Semua Bab Gairah Cinta Roosje: Bab 21 - Bab 30
77 Bab
Bagian 21
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 21—---- o0o —----Mang Dirman menunduk. Dia tidak berani menoleh atau memandangi wajah anak majikannya tersebut. "Maaf, Den. Maafkan saya," ujar laki-laki tua tersebut dengan suara lirih dan tercekat. "Saya hanya tidak ingin, Aden bersedih dengan cerita-cerita tentang almarhum Juragan laki-laki. Cukuplah kejadian itu—""Tidak, Mang," tukas Hanan semakin yakin bahwa ada sesuatu yang sengaja disembunyikan oleh Mang Dirman. "Ini bukan hanya sekali, tapi sudah berkali-kali. Mamang selalu berusaha memotong, mengalihkan, bahkan mencegah orang lain berbicara tentang mendiang Ayah saya.""Maafkan saya, Den."Anak muda itu tidak segera naik ke atas sado, tapi berdiri mematung seraya memandangi rumah perempuan tua tadi."Orang lain, mungkin hanya mendengar segelintir kabar. Tapi saya yakin, Ibu, Mamang, atau juga Nèng Bunga, jauh lebih mengetahui hal yang sebenarnya," imbuh kembali Hanan. "Saya adalah putra
Baca selengkapnya
Bagian 22
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 22—---- o0o —----Pagi hari sebelum Hanan dan Mang Dirman pergi ke rumah Ki Panca, Kepala Kedusunan Desa Kedawung, pada siangnya …."Ceu Odah," panggil Hanan di dapur. Sontak empat orang perempuan di sana menengok serentak; Ceu Odah, Ceu Ijah, Ceu Enok, dan tidak ketinggalan pula sosok Bunga."Iya, Den. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Ceu Odah usai mendekat, diikuti oleh Bunga turut melakukan hal sama. "Ada apa, Aa?" "Ah, tidak, Nèng-Ceu," jawab anak muda tersebut seraya melempar senyum pada kekasihnya. "Aku mencari-cari Mang Dirman. Enèng melihatnya?"Bunga melirik sejenak pada Ceu Odah. "Aku lihat tadi Mang Dirman sedang di belakang, Aa. Seperti biasa, minum kopi. Iya 'kan, Ceu?""Benar, Den," timpal Ceu Odah. "Omong-omong ada apa, ya? Sepertinya Aden—""Ah, tidak ada apa-apa," tukas Hanan, tapi benaknya langsung menerka-nerka. 'Apa Mang Dirman ke depan sana, ya? Mungkin melihat-lihat
Baca selengkapnya
Bagian 23
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 23—---- o0o —----Sado melaju menaiki jalanan terjal. Sesekali Mang Dirman harus sigap mengendalikan langkah kuda yang terseok-seok dan tampak keletihan. Hanan, Roosje, serta Dasimah harus berpegangan kuat pada jeruji bangku agar tidak ikut terdorong maju mengikuti entakkan."Kita turun di sini saja!" seru Roosje tiba-tiba, begitu mendapati sebuah sado lain terparkir di depan. "Itu ada Ki Praja sedang menunggui kuda-kuda.""Huuppss! Hiihhhih!"Mang Dirman segera menarik tali kekang agar kuda menghentikan langkah."Di sini, Nona?" tanya Hanan saat roda sado sudah benar-benar berhenti berputar."Ja, di sini saja, Hanan," jawab Roosje seraya melempar senyum pada anak muda tersebut. "Ayo, ikutlah saya turun. Sekalian kamu orang bertemu Papa."Hanan melirik ke arah Mang Dirman. Sosok tua itu menanggapinya dengan gelengan perlahan —yang tentu saja— tanpa sepengetahuan Roosje maupun Dasimah.
Baca selengkapnya
Bagian 24
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 24—---- o0o —----"Papa!" teriak Roosje dari kejauhan, begitu sosok lelaki yang sudah dikenalinya terlihat samar-samar. Sedang mengawasi para pekerja di perkebunan di bawah rindang sebuah pohon besar.Tuan Guus yang didampingi Gert, spontan menoleh. Keduanya terkejut. Bukan karena melihat kedatangan Roosje, tapi kehadiran gadis tersebut ditemani oleh seorang lelaki lain."Tuan …." ucap Gert seraya menyipitkan mata. "Sepertinya itu orang laki-laki yang mengantar Nona Roos beberapa hari lalu.""Saya tahu," balas Tuan Guus langsung berubah riak wajahnya. "Mengapa Roos bersama itu orang datang ke ini tempat?""Sepertinya memang sengaja itu orang membuat janji dengan Nona Roos untuk datang ke sini, Tuan," kata Gert menduga-duga.Tuan Guus melirik tidak senang. "Heh, darimana kamu orang tahu itu, Gert?""Maafkan saya, Tuan. Itu hanya sepintas ini punya pemikiran." Gert lekas memberi salam hormat
Baca selengkapnya
Bagian 25
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 25—---- o0o —----"Maaanggg!" teriak Hanan begitu tiba di tempat semula. Yaitu dimana Mang Dirman dan Ki Praja terlibat pertarungan sengit tadi. "A-apa ini semua? A-apa yang terjadi?"Tampak Mang Dirman dan Ki Praja sedang terengah-engah, berdiri setengah kaki dengan salah satu lutut menopang tanah. Mereka berdua berada dalam jarak tidak terlalu dekat, tapi masing-masing wajah seperti meringis kesakitan."Godverdomme!" rutuk Tuan Guus saat tiba di tempat kejadian. Dia melihat-lihat kondisi kedua laki-laki tua itu sambil menggerutu. "Apa yang kalian orang berdua lakukan, hah?" tanyanya geram. Kemudian mengacungkan sebuah pistol tepat mengarah pada Mang Dirman. "Kamu orang sudah berani melukai ini orang pekerja saya, heh!"(Sialan!)"Tahan, Tuan! Jangan tembak!" seru Hanan buru-buru menghalangi tubuh Mang Dirman. "Kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin! Saya mohon, Tuan!""Heh, kamu or
Baca selengkapnya
Bagian 26
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 26—---- o0o —----Setibanya Hanan dan Mang Dirman di rumah, disongsong Sumiarsih dengan pekik keterkejutan. "Mang Dirman! Ada apa ini? Ada apa ini?" tanya perempuan berusia empat puluhan tahun tersebut panik. "A-apa yang telah terjadi, Hanan? Mengapa Mang Dirman luka-luka seperti ini?"Hanan yang membawa kemudi sado, buru-buru bangkit ke bangku belakang dan membantu sosok laki-laki tua itu turun."Sabarlah, Bu," timpal Hanan berusaha menenangkan ibunya. "Biar Hanan periksa dulu kondisi Mang Dirman-nya."Dia segera menuntun Mang Dirman memasuki rumah. Diikuti oleh Sumiarsih dari belakang dengan wajah penuh kekhawatiran."Kamu sendiri tidak apa-apa 'kan, Nak?" tanya Sumiarsih seraya meraba-raba sekujur tubuh anaknya. Hanan tersenyum dan menjawab, "Alhamdulillah, Bu. Hanan baik-baik saja, kok. Ibu lihat sendiri, 'kan?""Oh … syukurlah. Alhamdulillah … ya, Allah," gumam kembali perempuan tersebut
Baca selengkapnya
Bagian 27
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 27—---- o0o —----Brak!Tuan Guus menggebrak meja dengan keras. Mengejutkan dua orang yang ada di depannya, Ki Praja dan Gert, duduk terdiam dengan kepala menunduk. Giginya sampai gemeretak menahan amarah disertai kilatan mata memerah."Verdomme! Ini sangat memalukan!" umpat laki-laki bertubuh tinggi besar itu seraya memelototi sosok Ki Praja. "Bagaimana kamu orang bisa berbuat hal bodoh semacam itu, Praja? Tidak bisakah kamu orang berpikir? Berpikir … kamu orang tahu itu berpikir, heh?" Telunjuknya mendorong batok kepala orang tua dengan kasar. "Apa yang kamu orang perbuat tadi, membuat saya merasa sungguh malu en tidak tahu harus berkata apa pada itu Roos anak saya!"(Sialan!)"M-maafkan saya kebodohan saya itu, Tuan," ujar Ki Praja seraya menghaturkan sembah. "S-saya benar-benar khilaf.""Khilaf? Wat is dat khilaf?" tanya Tuan Guus dengan nada keras."Maksud saya … lupa, Tuan," jawab Ki
Baca selengkapnya
Bagian 28
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 28—---- o0o —----"Assalamu'alaikum …"Hanan dan Mang Dirman uluk salam begitu tiba di depan kediaman Bunga. Keadaan rumah terlihat sepi dan tidak tampak tanda-tanda ada orang di dalamnya."Sepi, Den," ujar Mang Dirman usai berkeliling mengitari area rumah tersebut."Ke mana, ya? Tidak mungkin mereka pergi menjelang petang begini," balas Hanan seraya memutar pandangan ke sekitar tempat. Mencari-cari. Siapa tahu dua sosok yang tengah mereka nanti-nanti itu muncul dari arah lain."Kita tunggu atau kembali pulang saja, Den?" tanya Mang Dirman seraya pegangi dadanya yang masih terasa sesak.Hanan menoleh. Dia tidak langsung menjawab, melainkan berpikir-pikir terlebih dahulu untuk beberapa waktu. "Kita tunggu saja, Mang. Kalau saja memang pergi, siapa tahu … sebentar lagi mereka pulang."Mang Dirman hanya manggut-manggut. Lantas mencari-cari tempat untuk sekadar duduk sambil menarik napas panja
Baca selengkapnya
Bagian 29
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 29—---- o0o —----Beberapa tahun sebelumnya ….Kala itu menjelang tengah malam, suasana kediaman keluarga Juragan Juanda tengah dilanda cekam. Hampir semua penghuni larut dalam tangisan, tidak terkecuali Sumiarsih sendiri. Perempuan itu seperti tidak pernah berhenti menangisi suaminya yang sedang menderita sakit parah. Beberapa kali harus berjibaku menampung muntahan darah segar ke dalam sebuah wadah besar."Panggilkan Pak Mantri! Panggil Pak Mantri!" seru Sumiarsih panik menunjuk-nunjuk pada beberapa pekerja rumahnya. Mang Dirman yang saat itu kebetulan sedang berada di kamar, langsung bereaksi. "I-iya, Juragan! Saya segera berangkat!" sahutnya seraya buru-buru pergi ke luar."Saya ikut, Mang!" ujar Ceu Odah."Jangan! Ini sudah larut malam! Euceu bantu-bantu saja di sini!" timpal Mang Dirman. "Saya mau ke rumahnya Pak Mantri dulu. Euceu dengan yang lainnya, tunggu di rumah. Kunci rapat-rapat pint
Baca selengkapnya
Bagian 30
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 30—---- o0o —----"Ya, Allah … Juanda," desah Ki Sendang Waruk lirih. "Siapa yang melakukan ini padamu, Kawan? Entah kesalahan apa yang pernah kamu perbuat, sampai ada seseorang yang tega berbuat sekeji ini padamu?""Aahhh … aahhh …." Juragan Juanda menggerak-gerakkan tangan, hendak menggapai lengan Ki Sendang Waruk dengan susah payah. "E-ndaanngg … e-ndaanngg …." panggilnya lirih dan terbata-bata.Seisi kamar saling berpandangan satu dengan lainnya. Terutama Ceu Odah pada Bunga."Apa?" tanya Ki Sendang Waruk pilu melihat sahabatnya tersebut tampak sangat menderita. "Apa yang ingin kamu sampaikan, Juanda? Bicaralah." Dia semakin mendekat, merangkul tubuh lemah Juragan Juanda agar terduduk."S-saya … s-saya …." ujar suami Sumiarsih tersebut dengan napas terengah seraya menggerak-gerakkan jemari pada orang-orang yang ada di dalam ruangan. Kemudian menunjuk pada istrinya sendiri, Ki Sendang Waruk, da
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status