All Chapters of Kembalinya Istri Sah sang CEO: Chapter 11 - Chapter 20
1347 Chapters
Bab 11
Rachel yakin seratus persen kalau pria itu adalah Ronald.Namun, kenapa pria itu menyangkalnya?Rachel mengingat kembali kejadian barusan. Kemudian, wajahnya menjadi muram.Jangan-jangan Ronald mengira Rachel sengaja menggunakan Michelle untuk mendekatinya?Bisa tidak jadi orang tidak usah senarsis itu?Rachel memutar bola matanya dengan sangat anggun.Rachel menunduk untuk menatap putri dalam gendongannya, lalu dia mendapati mata besar Michelle masih menatap lekat mobil Ronald yang sudah pergi jauh.Rachel terkejut dan spontan bertanya, “Michelle, kamu kenal orang itu?”Namun, gadis kecil itu tidak menanggapi pertanyaannya.Sampai mobil itu telah menghilang di jalan, Michelle baru mengalihkan pandangannya dan memeluk leher Rachel dengan patuh.Rachel melihat ke punggung telapak tangan sopirnya dan merasa sangat bersalah, “Maaf, Pak. Michelle kadang bisa gigit orang kalau lagi panik. Kita ke rumah sakit obati dulu, ya ....”Sopir itu malah mengibaskan tangannya dan berkata, “Sangat waj
Read more
Bab 12
Pintu ruang tamu terbuka.Seorang perempuan mengenakan setelan jas dengan perpaduan warna pink dan putih perlahan-lahan berjalan masuk ke dalam ruangan.Rambut hitam perempuan itu disisir ke belakang dengan rapi. Wajahnya dibubuhi dengan riasan tipis. Alis yang panjang serta bibir yang merah merona membuat wajahnya terlihat semakin cantik. “Winata Group kalian ini semakin lama semakin berlagak, bisa-bisanya kalian acuhkan rekan kerja sama selama hampir setengah jam–”Shania langsung menoleh ketika mendengar ada yang datang. Dia pun menyindir dengan sinis, lalu suaranya tiba-tiba berhenti.Shania melihat ke arah perempuan yang baru datang itu. Seketika, matanya terpaku pada wajah perempuan itu.Alis, mata, bahkan garis wajah perempuan itu sama persis dengan Rachel.Mustahil.Bukankah Rachel sudah meninggal empat tahun yang lalu?Rachel tidak mati dalam kebakaran, dia bunuh diri dengan melompat ke sungai.Mengapa ... mengapa Rachel bisa tiba-tiba muncul di depannya?“Ka-kamu manusia ata
Read more
Bab 13
Rachel kembali dalam kondisi masih hidup. Shania telah melupakan tujuannya datang ke Winata Group.Perempuan itu akhirnya meninggalkan Winata Group dengan panik.Di ruang tunggu lantai pertama, mata Michael tertuju pada punggung Shania.Michael tahu perempuan itu adalah adik tiri ibunya. Empat tahun yang lalu, perempuan itu yang memaksa ibunya untuk pergi ke luar negeri.Apakah Shania pewaris keluarga Hutomo?Huh, Michael tersenyum meremehkan.Setelah itu, Michael mengalihkan pandangannya dan melihat ada sebuah komputer di ruang tunggu. Kemudian, dia berjalan ke depan komputer itu.Sedangkan Michelle duduk di karpet sibuk membaca buku bergambar. Dia sama sekali tidak memperhatikan ke mana kakaknya pergi. Gadis kecil itu benar-benar tenggelam dalam dunianya sendiri.Michael menyalakan komputer. Meskipun konfigurasi perangkat komputer itu agak rendah, untuk melakukan sedikit trik sama sekali tidak masalah.Jari-jari Michael yang ramping menari cepat di atas keyboard, lalu layar komputer
Read more
Bab 14
Pagi hari di awal musim semi, udara terasa sedikit dingin.Rachel menitipkan kedua anaknya kepada neneknya. Setelah itu, dia baru berangkat ke tempat pemakaman.Begitu dia keluar, suara Michael terdengar di belakangnya, “Ma, Mama harus hati-hati di luar.”Anak kecil itu mengerutkan keningnya, matanya penuh dengan kekhawatiran.Entah mengapa, ada perasaan tidak enak di hatinya.Rachel melemparkan senyum padanya, “Nggak apa-apa, kalau sudah selesai Mama langsung pulang, kok.”Rachel tidak memberitahu Michael kalau dia akan pergi ke tempat pemakaman.Hal tentang kedua anak itu adalah sebuah rahasia yang Rachel kubur di lubuk hatinya yang terdalam.Rachel tidak ingin Michael tahu kalau Michael memiliki dua kakak laki-laki yang meninggal tepat setelah mereka lahir.Rachel menyetir mobil yang neneknya aturkan untuknya. Dia pun langsung menuju tempat pemakaman.Tempat pemakaman itu terletak di pinggiran paling terpencil di Kota Suwanda. Rachel menyetir selama lebih dari satu jam untuk mencapa
Read more
Bab 15
Shania sama sekali tidak mengira Rachel akan tiba-tiba berbalik dan mencekiknya. “Ngapain kamu? Lepasin!” Rona wajah Shania seketika memucat seperti orang yang menderita anemia. Rachel pun perlahan melepaskan cengkeraman tangannya dan berkata kepada Shania dengan nada sinis, “Ternyata kamu juga bawa orang lain kemari.” “Mana ada!” bantah Shania. Akan tetapi, para pengawal keluarga Hutomo yang sedang bersembunyi di pojokan langsung muncul ketika melihat Shania disakiti. Rachel melihat ada hampir 20 orang yang sedang mengepungnya. Tak disangka keluarga Hutomo sampai mengerahkan begitu banyak orang hanya untuk membunuh Rachel. Meski Rachel pernah menekuni taekwondo selama empat tahun di hidup di luar negeri, tetap saja tidak mungkin dia sanggup menghadapi 20 orang pengawal seorang diri. Jadinya, Rachel langsung memiting leher Shania dengan sikunya dan berkata, “Padahal aku baru saja pulang, tapi kamu sudah nggak sabar mau bunuh aku. Apa kamu setakut itu aku bakal merebut posisi kamu
Read more
Bab 16
Tempat Rachel berada saat ini adalah tempat rekreasi di pinggiran kota bernama Riverside Park. Riverside Park merupakan sebuah resort yang biasa disinggahi oleh orang-orang berkuasa di Suwondo. Orang yang bisa berada di sini sudah pasti adalah orang yang kaya dan memiliki wewenang besar. Di sekitar tempat di mana Rachel berlabuh, ada beberapa orang yang sedang asyik memancing. “Ronald, ini kenapa, sih? Kok dari tadi ikan-ikannya pada lari ke umpanmu, sementara kita nggak dapat apa-apa!” protes Yohanes sambil menatap iri ember Ronald yang penuh dengan ikan. Tampak Ronald sedang duduk tenang di tepi sungai dengan pakaian santainya. Cahaya matahari yang menyegarkan menyinari tubuhnya disertai dengan angin sepoi-sepoi, membuat dia terlihat semakin memesona. Untungnya di sana tidak ada wanita, atau mereka pasti akan menjerit-jerit seperti orang yang bertemu dengan idola mereka. “Dasar curang, lain kali aku nggak bakal ajak kamu main ke rumahku lagi!” kata Yohanes. Adik perempuannya Yo
Read more
Bab 17
Dalam sekejap, hawa yang berada di sekitar tubuh Ronald jadi terasa dingin. Selain itu, dia juga terlihat menyeringai ketika memegang uang yang ditaruh di saku bajunya. Baru kali ini dia diperlakukan sehina itu oleh orang lain. Dasar wanita yang tidak tahu diuntung! Kalau bukan karena pertemuan mereka kemarin, Ronald juga mana mungkin akan meminjamkan pakaiannya untuk Rachel! Ronald lantas mendongak dan mendapati teman-temannya sudah mengelilingi Rachel. Spontan dia pun mengernyit dan mempercepat langkahnya untuk menghampiri mereka. Rachel memang dikelilingi oleh tujuh sampai delapan orang pria, tapi dia sama sekali tidak terlihat malu ataupun tidak nyaman. Dia hanya menatap semua pria itu satu per satu dengan perlahan. Pertama, ada Yohanes, anak kedua di keluarga Sundoro. Kemudian, ada Christopher selaku penerus keluarga Mahesa. Setelah itu, ada juga …. Semua pria yang mendatangi Rachel merupakan anak-anak yang berasal dari pergaulan orang kaya. Empat tahun yang lalu … bukan. S
Read more
Bab 18
Rachel sudah membawa Darren mencari ke setiap sudut kompleks, tapi mereka masih tidak bisa menemukan kucing itu. Pada akhirnya, Rachel menyadari bawa kemungkinan dia telah dibohongi oleh anak kecil ini. Alhasil, dia pun menatap Darren dan bertanya padanya, “Kamu serius lagi nyari kucing peliharaan kamu?” Darren tidak berkutik ketika ditatap seperti itu oleh Rachel. Sesungguhnya, dia sendiri bukanlah anak yang suka berbohong, tapi jika tidak demikian, dia tidak punya alasan lain untuk menghabiskan waktu bersama Rachel. Darren pun tidak bisa berkata apa-apa lagi dan hanya mengatupkan mulutnya rapat-rapat. Dari reaksi yang diberikan Darren, Rachel tahu tebakannya tepat sasaran, dan dia pun bertanya, “Nama kamu siapa? Rumah kamu di mana, biar aku antar kamu pulang.” Seketika itu juga Darren merasa sedih dan kecewa. Dia sudah susah payah melarikan diri dari rumah dan berlari begitu jauh hanya untuk bertemu dengan Rachel, tapi belum setengah jam mereka bersama, Rachel sudah ingin menganta
Read more
Bab 19
Rachel sudah menduga kalau Darren pasti adalah anak keluarga Tanjaya, tapi yang tidak Rachel sangka, Darren ternyata adalah anaknya Ronald. Darren terlihat seumuran dengan Michael, jadi Darren juga seharusnya berusia sekitar empat tahun. Akan tetapi, sekitar empat sampai lima tahun yang lalu saat Rachel masih berada di Suwanda, dia tidak pernah dengar kabar tentang pernikahan Ronald …. “Aku nggak tahu kamu tahu dari mana kalau aku sudah punya anak, tapi kamu nggak boleh kasih tahu ke orang lain,” ancam Ronald, “Kalau sampai aku tahu kamu bocorin hal ini, aku nggak bakal kasih ampun kamu ataupun anak-anak kamu.” Racel hanya tertawa mendengar ucapan Ronald. Mau diancam seperti apa pun, dia sudah tidak peduli lagi. Jangan harap Ronald bisa menggunakan anak-anaknya sebagai ancaman! “Biarpun nggak ada seorang pun yang berani cari masalah sama kalian, kalau kamu berani nyakitin anakku, kamu pasti bakal menyesal,” balas Rachel. Setelah mengatakan hal itu, Rachel langsung berbalik dan per
Read more
Bab 20
Cara Ronald memandang Shania dipenuhi dengan penghinaan dan juga sikap yang sinis. Kalau memang Shania benar-benar menyukai anak kecil, Ronald pasti akan dengan senang hati menikahi dia. Hanya saja … Ronald sering kali memergoki Shania menatap Darren dengan sorot mata yang sangat tidak bersahabat. Apabila mereka berdua tinggal bersama, bisa-bisa sifat Darren jadi akan semakin sulit diatur. Sampai detik ini, Ronald masih tidak habis pikir mengapa lima tahun yang lalu, dia mau tidur bersama dengan wanita yang tidak punya hati nurani ini …. Begitu sang anak lahir saja, Shania sudah langsung minta Ronald untuk bertanggung jawab. Dari sini sudah terlihat jelas kalau Shania hanya ingin memanfaatkan sang anak untuk naik kasta. Dan parahnya, Ronald malah mencari-cari wanita ini selama delapan bulan hanya karena kejadian di malam itu …. Andaikan Ronald tahu dari awal kalau sifat Shania seperti ini, dia tidak akan masuk ke ke kamar itu pada malam kejadian. “Ronald, aku ini mamanya Darren, se
Read more
PREV
123456
...
135
DMCA.com Protection Status