Semua Bab Menantu Kuadriliuner: Bab 41 - Bab 50
245 Bab
Bab 41. Patungan Biaya Perawatan
“Papa sudah bisa keluar dari UGD dan pindah ke ruang perawatan biasa. Tapi Papa harus mendapat perawatan intensif sampai jantungnya kembali stabil … Masalahnya kita butuh biaya yang tidak sedikit,” jawab Bahri.“Berapa memang biaya kamarnya, Mas?” tanya Margareth.“Ya, tergantung kamarnya. Kalau yang bagus 400 juta per bulan. Tapi kita ambil kamar yang termurah saja, 60 juta per bulan … Jadi bagaimana?” tanya Bahri. Margareth dan Radit menganga mendengarnya, kentara jelas dari ekspresi wajahnya tampak tidak suka dengan opsi biaya kamar di rumah sakit ini–masih terlalu mahal. Sementara, Ayyara langsung berpikir untuk menjual kalung miliknya karena dia ingin sang Kakek mendapatkan perawatan terbaik.Margareth menatap penuh arti pada Bahri dan bertanya, “60 juta? Nggak ada yang murah lagi?” Dalam benak Margareth, uang 60 juta terlalu banyak jika hanya digunakan untuk perawatan Nugraha, tetapi dia tidak mungkin terang-terangan berkata karena di sana masih ada Raja dan Ayyara.Bahri meng
Baca selengkapnya
Bab 42. Perawatan Terbaik Untuk Nugraha
Selama beberapa detik keluarga Ayyara tertegun, sebelum akhirnya mereka tertawa terbahak-bahak. Sementara, Ayyara tampak bingung dan tidak tahu harus menganggap ucapan Raja sebagai lelucon atau sungguhan. Bukannya dia tak ingin percaya, tetapi mana mungkin suaminya mempunyai uang 1 miliar kalau bukan menjual kalung itu? “Ayyara, suami kamu lucu banget sih! Uang kagak punya, malah ngajak patungan 500 juta-an.” Margareth mengejek ucapan Raja yang dianggap hanyalah bualan belaka. Radit tersenyum sinis pada Raja, “Raja! Kamu tuh ya nggak nyadar jadi orang. Apa kamu belum cukup mempermalukan istrimu dengan semua omong kosongmu?” sindirnya. Bahri pun tak kalah memberikan tatapan mengejek pada Raja, “Kalau sehari saja nggak membual, nggak bisa ya?” Raja menghiraukan ocehan mereka, dia lebih peduli pada sang istri yang tampak murung, “Tunggu sebentar, aku akan mengurusnya ke ruangan administrasi.” Melihat tantapan sang suami yang begitu meyakinkan, Ayyara pun berujung mengangguk dalam
Baca selengkapnya
Bab 43. Bukan Sekedar Bualan
Setelah membalas pesan, Raja menoleh pada Joshua, “Terima kasih … tapi kamu harus ingat, jangan biarkan orang lain tahu siapa aku,” ucapnya sembari menekan tombol lift yang mengarah ke lantai UGD. “Siap, Pak Raja. Saya pasti memegang amanah Pak Raja dengan baik.” Raja pergi ke ruangan UGD, sedangkan Joshua langsung bertindak cepat menyampaikan instruksi pada tim untuk memindahkan pasien bernama Nugraha dari ruang UGD ke ruang perawatan terbaik yang ada di RS Prince Medical Center. Raja sudah sampai di depan ruang UGD, dia memasuki ruangan menghampiri sang istri yang diikuti pandangan mencela dari keluarga besar Nugraha. “Sudah, Mas?” tanya Ayyara yang sebenarnya ingin mengetes sang suami. Margareth merasa geram pada Ayyara, “Ya ampun, Ayya. Kamu tuh ya bego banget jadi orang. Nggak mungkin lah suamimu ngurus ke bagian administrasi.” dia menatap pada Raja dengan sorot mata merendahkan. “Dari mana kamu? Sok-sok-an mau bayar 1 miliar, bajunya saja nggak pernah ganti.” Raja menghir
Baca selengkapnya
Bab 44. Penawaran Untuk Keluarga Wirdoyo
Mendengar itu, wajah Marcel langsung memerah. Tanpa disadari, dia menggebrak meja dengan keras. Sementara, Anton justru menyeringai karena putra keluarga wirdoyo itu mudah tersulut emosi.“Jaga mulut anda!” raung Marcel dengan menatap tajam pada Anton. “Jangan–”PLAK!Ferdi menggunakan hampir seluruh kekuatannya untuk menampar Marcel. Dia sangat marah karena sikap anaknya akan berakibat fatal, bisa jadi penawaran tersebut yang diberikan kepadanya akan dibatalkan.Dulu, Ferdi mati-matian untuk memperoleh kerja sama dengan Prince Group, tentu dia tidak akan membiarkan Marcel merusaknya dalam sekejap. Kalau perusahaan keuangan terbesar di Nusantara ini menarik semua aset dari perusahaan miliknya, bisa dipastikan ancaman kebangkrutan tak bisa dihindari. Pengaruh bisnis yang berada di bawah naungan Darmendhara Group terbilang sangat besar, dan hal tersebut yang membuat perusahaan lain berbondong-bondong berebutan menjalin kerja sama dengan salah satu perusahaan milik keluarga Darmendhara.
Baca selengkapnya
Bab 45. Karyawan Baru
“Siapa yang kamu ingin bunuh?!” seru Anton dari arah dalam–menghampiri Marcel dengan penuh amarah. “Berani sekali mulutmu berkata seperti itu!” Ferdi dan Marcel terkesiap melihat pria itu ikut turun ke bawah. Nyatanya tidak demikian, Anton turun ke bawah karena sudah mengetahui kalau Raja akan datang ke kantor. “Maaf, Pak. Jangan salah paham,” ucap Marcel. Lalu, dia menunjuk ke arah Raja. “Maksud saya pria sampah itu! Aku ingin sekali membunuhnya.” PLAK! Anton langsung menghadiahi sebuah tamparan keras pada Marcel. Kalau bukan karena mengingat pesan Raja, dia pasti sudah menghajar Marcel. Marcel terkesiap, tangannya langsung menutupi pipinya yang memerah membengkak. Sungguh, hari ini adalah hari tersial dalam hidupnya yang harus mendapatkan 2 tamparan dari Ferdi, dan satu tamparan dari Anton. Ferdi sebenarnya sudah tahu kalau Raja adalah menantu dari keluarga Nugraha, tetapi karena dia harus menjaga sikapnya, lantas dia pun memilih bertanya pada Anton dengan sopan “Maaf, Pak. Se
Baca selengkapnya
Bab 46. Bersujud Di Kaki Raja
“Apa maksudnya, Pak?” tanyanya dengan tatapan serius, tetapi senyum kecil perlahan terbit di bibirnya. “Bapak pasti bercanda, tidak mungkin saya bersujud di kaki pria rendahan seperti Raja.” Anton mengepalkan kedua tangannya, terhitung beberapa kali Marcel telah menghina sang penerus takhta keluarga Darmendhara di hadapannya. Sebenarnya tangannya mulai terangkat untuk menghajar pria itu, tetapi dia melihat tatapan Raja yang memberi pertanda kepadanya untuk tidak melakukan itu. Anton menatap tajam pada Marcel yang masih berlutut di bawah, “Aku semakin yakin mengapa keluarga Darmendhara ingin memutus kerja sama dengan perusahaan WNE Group, karena kamu …” dia menunjuk Marcel dengan wajah memerah. “tidak bisa menjaga sikapmu. Kerjaanmu hanya merendahkan orang lain. Aku jadi berpikir kembali untuk melaporkanmu pada putra Pak Banara, juga ke polisi.” Tak ingin keadaan semakin memburuk, Ferdi tiba-tiba memberikan pukulan tepat di wajah Marcel, bahkan darah segar mengalir dari hidung sang a
Baca selengkapnya
Bab 47. Sebuah Informasi SFM
Raja tampak duduk di sofa, ruangan direktur. Di sampingnya ada Anton yang terus-menerus meminta maaf atas kelancangan sikapnya–walau itu hanyalah akting untuk menghukum Ferdi dan Marcel.“Tidak masalah. Justru kamu menjalankan tugasmu dengan baik,” ucap Raja setengah memberikan pujian. “Lupakan … ada hal penting lain yang ingin aku bahas denganmu.”“Apa itu, Pak Raja?” tanya Anton penasaran.“Aku ingin mengetahui informasi mengenai perusahaan Samudera Food Mandiri milik keluarga Nugraha.” Raja bertutur dengan wajah serius. “Apakah perusahaan mereka tidak pernah bekerja sama dengan Darmendhara Group?” tanyanya kemudian.“Tidak pernah sama sekali, Pak Raja. Dan menurut laporan, pendapatan perusahaan SFM terus-menerus mengalami penurunan,” ungkap Anton. “kalau Pak Raja ingin Prince Group menjalin kerja sama dengan perusahaan SFM, akan saya tangani segera. Saya yakin kalau tidak ada perubahan, perusahaan SFM akan pailit.”Raja mengernyitkan dahi. Ternyata selama ini Nugraha menyembunyikan
Baca selengkapnya
Bab 48. Sudah Dilunasi
“Hubungi polisi sebelum pelarian Raja terlalu jauh!” titah Margareth terlihat sangat serius. “Sialan! Gara-gara dia, keluarga kita terkena masalah.”Radit mengangguk dan merogoh ponsel miliknya dengan semangat, “Mama tenang saja, aku nggak akan biarkan pria sampah itu kabur dari Kota.”Ayyara menghela napas panjang, dia pun berkata tegas, “Nggak perlu telpon polisi. Kalau memang kalungku palsu, aku yang tanggung jawab. Kalau perlu kalian awasi aku 24 jam!”Ayyara tak bisa menutupi kekesalannya. Sedari tadi dia berusaha menahan emosi, tetapi akhirnya tak kuat karena mereka terus-menerus menuduh sang suami.Radit pun mengurungkan niatnya untuk menelepon polisi, “Kamu belagu banget ya jadi orang. Baru jadi manajer aja sombongnya minta ampun,” sindirnya.“Oh ya dong jelas, kamu 'kan istrinya.” Margareth menanggapi dengan tatapan geram. “Kamu tuh ya bodoh banget jadi orang. Bisa-bisanya sampe sekarang masih percaya kalau kalung itu asli, padahal sudah jelas-jelas cuma barang kw. Kalau keja
Baca selengkapnya
Bab 49. Bagaimana Bisa?
“Bagaimana bisa?” ucap Margareth dengan tatapan mata tak percaya, tetapi dia segera mendongak dan berkata serius pada Joshua, “Saya sarankan Bapak segera mendatangkan ahli perhiasan sebelum terlambat, karena surat perhiasan yang dijaminkan Raja itu palsu.”Radit pun menyetujui, “Benar sekali. Raja hanya menantu miskin yang numpang hidup di keluarga kami, jadi bagaimana bisa dia punya uang untuk membeli sebuah perhiasan kalau bukan menipu?”Mendengar Raja dihina, Joshua tentu murka dan segera membelanya, “Lancang sekali kalian! Pak Raja bukanlah penipu, pihak rumah sakit sudah mengecek keaslian surat perhiasan yang dijaminkan Pak Raja, dan hasilnya asli.”Bahri, Margareth, dan Radit semakin tercengang. Bagaimana bisa?Kini giliran Bahri yang meluruskan, “Coba cek kembali keaslian surat perhiasan itu. Kami mengenalnya dengan jelas. Bahkan saat ini dia pengangguran, jadi rasanya mustahil dia punya kalung semahal itu.”Joshua sekilas mengepalkan kedua tangannya, kalau bukan karena teringa
Baca selengkapnya
Bab 50. Aku Bekerja Di Prince Group
Bahri, Margareth, dan Radit tercengang-cengang dan heran. Dan lagi-lagi mereka menyalahkan Raja yang telah memprovokasi Joshua.“Maaf … Apa salah kami? Sepertinya Bapak salah mengusir orang. Seharusnya Bapak mengusir dia,” kata Bahri sembari menatap tajam pada Raja. “Sok polos kamu, ya. Kamu menghasut Pak Joshua biar ngusir kami? Sadar dong jadi orang, jangan lempar batu sembunyi tangan” sindirnya.“Benar, Pak.” Margareth setuju. “Ruangan ini jadi tidak nyaman karena ada Sampah.” dia menatap geram pada Raja. “Tunggu apa lagi?! Sana keluar biar nggak mengganggu kenyamanan Papa.”Kini giliran Radit yang bersuara, “Jangan dengarkan pria sampah itu, Pak. Orangnya memang gila dan tukang fitnah.”Ayyara menangis dalam hati. Dalam benaknya, dia sudah tidak sabar ingin menjual kalung miliknya supaya bisa digunakan Raja untuk membuka bisnis. Mungkin dengan cara itu, semua orang terutama ketiga orang itu berhenti untuk menghina suaminya.Di titik ini, Joshua menunjukkan ketegasannya sebagai seo
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
25
DMCA.com Protection Status