All Chapters of Hubungan Terlarang CEO dan Sekretaris: Chapter 61 - Chapter 70
114 Chapters
Gosip yang beredar
Diana duduk sendirian di ruang keluarga dengan tatapan kosong di matanya. Pikirannya dipenuhi dengan kekhawatiran yang menghantui hatinya. Perasaan tidak aman dan rasa takut akan masa depannya merasuki setiap sudut pikirannya.Dia merasa takut bahwa Farez akan meninggalkannya karena dia tidak bisa memberikan keturunan. Pemikiran itu membuat hatinya terasa hancur dan penuh dengan keputusasaan. Setiap kali melihat Farez, dia merasa terbebani oleh perasaan tidak berharga dan tidak sempurna.Diana merenung, mencoba mencari jawaban di dalam dirinya. Dia berjuang dengan pertanyaan yang tak kunjung mendapatkan jawaban. Apakah dia bisa mempertahankan pernikahannya tanpa memiliki keturunan? Apakah cinta Farez akan tetap bertahan tanpa hadirnya anak-anak?Dalam keheningan yang membisu, Diana merasakan getaran kegelisahan yang semakin dalam. Dia tidak ingin kehilangan Farez, orang yang dicintainya seiring berjalannya waktu. Namun, kekhawatirannya semakin merajalela, menghantui setiap langkahnya.
Read more
Aurora yang sakit
Yumna merasa khawatir yang mendalam saat melihat Aurora tiba-tiba jatuh sakit. Tanpa ragu, dia segera membawa putrinya ke rumah sakit terdekat, sambil ditemani oleh Mbok Marni, pengasuh setia mereka. Di dalam mobil, Yumna memegang erat tangan Aurora yang terasa hangat dan berkata lembut, "Tenang, sayang. Mama akan membawa kamu ke dokter dan semuanya akan baik-baik saja." Namun, kecemasan tergambar jelas di wajahnya. Ia tidak bisa menahan kegelisahan dalam dirinya, khawatir dengan apa yang sedang terjadi pada anaknya yang begitu ia cintai. Sambil berdoa dalam hati, Yumna berharap agar Aurora segera pulih dan kembali bugar seperti biasanya.Setelah tiba di rumah sakit, Yumna dengan cepat membawa Aurora ke ruang pemeriksaan yang ditunjukkan oleh perawat. Ia duduk tegang di samping meja pemeriksaan sambil memegang tangan kecil Aurora dengan penuh kekhawatiran. Dokter yang ramah mendekati mereka, dan dengan penuh perhatian, mulai memeriksa kondisi Aurora. Yumna berusaha menjaga ketenanga
Read more
Meminta ayah untuk datang?
Tengah malam yang sunyi, suasana di dalam ruang rawat Aurora dipenuhi oleh gemericik napas yang tenang. Namun, tiba-tiba, suara gemetar dan serak terdengar dari bibir Aurora yang lemah. "Ayah... Ayah," gumamnya dengan suara pelan, memanggil nama Farez dalam kebingungan.Yumna, yang duduk di samping tempat tidur Aurora, langsung terkejut mendengar panggilan tersebut. Hatinya berdegup kencang dan kekhawatiran memenuhi pikirannya. Ia menyentuh lembut pipi Aurora, mencoba menenangkannya. "Aurora, sayang, Ayah sedang tidak di sini," bisik Yumna dengan suara lembut.Namun, meskipun Yumna mencoba menenangkan putrinya, rasa takut dan kekhawatiran tetap membayangi hatinya. Apa yang Aurora alami saat ini membuat Yumna bertanya-tanya apakah keadaan kesehatan Aurora yang semakin buruk membuatnya merindukan kehadiran ayahnya. Yumna merasa tidak bisa memberikan kehangatan dan kehadiran Farez yang sebenarnya.Dalam kegelisahan dan ketakutan, Yumna mengusap lembut wajah Aurora dan berbisik, "Tenang,
Read more
Penjelasan dari Yumna
Pagi hari menyapa ruang rawat Aurora di rumah sakit dengan tenang. Cahaya matahari yang lembut menyelinap masuk melalui jendela, memberikan kilauan harapan dan kehangatan pada ruangan yang penuh dengan harapan penyembuhan.Aurora masih tertidur dengan tenang di ranjangnya, wajahnya yang lembut dan damai memancarkan ketenangan. Meskipun terikat dengan selang infus dan alat monitor, Aurora terlihat begitu rapuh namun juga begitu kuat dalam perjuangannya untuk pulih.Yumna duduk di samping ranjang Aurora, memperhatikan setiap napasnya dengan penuh perhatian. Ia mengelus lembut rambut putrinya dan tersenyum lemah, mencoba menyampaikan ketenangan dan kekuatan padanya meskipun hatinya penuh kecemasan.Suara langkah kaki para perawat terdengar lembut di lorong, menciptakan ritme yang menenangkan. Yumna mengamati dengan penuh perhatian setiap gerakan mereka saat mereka mengurus pasien di sekitar. Bau antiseptik yang khas menyelip ke dalam ruangan, mengingatkan Yumna akan lingkungan klinis di
Read more
Masih belum bisa melupakan
Pagi itu, sinar matahari baru mulai menerangi kota dengan lembut. Suasana jalan masih sepi, hanya terdengar bunyi gemuruh mesin kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi. Farez duduk di dalam mobilnya, tangan erat memegang kemudi, dan mata penuh tekad menatap jalan yang terbuka di depannya.Meski belum sepenuhnya terang, Farez tidak ragu untuk memacu mobilnya dengan kecepatan penuh. Bunyi mesin yang bergejolak menciptakan dentingan khas yang menggema di sekitar kendaraan. Angin pagi menyapu wajahnya, memberikan sensasi segar yang menyegarkan pikiran yang terkadang terjebak dalam keruwetan kehidupan.Melintasi jalan-jalan yang masih sepi, Farez merasakan getaran adrenalin yang mengalir dalam dirinya. Kecepatan mobilnya seakan melambangkan tekadnya untuk melepaskan diri dari belenggu masa lalu yang membebani. Ia menginginkan kebebasan, sekaligus mencari makna baru dalam hidupnya yang telah berubah secara drastis.Saat melintas di sela-sela gedung-gedung perkantoran, Farez melihat pa
Read more
Farez kembali ke kantor
Tiba-tiba, Farez muncul di kantor setelah beberapa hari absen tanpa memberikan penjelasan. Para karyawan terkejut dan bingung saat melihatnya memasuki ruangan dengan sikap yang dingin dan tak bersahabat. Tatapannya terfokus dan wajahnya terlihat tegang, membuat suasana di kantor menjadi tegang pula.Rekan-rekan kerja saling berbisik dan bertanya-tanya apa yang telah terjadi dengan Farez selama absennya. Mereka tidak bisa memahami mengapa Farez tiba-tiba kembali ke kantor dengan sikap yang begitu berbeda. Beberapa di antara mereka merasa cemas dan mencoba menggali informasi dari orang lain, tetapi tidak ada yang benar-benar mengetahui apa yang sedang terjadi.Farez bergerak dengan langkah mantap menuju meja kerjanya tanpa berbicara satu kata pun kepada siapa pun. Tangannya mengetik dengan cepat di atas keyboard, menunjukkan ketekunan dan fokus yang luar biasa. Tidak ada senyum, tidak ada sapaan, hanya keheningan yang menciptakan atmosfer yang kaku di sekitarnya.Karyawan yang berani me
Read more
Jujur dengan Mario dan Tika
Yumna duduk di meja kerja bersama Mario dan Tika, merasa bahwa sudah waktunya untuk berbagi kehidupannya yang sebenarnya. Dalam suasana yang hangat, ia memutuskan untuk membuka diri dan menceritakan segala hal tanpa ada yang ia tutupi."Mario, Tika, ada sesuatu yang ingin aku bagikan dengan kalian. Aku ingin kalian tahu tentang kehidupanku yang sebenarnya."Mario dan Tika menunjukkan perhatian mereka, mendengarkan dengan seksama. Yumna duduk di meja kerja, merasa bahwa ia harus jujur kepada Tika dan Mario. Mereka bukan hanya rekan kerja biasa, tetapi juga sahabat karibnya. Yumna merasa bahwa tidak ada gunanya menyembunyikan kehidupannya yang sebenarnya dari mereka."Tentu, Yumna. Kami siap mendengarkan. Apa yang ingin kau katakan?""Jadi, sebenarnya aku memiliki seorang anak. Namanya Aurora. Ia sedang sakit dan dirawat di rumah sakit. Inilah alasan di balik beberapa kejadian terakhirku, seperti ketidakhadiranku di kantor dan sikapku yang mungkin terlihat sedikit cuek.""Oh, Yumna, aku
Read more
Yumna, Aurora, Farez
Akhirnya, Farez dan Yumna berjalan bersama menuju rumah sakit, hati mereka dipenuhi dengan campuran kekhawatiran dan harapan. Mereka berdua menyadari bahwa mereka harus bersatu untuk menghadapi masa sulit ini dan memberikan dukungan penuh kepada Aurora.Ketika mereka memasuki ruang rawat, mereka melihat Aurora terbaring lemah di tempat tidur, dipenuhi dengan alat medis yang mengelilinginya. Yumna memegang tangan Aurora dengan penuh kasih sayang, sementara Farez dengan hati yang hancur melihat keadaan putrinya yang sedang berjuang.Farez dan Yumna saling berpandangan, saling memberikan kekuatan dan tekad bahwa mereka akan berjuang bersama-sama untuk kesembuhan Aurora. Mereka bersama-sama mendekap Aurora, memberikan cinta dan kehangatan yang mereka bisa berikan.Dalam detik-detik itu, mereka menyadari bahwa meskipun kehidupan mereka telah berjalan berliku dan penuh dengan kesalahpahaman, cinta mereka kepada Aurora tetap tak tergoyahkan. Mereka berjanji akan mengorbankan apapun demi keba
Read more
Semangat dari Farez
Yumna dan Farez duduk di meja kantin rumah sakit, wajah mereka penuh perhatian dan kekhawatiran. Mereka memegang secangkir kopi hangat sambil berbicara tentang kesehatan Aurora."Farez, bagaimana menurutmu perkembangan Aurora? Apakah dia semakin baik?"Farez menatap ke dalam secangkir kopi. "Dokter mengatakan bahwa kondisinya telah membaik secara perlahan, tapi dia masih perlu waktu untuk pulih sepenuhnya. Aku hanya berharap Aurora bisa kembali seperti sedia kala.""Aku juga berdoa yang sama, Farez. Ini semua membuatku khawatir dan sedih. Aku merasa bersalah karena tidak bisa melindungi Aurora dari segala penyakit ini."Farez;memegang tangan Yumna dengan lembut. "Jangan salahkan dirimu sendiri, Yumna. Kita tidak bisa mengontrol segala sesuatu. Yang terpenting sekarang adalah kita bersama-sama mendukung Aurora dalam proses pemulihannya.""Aku tahu, Farez. Tapi terkadang rasanya begitu berat. Aku hanya ingin bisa membawa semua penderitaan ini pergi darinya.""Kita tidak sendirian, Yumna
Read more
Kondisi Diana terkini
Diana, dalam keadaan yang begitu menyedihkan, merasakan kekosongan yang tak terlukiskan di dalam dirinya. Dia sering melewatkan jam-jam makanannya, kehilangan selera dan semangat untuk menjaga dirinya sendiri. Suasana sepi dan hampa menghantui setiap sudut rumahnya, dan bayangan kesedihan tampak terpantul di matanya yang sayu.Menghadapi kehilangan yang mendalam, Diana merasa seakan-akan hidupnya berada dalam kegelapan yang tak kunjung usai. Dia duduk di meja makan yang kosong, menatap makanan yang dingin dan tidak tersentuh di hadapannya. Nafasnya terasa berat, dan tangis yang tak tertahankan tersembunyi di balik matahari yang berkelip di sudut matanya.Dalam kesendirian yang penuh duka, Diana berusaha menyingkirkan rasa kehilangan dan rasa bersalah yang membebani hatinya. Dia merindukan kehangatan dan kehadiran Farez, sosok yang dulu sempat memenuhi ruang hidupnya dengan cinta dan kebersamaan. Namun, rasa penolakan yang tak terelakkan membelenggu hatinya, memaksanya merasakan pender
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status