Semua Bab Perangkap Sang Penguasa: Bab 51 - Bab 60
126 Bab
Bab 50. Ibu, Kau Tidak Boleh Meninggalkanku
Qiana merasa sesuatu yang besar menimpa kepalanya. Dia merasa pusing. Badannya goyah. Sementara kedua lututnya tidak punya kekuatan untuk menumpu.“Maaf, Nona Neilson. Kami sudah berusaha.”“Ibu anda sudah tidak tertolong lagi.”Qiana nyaris ambruk jika seseorang tidak segera menahan tubuhnya.Bibirnya bahkan tidak sanggup mengatakan apa-apa.Ibu.Ibu.Kau tidak boleh meninggalkanku.Qiana merasa seseorang membawanya pergi.***Qiana mengikuti seluruh prosesi pemakaman dengan bibir terkatup rapat. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya sejak ibunya dinyatakan meninggal. Dia tampak seperti orang linglung. Ned mengurus semuanya untuk gadis itu. Dia membiarkan Qiana tenggelam dalam kesedihannya untuk beberapa saat tapi mencemaskan kesehatan gadis itu. Qiana enggan makan dan minum. Kalau lelaki itu tidak membujuknya dengan alasan agar dia cukup kuat untuk berdiri di pemakaman, mungkin gadis itu tidak akan menyentuh makanan sama sekali.Qiana berdiri di depan nisan batu dengan ukiran n
Baca selengkapnya
Bab 51. Qiana Menghilang
Qiana terus berjalan tanpa berpikir menaiki sebuah bis atau taksi. Seingatnya rumah sakit tidak terlalu jauh. Hanya beberapa kilometer dari Phoenix. Dia ingin melihat ibunya. Dia ingin bertemu wanita itu. Dia sangat merindukannya.Ini aneh!Dia jadi lupa jalan ke sana. Dia tidak bisa mengingat arah atau penandanya. Adakah belok ke kanan atau ke kiri? Apa mungkin terus lurus? Qiana kesulitan mengingat. Tapi dia harus terus berjalan. Mungkin operasinya hari ini. Dia juga lupa jadwal operasinya. Yang pasti dia harus segera menemui ibunya.Dalam kebingungannya Qiana terus melangkah. Beberapa simpangan telah terlewati. Dia mengawasi semua bangunan besar dan tak menemukan tempat tujuannya. Dimana bangunan sialan itu?!Dia tak melihat ada tulisan rumah sakit di semua bangunan. Dimana dia sekarang?Namun Qiana terus saja berjalan. Langkahnya tidak tampak sedang tersesat. Terlihat penuh keyakinan saat bergerak maju dalam hujan. Hanya saja jika orang-orang memperhatikan. Ada yang janggal dari
Baca selengkapnya
Bab 52. Qiana Menghilang (2)
Setelah berkendara selama setengah jam, mereka akhirnya berhenti di depan sebuah villa di pinggiran kota Yardley. Hujan sudah berhenti beberapa menit sebelumnya, tapi langit masih belum cukup cerah.Cheryl membuka sabuk pengamannya, mendorong pintu mobil dan keluar dengan tergesa. Di sisi yang lain, Qiana mengerutkan alisnya. Dia sedikit mengigil karena tubuhnya yang basah kuyup, tapi dia tak begitu menghiraukan dirinya. Bangunan di depannya memiliki warna serupa dengan tempat yang ingin dia datangi. Namun tak ada tulisan ‘rumah sakit' di depan sana.“Ayo turun!” Cheryl membukakan pintu bagi Qiana.“Ini bukan rumah sakit.” Qiana menatap Cheryl meminta penjelasan.“Memang bukan. Kita akan ke sana nanti. Kau ganti pakaianmu yang basah dulu di dalam.”Qiana menurut. Rasanya memang sangat dingin. Jadi dia keluar dari mobil dan mengiringkan langkah Cheryl ke dalam.Sambil berjalan Cheryl menghubungi seseorang dan berkata dengan tidak sabar, “Bisakah lebih cepat lagi? Kenapa helinya belum s
Baca selengkapnya
Bab 53. Thomas
Ini adalah kali pertamanya Qiana naik helikopter. Gadis itu seperti melupakan tujuannya semula mengendarai angkutan udara itu. Dia terlihat gembira dan terus melongok ke bawah pada daratan yang mengecil.Cheryl di sebelahnya malah kebalikannya, terlihat tidak senang. Rencana menyingkirkan gadis ini malah membawa kegembiraan kecil padanya. Dia berjanji, setelah ini Qiana tidak akan bisa tertawa lagi.Dia sudah menghubungi seseorang yang dikenalnya di kota Norbert. Kenalannya itu pasti punya banyak ide untuk membalaskan sakit hatinya pada Ned melalui gadis ini. Sesuatu yang akan membuat Ned menyesal telah menolaknya.Mereka tiba di bagian kota yang berbatasan dengan daerah paling kumuh. Tempat yang didatangi adalah sebuah bangunan lama yang cukup terawat dan memiliki tempat terbuka yang diperlukan untuk mendarat. Beberapa orang lelaki bertampang muram menyambut mereka.“Nona Cheryl, selamat datang di kota terlarang.” Si lelaki bertubuh tinggi besar berkata sambil terkekeh. Wajahnya ter
Baca selengkapnya
Bab 54. Dikurung
Thomas melihat pada Cheryl yang segera memberi kode dengan melintangkan telunjuknya di kening. Gadis ini tidak waras.Kali ini Thomas yang menjawab, “Sweety, rumah sakit sedang tutup hari ini. Apa kau tidak tahu?” Suaranya berat dan besar. Sangat tidak cocok saat mengucap ‘sweety’.“Benarkah?” “Hm, lebih baik kau istirahat dulu malam ini. Besok baru pergi ke rumah sakit.” Cheryl menambahkan. Dia sangat ingin segera menyingkirkan gadis ini dari sisinya. Selama beberapa jam ini dia benar-benar sakit kepala dibuatnya.“Tapi, bagaimana dengan ibuku?” Raut Qiana terlihat cemas.“Dia pasti akan baik-baik saja.” Cheryl berpaling pada Thomas dan berkata, “Aku harap tempat ini cukup nyaman untuk istirahat.”“Jangan khawatir. Tempat ini tidak seperti kelihatannya. Di dalam jauh lebih baik. Ayo masuk.”Mereka masuk dengan Thomas berjalan paling depan. Qiana dibelakang dengan tiga lelaki yang melangkah berjarak di kiri kanannya. Cheryl sendiri menyusul di belakangnya lagi.Yang dikatakan Thomas m
Baca selengkapnya
Bab 55. Rencana untuk Kabur
Tangan yang berpegangan pada teralis tampak gemetar. Bayangan-bayangan kejadian yang sempat mengendap di dasar ingatan mulai berkelebatan. Rumah sakit, ruang perawatan, ruang operasi, pemakaman. “Ibu.” Qiana bergumam. Ada kabut yang menggantung di matanya. Lututnya lemas. Tubuh Qiana kemudian merosot ke lantai. Dia terisak. Seluruh kesedihan yang tertahan selama beberapa hari tumpah bersama airmata.“Ibuuu....” Qiana memanggil berulang-ulang. Salah satu hal yang paling disesalinya adalah dia belum bisa membuat ibunya bahagia. Ibunya meninggal di saat Qiana masih belum sepenuhnya berdiri tegak.Lalu wajah ayahnya saat mengusir mereka dari rumah melintas. Bergantian dengan wajah-wajah lainnya. Orang-orang yang telah mengambil kebahagiaan mereka. Ibu dan adik tirinya. Nenek, paman dan sepupu. Setelah beberapa saat, Qiana sudah mulai bisa mengendalikan diri. Dia bersandar ke dinding kamar dan berusaha menyatukan semua ingatan hingga dia bisa sampai ke tempat ini.Siapa orang-orang itu
Baca selengkapnya
Bab 56. Melarikan Diri
Seseorang itu ambruk ke lantai. Dia bahkan tidak sempat melihat orang yang sudah membuatnya terjatuh. Hanya terdengar erangan kesakitan sesaat sebelum kemudian tak sadarkan diri. Ada aliran darah yang turun dari bagian kepalanya yang terluka dan menjadi tetesan berwarna merah pekat ke lantai.Qiana gugup melihat hasil dari pukulannya. Itu di luar dugaan. Dia berharap orang yang ternyata adalah Aland itu masih hidup. Setelah memeriksa keadaan lorong dan memastikan tak ada siapa pun, bergegas Qiana keluar kamar. Dia memacu langkah ke arah bagian belakang bangunan. Setelah melewati lorong yang tidak terlalu panjang dengan beberapa kamar di kiri kanannya, Qiana menemukan sebuah pintu keluar yang tidak terkunci.Halaman belakang tampak tidak terawat. Rumput-rumput tumbuh meninggi dan liar. Beberapa pohon besar berada di sisi dalam tembok pembatas dari pemukiman di luar.Qiana sudah memikirkannya selama beberapa jam. Pemukiman yang tak tertata baik itu sangat tepat sebagai jalan meloloskan
Baca selengkapnya
Bab 57. Dixon
Qiana berjalan dengan perlahan. Sesekali dia meringis menahan rasa nyeri di kakinya. Ada perasaan cemas yang makin menjadi. Dia tidak mengenal siapa pun di sini. Dimana dia akan bermalam? Sementara malam akan semakin larut. Dia pun sudah kelelahan dan lapar. Di depan sebuah bangunan yang tampaknya sudah tidak ditinggali lagi, sekelompok pemuda tampak berkumpul sambil sesekali mengganggu pejalan kaki yang lewat. Jarak antara mereka dan Qiana sudah cukup dekat waktu gadis itu menyadari bahwa akan terjadi masalah. Sudah terlambat untuk berbalik arah. Mereka sudah melihatnya.Qiana menghentikan langkahnya saat seorang dari mereka yang bertubuh gemuk mendekat. Dia terlihat senang ketika melihat Qiana. Di belakangnya, tiga pemuda lain mengiringkan.“Hallo, Nona cantik. Apa kau sendirian? Mau kutemani?” Si gemuk pendek bicara sambil tertawa-tawa.“Bagaimana kalau kau pilih salah satu di antara kami untuk menghabiskan malam ini?” Seorang yang lain yang bertubuh paling tinggi bicara.“Tapi
Baca selengkapnya
Bab 58. Darla
Seorang wanita berusia di awal tiga puluhan dan seorang lelaki yang tampaknya lebih muda berjalan ke arah kelompok pemuda dengan Qiana yang terperangkap di antara mereka. Si wanita mengenakan wig merah muda lurus dengan panjang melewati punggung. Bajunya terusan ketat lengan panjang selutut berwarna perak. Sepatunya high heels lima belas senti. Wajahnya terlihat jauh lebih muda dari usianya.Sementara si lelaki seorang bertubuh tinggi besar mengenakan kaos dan jaket kulit hitam. Rambutnya serupa duri-duri yang mencuat dari kepalanya. Wajahnya kaku tanpa ekspresi. Sikapnya lebih sebagai pengawal dibanding pasangan.Pemuda bertubuh tinggi yang tadi menampar Qiana menatap terpesona pada si wanita begitu pun yang lainnya. Jalanan Dixon akhir-akhir ini makin suram saja dan langka dari pemandangan seperti hari ini. Kapan lagi mereka bisa melihat gadis-gadis cantik berseliweran. Biasanya malam hari jalanan lebih sebagai etalase bagi pelacur bermake up tebal dan para hidung belang. Sedangka
Baca selengkapnya
Bab 59. Blood of Devil
Qiana tercengang dengan pemandangan sepanjang jalan. Semakin malam, daerah itu menjadi semakin ramai dengan para penjaja cinta. Pengemis dan gelandangan tidur sembarang di depan bangunan yang tutup. Para preman terlihat mengganggu pejalan kaki yang lewat. Semua itu tidak pernah dilihatnya di Yardley.“Apa kota ini sangat miskin?” Qiana tiba-tiba melontarkan pertanyaan itu karena tidak tahan lagi.“Hanya daerah Dixon.” Darla mengikuti arah pandang Qiana. “Dixon bagian Nortbert yang paling suram. “Kenapa bisa?”Darla mengangkat bahu. “Entahlah. Mungkin ada orang-orang yang tak ingin tempat ini menjadi lebih baik.”“Apa kau tak ingin pindah?”Darla tertawa. “Sebenarnya, aku ingin juga. Tapi kupikir kehidupanku cukup baik di sini.”Qiana bisa melihatnya. Dibandingkan orang kebanyakan, Darla terlihat lebih baik Mereka tiba di depan sebuah bangunan tiga lantai yang di depannya terdapat sebuah papan neon dengan tulisan Blood of Devil. Orang-orang ramai berjalan masuk melewati pintu yang di
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status