All Chapters of Rencana Rahasia Para Ipar Serakah: Chapter 21 - Chapter 30
106 Chapters
Bab 21
Begitu mendapat kabar dari Tika bahwa seseorang telah menyusup ke kamar Lusi dan mencoba membobol brankas, Dean segera meminta izin pada atasannya untuk pulang ke rumah. Dia sudah menyuruh Tika menghubungi polisi, tapi ketika sampai di rumah, dia tidak melihat tanda-tanda kehadiran aparat sama sekali. Hanya ada tukang kebun yang membantu membukakan gerbang untuknya. Setelah memarkir mobil dengan asal, Dean bergegas masuk ke dalam rumah. Seketika, suara ribut orang-orang di ruang tengah sampai ke telinganya. Dia tidak membuang waktu lagi dan segera beranjak ke sumber suara. “Apapun yang ingin kamu ambil dari brankasku, kamu tetaplah seorang pencuri!” “Ya, nggak perlu mengelak lagi. Mengaku saja bahwa kamu memang pencuri!” Langkah Dean tertahan di ambang pintu, ketika jelas caci maki itu terdengar olehnya. Dia mengedarkan pandangan, melihat satu per satu, siapa saja yang ada di ruangan itu. Dia pikir, orang yang menyusup ke kamar Lusi sedang dihakimi, tapi dia tidak melihat ada ora
Read more
Bab 22
Semua orang yang berkumpul di ruang tengah, telah berpindah ke kamar Lusi. Beberapa berdiri di depan lemari, beberapa lainnya duduk di atas sofa dan tempat tidur. Nauna dan Dean adalah yang berdiri di depan lemari, bersama dengan Yoga yang berkacak pinggang dan Lusi yang bersiap membuka brankas. Pada saat ini, jantung Nauna berdebar sangat kencang. Pandangannya tidak beralih sedikitpun dari brankas yang telah membuatnya kelimpungan hari ini. “Ayo buka brankasnya, Mbak! Biar semuanya jelas.” Yoga mengomando, tampak tidak sabar ingin melihat isi di dalam brankas milik Lusi. Nauna merasa semakin gusar. Jika memang di dalam sana ada sesuatu yang bisa membongkar rahasia para iparnya, mereka pasti tidak akan seberani ini. Segala kemungkinan terburuk bisa saja terjadi, tapi Nauna tidak punya kesempatan untuk mundur. Dia hanya bisa berharap, keberuntungan berpihak padanya kali ini. Sementara itu, Lusi mulai menekan beberapa tombol di pintu brankas. Bunyi ‘klik' menandakan kunci telah ber
Read more
Bab 23
Nauna bukan tipikal orang yang sulit mengucap kata maaf, tapi itu tergantung kepada siapa dia harus mengucapkannya. Sekalipun dia tidak salah, jika orang itu pantas mendapatkan permintaan maaf, maka dia akan melakukannya dengan segala kerendahan hati. Tapi, dalam hal ini, para iparnya adalah pengecualian. Ketika Dean menyuruhnya untuk meminta maaf pada mereka, dia malah bergumam dengan pelan, “Minta maaf?”Nauna menatap orang-orang di sekitarnya satu per satu. Berbagai ekspresi tercetak di wajah mereka. Yoga dan Daniel terang-terangan tersenyum sinis. Tari dan Tika masih dengan wajah marah mereka yang menakutkan. Sedangkan Lusi dan Rudy terlihat lebih terlihat tenang. Mereka semua seperti menunggu permintaan maaf darinya untuk kemudian menertawakannya dalam hati. Membayangkan bagaimana mereka akan merayakan keberhasilan hari ini, membuat Nauna tidak sudi meminta maaf. Tatapannya lalu berhenti di wajah Dean. Seraut suram itu belum berubah. Mata kelam yang menatap ke arahnya masih mem
Read more
Bab 24
Mungkin, itu adalah permintaan maaf terberat yang pernah Nauna ucapkan. Dia terus menundukkan kepala, tidak mau melihat raut kemenangan di wajah para iparnya. Mereka mungkin sedang menertawakannya dalam hati—pikirnya.Beberapa saat berlalu, belum ada respons dari permintaan maafnya yang tidak tulus. Pada saat ini, Nauna memberanikan diri mengangkat kelopak mata dan melihat para iparnya memalingkan wajah darinya. “Kalau memang ingin minta maaf, lakukanlah dengan tulus.” Rudy berkata dengan acuh tak acuh. Ekspresinya tidak bisa ditebak. Nauna meringis dalam hati, tapi hanya bisa menghela napas dan menundukkan kepala sekali lagi. Setelah mengatur suaranya, dia kembali mengulang, “Aku minta maaf.”“Terdengar nggak tulus sama sekali.” Tika mencemooh. “Nau, lakukan dengan sungguh-sungguh.” Dean meminta. “Berjanjilah, kamu nggak akan mengulangi lagi dan akan bersikap baik pada mereka.”Nauna menarik napas dalam-dalam dan membuangnya dengan kasar. Dia benar-benar diperlakukan seperti orang
Read more
Bab 25
Pernyataan itu mungkin akan mengantarkan Nauna pada masa-masa sulit dalam hidupnya. Dia tahu, para iparnya tidak akan membuang kesempatan untuk menindasnya lebih jauh lagi, tapi dia tidak mau menjadi seorang pengecut dan melarikan diri dari tanggung jawab. Bagaimanapun, dia sudah terlanjur sepakat akan menuruti semua keinginan para iparnya, jika terbukti rumah ini bukan milik Dean. Meski dia yakin sertifikat yang mereka tunjukkan adalah palsu, tapi dia tidak bisa membuktikannya untuk saat ini. Jadi, dia terpaksa mengalah dan membiarkan mereka menang—untuk sementara waktu.Sesuai dugaan, apapun yang mereka inginkan, bukanlah sesuatu yang baik untuk Nauna. Pada saat itu, Lusi menarik seringai di bibir dan berkata dengan penuh penekanan, “Kalau begitu, mulai hari ini, kamu akan jadi pembantu di rumah ini.”Lusi tidak sedang bercanda. Hari itu juga, Nauna benar-benar berubah status menjadi pembantu rumah tangga. Para iparnya dengan senang hati membebankan segala pekerjaan rumah kepadanya.
Read more
Bab 26
Rudy berjalan cepat menuju motornya yang terparkir di halaman depan. Di belakangnya, Lusi menyusul dengan terburu-buru. Langkah mereka begitu lebar dan ekspresi serius terbayang di wajah keduanya. “Kita harus lebih hati-hati.” Rudy berkata setelah dia duduk di atas motor. “Nauna pasti sudah tahu rencana kita. Jangan sampai dia tahu lebih banyak lagi.” Dia mewanti-wanti dengan cemas. Lusi mengangguk dan berkata, “Iya, aku dan yang lainnya akan lebih waspada.” Rudy membuang napas berat. Sebenarnya, dia sangat kesal. Dia telah menyusun rencana untuk mendapatkan tanda tangan Dean, agar bisa menjual rumah ini dalam waktu dekat. Akan tetapi, Nauna sepertinya telah mencuri dengar rencana mereka dan memengaruhi Dean agar meminta untuk melihat sertifikat rumah. Gara-gara itu, Rudy harus mengeluarkan banyak uang untuk memalsukan sertifikat rumah. Meski pada akhirnya Nauna kalah, tapi rencana yang telah disusun tetap saja menjadi berantakan. Tanda tangan Dean akan semakin sulit di dapat dan i
Read more
Bab 27
Meski dengan berat hati, Nauna tetap mengerjakan apa yang diperintahkan oleh para iparnya. Dia memasak mie instan dan menyajikannya di meja makan dengan wajah cemberut. Lantas, dia melewatkan makan siangnya sendiri. Semua yang terjadi hari ini membuatnya tidak berselera makan. Setelah sholat dzuhur, dia pergi untuk membeli semua yang para iparnya inginkan. Dia benar-benar merasa kesal. Baru beberapa saat menjadi budak para iparnya, dia sudah dibuat naik darah. Mereka terus memerintahnya untuk melakukan ini dan itu. Bahkan, tanpa malu menyuruhnya membeli kebutuhan mereka dengan menggunakan uangnya.Nauna tidak bisa membiarkan situasi ini berlangsung lebih lama. Karena itu, dia harus segera menemukan cara untuk membongkar rencana rahasia para iparnya. Dengan begitu, dia bisa membalikkan keadaan. Setelah membeli semua yang mereka inginkan, Nauna membuat janji bertemu dengan seseorang. Dia duduk di sebuah kedai kopi dan seorang perempuan berpakaian formal menghampirinya setelah hampir t
Read more
Bab 28
Sebagai seorang pengacara, Dinara sudah tidak asing lagi dengan orang-orang licik dan juga jahat. Dia sering kali menjumpai orang-orang seperti itu saat menangani kasus para kliennya. Berdasarkan pengalamannya, orang-orang licik dan jahat selalu menghalalkan segala cara untuk menang. Jadi, tidak bisa dihadapi dengan gegabah. Harus ada strategi yang disusun secara rapi. Dia belum pernah bertemu dengan para ipar Nauna, tapi dia bisa menyimpulkan dari apa yang diceritakan sepupunya itu. Mereka adalah tipikal orang yang akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Dinara khawatir Nauna tidak bisa menghadapi mereka sendirian, sedangkan dia tidak bisa membantu secara langsung. Jadi, dia mencoba memikirkan sebuah strategi dan membaginya pada perempuan itu. “Untuk menggagalkan rencana para iparmu, yang harus kamu lakukan adalah mendapatkan sertifikat asli rumah itu.” Dinara mulai menjelaskan dengan panjang lebar. “Menurutku, setelah apa yang terjadi hari ini, mereka nggak a
Read more
Bab 29
Nauna telah menahan diri untuk tidak memperdulikan perihal laki-laki yang dilihatnya bersama Rudy tadi. Begitu Lusi memerintah, dia segera pergi ke dapur dan meletakkan kresek belanjaannya di atas meja. Dia mulai mengeluarkan bahan-bahan untuk memasak semur daging dan juga beberapa menu lainnya untuk makan malam. Lalu, memasukkan beberapa barang belanjaannya ke dalam kulkas. Setelah itu, dia mulai mencuci daging dan memotongnya menjadi kecil-kecil. Pada saat ini, pikirannya kembali terusik. Bagaimanapun mencoba untuk abai, dia tetap saja ingin tahu siapa laki-laki tadi. Nauna menghela napas panjang dan mendengkus jengkel. Dia merasa kesal karena tidak bisa melakukan apa-apa untuk mencari tahu. Siapapun laki-laki itu, pasti ada hubungannya dengan rencana para iparnya. Dia menunda kegiatan memotong daging. Alih-alih mencuci tangan dan meraih ponsel dari dalam saku. Dia ingin menghubungi Dinara dan meminta pendapat mengenai apa yang harus dia lakukan. Apakah harus memata-matai laki-la
Read more
Bab 30
Sejak mengetahui tentang rencana rahasia para iparnya, Nauna sadar pikirannya selalu dipenuhi oleh banyak kekhawatiran. Dia menjadi lebih sensitif dan sulit berpikir positif. Terkadang, dia merasa dirinya berlebihan, jadi dia mencoba sebisanya untuk mengenyahkan segala pikiran negatif dari kepala. Salah satunya adalah pikiran tentang laki-laki yang dilihatnya bersama Rudy tadi. Meski dia mencurigai laki-laki itu sebagai orang yang akan membeli rumah ini, tapi dia tidak ingin terlalu memikirkannya lagi. Seperti kata Dinara, selama para iparnya belum mendapatkan tanda tangan Dean, maka siapapun tidak akan bisa membeli rumah ini. Karena itu, yang harus dia lakukan sekarang adalah memastikan bahwa para iparnya tidak akan mendapatkan tanda tangan suaminya. Selain itu, dia juga harus membuat mereka lengah secara perlahan-lahan dengan bersikap baik pada mereka untuk sementara waktu. Dia tahu ini akan sangat melelahkan, jadi dia berharap usahanya tidak akan sia-sia. Malam ini, setelah mela
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status