Winda sebenarnya ingin mengajukan protes, tapi lidahnya kelu dan dia hanya bisa menganggukkan kepala. Seolah dirinya dikuasai oleh pikiran lain yang mengatakan kalau dia harus tetap menurut. Hatinya tidak boleh memberontak. "Aku tahu, mungkin ini berat bagi kamu. Apalagi kita baru menikah, tetapi untuk saat ini aku mohon pengertianmu. Aku juga tidak bisa berbuat banyak. Aku tidak mau kehilangan anakku ini. Entah sampai kapan aku bisa bertemu dengan Alia, tetapi yang pasti mereka ini adalah kedua anakku. Jadi, kumohon kamu bisa mengerti situasi ini."Kali ini Raka memasang wajah memelas, membuat Winda tidak tega. Wanita itu pun akhirnya tersenyum sembari menganggukkan kepala."Baik, Mas. Aku akan sabar menunggu kabarmu. Tapi, kapan kamu akan menghubungiku?" "Nanti saat malam Sabtu. Aku akan menelponmu saat Mila tidur, besoknya kan aku akan ketemu kamu. Pokoknya aku akan usahakan untuk tetap ketemu kamu. Walaupun Mila melarangku di akhir pekan, itu adalah hak kamu.""Iya, Mas. Aku men
Terakhir Diperbarui : 2025-05-31 Baca selengkapnya