkan satu persatu lauk yang dia masak. Dia bahkan membawanya ke kamar, karena sang suami tidak bisa pergi ke meja makan. Wanita itu melihat Raka sedang menatap laptopnya, kemudian menatap ketika tahu jika dia sudah sampai di sana."Apa yang kau masak?" tanya Raka."Semua makanan kesukaanmu sayang. Kau ingin aku suapi?" tanya Mona."Tidak perlu. Kau bisa tidur jika mengantuk, aku bisa makan sendiri."Lelaki itu mengambil piring ya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status