Lahat ng Kabanata ng ILMU TUJUH GERBANG DEWA: Kabanata 11 - Kabanata 20
139 Kabanata
Bab 11. Sang Pembantai Turun Tangan
Di gelanggang peperangan, pertarungan semakin menunjukkan posisi Sekte Beruang merah berada di atas angin. Enam orang utama Sekte Bintang Api semakin kewalahan dan harus jatuh bangun untuk menghindari serangan lawan yang mengandung racun. Namun di saat mereka sudah dalam keadaan tidak berdaya tiba-tiba saja sebuah kejadian luar biasa terjadi."A-apa yang terjadi?”Ketua Sekte Beruang Merah benar-benar dibuat terkejut. Entah apa yang terjadi tiba-tiba saja keempat orang panglima bawahannya roboh dengan keadaan kepala terpenggal. Ia sama sekali tidak melihat pergerakan yang melakukan pembunuhan brutal itu. Tiba-tiba saja keempatnya roboh dengan kepala terpisah dan darah berhamburan.Hanya orang-orang Sekte Bintang Api yang dapat menebak apa yang sebenarnya terjadi. Mereka yakin yang melakukan hal itu adalah pemuda yang tempo malam datang ke Markas Sekte Bintang Api. Dengan kesaktiannya yang bagaikan Dewa saja tentu dengan mudah melakukan hal tadi. Sedangkan masuk ke dalam Sekte Bintang
Magbasa pa
Bab 12. Diselamatkan Oleh Dendam.
Yuan Chao dan Yuan Ming bergerak membantu sang guru besar sekte Bintang Api. Meskipun mereka sebelumnya sudah dilarang namun mereka tak menghiraukan pesan gurunya itu. Mereka lebih rela harus mendapatkan hukuman dibandingkan harus kehilangan guru besar mereka. Kebetulan sekali saat itu keadaan Chang Wutian benar-benar dalam keadaan terjepit."Bedebah!"Ketua sekte beruang merah memaki keras karena pukulan yang tadinya hendak ia lontarkan kepada ketua sekte Bintang Api gagal akibat ia diserang dari belakang oleh kedua murid lawannya itu. Akibatnya harus berjumpa di tangan karena serangan yang dilontarkan oleh dua murid utama sekte bintang api itu bukanlah serangan main-main. Mereka menggunakan seluruh tenaga mereka untuk melakukan serangan tadi. Yuan Chao dam dan Yuan Ming terlihat lemas setelah mengerahkan seluruh tenaganya tadi untuk menyerang demi melakukan penyelamatan terhadap guru mereka. Keduanya tidak bisa langsung melakukan pergerakan setelah mengeluarkan serangan tadi. Ke
Magbasa pa
Bab 13. Kemelut di buki Tian Yun, Sekte Bintang Api.
“Sudahlah saudara Chia. Kita bicarakan yang lain saja,” ucap Yan Chen mengalihkan pembicaraan.Chia Yun pun tersenyum. Ia tahu sahabat barunya itu mencoba mengalihkan pembicaraan. Ia sendiri sebenarnya tidak menyukai bahasan yang dibicarakan oleh Yan Chen. Apalagi itu kaitannya dengan sekte milik pemuda itu yang tidak seharusnya dikatakan kepada orang lain."Selanjutnya hendak ke mana saudara Cia? Apakah kau akan tetap tinggal di sini dalam waktu yang lama?" tanya Yan Chen."Aku masih tetap di kota ini sampai lima hari kedepan kakak Yan! Ada apakah? apakah kau ingin aku segera meninggalkan kota ini seperti yang kau katakan tempo lalu?" jawab Chia Yun dengan senyuman.Yan Chen menjadi tidak enak hati dan serba salah mendengar ucapan Chia Yun itu. Padahal niatnya bukanlah seperti yang dikatakan pemuda itu. Bahkan ia sangat senang dengan keberadaan Chia Yun yang masih menetap di kota Xiang He. Karena hanya pemuda itu yang ia rasa cocok berteman dengannya.“Tidak ada sama sekali niat
Magbasa pa
Bab 14. Siluman Pemakan Jantung Di Desa Tu Ding.
“Guru kami sudah siap untuk menyerahkan diri. Jangan sampai hanya karena kami berdua sekte ini hancur. Kami siap mempertanggung jawabkan semua yang memang kami melakukannya.” ucap Yuan Chao.“Aku sudah memutuskan kita akan menghadapinya bersama. Waktu lima hari ini sudah cukup untuk memikirkan rencana matang menghadapi pemuda itu. Dia pernah membantu kita dalam peperangan melawan sekte beruang merah, Aku yakin dia masih memiliki kebaikan dalam hatinya. Maka celah itulah yang kita coba untuk masuki.”Yuan Chao dan Yuan Ming tidak bisa lagi membantah ucapan Chang Wutian sang guru besar. Ia tahu persis apabila gurunya itu sudah memutuskan maka tidak akan ada yang bisa menentangnya. namun ia sudah memiliki rencana apabila memang pemuda yang menuntut dan balas itu datang.“Yuan Chao, di desa ujung perbatasan kota Xianghe terdapat sebuah desa yang bernama desa Tu Ding. Saat ini desa itu sedang mengalami kekacauan akibat munculnya manusia siluman yang sering memakan jantung bayi penduduk
Magbasa pa
Bab 15. Ilmu Raja Serigala Iblis
“Grhhhhh… Rupa-rupanya mereka kembali mengundang para ahli beladiri. Berani sekali mereka menantangku. Akan kuhabisi hari ini kepala desa itu agar menjadi peringatan bagi yang lain.”Sosok bayangan hitam itu berhenti di antara dua pepohonan. Pandangan matanya tajam ke arah Balai Desa. Ia merasakan adanya kekuatan yang cukup besar di dalam kediaman kepala desa itu.Wajah sosok bayangan hitam itu sangat menyeramkan. Seluruh tubuhnya dipenuhi dengan bulu mirip seekor gorila. Diantara sela-sela bibirnya terlihat taring panjang yang cukup tajam. Benar-benar wujud siluman atau iblis yang menyeramkan. Di dalam tubuhnya pun terdapat inti kekuatan yang besar.Siluman itu berjalan mendekati balai desa. Tiba-tiba saja tubuhnya berubah menjadi layaknya manusia normal. Seluruh bulu-bulu di tubuhnya seakan masuk kedalam. Ia pun menjadi sosok lelaki berusia sekitar 40 tahunan.“Ada orang?” seru lelaki jelmaan siluman itu ketika ia berada tepat di depan balai desa.Beberapa saat kemudian kepala des
Magbasa pa
Bab 16. Chia Yun Diculik 
“Sebaiknya kau tidak usah mengusikku, kalau kau tidak ingin menyesal!” ucap Chia Yun dengan nada sangat dingin.Ju Bhu Cheng sempat terhenti langkahnya. Ia sempat mengira Chia Yun akan melakukan penyerangan. Setelah melihat pemuda itu tidak memiliki kesaktian seperti yang ia sangkakan, manusia setengah siluman itu pun langsung menyambar tubuh Chia Yun dan membawanya pergi dari tempat itu.Sepeninggalnya Ju Bhu Cheng yang membawa Chia Yun serta, tujuh orang anggota sekte Bintang Api datang. Mereka sudah berhasil membunuh delapan siluman yang sering mengganggu desa. Keadaan balai desa yang porak poranda membuat mereka menjadi cemas. Apalagi setelah mengetahui kepala desa tewas dengan jantung berlubang.“Mana saudara Chia?” ucap Yan Chen setengah berteriak.Enam naga dari sekte bintang api bergerak sigap memeriksa keadaan. Mereka tidak menemukan apa yang mereka cari. Keenam murid utama sekte Bintang Api itu pun kembali ke balai desa. Di sana Yan Chen masih memeriksa setiap sudut kamar m
Magbasa pa
Bab 17. Iblis Yang Berhadapan Dengan Maut
"Kalian akan menyesal karena sudah ikut campur urusanku!"Ju Bhu Cheng mengancam dengan nada suara dingin. Ia lalu bergerak cepat menghantam kelima orang utama sekte Bintang Api itu. Kelima orang itu pun langsung terpental terpencar lima arah. Mereka mencoba bangkit kembali diserang oleh jelmaan siluman serigala itu.Kelima orang itu pun akhirnya rebah tak sadarkan diri. Ju Bhu Cheng kemudian mengumpulkan mereka jadi satu tempat dengan dua orang lainnya. Ia lalu berjalan ke arah Chia Yun yang sedang rebah di altar.Sebenarnya bukan ketujuh orang dari sekte Bintang api itu yang belum sadarkan diri. Yuan Chao masih dalam keadaan sadar. Namun karena luka dalam yang ia alami terlampau berat, membuat ia tak mampu bergerak. Hanya matanya yang mampu ia buka lapat-lapat. Kebetulan sekali arah pandangannya ke altar sehingga apa yang dilakukan oleh Ju Bhu Cheng dapat dilihatnya dengan jelas.“Hahaha maaf kan aku anak muda tidak jadi mengangkatmu sebagai murid. Aku akan menjadikanmu sebagai tumb
Magbasa pa
Bab 18. Pertaruhan Maut
“Yan Chen, dimana biasanya kau bertemu dengan sahabatmu yang bernama Chia Yun itu?” tanya Yuan Chao.Tinggal satu hari lagi perjanjian akan datangnya Liong Yun ke Markas sekte Bintang Api. Keadaan yang semakin menegangkan bagi para penghuni sekte itu. Sebuah keadaan yang membingungkan bagi ketua sekte bintang api mengambil sikap.Kejadian melawan siluman tempo lalu di dalam hutan membuat orang-orang sekte bintang api menyimpulkan yang menyelamatkan mereka adalah Pendekar Bayangan Maut (ada sedikit revisi mengenai gelar yang disematkan pada Liong Yun). Dengan kata lain mereka sebenarnya sudah mati apabila sang pemuda misterius tidak muncul menyelamatkan mereka.Kebenaran tentang orang yang menyelamatkan mereka adalah pendekar bayangan maut diamini oleh Yuan Chao yang mengaku sempat melihat pemuda itu. Namun ia tidak menceritakan hal sebenarnya bahwa pendekar bayangan maut atau Liang Yun tidak lain adalah Chia Yun yang hendak mereka selamatkan."Aku biasanya bertemu dengannya di rum
Magbasa pa
Bab 19. Paviliun Gerbang Naga Utara
Malam harinya setelah hari yang dijanjikan akan sebuah pembalasan dendam. Suasana bukit Tian Yun berubah sangat menegangkan. Mereka semua berkumpul di lapangan tepat di depan Aula Utama Sekte Bintang Api. Meski semua anggota sudah berkumpul tidak ada satupun dari mereka yang terlihat bersiap untuk melakukan pertarungan.Memang setelah tujuh anggota Sekte Bintang Api diselamatkan oleh Liong Yun, Ketua Sekte Bintang Api sudah memasrahkan semuanya kepada langit. Ia tidak lagi berniat untuk melakukan perlawanan. Karena dalam pikirannya andai saat itu pemuda bergelar Pendekar Bayangan Maut tidak memberikan pertolongan tentu kedua muridnya sudah tewas. Lalu apa bedanya dengan sekarang, bisa dikatakan hanya memperpanjang sedikit umur mereka."Tidak kusangka kau akan menyambutku sedemikian rupa padahal kedatanganku kali ini untuk menjemput nyawa dua orang muridmu itu. Apabila kau masih ingin membela mereka maka kau boleh mencobanya!" ucap Liong Yun yang tiba-tiba saja muncul di tempat itu tan
Magbasa pa
Bab 20. Menyatroni Paviliun Gerbang Naga Utara
Menjelang tengah malam keadaan Paviliun Gerbang Naga Utara menjadi sangat sepi. Semua murid dan anggota diwajibkan masuk ke rumah mereka masing-masing dan tidak berkeliaran. Kecuali mereka yang mendapat tugas untuk berjaga, barulah bebas berkeliaran di suasana malam itu.Sebuah bayangan merah berkelebat sangat cepat bagaikan perjalanan bias cahaya. Siapapun yang melihatnya akan mengira bias sinar fatamorgana. Mereka akan terkejut seandainya mengetahui bahwa bias cahaya itu adalah pergerakan seorang pemuda yang belakangan namanya santer menjadi bahan pembicaraan di dunia persilatan. Pendekar Bayangan Maut. Pergerakan Liong Yun menyusuri Paviliun Gerbang Naga Utara satupun orang-orang disertai itu tidak ada yang menyadari. Padahal rata-rata dari mereka memiliki kemampuan di atas rata-rata orang-orang dunia persilatan. Namun tetap saja pergerakan si bayangan maut tidak dapat mereka rasakan.Liong Yun berdiri tepat di depan pintu kamar Ketua Sekte Paviliun Gerbang Naga Utara. Ia dapat m
Magbasa pa
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status