All Chapters of ILMU TUJUH GERBANG DEWA: Chapter 21 - Chapter 30
139 Chapters
Bab 21. Hampir Tewas
Setelah sepeminuman teh lamanya bayangan kecoklatan meninggalkan tempat itu membawa Liong Yun, barulah kekuatan yang membuat orang-orang Sakti Paviliun gerbang naga Utara Tak bisa bergerak itu menghilang. Mereka pun akhirnya bisa bergerak kembali. “Syukurlah pemuda itu keburu hilang kesadaran. Sedikit saja ia masih memiliki waktu, tentu tidak ada lagi yang bisa hidup di Paviliun ini,” ucap Zhang Juyen lega.Meski begitu Ia pun merasa sedih karena sudah kehilangan orang nomor dua di sekte yang ia miliki. Salah satu orang kepercayaan sekaligus pembantu utama yang ia miliki untuk memberikan pelajaran kepada murid-murid di sektenya.“Entah apa hubungan pemuda itu dengan Liong Chen? Apakah pemuda itu yang bergelar Pendekar Bayangan Maut? Lalu mengapa aku juga diincarnya. Padahal Liong Chen adalah menantuku sendiri. Kalau memang ia ada hubungannya dengannya seharusnya ia tidak menyerangku,” gumam Zhang Juyen.Para murid kemudian mulai membereskan sisa-sisa pertarungan. Mereka juga mengu
Read more
Bab 22. Melepaskan Paviliun Gerbang Naga Utara
“Anak muda keluarlah! Ada hal yang aku ingin tanyakan padamu!” teriak lelaki separuh baya yang dipanggil oleh murid-murid sekte Paviliun Gerbang Naga Utara itu dengan sebutan guru.Liong Yun tahu yang dimaksud orang tua separuh baya itu adalah dirinya. Ia pun mengangguk dan keluar dengan perlahan dari rumah makan diikuti oleh Yuan Chao yang juga sudah berganti pakaian berwarna abu-abu. Murid utama Sekte Bintang Dewa itu khawatir Liong Yun akan menghabisi orang-orang itu."Anak muda, namaku Ji Bun Salah satu guru pembantu di sekte gerbang naga Utara. Aku hanya ingin memastikan bahwa kau adalah pemuda yang tadi malam datang ke perguruan kami atau bukan.”“Sebenarnya aku tidak mengerti apa yang kau maksudkan. Tapi Silahkan!” Jibun setengah tidak memperhatikan ucapan Liong Yun. Ia langsung mengamati wajah pemuda itu bahkan seluruh tubuhnya dari atas sampai bawah. Memang ada kesamaan dengan pemuda yang tadi malam datang ke tempat mereka. Namun jelas sekali perbedaan wajah pemuda itu. “An
Read more
Bab 23. Peta Pusaka Pedang Naga Langit
“Ayah, Kakek, aku sudah mencari di segala penjuru rumah kita tidak ada sedikitpun petunjuk tentang Pedang Naga Langit Itu. Aku menjadi sangat ragu apakah pedang itu benar-benar ada.”Seorang gadis berusia sekitar 16 tahun muncul di ruang tamu dan setengah merengek menyampaikan hasil pencariannya. Ia adalah Ma Ye Ling, putri tunggal Ma Jin Wu yang berbicara dengan pemimpin keluarga Ma, Ma Jin Long. Tidak hanya nampak butiran-butiran air yang menandakan Ia baru saja melakukan aktivitas yang membuat keringatnya keluar.“Ye Ling, mengapa kau tidak tau aturan main masuk saja kamar kakekmu tanpa mengetuk terlebih dahulu," tegur Ma Jin Wu melihat anaknya tiba-tiba saja nyelonong masuk.Ma Ye Ling menghentakkan kakinya tidak suka dibentak oleh sang ayah. Ia kemudian mendekati kakeknya dan bergelayutan di bahu orang tua itu. Ia mengadukan perbuatan sang hayah dianggapnya telah menindasnya kepada sang kakek. Ma Jin Long hanya tersenyum melihat kelakuan cucunya. "Sudah-sudah, mana mungkin ad
Read more
Bab 24. Putri Keluarga Ma
Ma Ye Ling mengerutkan kening mendengar jawaban Yuan Chao. Keadaan kedua orang yang berada di depannya tidak mirip sebagai majikan dan pembantunya. Mereka lebih mirip seperti Ayah dan anaknya atau paman dan keponakannya. Namun Ia pun tidak mungkin memaksa orang lain mengaku untuk hal sepele seperti itu.“Sepertinya kalian bukan orang sini, apakah kalian diundang pemimpin kota untuk menghibur?”Kepolosan Ye Ling hampir membuat Yuan Chao tersedak. Ia merasa geli gadis itu menyangka ia dan Liong Yun merupakan artis panggilan yang biasa menghibur orang-orang. Tentu hal itu sebenarnya sudah dipastikan tidak mirip sama sekali. Karena kebanyakan dari para penghibur itu merupakan para pemain kecapi dan penyanyinya kebanyakan adalah seorang perempuan.“Hee.. Bukan Nona! Kami hanya pelancong yang kebetulan singgah di kota ini. Apakah nona ini penduduk kota ini?” tanya Yuan Chao balik.Ye Ling hanya tersenyum tidak menjawab pertanyaan Yuan Chao. Lalu ia dengan seenak hatinya duduk di samping le
Read more
Bab 25. Tantangan Sepuluh Jurus
“Setan Badak Hitam,” dengus Ma Ye Ling. Entah kenapa Ayah dan Kakek tidak pernah mau menyingkirkan orang ini.Beberapa saat kemudian lelaki gempal yang disebut sebagai Setan Badak Hitam oleh Ye Ling tadi memasuki rumah makan. Ia nampak tercekat melihat gadis itu berada di sana. Sebaliknya Ye Ling nampak muak melihat lelaki gempal itu."Tidak kusangka di tempat ini aku akan bertemu denganmu keponakan. Tidak enak rasa-rasanya bersenang-senang di hadapan anak kecil. Lebih baik aku pergi saja dari sini!”“Berhenti! Lepaskan gadis itu dulu Badak Hitam! kalau tidak aku akan membunuhmu!”Langkah Badak Hitam terhenti. Sesaat wajahnya berubah menjadi menyeramkan. Hanya sesaat wajahnya berubah kembali menjadi ramah dan berbalik menghadap Ye Ling.“Anak manis, aku tidak mungkin melepas buruan yang sudah ku tangkap. Sebaiknya kau tidak usah ikut campur. Jangan sampai aku membuatmu menyesal!” ucap Setan Badak Hitam dengan nada dingin meskipun masih menunjukkan wajah ramahnya.Bergetar juga nyali Y
Read more
Bab 26. Ilmu Menitip Tenaga
Yuan Chao nampak gugup. Ia tahu sekarang musuh sudah menggunakan serangan mematikannya untuk menyerang. Apa yang terjadi dengannya pun hanya bisa mengandalkan Liong Yun yang memandunya dari jarak jauh. Mengharap pemuda itu turun tangan sepertinya tidak akan bisa berharap banyak. “Hiaaattt!”Setan Badak Hitam berteriak dengan keras. Ia melancarkan telapak hitam beracun mematikan miliknya. Menghindar tak mungkin lagi, sementara menangkis hanya sebuah upaya yang sebenarnya sia-sia. Namun dengan kekuatan hati yang mendidiknya untuk pantang pasrah menghadapi lawan ia pun membentangkan tangannya kedepan.Bummmmmm!Bukan Yuan Chao yang celaka akibat bentrokan tadi. Tapi Setan Badak Hitam lah yang terlempar. Lelaki gempal itu tiba-tiba saja terpental hingga belasan tombak dan terhempas ke tanah. Yuan Chao sendiri tidak mengerti apa yang terjadi. Entah mengapa tiba-tiba saja Ia memiliki tenaga sakti yang begitu kuat.“Ilmu Menitip Tenaga!” batin Yuan Chao.Murid Utama Sekte Bintang api suci
Read more
Bab 27. Ancaman Kematian Untuk Keluarga Ma.
“Nona, sebaiknya kau jangan berurusan dengan orang itu. Dan jangan pernah ikut campur urusannya. Ayah dan kakekmu memang tidak menyukai orang itu, tapi ia juga tidak ingin berurusan dengannya,” ucap Nenek Chao lembut. “Memang apa istimewanya Si Setan Badak Hitam itu, nek? Mengapa Ayah dan Kakek sebegitu hormatnya,” tanya Ye Ling sedikit mengeluh. Nenek Chao menghela nafas. “Belum saatnya kau tahu nona cantik,” ucapnya sambil membelai rambut gadis itu. Malam harinya di kediaman keluarga Ma, Liong Yun mulai melaksanakan aksinya. Pemuda itu keluar masuk ke rumah keluarga Ma tanpa ada yang bisa mengetahuinya. Tiba-tiba saja di ruangan utama keluarga itu terdapat telapak merah darah yang di bawahnya bertuliskan kalimat bernada ancaman. TUJUH HARI LAGI SEMUA KELUARGA MA AKAN TERBANTAI, KECUALI TIGA ORANG YANG TERLIBAT PEMBUNUHAN KELUARGA LIONG KALIAN SERAHKAN KEPALANYA. “Ternyata pemuda itu sudah berada di kota ini. Semua kolega kita yang berkepandaian tinggi sudah dimintakan bantuanny
Read more
Bab 28. Kesaktian Mengerikan Seorang Liong Yun.
Yuan Chao merasakan tenaga saktinya benar-benar membanjir ditubuhnya. Setelah Liong Yun membuka seluruh titik nadi yang terkunci di tubuhnya tidak ada lagi batasan kekuatan yang menghalangi mencapai titik inti tenaga di tubuhnya. “Terima kasih atas kebaikan tuan muda yang sudah membuka lima titik nadi beladiriku yang terkunci,” ucap Yuan Chao.Yuan Chao tentu saja sangat berterima kasih atas apa yang dilakukan Liong Yun. Gurunya saja pernah mencoba melakukan itu namun tidak berhasil. Akibat lima titik nadi beladiri itu terkunci seseorang hanya bisa mengerahkan enam puluh persen dari kekuatannya saja.“Kau lihatlah ini!” ucap Liong Yun.Pemuda itu mulai melakukan pengerahan tenaga. Cara pemuda itu melakukan pengerahan tenaga sangat mirip dengan pengerahan tenaga inti api. Hal itu membuat Yuan Chao sangat terkejut.“Tenaga Inti Api tingkat pertama!” seru Yuan Chao lalu membekap mulutnya sendiri.Ia hampir-hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Liong Yun telah memperagakan tin
Read more
Bab 29. Sayembara Untuk Nyawa Pendekar Bayangan Maut
“Adik kedua, adik ketiga! Apa yang kalian lakukan disini?” tegur Yuan Chao melihat dua adik seperguruannya yang juga merupakan murid utama Sekte Bintang Dewa.Saat itu Yuan Chao sedang duduk di ruang makan penginapan bersama Liong Yun. Ia melihat kedua orang saudara seperguruannya melintas di depannya langsung menegur. Keduanya pun langsung menoleh ke arah Yuan Chou. Betapa terkejutnya mereka ketika mengetahui kakak seperguruan mereka berada di tempat itu bersama pemuda yang sempat menggegerkan perguruan mereka."Kakak pertama! Rupa-rupanya jau ada di tempat ini. Tuan muda, bolehkah aku berbicara sebentar dengan kakak pertamaku?" ucap adik kedua Yuan Chao meminta izin kepada Liong Yun.Liong Yun hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju. Namun perubahan wajahnya sedikitpun tidak terlihat. Seolah-olah ia merupakan tembok es yang dingin tak memiliki darah.Yuan Chao dan kedua adik seperguruannya kemudian meninggalkan tempat itu. Ia diminta mengikuti oleh Adik keduanya itu. Setelah cuku
Read more
Bab 30. Gunung Berdarah
Liong Yun terus berjalan tanpa memperdulikan orang-orang di belakangnya yang terus membentak meminta dia berhenti. Hingga tiba di bukit kecil itu barulah dia berhenti. Sesaat kemudian berdatangan orang-orang dunia persilatan dan langsung mengepung Liong Yun. “Liong Yun, menyerahlah! Kau sudah terkepung, tidak ada jalan keluar lagi bagimu! Kalau tidak kami akan memaksa untuk meringkusmu,” bentak seorang lelaki tua berpakaian kecoklatan. Lelaki tua itu berusia sekitar enam puluh tahunan. Dia merupakan Ketua sebuah Sekte Teratai Merah, sekte terkuat di antara ratusan sekte tingkat menengah. Sekte yang tidak bisa dikatakan sebagai sebuah aliran lurus maupun aliran hitam. Tindakan mereka selalu melihat untung rugi yang akan didapatkan. Kadang berbuat baik dan kadang juga berbuat kejahatan. “Apakah kalian mampu?” Para pendekar yang mengepung diam. Mereka tidak langsung menanggapi ucapan Liong Yun. Mereka pun sebenarnya sadar bahwa sangat kecil kemungkinan kemenangan mereka dapatkan berha
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status