Semua Bab Menjadi Istri Milyuner : Bab 21 - Bab 30
95 Bab
21. Inner Circle Friends
"Oiya aku masih penasaran kenapa Mas Edwin kasih hadiah hari ini?" tanya Rieka saat mereka menjauhi kedua tuan rumah menuju ke stall buffet yang tertata rapi di bagian pinggiran ballroom."Emang gak boleh aku kasih hadiah sama istri sendiri?" tanya Edwin tidak senang dengan pertanyaan Rieka."Bilang saja kamu masih merasa bersalah karena kejadian kemarin?" Rieka menebak-nebak alasannya."Sebagian iya, sebagian lain sebagai balasan karena kamu udah kasih aku kado ini." Edwin menunjukkan jam di pergelangan tangannya dengan bangga."Kamu kan lagi ulang tahun kemarin, sudah sewajarnya aku kasih kado. Malah dikasih balasan yang jauh lebih banyak lagi. Kalau cuma mau ke pesta kan gak perlu dibeliin satu set outfit baru begini." Rieka memprotes."Aku cuma ingin kamu tampil cantik di pesta pertamamu sebagai Nyonya Besar Wijayamalam ini. Agar kamu percaya diri dan bangga sebagai istriku.""Tapi kan di rumah sudah bany
Baca selengkapnya
22. Posesive
Untuk beberapa saat selanjutnya Rieka dan Edwin menikmati hidangan yang ada di piring, sambil bercengkrama dengan para sahabat mereka. Bercanda dan bersenda gurau serta sesekali menggoda Irza, man of the day. Irza secara sengaja didudukkan di tengah-tengah keempat wanita kandidat JOHAN-nya. Tinggal pilih saja dia mau sama yang mana, mau ambil semua juga bisa banget. Gak bakal bangkrut kok Wismail Group.Laras dan Mahes adalah yang pertama pamit undur diri dari pesta ini. Maklum saja mereka sudah cukup lama meninggalkan Rangga, putra mereka yang masih berusia setahunan bersama Nanny-nya. Tentu saja mereka khawatir dengan keadaan putra mahkota dari Hartanto Group itu.Pasangan selanjutnya yang pamit undur diri adalah Johanh dan Kika. Seperti biasa Kika tidak bisa terlalu lama untuk kegiatan seperti ini. Apalagi dengan skandal besar yang belum lama ini menimpa dirinya, tentu dia masih merasa tidak nyaman untuk berada terlalu lama ditempat umum begini. Disaat banyak mata masih mengawasiny
Baca selengkapnya
23. Siapa Pengirim Buket Bunga?
Pagi ini seperti biasa Rieka berangkat ke RS. Hartanto Medika untuk berjaga di poli penyakit dalam. Dengan diantarkan oleh Hasan supir pribadinya. Entah mengapa sejak menikah, Edwin sama sekali tidak mengijinkan Rieka untuk menyetir mobil sendiri. Membuat Rieka serasa bagaikan ratu saja yang diantar jemput setiap hari oleh driver. Mungkin ini juga merupakan salah satu bentuk perlindungan yang diberikan Edwin untuknya. Rieka membuka pintu ruangan poli penyakit dalam, bau harum langsung menyerbu indra penciumannya. Wangi semerbak yang mampu memberikan efek menyenangkan. Wangi yang berasal dari buket-buket bunga mawar yang tertata rapi di atas laci di belakang meja kerjanya. Belum sempat Rieka duduk, Aliya asisten poli penyakit dalam memasuki ruangan. Gadis itu menyapa Rieka dengan ramahnya seperti biasa. "Dok, tahu gak? Itu ada kiriman bunga baru lagi pagi ini." Aliya memberikan laporan. Rieka mengurungkan niatnya untuk duduk dan beralih melihat buket b
Baca selengkapnya
24. Hukuman Istri Tidak Peka
"Loh, bukannya kamu yang kirim, Mas?" Rieka benar-benar kaget mendengar pertanyaan dari Edwin padanya.‘Jadi bukan mas Edwin yang mengirimi buket bunga selama ini? Lalu siapa?’"Rieka! Jawab aku! Siapa yang ngirimin kamu bunga?""Aku, aku gak tahu mas.""Kok bisa kamu gak tahu?"Edwin sudah terbakar amarah demi mendengar ada seseorang yang mengirimi istrinya buket bunga mawar. Setiap hari selama seminggu berturut-turut. Pastilah dari seorang pria. Untuk apa lagi kalau bukan untuk merayu istrinya itu? Dan parahnya lagi Rieka mau saja menerimanya dengan tidak punya dosa."Aku gak pernah mikir sampai sejauh itu. Aku selalu berpikir positif dan berharap kalau kamu yang mengirim buat aku.""Aku ngirim buat kamu? Buat apa? Aku tahu betul kamu gak suka bunga hidup! Ngapain aku kirim bunga buat kamu? Ngapain pula dikirim ke poli? Kenapa gak aku berikan di rumah saja? Kamu mikir gak sih, El?" Edwin
Baca selengkapnya
25. Feeling Unwell
Keesokkan harinya Edwin terbangun dari tidurnya yang sangat pulas. Sangat pulas karena telah mencapai kepuasan dan kenikmatan duniawi yang tiada tara kemarin malam. Kelelahan karena ritual cinta yang lama, panas dan membara juga semakin menambah alasan tidur nyenyaknya itu.Edwin mendapati Rieka masih tertidur di sebelahnya dengan pulas juga. Terlihat raut wajah yang kelelahan serta kepuasan juga di wajah cantik istrinya itu. Ada sedikit rasa bersalah yang menyelimuti Edwin karena dirinya yang menyebabkan Rieka sampai seperti ini. Akibat terkaman ganas darinya semalaman suntuk.Akhirnya Edwin memutuskan bangkit terlebih dahulu dari ranjangnya. Membiarkan Rieka untuk menikmati tidurnya sedikit lebih lama. Edwin berjalan perlahan ke kamar mandi guna menyelesaikan ritual paginya. Baru kemudian dia kembali ke kamarnya setelah penampilannya sudah rapi dalam balutan busana kerja resmi yang biasa dipakainya.Edwin tersenyum gemas mendapati Rieka yang masih
Baca selengkapnya
26. Bagas Story
"Boleh saya duduk, dok?" Bagas bertanya penuh harap untuk bisa makan bareng sekaligus sedikit mengobrol dengan dokter cantik di hadapannya. Bagas tersenyum sumringah melihat Ella yang sedang menyantap hidangan. Bagas memang baru tiba ke acara ini, terlambat datang lebih tepatnya. Saat datang acara sudah selesai dan ditutup. Bahkan ketua yayasan dan jajaran pengurus lainnya sudah berfoto-foto dan beramah tama dengan para donatur. Bagas memang termasuk dalam jajaran donatur utama yayasan ini. Akan tetapi dirinya sama sekali tidak tertarik dengan urusan publikasi dan hal-hal yang terlalu ribet. Dia lebih suka untuk langsung menghubungi pengurus jika harus menyelesaikan dokumen perjanjian. Bagas lebih tertarik mendatangi stan makanan guna mengisi perutnya. Dan seakan mendapat rejeki nomplok, malah bisa ketemu dokter Rieka. "Iya silahkan," jawab Rieka sedikit bingung. 'Masa mau menolak? Kan gak sopan banget.' Rieka membatin. Masih ngeri setelah mengetahui Bagas adalah pengirim buket b
Baca selengkapnya
27. Patah Hati
Setelah Bagas pergi, Rieka bermaksud meneruskan untuk menghabiskan makan siangnya. Tapi ternyata mulutnya bahkan menolak untuk menelan makanan itu. Eneg banget rasanya, kalau dipaksa untuk meneruskan mungkin dirinya akan muntah. Akhirnya Rieka terpaksa menghentikan prosesi makan siangnya dan hanya menghabiskan minuman dingin yang sedan dia pegang. Rieka mengambil ponselnya di tas, bermaksud menghubungi Hasan untuk stand by menunggunya di mobil. Takutnya Hasan sedang beristirahat di kantin, warung atau lokasi yang agak jauh dari tempatnya memarkirkan mobil. Rieka mengirimkan pesannya kepada Hasan, untuk bersiap mengantarnya pulang. Rieka juga melihat pesan dari Edwin yang menanyakan apa dirinya sudah pulang atau belum. Rieka pun segera membalas dan mengatakan bahwa dirinya sudah mau pulang sebentar lagi. Alih-alih membalas pesan Rieka Edwin malah menelponnya. "Hallo, Honey?" Terdengar suara Edwin dari arah lain panggilan."Hallo, Hubby ..." Rieka menjawab dengan sedikit rasa mual ya
Baca selengkapnya
28. Rieka Istriku!
Hari ini Edwin di kantor merasa sangat tidak tenang dan gelisah sejak pagi. Sejak memberikan ijin pada Rieka untuk pulang terlambat hari ini. Apa istrinya itu baik-baik saja?Edwin mengirimkan pesan untuk Rieka siang itu, untuk menanyakan kabarnya. Tapi tidak ada jawaban darinya. Mungkin dia masih disibukkan dengan urusannya di yayasan amal. Atau dia sedang dalam perjalanan pulang?Karena saking cemasnya Edwin menghubungi Hasan untuk menanyakan keadaanya Rieka. Dia merasa sedikit lega saat Hasan menjawab Rieka baik-baik saja dan sedang di dalam gedung yayasan untuk menghadiri acara.Saat jam istirahat hampir berakhir, akhirnya Rieka membalas pesan dari Edwin. Istrinya itu mengatakan bahwa dirinya sudah mau pulang sebentar lagi. Alih-alih membalas pesan Rieka, Edwin langsung menelponnya, membuat sambungan diantara mereka.Edwin ingin mendengar suara Rieka, ingin tahu dan memastikan bahwa Rieka benar baik-baik saja. Tetapi apa yang didapatkan Edwin? Malah n
Baca selengkapnya
29. Edwin Vs Bagas
'Tunggu-tunggu, siapa pria asing itu? Dan lagi istri? Suami? Hamil?' Edwin mengerutkan dahi demi mendengar perkataan si dokter wanita kepada si pria asing. 'Jadi Rieka pingsan karena hamil? Rieka hamil? Edwin sangat bahagia mendengar kabar gembira ini.' 'Tapi kok bisa pria gak jelas itu yang jadi suaminya? Enak saja! Aku yang nanem tiap hari malah dia yang memanen hasilnya!'  Edwin sudah sangat kesal. Bagaimana tidak, dirinya sudah berlarian tadi sepanjang tempat parkir dan koridor rumah sakit untuk sampai ke kamar ini. Eh sampai-sampai malah zonk begini. Malah mendapati Rieka, istrinya dikira istri orang lain. ' Aaaarrggh minta dirobohkan sepertinya rumah sakit ini?' "Saya permisi, Pak." Dokter wanita itu mohon diri Bagas mengangguk sebagai jawaban kepada dokter itu. Makin tertegun mendengar penjelasan dari sang dokter. Seneng juga si dibilang suaminya dokter Rieka, tapi g
Baca selengkapnya
30. Kabar Gembira
"Pokoknya Mas Edwin harus tanggung jawab!" Rieka mengulangi ucapannya."Iya-iya, aku pasti akan bertanggung jawab mengurusin kamu dan bayimu nanti." Edwin menuruti saja perkataan Rieka daripada berbuntut panjang."Janji lho ya ..." Rieka menyodorkan jari kelingkingnya."Iya janji." Edwin menautkan jari kelingkingnya sendiri pada jari kelingking Rieka. Tanda perjanjian mereka."Makasih ya..." Rieka memeluk tubuh suaminya itu dengan erat. Rasanya senang sekali mendengar kabar bahwa dirinya hamil. Bahwa dirinya mengandung anak dari Edwin, buah cinta mereka.Bagas yang melihat kejadian bak drama Korea di hadapannya hanya bisa melongo dan mupeng saja. Tak mengira bahwa dokter Rieka yang biasanya kalem dan bersahaja dalam menghadapi pasiennya bisa bersikap semanja itu kepada suaminya. Makin imut dan menggemaskan saja untuk dilihat.'Memang ya, istri orang lebih menggoda ... Aduh Eling Gas, dia istri orang! Gak boleh mikir aneh-aneh.' Baga
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status