All Chapters of SEPEDA TUA WARISAN KAKEK : Chapter 11 - Chapter 20
165 Chapters
Bab 11 ANGKUHNYA DIA
"Yakin, Mas, mau pergi ke sawah? Depan rumah lho ada pesta, ramai sekali. Dilihat orang apa nggak malu?" Lek Kandar mencoba mempengaruhi Ayah yang hendak pergi bertugas. Keseharian beliau memang seperti itu, pergi pagi baru siangnya pulang. Habis Dzuhur akan pergi lagi hingga sore tiba baru kembali ke rumah. Meskipun aku sudah melarangnya tetap saja tidak pernah di gubris. Akan sakit kalau nggak menggerakkan tangan dan kakinya untuk ke ladang.Itulah jawaban yang selalu aku dengar jika meminta lelaki yang masih kekar itu untuk duduk diam di rumah."Kamu mau apa, kesini? Mencarikan masalah lagi kepada kami seperti perbuatan istrimu tempo hari?" ketus Ayah dengan pandangan sinis. "Mas, aku minta maaf atas kejadian kemarin. Namun, untuk saat ini merendahlah sedikit untuk keluarga kita!" Lek Kandar berbicara dengan menatap Ayah penuh harap.Namun, aku dan Ayah sontak terperangah mendengar perkataan Lek Kandar. Merendah? Apa maksud dari ucapannya itu? Ah, ini sungguh membuat kebencian ke
Read more
BAB 12 TIDAK SOPAN
"Ayah kamu belum juga pulang? Matahari sudah diatas kepala kok masih saja betah di sawah. Apa nggak keroncongan itu perutnya?" tanya Ibu yang membuat hati ini gusar. "Sebentar lagi, mungkin. Oh, iya, Bu, besok aku mau pergi ke kota mengambil barang. Ibu kalau mau makan, duluan saja, nanti sakit lho." Aku beranjak dari depan televisi, membereskan sisa-sisa makanan yang terjatuh di karpet.Bukannya menjawab, Ibu justru terdiam dengan melihat keramaian di depan rumah. Mungkin suasana hatinya berbeda dengan keadaan yang dilihat. Sepi dan sedih, raut wajah yang keriput itu kosong. Tak tahan aku melihat pemandangan yang tidak pernah aku inginkan ini. Kuajak Ibu ke belakang, duduk di bale-bale jati yang diletakkan Ayah di luar dapur. Disini kami bisa melihat pemandangan indah, sayur-sayuran yang ditanam oleh Ibu dan Ayah begitu terlihat hijau dan menyejukkan mata. Dengan tingkah lucu para ayam kecil yang saling berkejaran satu sama lainnya. "Kenapa, ya, saudara Ayah kamu bersikap buruk s
Read more
BAB 13 SESUATU
Belum juga pembicaraan dimulai, Ayah datang dengan peluh membanjiri wajahnya. Meski wajahnya memerah, tapi senyum simpul terbit kala mata mereka beradu. Mbah Darma hanya menggeleng melihat keponakannya baru saja pulang dengan napas tersengal-sengal. Mungkin rasa capek membuat lelaki yang masih gagah itu sedikit kewalahan dengan berbagai macam pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan."Duduk, aku mau bicara sama kamu!" "Saya membersihkan diri sebentar, Mbah. Apek," jawab Ayah terkekeh. Selang beberapa menit Ayah sudah berada ditengah-tengah kami kembali. Wajahnya sudah segar dengan pakaian yang berganti. "Aku ingin memperkenalkan calon untuk Suci, bagaimana apakah kamu setuju?" Aku tersentak mendengar Mbah Darma yang menyebut namaku. Dalam sekejap mata ini memicing dengan rambut yang tersapu oleh oleh kipas angin segera aku sisihkan dibelakang telinga. Berharap apa yang baru saja kudengar adalah sebuah kesalahan dari indra pendengaran. Ibu menoleh ke arahku, sama beliau pun mungkin
Read more
BAB 14 TAMU
"Kamu yakin akan menerima pinangan dari lelaki yang belum kamu kenal sebelumnya, Nak?" tanya Ibu yang membuat hati ini sedikit goyah.Iya, aku menyetujui keputusan Mbah Darma kala itu. Dalam sepertiga malam ketika aku meminta kepada Tuhan dengan keputusan yang akan aku ambil, jalan ini yang menjadi akhir dari sebuah kebimbangan. Hari ini rumahku begitu ramai, meski hanya acara kecil-kecilan untuk menyambut tamu dari pihak calon lelaki yang datang dan tidak banyak seperti permintaan kami sebelumnya. Namun, kami sekeluarga tetap mempersiapkan segalanya tanpa cela. Bi Salimah datang beserta suami, entah terbuat dari apa muka kedua orang tersebut. Tidak bertegur sapa dengan Ayah dan Ibu, tapi datang juga ketika Mbah Darma memintanya untuk ikut hadir disini. Pun dengan Bapaknya Ayah, beliau nampak duduk di bangku kayu panjang yang dibuat anak lelakinya itu dari kayu jati asli tanpa di poles dengan wajah sedikit masam.Iring-iringan calon lelaki sudah memasuki halaman, para kerabat berdir
Read more
BAB 15 KELUARGA BARU
Mata ini tiba-tiba mengembun, entah apa maksud dari wanita itu. Saat aku melihatnya, justru senyum mengejek tersungging di sudut bibir Bi Salimah. Sepertinya dia ingin sekali menggagalkan rencana ini. Dada ini bergemuruh, tangan mengepal kuat seakan emosi begitu membakar jiwaku yang sedang berusaha meredam bara amarah."Dia adalah Kakakku, saudara lelaki yang sangat aku sayangi." Suaraku membuyarkan pikiran semua orang yang berada di ruangan ini dan pandangan mereka tertuju padaku yang berdiri di depan dengan berbicara lantang. "Beberapa laki-laki dulunya pernah meminangku, tapi mereka memutuskan sepihak karena alasan aku mempunyai seorang Kakak yang cacat dan menjadi bahan cemoohan orang lain. Andai Bapak, Ibu dan juga Mas, Mas …" "Yanuar," celetuk salah satu saudaranya keras. "Iya, Mas Yanuar ingin juga memutuskan hubungan ini seperti sebelumnya, kami tidak bisa menghalanginya. Silahkan ambil keputusan sebelum semuanya terjadi. Kami ikhlas dan tidak bisa menyalahkan." Aku bertutur
Read more
BAB 16 YAKIN
Lek Santoso berdiri dan memandang sinis ke arah kami sebelum pulang menyusul sang istri yang telah angkat kaki terlebih dahulu. Penyakit hati memang sangat berbahaya dan itu bisa menggerogoti jiwa seseorang yang sedang baik-baik saja. Makanya kita diwajibkan selalu mengingat akan Tuhan jika sedikit saja tersentuh oleh penyakit tersebut.Namun, jika seseorang yang sudah dalam keadaan akut maka akan sulit untuk diingatkan bahkan di obati sekalipun. Beruntunglah kita yang masih waras dan bisa berpikiran jernih jika perbuatan tersebut tak layak dicontoh apalagi dicoba."Mungkinkah juga keluarga kalian ada yang cacat, ya, kok bisa-bisanya mau menikahi wanita seperti dia yang mempunyai saudara seperti itu!" sinisnya yang membuat mata kami semua di ruangan ini membulat sempurna."Santoso!" teriak Mbah Darma lantang. Si empunya nama mencebik saat lelaki sepuh itu berteriak dengan keras memekakkan telinga. Berdiri dan berkacak pinggang serta napas memburu, Mbah Darma mendekati Lek Santoso yan
Read more
BAB 17 ONLINE
"Pesanan kamu banyak sekali, Ci. Apa perlu bantuan Ibu?" tanya Ibu saat melihatku yang tengah sibuk membungkus pesanan online ini.Memang hari ini jauh lebih banyak paketan daripada kemarin. Tuhan memberikan rezeki halal yang melimpah sehingga bisa buat tambahan nanti untuk upacara pernikahanku. Inilah caraNya mengujiku saat dirumahkan dari pekerjaan yang sudah hampir aku geluti tiga tahun ini lalu menjadi hampir pekerjaan utama. "Nggak usah, Bu. Suci sanggup melakukannya sendiri. Lagian juga ini sudah selesai, sebentar lagi kurir juga datang," tolakku halus, bukannya tidak mau dibantu, tapi Ibu sendiri jauh lebih sibuk untuk mempersiapkan segalanya.Tak berselang lama, datanglah si kurir. Cekatan kami bekerja sama dalam hal online ini. Setelah selesai aku membaringkan tubuh di atas kasur lantai yang berada di depan televisi. Punggung yang kaku merasa ingin dilepaskan dengan segera, berguling ria dan bersenandung kecil membuat hati ini seolah sedang terbang tinggi ke langit dengan sa
Read more
BAB 18 MARAHNYA AYAH
Mungkin akal sehatnya telah hilang dan tercabut dari hatinya. Bersikap baik dan wajar saja sudah tidak dilakukan sama sekali terhadap kami yang justru sebagai saudara tertua dari istrinya itu.Bukankah keluarga itu harus saling menghormati satu sama lain? Lalu apakah ini? Rasanya begitu geram dan ingin menjambak mereka, tapi tak mungkin aku lakukan. Aku masih waras."Kamu terlalu angkuh untuk tidak memberi tahu kami jika besok akan ada pesta pernikahan di rumahmu, kenapa? Kamu takut jika nanti ada kejadian buruk yang menimpamu lalu kami melihatnya?" Berkacak pinggang dengan mata melotot ke arahku dia berucap lantang."Ada masalah?" Aku masih santai menanggapi ucapan kasar yang membuat hati terluka itu. "Kamu, kalian yang akan ada masalah nanti. Kita lihat saja!" bentaknya nyaring memekakkan telinga.Aku menggeleng pelan lalu meninggalkan dia yang masih setia berdiri di tempatnya dengan posisi yang masih sama. Mata membulat dengan napas memburu bagaikan seekor hewan pemangsa yang kela
Read more
BAB 19 BI SALIMAH
Aku memberi minum untuknya, berharap semoga amarah yang membelenggu jiwa segera pergi sejauh mungkin dan Ayah akan kembali tenang. Sungguh aku kasihan jika melihat keadaan Ayah yang marah, karena kesehatannya akan terganggu jika emosi itu bangkit dan mendidihkan darahnya. 🔥🔥 Setiap sore aku selalu menyapu di halaman rumah, dedaunan kering yang berjatuhan menjadikannya tempat seperti pembuangan sampah. Kotor. "Ci, yakin kamu mau menikah dengan lelaki pilihan Mbah Darma? Dia lho bukan lelaki baik-baik, suka mabuk, judi dan main wanita. Kalau aku jadi kamu maka akan menolak perjodohan itu!" Tiba-tiba Bi Salimah datang menghampiriku yang sedang membersihkan selokan yang penuh dengan dedaunan kering yang berjatuhan dari pohon mangga didepan rumah ini.Sebenarnya aku enggan sekali meladeni wanita yang aneh ini, tapi rasanya kalau tidak dilawan akan ada sesuatu yang hilang. Mungkin inilah saatnya aku berani berkata lagi setelah sekian purnama kami tidak beradu mulut. "Kok tahu?" ketusk
Read more
BAB 20 PENGANTIN
Iring-iringan pengantin datang setelah aku duduk di pelaminan seorang diri. Wajah-wajah sumringah terpancar saat kedua keluarga saling bertemu dan menerima semua seserahan. Namun, raut wajah keluarga Lek Santoso seolah sinis dan menghina setelah semua tamu duduk di tempatnya masing-masing.Tak ku hiraukan mereka maupun hatinya, karena sejauh ini hanya kebahagian kami yang lebih penting. Acara ijab qobul pun lancar di ikrarkan oleh Mas Yanuar tanpa mengulang. Tangis bahagia menyambut dunia baru ku penuh haru biru. Kini aku resmi menjadi seorang istri dan bagian dari keluarga Mas Yanuar. Beribu kalimat doa dilantunkan dari keluarga besar untuk pernikahan ini semoga langgeng dan berkah. Lalu acara pun berlanjut ke hiburan, meski tak terlalu megah dan ramai seperti pada umumnya, tapi hati ini sudah teramat sangat bahagia. Senyum sumringah selalu ku ukir ketika para tamu mengucap selamat untuk kami berdua di pelaminan. Hingga tiba saatnya kejadian yang tak pernah aku bayangkan terjadi. K
Read more
PREV
123456
...
17
DMCA.com Protection Status