All Chapters of Bukan Cinta Duda Biasa: Chapter 41 - Chapter 50
126 Chapters
HATI RIANI
Samudera berjanji bahwa hari ini, ia akan membawa Mama dan Kakaknya dengan Riani. Mengingat sampai dengan saat ini, ia belum juga meminta nomor telepon Diani walaupun ia sangat ingin menghubungi wanita itu. Ia jadi tak bisa menjanjikan keluarganya untuk bertemu dengan Diani terlebih dahulu.Bagi Samudera, sebenarnya memiliki nomor Diani adalah perkara mudah. Hanya saja sebagai bentuk sopan santunnya, ia ingin meminta nomor Diani secara langsung saja. Mengingat ia dan Diani sama-sama sibuknya, hingga keduanya tak bisa bertemu lagi dari terakhir kali merek membicarakan soal Diani yang mau untuk menikah dengan dirinya.Sepanjang perjalanan yang hanya diisi oleh Samudera, Embun, dan Lian itu terasa hening. Samudera dan Embun berpikir akan seperti apa pertemuan mereka nanti, sedangkan Lian sedang memikirkan Elle yang ditinggal hanya dengan suster hari ini. 
Read more
ANDAI
Riani yang mengabaikan tanggapan Mama Samudera soal kesembuhan, menghirup nafas banyak-banyak sebelum menolak keinginan mereka untuk Riani menjalani pengobatan di luar negeri. Selain karena itu semua sia-sia, mereka juga tak ada kewajiban untuk membantu RIani sampai sedemikian rupa."Tante, maaf sebelumnya. Tapi, saya rasa cukup buat saya dengan keluarga Tante bisa menerima Diani menjadi anggota keluarga Adnan. Saya rasa, Ini saja sudah cukup buat tubuh saya menerima semua pengobatan yang diberikan. Saya hanya tidak ingin membuat harapan palsu dengan iming-iming kesembuhan dengan persentase yang lebih besar," ucap Riani tenang."Kok lo ngomongnya gitu sih, Ri!!" ucap Samudera dengan ada tak terima. Kilatan amarahnya soal ucapan Riani tentang harapan hidup membuatnya kesal. Ia tahu bahwa harapan kesembuhan sang
Read more
PERKENALAN
Nafas Diani terengah-engah. Dadanya bergemuruh melihat pemandangan Samudera menangis di hadapannya. Tak ada kata yang bisa menggambarkan betapa kacau hatinya saat ini.Tanpa pertimbangan dan aba-aba. Diani membuka pintu kamar di depannya hingga hampir membantingnya. Suara benturan pintu dengan tembok itu terdengar memekakkan telinga. Membuat siapa saja yang mendengarnya pasti terkejut.“Kak!” pekik Diani lantang.Riani yang sedang menerima suapan dari wanita paruh baya di sampingnya menatap Diani dengan kebingungan. Begitu juga Embun yang terkejut dengan pekikan lantang Diani serta suara pintu yang begitu keras.“Dek? Ada apa?” tanya Riani yang kini mulai cemas, takut terjadi sesuatu dengan Diani. Jantungnya ikut bertalu dengan kencang melihat pen
Read more
KEYAKINAN SEORANG IBU
Embun tak pernah menyangka ia melihat pemandangan bahwa anak lelakinya bisa bersikap menggemaskan seperti itu di hadapan wanita. Seingatnya waktu Samudera bersama dengan almarhumah menantunya dulu, Samudera adalah laki-laki yang bersikap dewasa dan tak pernah bersikap manja. Ia terlihat seperti lelaki yang selalu bisa diandalkan dan tak pernah merajuk. Ia selalu menjadi nahkoda di kapalnya.“Syukurlah, ternyata kalian memang sudah sangat akrab. Tante awalnya takut saat Samudera bilang bahwa dia akan menikah dalam waktu dekat. Apa dia hanya main-main atau memang dia–”“Pernikahan bukan main-main buat aku Ma,” potong Samudera cepat.“Melihat kalian, Mama setidaknya yakin satu hal. Ada ketertarikan diantara kalian. Meskipun waktunya singkat untuk kalian saling mengenal. Tapi, semoga
Read more
MARRY ME
“Diani, maaf untuk semuanya yang serba mendadak. Kamu pasti kaget. Aku juga kaget waktu Mama bilang mau ngelamar kamu. Padahal kita belum bicarain ini sebelumnya,” ucap Samudera sambil menatap jauh hamparan bunga di depannya.Diani hanya mengangguk dan menghela nafas panjang.“Kamu pasti gak lupa permintaan Kakakmu beberapa hari lalu kan?” tanya Samudera ragu.Mana mungkin Diani lupa. Ia bahkan tak bisa tidur beberapa hari setelahnya. Kata-kata istri dan berumah tangga seolah berputar-putar di kepalanya.“Dia ingin kita nikah. Gimana menurutmu?”Apanya yang gimana?! Rutuk Diani dalam hati. Laki-laki dihadapannya ini terlihat sedikit kurang pintar sekarang, Padahal dihadapannya adal
Read more
YANG TERAKHIR
Gavin menatap kebun rumahnya dari balik jendela ruang kerja miliknya. Ditemani anak lelakinya yang berpakaian santai dengan kaos dan celana pendeknya. Berbeda dengan beberapa hari lalu, rambut Samudera kini sudah rapi dengan cambang dan kumis tipis miliknya yang sudah dibabat habis.Sesekali Gavin mendesah lelah mengingat jalan jodoh anak bungsunya yang begitu rumit. Gavin meneguk habis minuman di tangannya sebelum menatap putra semata wayangnya dengan pandangan tak terbaca.“Sam, kamu tahu bahwa pernikahan bukan permainan kan? Apalagi sekedar menyenangkan hati Riani,” ucap Gavin dengan nada datar, namun pandangannya cukup menyiratkan perasaan yang ada di dalamnya.Samudera tak terkejut bahwa pria di hadapannya lebih dari tahu keadaan yang terjadi. Papanya memang bagaikan orang sakti yang bisa membaca ja
Read more
IKRAR DIANI
Mata Embun terlihat berbinar, sedangkan Gavin, suaminya terlihat kagum melihat calon menantu perempuan mereka.“Cantik banget, Di. Mama tahu kalau kebaya ini pasti cocok banget kamu pakai,” ucap Embun dengan binar bahagia di matanya. Ia segera memeluk Diani dan kemudian bersalaman dengan Sita dan suaminya.“Jadi ini anak bungsunya Rian dan Dyanti? Nama kamu Diani? Kita pernah bertemu waktu rapat kan?” tanya Gavin dengan senyuman lembut menghiasi bibirnya. Gavin mana mungkin lupa dengan gadis yang sanggup membuat anaknya mengalihkan pandangannya tanpa berkedip.“I–iya Om..” jawab Diani yang segera mengulur tangannya untuk bisa bersalaman dengan Gavin.“Benar-benar mirip Rian saat masih muda. Kenapa baru sadar sekarang ya? Pa
Read more
KACAU
Fatma memperhatikan Diani yang hari ini terlihat tak rapi. Sesekali atasannya itu terlihat menguap dan mengerjapkan matanya berulang kali seolah benar-benar menahan kantuk. Padahal kemarin hari minggu, tapi sepertinya atasannya itu tetap dalam mode bekerja.Ia akhirnya teringat akan Kakak Diani yang berada di rumah sakit. Mungkin alasan itulah yang membuat bosnya tampak sangat kelelahan.“Mbak, mau kopi?” tawar Fatma yang mulai tak tahan melihat Diani menguap untuk kesekian kalinya. Bahkan beberapa kali fatma ikut menguap.“Boleh deh fat,” ucap Diani tanpa memandang si empunya suara. Tangannya masih setia menari di atas keyboard putih komputernya.Segera saja Fatma beranjak dari kursinya menuju pantry kantor. Diani sendiri menumpukan wajahnya di k
Read more
KESAL
*Diani POV* Lalu disinilah aku. Berkali-kali mematut penampilanku di cermin. Memadupadankan semua baju yang aku punya. Argh! Untuk pertama kalinya aku bodoh soal menata pakaianku. Walaupun aku bukan orang yang begitu tergila-gila dengan fashion. Tapi berpenampilan menarik menarik untuk diriku sendiri adalah ciri khasku. Kenapa aku mendadak bodoh? “Sudah sejam Diani. Sejam! Dan lo belum mutusin mau pakai baju apa?! Gue bisa telat kalau kayak gini!” Tak berapa lama aku mendengar nada pesan masuk dari ponselku. Membuatku bergegas mengeceknya Berharap rapat hari ini dibatalkan. Aku tak siap melihat Samudera sekarang! Aku merasa kacau karena kurang tidur. Kurang persiapan.  Namun semua harapanku pupus saat mendapati ada nomer Kepala Tim Marke
Read more
PUKULAN TELAK
Semua terperangah melihat Frans terjerembab ke belakang setelah pukulan Samudera berhasil menghantam pipi kiri Frans dengan kuat. Begitu juga dengan Diani yang bahkan ikut terhuyung ke belakang karena terkejut dengan gerakan cepat Samudera menumbangkan Frans.“Apa-apaan ini Pak?!” teriak Frans dengan sekuat tenaga. Amarahnya sudah di ubun-ubun, tapi ia tak bisa melampiaskan amarahnya karena ia hanya sendiri di perusahaan kliennya ini.Tanpa aba-aba, Samudera kembali mengarahkan kakinya untuk menendang Frans yang masih bergeming pada posisinya.“Pak Samudera!” Frans masih meninggikan nada suaranya dan dengan kepayahan mencoba untuk berdiri. “Apa-apaan ini Pak! Apa salah –”BR
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status