Lahat ng Kabanata ng Hubungan Terlarang CEO dan Sekretaris: Kabanata 51 - Kabanata 60
114 Kabanata
Permintaan Diana
Dengan hati yang berat, Diana duduk di depan Farez, pandangan matanya penuh dengan kekhawatiran dan keputusan yang sulit. Dia perlahan mengambil nafas dalam-dalam sebelum berbicara."Dalam beberapa hari terakhir ini, aku telah memikirkan banyak hal, Farez," ucap Diana dengan suara yang penuh dengan rasa serius. "Aku telah mencoba untuk memahami situasi ini dengan jernih dan akhirnya aku menyadari bahwa kita harus menjauh satu sama lain."Farez terlihat terkejut mendengar kata-kata itu, namun Diana tetap tegar dalam keputusannya. "Yumna adalah sekretaris kamu dan aku tidak bisa membiarkan hubungan antara kita terus berlanjut. Ini bukan hanya tentang diriku atau dirimu, tapi juga tentang keluarga dan masa depan Aurora."Dengan perasaan campur aduk di hati, Diana memperhatikan Farez. Ia berharap bahwa Farez akan memahami arti dari kata-kata yang ia sampaikan, bahwa ia akan mengikuti arahan dan menjaga jarak yang diperlukan. Meski menyakitkan, ini adalah langkah yang perlu diambil untuk m
Magbasa pa
Tidak ingin berpisah?
Farez menatap Yumna dengan penuh kelembutan, menggenggam tangannya dengan erat. Dalam suara lembutnya, dia berbicara, "Yumna, aku ingin kamu mengosongkan jadwalmu hari ini di kantor. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu, sesuatu yang penting bagi kita berdua."Yumna terkejut dengan permintaan Farez, namun dia bisa melihat kekhawatiran yang tulus di matanya. Dia mengangguk perlahan, memberikan persetujuan tanpa banyak tanya. "Tentu, Farez. Jika itu penting bagi kita, aku siap untuk mengosongkan jadwalku dan memberikan waktuku sepenuhnya."Orang-orang melihat Yumna dan Farez dengan penuh kehangatan dan keakraban yang menguar dari setiap tatapan dan senyuman mereka. Kedekatan mereka begitu alami dan mesra, sehingga tak heran jika banyak yang mengira mereka adalah pasangan suami istri. Tidak hanya itu, tetapi sikap saling memahami dan saling mendukung yang mereka tunjukkan membuat orang-orang yakin bahwa hubungan mereka bukan sekadar persahabatan biasa.Tidak jarang orang-orang m
Magbasa pa
Karyawan mata-mata?
Salah satu karyawan yang sedang melewati area dekat ruangan Farez tidak sengaja melihat Yumna keluar dengan wajah yang terlihat tegang. Ia segera merasa ada yang tidak beres dan memutuskan untuk melaporkan kejadian tersebut kepada Diana.Ia merasa urgensi untuk segera menghubungi Diana. Dengan cepat, ia mengambil ponselnya dan menekan nomor kontak Diana yang sudah tercatat di teleponnya.Deringan telepon berdering beberapa kali sebelum akhirnya diangkat oleh Diana. Suara Diana terdengar khawatir saat ia menjawab panggilan tersebut, "Halo, ada apa?""Maaf mengganggu, Bu Diana," ucap karyawan tersebut dengan sedikit ketegangan. "Saya baru saja melihat Yumna keluar dari ruangan Pak Farez dengan ekspresi yang terlihat khawatir. Saya pikir Anda mungkin ingin mengetahui tentang ini."Diana menerima informasi tersebut dengan wajah yang penuh kekhawatiran. Ia mengucapkan terima kasih kepada karyawan tersebut dan meminta lebih banyak detail tentang apa yang ia lihat."Tolong jelaskan dengan le
Magbasa pa
Surat untuk Farez
Diana duduk sendirian di ruang tengah rumah, menuliskan surat untuk Farez dengan hati yang penuh kegalauan. Dia merasa perlu mengungkapkan perasaannya kepada suaminya secara tertulis, memberikan kesempatan untuk menyampaikan pikirannya dengan lebih jelas dan tenang.Tulisan Diana tampak ragu-ragu dan penuh emosi. Dia menyebutkan bahwa setelah semua yang terjadi, dia merasa sangat terluka dan perlu waktu untuk menenangkan diri dan merenung. Diana menyampaikan bahwa pada saat ini, dia telah memutuskan untuk mengunjungi rumah orang tuanya, tempat di mana dia merasa bisa menemukan ketenangan dan pemulihan.Dalam surat itu, Diana mencurahkan isi hatinya dengan jujur. Dia mengungkapkan betapa beratnya baginya mengetahui tentang hubungan terlarang antara Farez dan Yumna, serta dampak yang telah ditimbulkan pada rumah tangga mereka. Diana menekankan pentingnya kejujuran dan integritas dalam menjaga keutuhan sebuah pernikahan.Meskipun hatinya terluka, Diana juga menyinggung tentang kehadiran
Magbasa pa
Kekhawatiran Farez
Setelah melewati hari yang melelahkan di kantor, Farez pulang dengan hati yang penuh kekhawatiran. Saat pintu rumah terbuka, dia tidak melihat kehadiran istrinya yang biasanya menyambutnya dengan senyum hangat. Rasa cemas semakin menghampirinya, dan dia segera mencari asisten rumah tangga mereka yang setia."Maaf, Mbak, apakah Diana ada di rumah?" tanya Farez dengan nada khawatir kepada asisten rumah tangga.ART itu menatap Farez dengan wajah penuh kekhawatiran. "Tidak, Pak Farez. Tadi siang, Nyonya Diana pergi ke rumah orang tuanya. Nyonya sepertinya butuh waktu untuk dirinya sendiri."Perasaan Farez campur aduk. Dia merasa lega bahwa Diana pergi ke rumah orang tuanya untuk menenangkan diri, tetapi di saat yang sama, dia juga merasa cemas dengan keadaan pernikahannya yang semakin meruncing."Apakah dia baik-baik saja?" tanya Farez dengan suara gemetar.ART itu mengangguk pelan. "Saya tidak begitu yakin, Pak Farez. Tadi pagi, dia tampak sangat sedih dan tegang. Mungkin ada beberapa ma
Magbasa pa
Langkah yang tidak pasti
Dalam keheningan yang menggelayuti dirinya, Farez mengambil telepon dan memutuskan untuk menghubungi Yumna. Suaranya terdengar gemetar ketika nomor tersebut terhubung, dan dia menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara."Yumna, ini Farez," katanya dengan nada rendah dan penuh penyesalan. "Aku ingin memberitahumu sesuatu. Aku... aku tidak pergi bekerja hari ini."Ada keheningan sesaat di ujung telepon, dan Farez bisa merasakan betapa tegangnya situasi ini. Dia melanjutkan dengan hati-hati, mencoba menemukan kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan apa yang dia rasakan."Aku ingin meminta maaf, Yumna. Aku tahu aku telah membuatmu khawatir dan merusak kepercayaan kita. Aku sadar betapa beratnya beban yang kau pikul akibat kebodohan dan ketidakkonsistensi yang telah aku perlihatkan. Aku menyesal."Suara Farez terdengar rapuh, penuh dengan penyesalan yang mendalam. Dia berharap Yumna bisa merasakan kerendahan hati yang ia ungkapkan melalui telepon ini."Aku ingin kita bisa berbicara, Yumn
Magbasa pa
Kemarahan Andi
Farez duduk termenung di kamarnya, memandangi hampa di depannya. Hari ini adalah salah satu hari yang paling sulit baginya. Ia tidak pergi ke kantor, dan keadaan di rumahnya membuatnya kehilangan nafsu makan sejak semalam.Dalam keheningan kamarnya, Farez merenung tentang keputusannya dan semua konsekuensi yang mungkin terjadi. Dia merasa kehilangan, bingung, dan hampa. Pikirannya terus menerawang ke masa lalu, saat kebahagiaan masih mengisi ruang hatinya.Dalam situasi yang sulit ini, Farez merasa terjebak dalam dilema yang tak terelakkan. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya atau bagaimana memperbaiki segala kerusakan yang terjadi. Semua yang ia inginkan adalah menemukan jalan keluar dari kegelapan yang melingkupinya.Dalam kesendirian yang penuh duka, Farez membiarkan dirinya terbenam dalam renungan yang dalam. Ia berharap dapat menemukan kekuatan dan arah baru untuk menghadapi masa depan yang penuh dengan ketidakpastian.Farez, yang sedang melamun di kamarnya, terkej
Magbasa pa
Permintaan Maaf yang tulus
Andi duduk di ruang tamu dengan ekspresi wajah yang penuh kekecewaan. Pandangannya kosong, seakan tenggelam dalam pikiran yang berat. Farez, anaknya sendiri, berdiri di depannya dengan rasa khawatir yang menghiasi wajahnya."Pa, aku sungguh minta maaf," ucap Farez dengan suara yang terdengar lemah. "Aku tahu aku telah membuatmu sangat kecewa."Andi mengangkat tangan dengan penuh emosi, memberikan isyarat untuk Farez diam sejenak. Setelah beberapa saat, ia mulai berbicara dengan suara yang penuh rasa sedih."Farez, papa tidak pernah berharap melihatmu terjerumus dalam masalah seperti ini," ucap Andi dengan lirih. "Aku telah mengasuhmu dengan baik dan memberikan pendidikan yang kuat, tapi aku merasa seperti aku telah gagal."Farez menundukkan kepala, merasakan beban yang tak terhingga di dadanya. "Papa, aku benar-benar menyesal. Aku tidak bermaksud menyakiti siapapun, termasuk dirimu."Andi menghela nafas dalam, mencoba mengendalikan emosinya. "Farez, kau adalah anakku. Papa mencintaimu
Magbasa pa
3 tahun lalu....
"Ma, tiga tahun yang lalu, saat kita sedang mengalami masa-masa sulit dalam pernikahan kita, aku bertemu dengan Yumna," ujar Farez dengan jujur. "Kami berdua merasa terhubung satu sama lain, dan hubungan itu berkembang menjadi lebih dari sekadar persahabatan. Aku tahu aku salah, dan aku menyesalinya."Sinta merasakan kepedihan dalam kata-kata anaknya, namun dia berusaha untuk tetap tenang dan mendengarkan. Matanya dipenuhi dengan air mata, tetapi dia tetap mengendalikan diri agar bisa memberikan dukungan penuh kepada Farez."Farez, Mama menghargai kejujuranmu," kata Sinta sambil menggenggam tangan anaknya erat. "Tidak ada hubungan yang terbentuk dari kesalahpahaman dan keputusan yang salah yang dapat bertahan lama. Tetapi yang penting sekarang adalah kita belajar dari pengalaman ini dan berusaha memperbaiki diri kita sendiri."Farez mengangguk dengan penuh penyesalan. "Aku berjanji, Ma, aku akan belajar dari kesalahan ini. Aku akan fokus pada perbaikan diri dan berusaha menjadi suami
Magbasa pa
Menjemput Diana
Dengan hati yang berdebar-debar dan rasa tegang yang melingkupinya, Farez memutuskan untuk mengumpulkan keberanian dan mendatangi rumah Diana. Meskipun ia takut akan penolakan dan kemarahan yang mungkin akan dihadapinya, keinginannya untuk memperbaiki kesalahan dan meminta maaf kepada Diana menjadi dorongan yang kuat.Farez tiba di depan pintu rumah Diana dengan langkah yang ragu. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan gelombang emosi yang memenuhi dirinya. Dengan tangan yang gemetar, ia menekan bel pintu dan menunggu dengan harap-harap cemas.Sesaat kemudian, pintu terbuka dan Diana muncul di hadapannya. Wajahnya masih mencerminkan kesedihan dan kehancuran yang dirasakannya, namun Farez melihat kekuatan dan keberanian di matanya."Diana," panggil Farez dengan suara lembut. "Aku datang ke sini untuk meminta maaf. Aku mengerti bahwa aku telah membuatmu menderita dan aku sangat menyesal."Diana menatap Farez dengan tatapan campuran antara kehancuran dan keraguan. Ia terdiam
Magbasa pa
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status