All Chapters of TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN : Chapter 31 - Chapter 40
122 Chapters
Part 31 Tidak Ada Perceraian
Farrel memejamkan matanya rapat. Dia mendongakkan wajah. Ucapan sang istri menyesakkan dadanya. "Astaghfirullah," gumamnya lirih. Dia tidak boleh terpancing emosi sesaat yang akan menghancurkan segalanya. Bukan hanya rumah tangga yang baru dimulainya yang hancur. Akan tetapi, kekecewaan dari semua anggota keluarga besarnya. Jika Farrel menuruti emosi istrinya maka detik ini juga semua akan selesai. Arsyi Allah akan berguncang dengan kata talaq.Tidak. Dia tidak ingin mengalah. Farrel mendekat ke arah sang istri yang masih mematung di tempatnya. Wanita itu menatapnya tajam dengan nafas memburu.Farrel menangkup wajah tirus istrinya dengan telapak tangannya. Dia menatap wajah cantik itu dalam-dalam walaupun Alifa tak membalas tatapannya."Kamu tahu, Sayang." Farrel berucap lirih sambil mengusap-usap pipi istrinya dengan ibu jarinya. "Jika aku sangat marah, itu artinya aku takut kehilanganmu. Aku khawatir akan keadaan kamu. Tadi sewaktu aku tinggal pergi kamu sedang marah, dan...""Ng
Read more
Part 32 Aku Mau Menjadi Istri Kedua
Alifa kembali mencubit. Kali ini perut suaminya yang dijadikan sasaran. Farrel tersenyum dan menggenggam jemari tangan istrinya sebentar karena harus konsentrasi pada setir motornya."Mas, jaga tuh pandangannya. Nggak usah lihat-lihat paha cewek lain. Dosa!" Farrel kembali menyunggingkan senyum melihat wajah Alifa yang masih cemberut. "Kamu kalau cemberut gini bikin gemes, Sayang. Jadi, bagaimana, kita ke hotel dulu ya?" Farrel kembali bernegosiasi. Alifa tak menyahut dan malah menipiskan bibirnya menahan geram. "Mau ngapain sih ke hotel terus pikirannya?" tanyanya gemas."Ya, pengin saja. Biasanya habis berantem, kamu tuh beda, Sayang." Farrel menjawab sambil cengengesan. "Bagaimana Alifa Fatima?" tanyanya lagi.Alifa tak menjawab. Dia malas meladeni keinginan suaminya. Merasa tak ada jawaban, Farrel kembali iseng. Dia mengusap pelan paha istrinya yang terbalut celana jeans. Kini, mereka berhenti di lampu merah."Gara-gara lihat paha cewek tadi, pikirannya jadi gentayangan!" Alifa
Read more
Part 33 Sesal
Mereka kompak menoleh. Farrel telah berdiri beberapa langkah di belakang keduanya. Laki-laki jangkung itu tersenyum miring dengan tatapan tajam pada Kevin."Dengan cara apa aku bilang ke kamu, Vin?" Farrel tak mau berbasa-basi. "Jauhi istriku, kamu dengar?" tanyanya tegas."Ow, ow ... sabar Bro. Aku nggak mengganggu Alifa. Kamu tahu, kan? Kami itu bersahabat, jauh sebelum kamu hadir dalam hidupnya?" tanya Kevin sambil menaikkan dagunya. Dia menjulurkan tangan dan menunjuk tepat di dada Farrel. "Kamu nggak bisa mengaturku," ucapnya lirih seolah mengejek.Farrel menepis tangan Kevin dan menantang tatapan laki-laki di depannya. "Sahabat yang modus mencintainya setelah kamu kesepian?" tanyanya sinis."Ya, aku mencintai Alifa. Mau apa kamu?"Bugh!Farrel tak tahan lagi. Setelah mendaratkan pukulan di rahang Kevin hingga memar, Farrel mencengkeram kerah kemeja laki-laki berkulit putih tersebut."Mas, sudah!" Farrel melirik ke arah Alifa yang memegangi lengannya yang terangkat, siap memukul
Read more
Part 34 Apa Kamu Ingin Menikahinya
Kevin mengangguk walaupun tidak mengerti apa sebenarnya yang terjadi antara Elis dan Farrel. "Sudah, kita bicarakan di rumah. Ayo pulang, kamu ke sini naik apa?" tanya laki-laki bermata agak sipit itu.Kevin mengulurkan tangan dan mengusap bahu adik sepupu mendiang Marissa itu. Marissa menoleh ke arah motor matic yang diparkir di depan warung bakso."Aku bawa motor, Mas."Kevin mengikuti arah pandangan Elis, lalu mengangguk samar. "Oh, ya sudah. Kamu hati-hati," pesannya.Elis masih bergeming di tempatnya. Kevin mengurungkan niatnya membuka pintu mobil. Dia mengerutkan kening melihat Elis yang tidak mau beranjak."Lis, pulang dulu!" ucapnya."Mas Kevin tadi bilang, sahabat istrinya Mas Farrel. Kapan mereka menikah?" tanya gadis berambut sebahu itu."Sebulanan yang lalu." Kevin menjawab singkat. Jangan ditanya perasaannya ketika mengingat Alifa sudah menikah. Menyesal karena kebodohan. Elis mengangguk lemah. Sama seperti Kevin, hatinya terasa sakit setelah mengetahui ternyata Farrel s
Read more
Part 35 Suami Brengsek
Alifa menunggu jawaban dari Farrel dengan dada berdebar-debar. Namun, Farrel tidak kunjung menjawab pertanyaan istrinya itu. Alifa yang tidak sabar segera mendorong dada suaminya dengan wajah cemberut."Nggak usah dijelasin, aku sudah tahu jawabannya. Iya itu berarti benar. Iya kan, Mas?" Farrel mengangguk dan menarik tangan istrinya, lalu kembali memeluk istrinya itu. "Iya, benar. Laki-laki itu boleh memiliki istri sampai empat. Tapi...""Tapi apa?" sahut Alifa menghentikan ucapan suaminya. "Tapi takut nggak adil begitu?" tanyanya lagi.Farrel kembali mengangguk tanpa merasa bersalah. "Iya, tapi bukan itu alasannya. Aku takut kalau aku punya istri lagi, aku nggak bisa memberikan adik buat Alfa. Alangkah mengerikan dan nggak bergunanya aku, Fa," keluhnya yang langsung mendapatkan cubitan kuat di lengan."Auh, auh! Kenapa kamu hobi nyubit sih, Fa?" "Biarin, habisnya aneh-aneh. Kenapa dulu nggak dinikahi saja kalau gitu?" Alifa kembali menunjukkan sikap ketusnya. "Sekarang mau macam-m
Read more
Part 36 Rencana Terselubung
Alifa meletakkan kembali kunci kontak motor di tangannya dengan gerakan lemah. Kurang ajar sekali suami menyebalkannya ini."Kenapa? Nggak suka?" tanya Farrel dengan alis terangkat sebelah. Dia melirik kunci tersebut yang berada di atas meja. "Motor itu bagus lho, Fa. Keluaran terbaru," lanjutnya.Alifa mendesah jengkel. "Kalau niat beliin istrinya motor untuk touring itu yang ikhlas, Mas. Jangan pakai syarat. Jangan-jangan ini motor kreditan!" cibirnya sinis."Sembarangan kreditan, noh BPKB di rumah. Salah sendiri seharian marah-marah.""Kalau gitu kenapa mesti pakai syarat segala? Awas, kalau tiap bulan aku ditagih orang gara-gara utang motor." Alifa menggerutu tak mau kalah. Mendengar ucapan istrinya yang berdengung seperti lebah, Farrel menggaruk telinganya. Dia ingin mengatakan istrinya jangan terlalu banyak mengomel seperti lebah. Tetapi, takut jika anaknya nanti mengikuti sifat cerewet istrinya itu. Pamali katanya."Ya karena kamu sedang hamil, Fa. Syaratnya kamu dibonceng sam
Read more
Part 37 Tapi Nyatanya?
Seperti dikomando, kedua laki-laki yang beradu pukul itu lantas menatap pada Alifa yang meringis memegangi perutnya. Kevin hendak mendekat, namun dengan cepat Farrel mendorongnya."Jangan sentuh istriku!" sentaknya, lalu merangkul sang istri. Alifa menatapnya dengan sayu, lalu terkulai dalam pelukannya. "Fa, bangun. Bangun, Sayang!" Farrel berseru panik."Kita bawa ke rumah sakit," ucap Kevin yang langsung membuat Farrel mendongak. Dia menatap ke arah motornya. Tidak mungkin membawa istrinya ke rumah sakit dengan mengendarai motor besar. Kevin yang melihat kebingungan Farrel segera membuka pintu mobilnya."Tunggu apa lagi, Rel?" sindir laki-laki blasteran itu.Farrel mengangguk. Sejenak dia melupakan rasa marahnya pada laki-laki yang sudah bersiap di belakang kemudi. Farrel mendekap tubuh lemah Alifa. Kevin melirik ke center mirror. Ada ribuan semut rangrang yang menggigit di dasar hatinya. Namun, keselamatan Rabbit Kecilnya lebih penting.Farrel mondar-mandir di depan ruang ICU. Dia
Read more
Part 38 Kenyataan Pahit
Kenyataannya, Alifa merasakan kehilangan ketika Kevin berlalu. Wanita itu memejamkan matanya, membiarkan air mata itu kembali menetes."Apa ini? Kenapa aku nggak ikhlas dia pergi? Nggak boleh! Nggak boleh!" serunya dalam hati sembari memukul kepalanya sendiri.Dia kembali menangis. Alifa membuka matanya ketika merasakan kedua tangannya dipegang erat. Laki-laki jangkung itu menatapnya dengan menyelidik."Apa yang kamu lakukan?" tanyanya dengan nada datar. Lalu, tatapan matanya tertuju ke arah bouquet mawar putih yang tergeletak di atas nakas.Alifa belum sempat menyentuh benda itu. Farrel mengambil benda tersebut dan mengamatinya sesaat.["Cepat sembuh, Rabbit Kecil. Maafkan aku."] Begitu bunyi tulisan yang terselip di dalam rangkaian bunga itu."Shit!" Bersamaan dengan itu, bunga tersebut melayang tepat memasuki tempat sampah. "Jadi, dia nekad ke sini dan membuatmu menangis?" tanya Farrel dengan rahang mengeras.Alifa mengangguk pelan dan meraih tangan suaminya. "Dia hanya pamit pergi
Read more
Part 39 Ikhlaskan Aku
Kevin berusaha tak terpancing. Sekarang dirinya harus profesional. Harus bisa mengesampingkan perasaannya pada Alifa. Di dalam kelas dan lingkungan kampus, Alifa adalah mahasiswinya."Selamat siang Pak Kevin," sapa Lili begitu berpapasan dengan Kevin di koridor."Siang!" Kevin membalas singkat tanpa senyum.Lili merasakan hatinya langsung mengkerut. Dia berpikir mengapa Kevin bersikap berbeda pada Alifa? Toh Lili dan Alifa sama-sama mahasiswi apalagi Alifa sudah menikah."Nggak usah bengong!" Zizi menepuk bahu Lili. Lili berjingkat kaget dan balas menepuk Zizi dan mensejajari langkah gadis itu. "Zizi, kenapa sikap Pak Kevin ke Alifa beda banget ya?" tanya Lili mulai ingin tahu.Zizi mengangkat bahunya. "Ya bedalah, Alifa dan Pak Kevin kan sahabatan sebelum Pak Kevin nikah!" jawabnya santai."Ni-nikah?" tanya Lili. Bukan hanya hatinya yang mengkerut. Bahunya juga ikut meluruh. Zizi mengangguk pelan. "Iyaa, tapi istrinya sudah meninggal. Makanya Pak Kevin balik ke sini. Biar bisa deket
Read more
Part 40 Aku Hanya Sopir
Ucapan Farrel yang seolah menuduh Alifa sengaja berciuman dengan Kevin, sungguh membuat hati wanita itu terluka. Alifa langsung memalingkan wajahnya yang berembun. Dia tidak ingin bertemu pandang dengan Farrel yang masih menatapnya dengan tatapan tajam."Sejak kapan Kevin jadi dosen di sini?" tanya Farrel lirih. Alifa mengusap pelan sudut matanya. "Hampir seminggu." Alifa menjawab lirih.Farrel tersenyum miring. "Hm, ada saja caranya untuk mendekati kamu, ya? Sepertinya benar-benar nggak rela dia, kalau kamu bersamaku?" sindirnya."Aku nggak minta dia menggantikan Bu Aline!" Alifa menyahut ketus."Tapi pasti kamu senang kan, setiap kali bertemu dengannya? Sampai lupa kalau setiap saat suami kamu memikirkan keadaan istrinya?" Farrel bertanya dengan nada meninggi kemudian menggeleng pelan."Seandainya kamu nggak melihatku tadi, apa kira-kira yang terjadi? Kalian ciuman lagi?"Plak!Alifa melayangkan tamparannya ke pipi Farrel. Laki-laki itu memejamkan matanya sesaat. Lalu, Farrel menatap
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status