TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN

TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN

Oleh:  La Bianconera   Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 Peringkat
122Bab
8.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Sequel of MENYUSUI TUYUL. Berawal dari ide Bintang, kakak iparnya, Alifa terpaksa menerima perjodohan dengan Farrel. Ketua geng pengangguran keren yang masih jauh dari Tuhan. Apa jadinya, pernikahan dua anak manusia yang mempunyai latar belakang hampir sama dan tanpa cinta itu? Farrel dengan segala sikap menyebalkannya di mata Alifa, begitu juga Alifa dengan segala keegoisannya di mata Farrel. Keduanya seperti terjebak dalam pernikahan yang tak diharapkan. Namun, Farrel bertekad, tidak ada pernikahan kedua baginya. Mampukah, Alifa membimbing Farrel yang masih jauh dari Tuhan, menjadi imam yang baik? Lalu mampukah, Farrel mempertahankan pernikahannya dengan Alifa seperti keinginan laki-laki itu?

Lihat lebih banyak
TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Lia M Sampurno
Lanjutkan Thor. semangaatt
2023-01-25 12:23:43
0
user avatar
La Bianconera
Selamat datang di kehaluanku yang ke-3. Silakan baca juga karya aku yang berjudul Teror Bunga Tasbih Hitam dan Menyusui Tuyul. Terima kasih.
2023-01-12 10:53:47
1
122 Bab
Part 1 Pernikahan
Rumah dengan halaman yang luas itu sudah penuh dengan para tamu undangan. Mereka duduk berjejer rapi di kursi yang telah dihias sedemikian rupa. Hiasan bunga-bunga mawar, krisan, dan lili memenuhi pelaminan. Di bawah tenda dengan dekorasi berwarna biru muda itu, para undangan tak sabar menunggu kata sah digaungkan.Seorang pemuda bertubuh jangkung sedikit kurus, duduk gelisah di depan petugas KUA dan wali nikah gadis yang beberapa menit lagi akan sah menjadi istrinya. Dia menunduk dalam. Gelisah dan takut bercampur menjadi satu. Benarkah dia sudah siap melepas masa lajangnya hari ini?Benarkah dia mampu menjadi suami yang baik nanti? Sedangkan gadis yang akan dia nikahi tidak menghadirkan rasa cinta di hatinya. Berbagai pertanyaan, dan benarkah, benarkah yang lain muncul.Pemuda itu menarik nafas panjang, dia tak mungkin mundur lagi. Sebadung dan seberandalan apa pun dirinya, pantang mempermalukan kedua orang tuanya. Dia cukup sadar diri, hidupnya yang kacau telah menyakiti ayah dan i
Baca selengkapnya
Part 2 First Kiss
Malam harinya, di kediaman Pak Haji Imran. Setelah acara akad nikah, dilanjutkan resepsi yang cukup melelahkan sampai sore hari. Alifa tampak canggung berada di kamar milik Farrel. Sebenarnya jika boleh memilih, Alifa ingin tidur di kamar terpisah. Akan tetapi, dia tidak punya pilihan karena menyadari keberadaannya kini. Dan menurut Farrel walaupun rumah Bu Halimah cukup besar, tetapi semua kamar sudah penuh diisi oleh saudara mereka yang kebetulan datang dari luar kota.Alifa segera mengambil baju ganti dan bergegas ke kamar mandi yang menyatu dengan kamar laki-laki itu. Dia ingin cepat-cepat mandi, shalat kemudian beranjak tidur. Sementara itu, Farrel masih di ruang tamu bersama para sahabatnya."Hm, bersih juga kamar mandinya. Nggak nyangka." Alifa bergumam lirih begitu berada di kamar mandi. Tanpa terasa, sudah 30 menit Alifa di dalam kamar mandi. Gadis itu dengan santai keluar dari situ sambil membungkus rambut basahnya dengan handuk.Dia mengerutkan kening ketika mendapati ka
Baca selengkapnya
Part 3 Ikan Asin
Alifa menatap punggung lebar Farrel yang berbaring di depannya. Gadis itu tidak berani memejamkan mata. Walaupun sering bertemu Farrel dan banyak tahu tentang kehidupan Farrel dari kakaknya, Alifa merasa takut sendiri. Farrel adalah pemuda dengan label berandalan. Dulu suka mabuk-mabukan, berkelahi, dan mungkin juga tukang main perempuan. Alifa takut jika dia lengah, Farrel akan berbuat sesuatu padanya. Walaupun laki-laki itu memang berhak atas dirinya. Alifa menarik nafas dalam-dalam dan berdo'a dalam hati."Kenapa kamu itu berisik banget sih, Fa?" Farrel bertanya ketus sembari membalikkan badan. Rupanya, dia cukup terganggu dengan gerakan gelisah dari istrinya itu.Alifa pura-pura memejamkan matanya tak ingin menanggapi ucapan Farrel. Farrel menggelengkan kepalanya kemudian melipat kedua tangannya di depan dada. Kini dia memilih tidur terlentang.Tanpa sadar, Alifa mendengus keras. Dengan posisi Farrel tidur seperti itu, jelas membuatnya tidak leluasa bergerak. Alifa menoleh, menat
Baca selengkapnya
Part 4 Buat Aku Jatuh Cinta
Alifa menoleh sehingga wajahnya dengan wajah Farrel nyaris tak berjarak. Laki-laki itu menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Keduanya saling pandang beberapa saat, sebelum akhirnya Farrel memutus pandangan mereka lebih dahulu."Sudah malam, tidurlah. Besok kita akan pindah ke rumah baru. Jadi, sekarang sebaiknya kita tidur, Fa.""Rumah baru?" Alifa mengulang pertanyaan sambil membereskan sajadahnya. Dia duduk di samping Farrel yang sudah kembali ke atas tempat tidur.Farrel mengangguk dan menggeser tubuhnya memberi tempat untuk Alifa. "Iya, Bapak kasih kita rumah di dekat rumahnya Mbak Alisha. Biar agak dekat dengan kampus kamu, katanya. Nanti aku juga mulai bekerja." Mendengar penjelasan Farrel, Alifa membulatkan bibirnya dengan bergumam 'oh'. "Tapi, kenapa nggak di kota sekalian sih, Rel?" "Kenapa memangnya?" tanya balik Farrel dengan kening berkerut. Alifa hanya mengangkat bahu acuh. "Ya, kalau di kota kan, mungkin kita bisa mandiri nggak dekat dengan Mbak Alisha.
Baca selengkapnya
Part 5 Karena Alifa Istriku
Entah pukul berapa keduanya memejamkan mata. Setelah peristiwa ciuman kedua mereka tadi malam, Farrel tidak melepaskan Alifa dari pelukannya. Jadi, mereka semalam tidur dalam keadaan saling berpelukan.Sama halnya dengan Alifa, Farrel memang belum bisa menerima sepenuhnya akan perjodohan ini. Akan tetapi, berkali-kali Farrel menegaskan dalam hati. Dia tidak akan menikah untuk kedua kali. Cinta itu memang belum ada di antara mereka. Farrel ingin mencoba menjalaninya dengan ikhlas. Karena itu adalah bukti baktinya pada kedua orang tuanya. Bukankah pernikahan karena perjodohan di zaman orang tuanya dulu adalah hal yang lazim? Dan mereka bisa mempertahankan pernikahan itu sampai tua. Farrel juga ingin seperti mereka. Saat ini memang perasaannya pada Alifa masih sebatas seorang teman. Atau adik? Entahlah.Farrel tak ingin memikirkan hal itu. Tidak ada salahnya belajar mencintai Alifa karena memang gadis itulah istrinya. Jodoh pilihan orang tuanya. Bahkan mungkin memang jodoh pilihan Tuhan
Baca selengkapnya
Part 6 Mas Farrel, Sayang
Farrel langsung mendelik tak suka. "Enak saja, memang aku Kakanganmu? Panggil aku, Mas. Mas Farrel Sayang!" ucapnya tegas tak ingin dibantah.Alifa bergumam lirih sambil menggaruk telinganya. "Mas Farrel, Sayang." Rasanya panggilan itu sangat lucu. "Iya, Sayang. Manggilnya yang ikhlas!" titahnya tegas.Alifa melengos dengan wajah memerah mendengar perintah dari laki-laki itu. Memanggil 'Mas' saja sangat aneh, apalagi ditambah kata 'Sayang'. Melihat wajah memerah Alifa, Farrel tersenyum.Farrel senyum-senyum melihat Alifa yang salah tingkah. Ini hanya soal panggilan, tetapi sudah membuat wajah istrinya itu memerah. Bagaimana jika menyangkut permintaan yang lain? Farrel menepuk dahinya sendiri, menyadarkan pikirannya yang melanglang buana.Farrel menjulurkan tangannya menyentuh bibir Alifa. Sesaat Alifa terkesiap. "Rambut, nanti ikut kemakan." Alifa melirik ke arah jemari tangan Farrel yang menunjukkan sehelai rambut."Kenapa bisa masakan ada rambutnya? Bukan aku, Rel, yang masak!" Far
Baca selengkapnya
Part 7 Saling Belajar Mencintai
Farrel berusaha mencerna ucapan istrinya. Belajar mencintai? Benarkah wanita dalam pelukannya ini benar-benar siap akan status dan kehidupan barunya?Akhirnya, Farrel memutuskan mengangguk. "Kita saling belajar mencintai karena pernikahan ini untuk selamanya, Fa. Aku berharap kamu nggak akan meninggalkan aku."Farrel mendongak dengan mata terpejam. Dia yakin cinta di antara mereka akan datang seiring berjalannya waktu. Farrel juga berharap, Alifa tidak akan pernah meninggalkan dirinya jika suatu saat nanti Alifa menyadari laki-laki seperti apa suaminya itu.Alifa membenamkan wajahnya di dada suaminya.Alifa masih sulit untuk percaya jika dirinya sekarang menjadi istrinya Farrel. Dia masih ingat betul beberapa bulan lalu memaki Farrel di halaman balai desa. "Bagaimana kalau nama kamu dan namaku yang tertulis di Lauhul Mahfudz, Lif?" tanya Farrel waktu itu. Alifa tahu, Farrel yang slengekan itu asal bicara. Ya, laki-laki di depannya itu mana pernah serius? Apalagi, di depan para sahab
Baca selengkapnya
Part 8 Belajar Mengulek
Farrel mendekatkan wajahnya ke telinga Alifa, laki-laki berambut biru itu berbisik, "Belajar ngulek sama aku sajalah, Fa, yang cepat!" ucapnya kemudian mencuri ciuman di pipi Alifa.Alifa mendelik dan mendadak otaknya langsung mengerti maksud dari laki-laki itu. "Farrel!" Bersamaan dengan itu, cubitan kuat mendarat di perut laki-laki tersebut. Alifa langsung melengos dan meninggalkan suami jahilnya itu."Kita ke pasar saja, kamu di sini masih mau beli apa lagi?" tanya Farrel sambil mengembalikan beberapa bungkus bumbu instan yang sama. Alifa menatap ke arah tangan Farrel yang menata kembali bungkusan bumbu itu di rak, sesuai dengan jenis dan mereknya."Jangan dikembalikan semua, Rel. Aku butuh ini!" cegahnya."Iya, itu kan aku sisain yang beda-beda, kamu ngambilnya sama-sama semua. Memang setiap hari mau masak nasi goreng dan gulai ayam?" Alifa cengengesan sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "He he, ya nggak sih," jawabnya. "Eh, Rel sebentar, aku ke sana dulu!" Tanpa menung
Baca selengkapnya
Part 9 Rumah Baru
Dengan antusias, Alifa memperhatikan Bu Halimah memasak. Dengan sabar, wanita paruh baya itu mengajari menantunya. Dia juga menunjukkan bumbu-bumbu untuk setiap masakan yang berbeda. Tak lupa, Alifa juga mencatatnya.Bu Halimah tersenyum, melihat keseriusan Alifa yang ingin belajar memasak. Berbeda dengan ibunya, Farrel lebih banyak memprotes daripada mengajari. Alifa berkali-kali mendapatkan teguran dari ibunya. Sedangkan Alifa, memilih bersikap tak peduli dengan cibiran sang suami yang berniat menggodanya."Lebih baik kamu, ke mana begitu kek, Mas!" usirnya gregetan.Farrel terkekeh kemudian meninggalkan kedua wanita beda usia itu. "Awas, kalau keasinan, Fa!" ucapnya lantang sembari berlalu."Jangan dengarkan, Fa. Farrel memang kalau ngomong seenaknya," ucap Bu Halimah."Saya sudah hafal, Buk." Alifa menjawab jujur. Kini, mereka sudah berada di meja makan. Alifa merasa canggung ketika harus duduk semeja dengan kedua mertuanya. "Kamu jangan sungkan, Fa. Di sini juga rumah kamu. Seb
Baca selengkapnya
Part 10 Terserah Kamu, Fa
Farrel melengos. Dia melewati istrinya begitu saja. Laki-laki jangkung itu berjalan cepat meninggalkan wanita itu. Alifa yang didera perasaan bersalah segera mengejar dan menangkap tangan Farrel."Mas!" Farrel menghentikan langkah tanpa menoleh. Alifa memposisikan diri di depan laki-laki tersebut. Ditatapnya manik hitam Farrel. Melihat raut kecewa di wajah Farrel, Alifa hanya bisa berucap lirih, "Maaf, Mas. Maaf..." Hanya kata itu yang terucap dari bibirnya. Semua kalimat dan kecerewetannya hilang begitu saja.Farrel melirik malas pada Alifa lalu membuang pandangannya. "Aku ngerti," ucapnya acuh. "Aku ngerti, semua ini sulit kamu terima, Fa. Begitu juga dengan aku. Tapi, bukankah kamu memintaku belajar mencintaimu? Hh." Farrel kembali menjeda kalimatnya dan tersenyum satu sudut. "Beginikah belajar saling mencintai? Dengan cara pisah kamar?""Mas, ak-aku...""Ya sudahlah, terserah kamu, Fa!" sahut Farrel kemudian melepaskan tangan istrinya dari tangannya.Alifa termangu, dia menatap
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status