All Chapters of MAU KAN, JADI MAMA DIRA?: Chapter 41 - Chapter 50
62 Chapters
BAB 40 : JENJANG SERIUS
“Kita harus mengikuti mamamu, Dira!” Han berseru setelah menampaki wajah laki-laki yang membersamai Maya. Mereka menyamar dengan menggunakan buku sampel untuk menutupi wajah. Merayap dari rak ke rak dengan hati-hati agar tidak tertangkap basah. Han memutar otak keras. Selama ini dia telah mengawasi kehidupan wanita itu. Tapi jangan salah paham dulu. Hal ini dilakukannya karena Angga yang memerintahkan. Maka tidak mengherankan jika Han mengernyit ketika mengingat siapa saja anggota keluarga Maya. Laki-laki yang bersama Maya bukan salah satunya. Han mengetahuinya dengan baik. Laki-laki itu tidak memiliki hubungan darah apapun dengan Maya. “Itu siapa, Han?” Dira bertanya kebingungan. Mereka terus bergerak tidak jauh dari Maya. Wanita itu tampak mengambil buku, lalu meletakkan kembali. Begitu terus berulang kali. Laki-laki yang mengekorinya sesekali menoleh ke belakang. Raut wajahnya terlihat membosankan. Han mengeluarkan ponsel dan memotret keduanya. Dia tidak akan kehilangan kes
Read more
BAB 41 : TERTANGKAP
“Melangkah ke hal yang lebih serius, maksudnya gimana?” Maya tidak ingin mengambil kesimpulan terlalu cepat, bahkan sekadar memikirkannya. Perkataan laki-laki itu sungguh tidak masuk akal bagi Maya.“Ya …, seperti pernikahan, misalnya?” Rudi membalas dengan pertanyaan. Laki-laki itu tersenyum. “Bukannya kita emang dijodohkan, ya?”Maya tidak bereaksi apa-apa karena telah mengetahuinya. Tapi membahas masalah ini dengan Rudi membuat wanita itu sedikit mual.Wanita itu menghela napas dalam lantas membenarkan duduk. “Bukannya ini terlalu cepat, ya, buat bahas pernikahan? Kita aja baru ketemu sekali. Lagian kita belum tentu cocok juga ‘kan?” kata Maya sungkan.Tapi seharusnya laki-laki itu sadar telah ditolak secara halus. Maya sengaja tidak mengungkapkannya terang-terangan. Bagaimana pun juga, dia harus tetap menjaga perasaan orang lain agar tidak tersinggung.“Masalah kecocokkan bisa nyusul seiring waktu, May.” Rudi mencoba untuk meyakinkan.“Yang penting itu masalah finansial.” Laki-lak
Read more
BAB 42 : NOMOR TIDAK DIKENAL
“Tolong lepas dulu aksesori kamu, Mas Han. Geli aku liatnya,” ucap Maya setibanya mereka di parkiran. Wanita itu geleng-geleng kepala. “Lagian kenapa pakai begituan segala, sih?”Han membukakan pintu belakang mobil. Setelah memastikan kedua orang itu masuk ke dalam mobil dan memasang sabuk pengaman, barulah laki-laki itu bisa tenang. Artinya, Maya tidak bisa memukulnya karena laki-laki itu akan fokus menyetir.Han duduk di belakang kemudi, melihat Maya yang kelihatan masih menunggu jawaban. Laki-laki itu mengembuskan napas perlahan untuk mengurangi kecemasannya.“Tadinya saya dan Dira memang ingin ke mall, Bu. Niatnya mau beli buku buat Dira. Eh, tau-taunya malah ketemu Bu Maya lagi berduaan sama laki-laki lain. Jadi, ya, kami mergokin Ibu dan menyamar.”Tubuh Maya menegang. Jadi mereka melihatnya?Maya duduk dengan gelisah. Wanita itu berdeham. Suaranya berubah sumbang. “Mana ada laki-laki lain. Masih ada hubungan keluarga, kok.”“Seingat saya enggak ada keluarga Bu Maya yang wajahny
Read more
BAB 43 : TEKAD
[Bu Maya, saya minta maaf. Saya salah kirim! Tolong jangan salah paham!]Maya memejamkan mata untuk waktu yang lama. Dadanya seketika sesak. Oh, jadi banyak urusan di kantor termasuk juga ini? Wanita itu tertawa miris.Bagaimana bisa dia tidak salah paham, sedangkan foto itu menampilkan Angga dan Amara tengah makan malam berdua di sebuah restoran!Orang ini pasti sengaja melakukannya!Han kembali dan menangkap kejanggalan dari sikap Maya. Wanita itu diam dengan mata berapi-api.“Ada masalah apa, Bu Maya?” tanya Han hati-hati. Tampaknya dia tidak boleh gegabah dalam bertindak. Jelas sekali wanita itu tidak baik-baik saja, meski berusaha untuk ditutupinya.Maya menghela napas demi meredam emosi yang masuk. Intonasi suaranya terdengar lirih sekaligus marah. “Katamu Angga dan Amara enggak punya hubungan melebihi pekerjaan profesional, Mas Han.”Ya, memang begitu kenyataannya. Ada apa.Laki-laki itu menautkan kedua alis. Han samar mengangguk. “Iya, Bu Maya, mereka memang tidak punya hubung
Read more
BAB 44 : SASIRANGAN
“Masuk!” ucap Angga ketika seseorang mengetuk pintu kantornya. Laki-laki itu tidak mengalihkan fokus ke layar laptop.Han masuk dengan paper bag berisi bekal makanan di tangan. Laki-laki itu meletakkannya di meja --tempat Angga biasa menjamu tamu, berlanjut menghadap Angga yang tidak tidak merasa terganggu sedikit pun.“Ibu Maya bawain bekal, Pak.” Lapor Han kemudian. “Sepertinya Bu Maya takut Bapak tidak sempat sarapan hari ini, sehingga makan di luar.” Gerakan tangan Angga berhenti seketika, digantikan dengan tatapan penuh perasaan aneh. Ucapan Han seperti menyindir, tapi Angga tidak tahu hal itu disebabkan dorongan apa. “Maksudmu, Han?” Akhirnya laki-laki itu bertanya, meski dia tidak bersalah. Tapi melihat Han memasang wajah intimidasi membuat laki-laki itu penasaran.“Sepertinya Ibu Maya tahu Pak Angga tadi malam makan malam berdua dengan Amara,” ucap Han. Kali ini dengan gayanya yang santai, tapi menimbulkan ketegangan pada Angga.“Itu hanya makan malam biasa, untuk mengisi pe
Read more
BAB 45 : DILAMAR LAGI
“Akhirnya Bu Maya sampai juga!” seru Salsa pada sang kekasih di sampingnya. Mengekor di belakang wanita itu ada Angga dan Dira yang berjalan bersisian. Salsa terpaku dengan penampilan Maya dan Dira yang selayaknya ibu dan anak. Tidak jauh berbeda dengan Han yang berekspresi sama. Mereka berdiri di bawah pohon mangga yang rindang. Salsa membisikkan sesuatu pada Maya. “Saya sudah tahu situasinya dari Mas Han, Bu. Saya gak nyangka Bu Maya bakalan datang sekeluarga.” Maya hampir tersedak mendengar kata ‘sekeluarga’ yang dilontarkan Salsa. Untungnya Angga tidak jadi memakai baju yang sama dengan mereka. Kalau hal itu sampai terjadi, entah Han harus menganga seberapa lebar lagi. “Udahan, ih, liatnya!” senggol Salsa pada Han. Laki-laki itu masih tidak percaya atasannya bersungguh-sungguh datang. Menurut Han, acara ini terlalu mencolok bagi Angga yang mengenakan jas formal mahalnya. “Tapi kenapa Pak Angga gak pakai baju samaan kayak Ibu Maya dan Dira?” tanya laki-laki itu penasaran. May
Read more
BAB 46 : KESEMPATAN
“May!” panggil Bisma ketika wanita itu mendekat ke area sekitar pelaminan. Tamu-tamu tampak mengantre untuk bersalaman dengan pengantin. Maya hanya tersenyum sebagai balasan. Laki-laki itu memakai batik cokelat, kontras dengan baju persatuan keluarga yang memakai warna hijau sage, yang tidak sengaja mengingatkan Maya pada pekerjaan suami Risti yang seorang tentara. Bisma menelan kekecewaan karena mereka berakhir dengan dua warna pakaian yang bertolak belakang. Tapi apapun alasannya, laki-laki itu bisa menerimanya asalkan …. “Lia, saya dan Dira akan menunggu di mobil.” Asalkan Angga tidak terlibat di dalamnya. “Iya, tunggu aja.” Wanita itu menoleh, menampaki Angga yang tengah menggendong Dira. Bisma hanya bisa diam sambil memperhatikan. Kenapa laki-laki itu ada di sini, sih?! Tanpa diduga ternyata Ibu Neneng ikut bergabung, bahkan rela turun dari atas pelaminan selepas menyalami tamu-tamu. Beliau sangat antusias dengan kedatangan Maya dan ‘kekasih’nya itu. “Akhirnya Ibu Maya
Read more
BAB 47 : TIGA SISI
“Hubungan kita terlalu rumit,” ujar Maya dengan suara tersekat. Wanita itu memutuskan kontak matanya dengan Angga. Dia tidak siap menghadapi ini, meski hatinya terbawa dengan ucapan laki-laki itu. Angga berusaha untuk tetap tenang di antara kekacauan dalam dirinya. “Beri saya satu kesempatan lagi, Lia.” Laki-laki itu memohon, keluar dari karakternya. Angga tidak peduli dengan harga diri. Kali ini dia ingin Maya kembali melihat padanya. “Saya berjanji akan memperbaiki semuanya. Kita mulai kembali dari awal.” Tapi sudah banyak yang berubah dari diri Maya. Wanita itu menghela napas dalam. Akal dan hatinya bertolak belakang, tidak lagi sejalan dengan dirinya yang dulu; yang mudah untuk menerima. Bisakah mereka? Kenapa tidak mencobanya? Tidak. Tidak. Jangan berharap lagi kalau tidak ingin terluka. Tapi lihat usaha Angga yang sekarang, Lia …. Maya memejamkan mata cukup lama. Mereka kembali bersitatap. Satu pertimbangan sudah dibuat. “Paling enggak kamu harus jelasin semuanya, Ga. Sem
Read more
BAB 48 : RUDI
“Halo?”“Kenapa baru diangkat, May? Ada hal urgent yang harus kamu tau!”Maya membeku untuk beberapa detik demi menyesuaikan suara nyaring itu. Kemudian dia mengernyit bingung, tidak ingin berspekulasi apa-apa. Tidak ada opsi di kepala. Wanita itu menuntut untuk dijelaskan tanpa diminta. Tapi seseorang di seberang telepon sana tidak mengerti maunya.Maya memulai dengan alasan. “Maaf, tadi malam baterai-ku habis, Rif. Ini aku baru aja nge-charger-nya. Ada masalah apa?”Terdengar helaan napas panjang di seberang sana. Pagi-pagi sekali sepupunya –Arif menelpon setelah tadi malam lebih dari lima belas panggilannya diabaikan.“Kamu udah tau belum, sih?” kata laki-laki yang malah memaksa Maya untuk paham.Lagian tau apa? Arif benar-benar membingungkan Maya. Selepas makan malam di kantor Angga, menunggu, pulang ke rumah, memberikan dan membacakan buku hadiahnya pada Dira, lalu pergi tidur, tidak ada hal lain yang dilakukannya.Wanita itu mendengkus. “Bicara yang jelas, Rif. Ada apa?” desaknya
Read more
BAB 49 : VIDEO
“Bu Maya, saya gak terima, ya, kalau Mas Han disangkain suaminya Ibu!” ucap Salsa ketus. Wanita itu baru saja keluar dari toilet, bersidekap di sebelah Maya yang sibuk menatap diri di pantulan cermin.Tapi itu di luar kehendak Maya karena netizen yang memutuskan dari apa yang mereka lihat. Kalau bisa, ya, Lee Min-Ho yang berada di posisi sebagai suami itu. “Kenapa gak buat klarifikasi aja, sih, Bu?” tanya Salsa kemudian, “Masa Ibu cuma diam aja gak berbuat apa-apa? Cepat atau lambat kejadian ini bakalan berimbas ke kehidupan nyata Bu Maya.”Salsa benar. Tapi apakah klarifikasi saja cukup? Memangnya orang-orang mau mendengarkan, setelah melihat bukti yang tampak lebih jelas untuk dinilai seperti video?Maya mematikan air keran, lalu menatap Salsa dan mereka saling bersitatap. “Asal jangan orang tuaku sama Angga yang tau kayaknya gak bakal jadi masalah, sih. Bisa mati aku kalau sampai mereka tau.”Salsa mengerutkan dahi. “Emang kenapa, Bu, kalau sampai Pak Angga tau?”Maya menghela nap
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status