Semua Bab Wanita Berhati Baja: Bab 11 - Bab 20
122 Bab
Pesta Perusahaan
“Datanglah ke peresmian perusahaan baru. Siapkan dirimu! Jangan terlambat!” perintah bapak mertuaku. Ini kali pertama aku diundang acara kantor di luar jam kerja. Mereka bilang, grand opening adalah pestanya orang berada. Semua bisa berdandan dengan aneka gaun mewah layaknya artis yang mendatangi festival film dan berjalan di atas red carpet.Penampilan harus maksimal, karena akan berkumpul banyak orang sukses di sana. Kesuksesan itu tercermin dari busana yang dikenakan. Apakah itu merek terkenal atau bukan? Apakah itu aksesoris mahal atau bukan? Apakah kamu bisa membawa diri dengan anggun atau malah norak? Semua itu dicerocoskan Caca tanpa henti sejak tahu bahwa aku termasuk yang diundang untuk datang.“Enggak semua bisa datang, Mbak. Umumnya karyawan rendah tidak diundang. Semua ditangani EO, jadi rapi. Acara semacam itu tidak melibatkan karyawan yang malah bisa bikin rese. Malah ada yang saking culunnya, sengaja bawa plastik keresek untuk mengantongi makanan. Ha
Baca selengkapnya
Pertemuan tak Terduga
“Cinta pertama adalah pengalaman paling indah bagi semua manusia. Cinta pertama penuh keindahan, dunia baru yang memenuhi seluruh sisi-sisi kalbu, memenuhi dunia dengan pelangi warna-warni, sehingga ia akan melupakan segala derita rahasia kehidupan ini.” (Kahlil Gibran)***Cinta pertamaku adalah suamiku. Danu Wicaksono. Tak pernah ada yang lain yang menghuni hati ini. Meski ratusan anak panah ditembakkan untuk membunuhku, tak’kan mampu membunuh cintaku. Sementara bagi Mas Danul cinta pertamanya adalah Sekar Diandrakusuma. Ia tak pernah bisa berpaling dari wajah rupawan itu meskipun pernikahan telah menjadi penghalang.“Mbak, jangan nangis lagi. Nanti jelek kalau dirias,” nasihat Caca melihatku terisak di hadapannya.Sebenarnya, tangisku bisa lekas reda andai tidak kepergok olehnya. Entah mengapa, ketahuan Caca dalam kondisi seperti ini membuat luka kian menganga. Seperti orang yang berduka karena kematian orang tercinta, saat pelayat datang untuk menghibur, justru air mata kian deras
Baca selengkapnya
Tamu Pengganggu
Detak menyihir, meramu gelisah yang pekat. Rasa sakit menggerogoti hingga lumpuh raga ini. Tak mampu bergeming. Bahkan sekedar mendongakkan mata, memandang sosok yang kurindukan tiap menit dan detiknya saja tak bisa.Seolah mampu membaca suasana hatiku yang memburuk, Mike berusaha berdehem tipis. “Are you nervous?” bisiknya.Mungkin Mike belum mengenal Mas Danu maupun Sekar. Tapi seperti semua pegawai lainnya tahu, aku adalah wanita miskin yang dinikahi putra pemilik perusahaan tempat kami bekerja. Malangnya, aku adalah istri yang tak diinginkan sehingga suami selingkuh dengan mantan. Rumor itu senter tersebar dengan bumbu-bumbunya. Nyaris semua dinding perusahaan ikut mendengar, karena berita itu merambat cepat bagai api membakar kertas.Beberapa pegawai dari divisi lain bahkan sengaja pura-pura ramah menyapaku hanya agar bisa menggali kehidupan rumah tanggaku. Terkadang, ada yang sengaja sok baik agar bisa dekat denganku dan mendapat kesempatan
Baca selengkapnya
Menjadi Cinderella
“Cinta pertama adalah pengalaman paling indah bagi semua manusia. Cinta pertama penuh keindahan, dunia baru yang memenuhi seluruh sisi-sisi kalbu, memenuhi dunia dengan pelangi warna-warni, sehingga ia akan melupakan segala derita rahasia kehidupan ini.” (Kahlil Gibran)***Cinta pertamaku adalah suamiku. Danu Wicaksono. Tak pernah ada yang lain yang menghuni hati ini. Meski ratusan anak panah ditembakkan untuk membunuhku, tak’kan mampu membunuh cintaku. Sementara bagi Mas Danul cinta pertamanya adalah Sekar Diandrakusuma. Ia tak pernah bisa berpaling dari wajah rupawan itu meskipun pernikahan telah menjadi penghalang.“Mbak, jangan nangis lagi. Nanti jelek kalau dirias,” nasihat Caca melihatku terisak di hadapannya.Sebenarnya, tangisku bisa lekas reda andai tidak kepergok olehnya. Entah mengapa, ketahuan Caca dalam kondisi seperti ini membuat luka kian menganga. Seperti orang yang berduka karena kematian orang tercinta, saat pelayat datang untuk menghibur, justru air mata kian deras
Baca selengkapnya
Tak Dikenali
Tepat pukul tujuh malam, caca datang menjemput. Ia pun mengalami keterpukauan seperti yang kualami saat pertama kali bercermin.“Woah, amazing! Andai kamu bisa kayak gitu tiap hari Mbak, mungkin Mas Danu tak punya waktu untuk memperhatikan wanita lain.” Komentarnya merusak mood-ku seketika.Caca, dia tak tahu bahwa bagi orang sepertiku dan Mas Danu, fisik bukan segalanya. Perasaan kami terbentuk pada pandangan pertama dan tidak mudah beralih hanya karena rupa. Ah, untuk apa kujelaskan padanya. Orang lain pun sering berpendapat bahwa cinta pertama hanya bagus untuk dikenang, bukan untuk dimenangkan.Aku bersaing bukan dengan Sekar yang cantik jelita. Bukan dengan wanita cantik yang kaya raya. Aku bersaing dengan cinta pertama Mas Danu. Berlomba dengannya untuk memenangkan satu dari dua rasa yang sama kuatnya. Perasaan cintaku atau perasan cinta Mas Danu. Pada akhirnya, hanya satu di antara cinta kami yang akan mengukir prestasi.Caca terus memberi
Baca selengkapnya
Keajaiban
Caca datang memotong percakapan kami. Ia memberikan kabar buruk bahwa anaknya jatuh dari ranjang dan terus menangis. Ia sangat cemas dan harus segera pulang untuk menyusul suaminya di rumah sakit untuk memastikan kondisi anaknya.“Kamu harus tetap di sini, Mbak. Acara bahkan belum dimulai. Kamu bisa pulang bersama Mister Mike atau dengan om. Jangan naik taksi online di jam malam. Kamu terlalu cantik dan mahal malam ini. Itu bisa memancing kejahatan. Ingat kejahatan bisa terjadi karena kesempatan terbuka. Jadi jangan beri kesempatan orang untuk berbuat jahat padamu.”“Tidak, Ca. Aku ikut kamu. Bagaimana jika bapak masih ada urusan lain dan tidak bisa pulang bersamaku?” Membayangkan harus semobil dengan bapak mertua membuat tegang. Kami belum pernah semobil karena beliau selalu terlihat serius sehingga membuatku tidak nyaman. Berbeda dengan ibu mertuaku yang memang merangkulku dengan hangat dan erat. Bapak mertuaku terlihat dingin dan sama tidak berperasaannya sepert
Baca selengkapnya
Suami Takjub
Detak menyihir, meramu gelisah yang pekat. Rasa sakit menggerogoti hingga lumpuh raga ini. Tak mampu bergeming. Bahkan sekedar mendongakkan mata, memandang sosok yang kurindukan tiap menit dan detiknya saja tak bisa.Seolah mampu membaca suasana hatiku yang memburuk, Mike berusaha berdehem tipis. “Are you nervous?” bisiknya.Mungkin Mike belum mengenal Mas Danu maupun Sekar. Tapi seperti semua pegawai lainnya tahu, aku adalah wanita miskin yang dinikahi putra pemilik perusahaan tempat kami bekerja. Malangnya, aku adalah istri yang tak diinginkan sehingga suami selingkuh dengan mantan. Rumor itu senter tersebar dengan bumbu-bumbunya. Nyaris semua dinding perusahaan ikut mendengar, karena berita itu merambat cepat bagai api membakar kertas.Beberapa pegawai dari divisi lain bahkan sengaja pura-pura ramah menyapaku hanya agar bisa menggali kehidupan rumah tanggaku. Terkadang, ada yang sengaja sok baik agar bisa dekat denganku dan mendapat kesempatan promosi jabatan. Padahal itu tidak mun
Baca selengkapnya
Penyamaran Terbongkar
Seolah dikirim sebagai penyelamatku, Mike mengalihkan perhatian mereka. Ia mengajak Mas Danu dan Sekar mengobrol dalam Bahasa Inggris yang begitu luwes. Membuatku yang belum sepenuhnya mampu berbahasa Inggris seolah mendengar siaran langsung stasiun TV luar negeri.“My friend is shy, but classy,” terang Mike pada mereka, mencoba membuatku tidak perlu terlibat percakapan yang tak kuinginkan.“Makanlah makananmu, biar aku urus mereka,” bisik Mike di telingaku. Hembusan nafasnya yang begitu dekat, seolah hendak mencumbu, membuatku kaget hingga menjatuhkan sendok.Klunting.Terkejut. Bergegas aku menunduk untuk mengambil sendok itu. Di saat bersamaan Mas Danu ikut membantuku mengambil sendok yang terjatuh. Waktu seolah terhenti, kala tangannya menyentuh tanganku. Mata kami bertemu. Parasnya berubah. Tak lagi menunjukkan ketenangan maupun keceriaan.Sekar mengamati kami yang terkunci dalam pandangan untuk waktu yang cukup lama. “Sayang, ada ma
Baca selengkapnya
Tak Dapat Digoyahkan
“Fall one time and stand up two times. Kamu bisa jatuh sekali, cukup sekali dan lalu berdiri dua kali lebih kuat. Cobalah terobos ketakutanmu. Kamu akan mendapatkan kebahagiaan setelah kamu lepaskan ikatan yang menjerat sayapmu untuk terbang,” bujuk Mike perlahan. Tak bermaksud menggurui maupun menghakimi. Ia ingin menemani. Dengan tulus berusaha menasihati.“A promise is a promise. Aku telah berjanji untuk setia padanya. Selalu mencintainya. Bersabar untuk semua kelakuannya.”“Pada siapa kamu berjanji? Padanya yang telah mengkhianatimu? Atau pada mertuamu yang menjodohkan kalian?”“Berjanji pada diriku sendiri.” Kulempar pandangan menembus kaca, mengamati beberapa gelandangan yang menenteng kardus dan mencari tempat berbaring. Aku pernah bergaul dengan orang-orang seperti itu saat anak-anak. Pernah menggelandang juga saat kemalaman pulang dari mencari rongsokan. Kini aku berada di mobil mewah, memakai dress indah, bahkan makeup-ku juga sempurna. Karena si
Baca selengkapnya
Bukan Cinderella
Bukan cerita Cinderella, tapi peristiwanya nyaris sama. Bedanya, bukan ibu tiri yang menungguku kembali. Tetapi suami. Buru-buru turun untuk berlari agar tidak terlambat pulang ke rumah, sepatuku terlepas. High heels yang dipilih Caca benar-benar menyulitkan. Akhirnya, sebelah sepatu yang masih menempel di kakiku pun sengaja kulepas agar aku bisa berlari dengan bebas menerobos halaman, ruang tamu, ruang keluarga, dan naik ke lantai dua. Kujinjing dress panjang yang membuat gerakku terbatas. Satpam melihatku sambil berteriak. “Nyonya, sepatunya lepas.” Tak kuhiraukan teriakan satpam. Besok masih bisa kuurus, tapi kemarahan Mas Danu, aku khawatir akan semakin membesar jika dalam 10 tak menit aku tak segera tiba di hadapannya. Tak kusangka ia pulang malam ini. Kukira ia akan kembali bersama wanita itu tanpa peduli pada diriku.Mobil Mas Danu telah terparkir, tapi mobil mertuaku tak ada. Siapa yang akan membelaku jika Mas Danu kelewat salah paham?Tiba di lantai dua, nafasku tersenggal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status