All Chapters of Membalas Suami dan Sahabatku: Chapter 21 - Chapter 30
63 Chapters
21. Menjalankan Rencana Part 2
Bagian 21 Aku harus segera mengamankan surat-surat berharga ini, sebelum Mas Ilyas mengetahuinya. Apakah aku jahat? Kurasa tidak, mereka bahkan lebih jahat dari aku. Selama menikah dengan Mas Ilyas, aku memang tidak pernah bekerja. Aku tidak ikut membantunya mencari nafkah. Semua harta dan aset yang kami miliki saat ini adalah murni hasil kerja kerasnya. Rumah ini, apakah aku pantas mengambilnya? Rumah ini sudah dibeli oleh Mas Ilyas sebelum kami menikah. Ah, aku tidak peduli. Bagiku pengkhianat harus mendapatkan balasan yang setimpal. Akan kuambil semuanya dan akan kubuat Mas Ilyas menyesal karena telah mengkhianatiku. Tekadku sudah bulat, setelah semua aset telah berpindah menjadi atas namaku, aku akan melepaskan Mas ilyas untuk Nia, si pengkhianat itu. "Assalamu'alaikum, Mas, ada di kantor nggak? Aku mau kesana." Sebuah pesan kukirimkan kepada Mas Romi. "Waalaikumsalam, iya, datang saja. Syukurlah, Mas Romi langsung membalas pesanku. Segera kugulung dokumen dan surat pent
Read more
22. Memasang Cctv
Bagian 22"Sandra, kok' jadi ngelamun?" Pertanyaan Mas Romi membuyarkan lamunanku yang masih memikirkan tentang Mas Ilyas. Tak bisa kupungkiri bahwa aku tidak bisa tanpa memikirkannya, walau sedetik saja. Aku masih tidak habis pikir, kenapa Mas Ilyas begitu tega mengkhianatiku."Nggak kok. Yasudah, aku pamit ya, Mas. Tolong secepatnya kabari aku," ucapku kemudian beranjak dari tempat dudukku."Siap, Bu Sandra." Mas Romi mengacungkan jempolnya sambil menyunggingkan senyum manis.Aku pun segera berlalu dari ruangan Mas Romi, takut terjadi fitnah jika terlalu lama berada satu ruangan dengannya.Langkah selanjutnya yang akan kulakukan adalah memasang Cctv di rumah yang baru kami beli tersebut. Tempo hari, aku tidak bisa merekam perbuatan mereka karena kondisinya tidak memungkinkan. Inilah saatnya, aku harus melakukannya dengan cepat. Pasti mereka akan mengulangi perbuatan itu lagi.Dua orang yang kuminta untuk memasang Cctv tersebut ternyata sudah tiba lebih dulu.Setelah turun dari mobil
Read more
23. Hasil Rekaman Cctv
Bagian 23 "Sudah, Bu, tapi …." Mbok Yuli masih saja ketakutan. "Yang mempekerjakan Mbok itu aku, bukan Nia. Jadi, nggak usah takut." Aku meyakinkan Mbok Yuli bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tidak akan ada yang berani memecatnya. "Baiklah, Bu!" Mbok Yuli pun mengerjakan apa yang aku perintahkan. Beliau merendam baju-baju tersebut di dalam ember besar, lalu menambahkan deterjen sesuai dengan yang telah kuanjurkan. Rasain kamu Nia. Kamu ingin menjadi ratu di rumah ini, tidak bisa! Justru tidak lama lagi, aku akan menendangmu dari rumah ini. Aku sudah tidak sabar ingin melihat eksresi wajah Nia saat ia melihatnya nanti. Pasti Nia akan marah besar ketika melihat baju-baju mahalnya belum dicuci, malah masih direndam di dalam ember. Sukurin, emang enak! Rusak, rusak dah itu baju! *** Jarum jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, tetapi Mas Ilyas belum pulang juga. Mas Ilyas sama sekali tidak memberi kabar dan aku juga tak berniat menanyakannya. Jika aku penting baginya, maka Mas I
Read more
24. Rian Bertindak
Bagian 24"Sandra, akhir-akhir ini Mas perhatikan kamu sering keluar rumah. Apa saja yang kamu lakukan? Kamu tidak macam-macam kan, di luar sana?" Tiba-tiba Mas Ilyas menanyakan pertanyaan itu. Ternyata ia telah terpengaruh oleh hasutan Nia, si wanita ular berwujud manusia itu."Kuakui, aku memang sering keluar rumah, Mas. Aku merasa kesepian di rumah ini, makanya aku menghabiskan waktu di luar sana," jawabku sekenanya."Kesepian? Sekarang kan, sudah ada Nia, sahabatmu. Harusnya kamu tidak merasa kesepian lagi dong, Sandra.""Iya, Mas benar, sudah ada Nia. Awalnya aku berharap bahwa sahabatku itu akan selalu ada bersamaku seperti saat dulu. Tapi nyatanya sama saja. Malah sekarang aku semakin kesepian karena Mas dan dia sering pulang malam. Anehnya Mas dan Nia seringkali pulang barengan. Entah disengaja ataupun tidak, yang jelas hanya kalian berdua lah yang tahu!" Mas Ilyas terlihat tidak suka mendengar kalimat terakhir yang kuucapkan. Ya, aku memang sengaja berkata seperti itu untuk
Read more
25. Rasakan Kamu, Nia!
Bagian 25"Kalian siapa? Berani-beraninya datang ke rumahku dan berniat ingin mengambil mobil itu. Kalian tidak takut jika aku melaporkan kalian, hah?" Tangan Mas Ilyas mengepal, seolah siap melayangkan serangan kepada kedua pria yang sedang berdiri di hadapan kami saat ini."Sabar, Mas. Kita dengerin dulu penjelasan mereka. Jangan pakai emosi. Hadapilah semuanya dengan kepala dingin. Mari kita bicara baik-baik." Aku berusaha menenangkan Mas Ilyas agar ia tidak terbawa emosi."Bicara baik-baik gimana? Mereka itu mau ngambil mobil aku loh, Sandra!" Protes Sandra."kamu diam saja, Nia. Biarkan kutanyakan dulu maksud mereka dan siapa yang menyuruhnya.""Tapi Sandra--""Kamu diam dulu, Nia!" Aku sengaja memotong ucapannya."Bapak-bapak, sekarang cepat katakan maksud dan tujuan kalian datang kemari, dan siapa yang telah menyuruh kalian mengambil mobil itu."Aku pura-pura tidak mengetahuinya, padahal aku juga ikut merencanakan ini."Kami adalah orang suruhan Pak Rian. Kami ditugaskan untuk
Read more
26. Dasar Pembohong
Bagian 26Permintaan kecil? Mungkin menurutnya itu hanya permintaan kecil. Tapi bagiku tidak. Nia benar-benar sombong! "Uang tabungan dipegang oleh Sandra. Mas hanya punya sedikit. Palingan hanya ada sekitar enam puluh jutaan di rekening Mas. Kamu tenang saja, nanti Mas akan minta uangnya pada Sandra. Apa sih, yang nggak buat kamu. Mas akan turuti semua permintaan kamu asalkan servisnya lebih oke lagi."Astagfirullah … lagi-lagi aku hanya bisa beristighfar sambil mengelus dada.Rupanya, Mas Ilyas punya uang sebanyak enam puluh juta, tapi ia tidak pernah cerita padaku. Pantas akhir-akhir ini uang yang dikasih Mas Ilyas tidak sama dengan bulan-bulan sebelumnya. Alasannya karena perusahaan tempatnya bekerja sedang sepi. Ternyata Mas Ilyas membohongiku. Ia memiliki tabungan sendiri, pasti tabungan itu akan ia gunakan untuk bersenang-senang bersama gundiknya itu. Aku tidak akan membiarkannya."Masalah servisan mah gampang! Apa menurut Mas, selama ini masih kurang oke?" "Sudah mantap kok!
Read more
27. Sandiwara Berlanjut
Bagian 27Rupanya kedua penghianat ini sedang berusaha untuk menipuku!"Kartu ATM-ku sedang diblokir, Mas. Jadi aku nggak bisa ngambil uang dulu untuk sementara waktu." "Nggak masalah, Sandra. Kamu kan, bisa langsung ke Bank buat ngambil uangnya. Lagian uang sebanyak dua ratus juta mana bisa diambil di ATM," sahut Nia. "Eh, maaf, aku cuma asal bicara," ucapnya lagi saat Mas Ilyas menatapnya seolah memberi kode.Ketahuan kan, sekarang, dasar manusia-manusia pembohong!"Sepertinya kamu sangat tahu tentang rencana Mas Ilyas. Bahkan Mas Ilyas belum mengatakan berapa nominalnya padaku, kamu sudah mengetahuinya terlebih dahulu. Ada apa ini? dari gelagatnya, sepertinya ada udang di balik batu," tukasku sambil menatapnya dengan tatapan tajam.Nia terlihat salah tingkah, ia langsung meraih gelas yang berisi air mineral lalu meneguknya hingga tandas."Aku cuma asal ngomong!" Nia berusaha berkilah, sayangnya aku sudah telanjur mengetahui rencana mereka."Jangan-jangan, kamu yang menyuruh Mas Il
Read more
28. Menjual Rumah
Bagian 28"Bukankah sebentar lagi kamu akan bercerai dengan suamimu?" Aku tidak mengira jika Mas Romi akan menanyakan pertanyaan seperti itu."Maaf, Mas. Aku tidak suka jika Mas ikut campur dalam urusan pribadiku," tegasku. Aku kemudian mengeluarkan amplop cokelat dari dalam tas, lalu menaruhnya di atas meja kerja Mas Romi."Terima kasih, Mas. Aku permisi," pamitku. Kurasa urusanku dengan Mas Romi sudah selesai."Tunggu, Sandra." Mas Romi mengambil amplop cokelat itu dan menyerahkannya ke tanganku. "Ambillah kembali, aku ikhlas membantumu. Tak mengapa jika kamu tidak mau bersahabat denganku. Aku mengerti! Btw, jika butuh bantuan lagi silakan hubungi aku. Aku siap membantu." Lelaki berbadan tegap itu menyunggingkan senyum padaku. "Baik, Mas. Terima kasih atas pengertiannya. Aku pamit dulu.""Hati-hati di jalan ya, Sandra. Aku akan menelponmu jika aku butuh teman curhat. Sesekali nggak apa-apa, kan?"Aku tidak meresponnya, pura-pura tidak mendengar.Saat hendak memutar knop pintu, aku
Read more
29. Minta Ditraktir
Bagian 29"Terima kasih, Mas. Tidak ada lagi kata yang bisa kuucapkan selain terima kasih," ucapku pada Mas Romi setelah kami meninggalkan rumah itu.Sebenarnya berat rasa hatiku untuk menjual rumah tersebut, karena didalamnya banyak kenangan indah yang tercipta. Tapi setelah mengetahui bahwa Mas Ilyas menjadikan rumah tersebut sebagai tempat untuk berzina, maka aku semakin yakin untuk menjualnya.Mas Romi hanya tersenyum mendengarnya."Aku boleh minta imbalan nggak?" tanyanya kemudian.Seketika aku mengernyitkan kening mendengar permintaannya. Bukannya tadi Mas Romi mengatakan kalau ia tidak butuh imbalan, apa mungkin ia berubah pikiran?Aku kembali mengeluarkan amplop cokelat dari dalam tas. Saat hendak menyerahkannya, Mas Romi langsung menolak. "Bukan itu, aku tidak membutuhkannya. Aku hanya meminta ditraktir makan siang. Sudah waktunya makan siang dan aku sangat lapar. Lihat nih, cacing-cacing di perutku udah pada demo," ucapnya sambil menunjuk perutnya.Aku hanya bisa tertawa me
Read more
30. Menguras Uang di ATM
Bagian 30Setelah berhasil menjual rumah, sekarang saatnya menguras uang di ATM Mas Ilyas.Syukurlah Mas Ilyas pernah memberitahu pin ATM-nya padaku. Waktu itu kami sedang menuju supermarket untuk membeli kebutuhan pokok. Saat dalam perjalanan baru sadar ternyata aku lupa memasukkan dompet ke dalam tasku. Mas Ilyas langsung menghentikan mobilnya di depan ATM, memberikan kartu ATM-nya serta memberitahu PIN nya padaku. Kini, aku sudah berada di depan mesin ATM. Segera kumasukkan kartu tersebut ke mesin ATM. Menunggu beberapa saat, memilih bahasa, lanjut memasukkan PIN. Saat aku memasukkan PIN-nya, ternyata salah. Seingatku itu nomor pin yang dimasukkan saat menarik sejumlah uang waktu itu. Kenapa bisa salah?Aku mencoba lagi untuk yang kedua kalinya. Memasukkan tanggal pernikahan kami. Brankas milik Mas Ilyas yang berada di dalam kamar bisa dibuka menggunakan pin itu. Siapa tahu bisa, tidak ada salahnya untuk mencoba. Kutekan lagi enam digit angka yang merupakan tanggal pernikahan kam
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status