All Chapters of Pencuri Kecil Kesayangan Tuan Muda: Chapter 11 - Chapter 20
86 Chapters
11. Kakak Yang Baik
Martin keluar dari kamar mandi dengan rambut di kepalanya masih lembab dan tangan Camille memegang gulungan tisu yang dia bawa keluar dari ruangan menuju Solenne. Wajah Solenne terlihat sangat kuatir. Dia masih berjalan bolak-balik, entah jika kalau direntangkan dan diukur sudah berapa meter jalanan yang sudah dia tempuh saat bolak balik di lorong rumah sakit lantai VIP tersebut, menunggu Camille dan pria tampan yang membawa putrinya itu ke kamar mandi sebelumnya. Inginnya Solenne masuk mendobrak pintu kamar mandi tetapi itu akan menunjukkan dirinya adalah seorang Ibu yang bodoh untuk putrinya. Sehingga dia memutuskan menunggu dengan berjalan bolak-balik. "Kalian baik-baik aja?" Solenne bertanya cemas melihat Camille terlebih dahulu lalu menatap ke arah pria di samping putrinya tersebut. "Uhm, kami baik-baik aja. Dia jatuh saat di kamar mandi dan dia memiliki alergi aneh sehingga aku perlu menyiram kepalanya dengan air kran," sahut Camille yang terdengar cukup meyakinkan. Camill
Read more
12. Rekan Kerja
Sebelum tengah malam, Martin datang ke rumah sakit setelah sejak sore dia sibuk di perkebunannya dan mengadakan rapat darurat dengan para leader para pekerjanya. Martin mendengarkan semua keluhan, saran serta pendapat para leadernya mengenai masalah yang terjadi pada panen lemon mereka. Martin memang seorang pemimpin yang sangat bijaksana dalam mengambil keputusan. Dia tidak ingin para pekerjanya bekerja lelah tanpa mendapatkan hak mereka, juga dia sangat loyal pada pelanggannya. Martin rela membeli buah lemon bagus sebagai ganti lemon pelanggan yang terlanjur membeli lemon gagal panen mereka. Hal tersebut membuat Martin mengalami kerugian tetapi dia adalah pria dewasa dengan pemikiran matang, berbisnis bukan hanya demi uang namun lebih kepada memberikan pelayanan terbaik. Tidak heran dengan pola pikir Martin tersebut, membuatnya menjadi pemilik perkebunan lemon yang sangat luas dan semakin meluas setiap tahunnya bukan hanya ada di Sorrento tetapi juga pada daerah lain di Italia.
Read more
13. Persaingan
Pierre segera meminta Luciano untuk membawa Carla yang terluka akibat jatuh dari tangga ke rumah sakit terdekat. "Kamu ga apa-apa?" Pierre menghampiri Camille yang wajahnya masih sedikit pucat saat melihat Carla terjatuh berguling di tangga batu. Jika Carla tidak menggantikan Camille membawa nampan berisi peralatan makanan kotor, mungkin dia lah yang akan terjatuh di sana. Atau seandainya Camille menuruni tangga terlebih dahulu, dia lah yang akan berguling-guling jatuh lebih dulu ke lantai bawah. "Uhm, aku ga papa!" sahut Camille tetapi suaranya sangat kecil seakan teredam dalam tenggorokannya yang masih merasa sedikit syok. Camille tidak mau menuduh Donna atau siapapun karena setelah Carla jatuh, Luciano berkata jika lantai tangga batunya basah juga licin. Camille lah yang bertugas membersihkan dan mengepel tangga batu pagi tadi dengan cairan yang biasa digunakan. Camille dan Martha serta tamu lain bisa naik ke lantai atas tanpa merasakan sesuatu pada tangganya, namun orang t
Read more
14. Anggota Baru
"Cammie," Luciano berdehem setelah memanggil Camille yang merapat duduk diboncengannya. "Ada apa?" sahut Camille dari atas bahu Luciano. "Pegangan erat, hehe ..."Spontan Camille memukul pundak pria muda yang sedang menggodanya tersebut. Namun dengan cepat tangan Luciano menarik kembali tangan Camille agar melilit pinggangnya. "Serius, ada yang ingin ku tanyakan padamu, boleh kita berhenti dulu sebentar di depan sana?" Tidak ada jawaban dari Camille, akhirnya Luciano berinisiatif pergi ke sebuah tebing tinggi, tempat banyak orang melihat pemandangan laut di malam hari dan terdapat beberapa kursi batu untuk tempat duduk bersantai."Kamu mau bertanya apa?" Camille menatap Luciano yang berjalan ke arahnya dari membeli dua botol kopi kemasan kaleng di salah satu penjual yang ada di dekat tebing tersebut.Luciano memberikan satu botol kopi dingin ke tangan Camille dan membuka botol miliknya untuk dia tenggak membasahi tenggorokannya. Lalu mendudukkan bokongnya di sebelah Camille duduk
Read more
15. Misi Pertama
"Bagaimana perasaanmu?" tanya Luciano pada Camille melalui sambungan telpon radio di telinga Camille. "Deg-deg-an seperti olahraga bungee jumping!" sahut Camille berbisik yang dilirik Pierre dengan senyuman. "Aku akan mengajakmu bungee jumping nanti," cetus Pierre tertawa kecil di balik topeng masker transparan yang di pakainya. Brangkas besi berisi penuh dengan uang kertas pecahan 100 Euro, di depan Camille sudah terbuka oleh Luca dan Pierre, menggunakan alat khusus yang bisa membentuk lubang seukuran diameter 15cm."Ayuk pindahkan cepat, sisakan sedikit saja," ucap Pierre memberikan tas kantong kain berwarna hitam dari bahan sutra terbaik pada Camille. Dengan semangat Camille meraup memindahkan uang-uang kertas di brangkas masuk ke dalam tas kain di tangannya, sementara Pierre dan Luca melanjutkan membobol brangkas lainnya secara acak. Mereka berada di dalam gedung sebuah bank swasta milik seorang pengusaha kaya di Roma, David Carle. Bukan tanpa alasan Pierre memilih aset David
Read more
16. Kekesalan David Carle
Camille membuka roti yang dia bawa pulang dari tadi dibelikan oleh Pierre di pinggir jalan. Gadis muda itu berusaha bernapas pelan, sambil tersenyum tipis, "Kami lembur tidak di cafe, Paman. Tetapi di gudangnya bos. Terletak sedikit ke atas dari cafe. Untuk hari ini aku bekerja masuk siang," ujar Camille tenang yang sulit dideteksi kebohongannya oleh Dylan. Dylan sama sekali tidak menyadari jika Camille banyak belajar darinya yang bisa bicara sangat tenang untuk menenangkan Solenne setelah pekerjaan mencurinya. Dan kini Camille lakukan pada Dylan, berhasil membuat Ayah angkatnya itu percaya padanya. "Serius! Besok aku akan mengajak Paman ke gudangnya bos kalau Paman tidak percaya padaku," tambah Camille sambil mengunyah roti sampai mulutnya penuh dan kakinya spontan naik satu bertumpu pada alas kursi. "Paman percaya. Ingat, jika ada pria yang menyakitimu atau memperlakukan tidak sopan, katakan pada Paman. Paman dan Bibi bisa menjagamu jika kamu tidak ingin menikah. Pierre dan Mart
Read more
17. Hadiah
Camille sudah berdiri di depan meja Martin yang memilih duduk di balkon dan pria itu menolak pelayan lain yang ingin menawarkan bantuan padanya. "Kamu tidak punya pekerjaan, Tuan Martin?" sarkas Camille menyapa Martin. Martin tersenyum melihat gadis muda yang belum memiliki hubungan apa-apa dengannya, sudah dia rindukan. "Duduklah dulu, semua orang akan takut padamu, jika tatapanmu pada tamu seperti itu," Camille memang sedang menatap Martin sengit bercampur kesal yang dia sendiri tidak mengerti apa sumber kekesalannya pada pria yang sama sekali tidak bisa di bilang buruk tersebut. Martin terlalu tampan malah! Camille akhirnya duduk pada kursi di hadapan Martin dan pria itu langsung mengeluarkan ponsel keluaran terbaru, menyodorkannya ke depan Camille. "Itu untukmu sebagai bayaran makanku tempo hari," tutur Martin yang tidak menolak dirinya di traktir oleh Camille waktu itu. Sebaliknya, Martin melihat Camille tidak memiliki ponsel dan dia ingin bisa menghubungi gadis muda
Read more
18. Sekarat
Clea memasukkan beberapa potong pakaian ke dalam tas ranselnya dan saat dia melewati ruang makan, kedua orangtuanya masih belum turun dari kamar. Clea berpapasan dengan Pamela, sekretaris Papanya di kantor datang ke kediaman mereka dan baru memasuki ruang tamu. "Apa yang kau lakukan di sini?" tegur Clea tidak suka pada Pamela, meletakkan kembali tas ranselnya di atas sofa.Pamela mengacungkan tas berisi berkas ke depan Clea, "Mister David kemarin tidak datang ke kantor, ada beberapa berkas yang penting untuk di tandatangani," sahut Pamela berusaha bersikap santai tetapi Clea melihat kesombongan dari cara wanita itu berbicara padanya. "Duduk! Aku yang akan mempelajari berkasnya, berikan padaku!"ketus Clea pada Pamela yang segera duduk tetapi tidak memberikan tas berisi berkas pada Clea. Di mata Pamela, Clea masih gadis remaja yang memiliki ukuran tubuh dewasa. Clea baru kuliah tahun pertama dan usianya delapan belas tahun."Kamu tidak mendengar ucapanku?" "Maaf, saya pikir hal ini
Read more
19. Terjun di Tebing
Camille menyadari Martin tidak ada di belakangnya. Lalu matanya melihat kerumunan orang cukup jauh, telah terlewati olehnya. Bergegas Camille berlari menuju kerumunan orang tersebut, langkah kakinya tersaruk pada pasir saat kakinya tenggelam cukup dalam masuk ke pasir yang masih basah dan lembut. "Minggir semuanya!" teriak Camille saat melihat sepatu Martin berada di tengah kerumunan orang banyak. Semua orang menyingkir dan Camille segera berlari memeluk tubuh Martin yang sudah sangat memerah gelap dengan napas yang putus-putus. Ditambah beberapa wanita datang memberikan bantuan menyentuhnya yang tidak bisa dia tolak dengan kondisi tubuhnya melemah. Secara sadar, Camille mengangkat tengkuk Martin dan mendaratkan bibirnya menempel ke bibir Martin yang terbuka terengah-engah karena pernapasannya. Para orangtua yang sedang membawa anak-anaknya dan berada di sekeliling Martin sebelumnya segera menyingkir membawa anak-anak mereka menjauh dan para wanita muda yang mengenal Martin m
Read more
20. Jujur
"Hai, kamu oke?" tanya Pierre saat melihat Camille membonceng Luciano di belakangnya. Camille mengangguk, membaringkan tubuhnya ke depan motor dan menyikut Luciano yang juga ikutan iseng membaringkan tubuhnya di atas punggung Camille. "Kamu pria, turun!" dengkus Camille yang ditanggapi tertawa renyah Luciano segera turun dari motor. Pierre tertawa melihat gadis muda di depannya yang bukan hanya polos tetapi juga pintar untuk tidak dimanfaatkan pria. "Malam ini kita akan beraksi sedikit lebih jauh, kamu sudah bisa mengendarai motor itu?" tutur Pierre menelisik wajah Camille yang terlihat kemerahan, latihan bermotor bersama Luciano yang sepertinya membangkitkan adrenalinnya. "Ya, aku sudah bisa mengendarainya. Jangan kuatir!" Pierre mengangguk, "Kamu bisa bermotor bersamaku, jika kamu merasa ragu," Camille menggeleng sambil tertawa, "Jangan kuatir, Bos! Aku adalah pembelajar yang sangat baik!" sahutnya yakin, turun dari motor dan menepuk pundak Pierre lalu masuk ke dalam ma
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status