All Chapters of Pemalas Penantang Dewi: Chapter 41 - Chapter 50
115 Chapters
BAB 41 : Pedang dan Sihir
Ken berpikir cara untuk mengalahkan mereka berdua, bila dia harus menggunakan dragon force lagi, hatinya merasa akan berakhir seperti sebelumnya. Pengalaman nyata Ken dalam pertarungan hanya melawan Yuna dan Reka saja dan itu membuatnya tidak yakin bisa menang, namun Ken berpikir pasti masih ada jalan baginya untuk membuatnya unggul. Hal pertama yang Ken butuhkan adalah tata cara pertarungan mereka dan apa saja yang akan membuatnya bisa dinyatakan menang atau kalah dalam pertarungan tersebut.Sebelum Rugard menjelaskan peraturannya, Ken meminta waktu untuk berbicara dengan Yuna dan Saintess. Dia memperingati mereka agar tetap diam apapun yang terjadi hingga pertarungannya selesai, hal itu sebagai antisipasi Ken bila Yuna berbicara hal yang akan membuat ujiannya malah dipersulit bila teralalu banyak berbicara tentangnya. Ken yakin bila mereka berdua sudah mendengar tentang Ken dari Yuna dan Sintess, namun terlihat dari wajahnya mereka masih belum sepenuhnya yakin dengan seberapa kuatny
Read more
BAB 42 : Membalik keadaan
Ken sudah berhasil mengetahui gerakan salah satu skillnya, namun serangannya yang kuat tetap berbahaya bagi Ken dan membuatnya harus ekstra hati-hati dan fokus. Ken juga tidak bisa melihat penjelasan dari semua skill Rugard, tetapi dia membayangkan seperti apa gerakan skill tersebut bila dilihat dari namanya. Pemikiran Ken itu berdasarkan hasilnya saat melihat skill pertama yang Rugard gunakan dan gerakannya yang sesuai dengan nama skillnya, Ken mulai memikirkan gerakan skill lain melihat dari nama skill yang Rugard miliki agar dia bisa menahan atau menghin dari setiap skill yang Rugard lancarkan kepadanya.Rugard terus melancarkan serangan demi serangan kepada Ken dengan sangat cepat dan membuatnya terus terdesak tanpa memberikan jeda sekalipun. Setiap serangannya sangat berat dan juga berbahaya, mata Ken terus fokus untuk melihat dan pikirannya juga mencoba memperediksi setiap serangan Rugard. Ken sama sekali tidak bisa menyerang balik, dia hanya bisa terus bertahan meski sudah bisa
Read more
BAB 43 : Rapat penentuan
Bila dalam keadaan normal Rugard pasti akan merelakan harga dirinya dan lebih mementingkan nama baik Akademi yang demi kebaikan bersama, namun kondisi saat itu bisa di bilang dalam tidak normal. Semua yang terjadi pada rapat persis seperti yang Ken jelaskan kepadanya, semua yang terjadi seakan sudah diatur sedemikian rupa oleh Ken. mulai dari reaksi yang para Profesor berikan atas keputusan Rugard, hingga solusi atas masalah tersebut.***Satu hari sebelumnya.Ken dan yang lainnya sudah berada di ruangan Rugard dan mereka sudah duduk dengan suguhan teh dan cemilan yang Aina buat. Semua orang tampak memikirkan tentang Ken, tentang apa yang Ken inginkan dan dia minta pada Rugard, tentang cara dia mengalahkan Aina dan Rugard yang belum bisa mereka pahami. Sedangkan Ken dengan tenang meminum tehnya dan memakan cemilan tanpa memperdulikan mereka yang terus menatapnya.“Kenapa kalian diam saja? kalau kalian semua tidak mau cemilannya biarkan aku habiskan semuanya,” ucap Ken yang acuh dengan
Read more
BAB 44 : Masalah antar siswa
Satu hari sebelumnya.Rugard yang sangat penasaran dengan Ken dan ingin menanyakan tentang identitas asli Ken, namun Yuna yang seakan bisa mengetahui isi pikirannya menatapnya tajam seolah tidak mengijinkannya. Pada akhirnya dia mempertanyakan tentang alasan Ken membuat keributan di Akademi dan membuat dua kelas bertikai hingga jatuh banyak korban. Ken bingung dengan pertanyaan yang Rugard ajukan padanya, karena Rugard merupakan Kepala Akademi yang seharusnya lebih tahu dari pada dirinya tentang situasi di dalam Akademi.“Pak kepala, anda benar-benar tidak tahu atau hanya berpura-pura bodoh dan tidak tahu tentang penyebab pertikaian yang terjadi?” tanya Ken dengan wajah heran melihat Rugard.“Apa maksudmu menghina Kepala Akademi sep--,” ucapan Aina dihentikan oleh Rugard.“Aku tidak tahu dengan pasti, karena ada Profesor yang yang sudah menangani bagian untuk memantau para siswa Akademi,” jawab Rugard dengan wajah serius.“Pantas saja, Akademi sebagus ini dengan pembelajaran yang luma
Read more
BAB 45 : Melawan black leopard
Akhirnya mereka tahu ternyata burung kuari berlari bukan mengejar mereka yang mencuri telurnya, melainkan berlari untuk kabur dari kejaran pemangsanya. Kini mereka berhadapan dengan monster yang lebih ganas dari burung kuari dan tidak ada satupun dari mereka yang tahu tentang monster tersebut. Kulitnya yang gelap dan diselimuti dengan element kegelapan membuatnya susah dilihat, selain itu udara di sekitarnya menjadi sangat dingin.Saat itu Rugard dan lainnya yang hampir sampai di tempat para siswa bertemu dengan burung kuari yang melarikan diri. Aina dan Lainar langsung bersiaga untuk siap bertarung melawan burung kuari yang berlari ke arah mereka, namun Rugard menghentikan mereka. Rugard merasa ada yang aneh pada burung kuari yang berlari seperti menghindari sesuatu, tiba-tiba dia merasakan energi mana yang kuat dari arah datangnya burung kuari.“Semuanya kita percepat langkah kita dan jangan hiraukan burung kuari, ada monster yang lebih ganas di depan sana,” perintah Rugard dan mere
Read more
BAB 46 : Sebuah keputusan
Rugard tahu bila Ken itu kuat, namun dia yang saat itu tidak begitu mengenal Ken dengan baik dan hanya tahu dari cerita Yuna, membuatnya tetap khawatir. Belum lagi kekuatan black leopard yang di luar nalarnya hingga membuat Rugard dan semua orangnya kewalahan. Mereka hanya bisa melihat saat Ken tidak bisa bergerak dengan wajah penuh emosi melihat black leopard yang melompat kepadanya, Reon dan teman lainnya yang tidak bisa melihat hal itu langsung menutup mata mereka. Setelah itu mereka tidak mendengar suara apapun, kemudian Reon mencoba membuka matanya dan melihat hal yang sangat mengejutkan.Black leopard yang melompat kepada Ken sedang terlentang dan mencoba menjadi kucing imut dengan memperlihatkan perut dan wajah imutnya pada Ken seolah ingin dielus. Monster itu bahkan berguling-guling dengan mengelus tubuh Ken dengan kepalanya seperti mencari perhatian dari Ken. sedangkan Ken tetap diam menatapnya dengan tajam, kemudian dia mengangkan tangannya dan menjitak kepala black leopard
Read more
BAB 47 : Pilihan menentukan masa depan
Dalam suasana yang tegang saat mereka ingin mendengar pilihan dari pada siswa kelas U, tiba-tiba terdengar suara dari arah lain. “Kalau begitu kami pilih untuk belajar kepada kepala Akademi,” ucap siswa kelas sihir yang sudah sadar dari pingsannya.“Kenapa kalian bingung, sudah jelas siapa yang lebih baik dan tinggal memilih saja,” tambah siswa lainnya dengan sikap sombongnya yang merusak suasana hati Ken.“Siapa juga yang bertanya kepada kalian berdua,” ucap Ken yang mulai kesal.“Apa maksudmu? kalau siswa kelas U saja diberi hak untuk memilih, maka kami yang derajatnya lebih tinggi juga harus menerima hak tersebut, lagi pula bukan kamu yang menentukan hal ini melainkan Kepala Akademi,” jawabnya dengan gaya sok meski sebenarnya dia tidak tahu apapun tentang hal yang mereka bicarakan.Ken kesal karena suasana tegang langsung rusak karena gangguan dari berdua siswa yang tidak penting, padahal saat itu dia ingin mendengar jawaban para siswa kelas U. Mereka yang tidak tahu apapun tentang
Read more
BAB 48 : Berlatih atau bersantai
Lainar awalnya terkejut saat mendapat tatapan tajam dari Rugard dan Aina, namun dia bisa paham saat melihat ekspresi wajah yang mereka perlihatan. Mereka tampak sekali bila penuh dengan tanda tanya tentang apa yang terjadi pada para siswa kelas U di tempat itu. Tempat itu bukan seperti tempat latihan yang mereka berdua pikirkan, mereka melihat bila semua siswa tidak seperti berlatih dan malah seperti menjalani kehidupan sehari-hari. Kesan pertama mereka saat melihat para siswa kelas U sedang membuat sebuah desa yang baru di hutan beast dan memulai kehidupan baru mereka di tempat itu.“Apa ini? apa yang sebenarnya terjadi dan mereka lakukan?” tanya Aina yang bingung.Rugard melihat beberapa dari mereka sedang berdiskusi tentang bahan yang didapat dari monster, lalu siswa lain terlihat sedang bersiap memasak, menggumpulkan kayu, mencuci, dan lain sebagainya. Hal yang paling mengejutkan mereka berdua adalah Ken yang saat itu sedang bersantai di ayunan dan digerakkan oleh beberapa siswa s
Read more
BAB 49 : Hasil yang mengejutkan
Sebuah arena sudah disiapkan oleh Lainar untuk mereka berempat bertarung, dan ke empat siswa sudah bersiap di arena. Kedua siswa sihir terlihat sangat bersemangat untuk memulai pertarungan tersebut, sedangkan kedua siswa kelas U terlihat sangat cemas. Siswa sihir yang sudah mengetahui seperti apa lawannya bersikap sangat percaya diri bila mereka akan menang, apalagi saat melihat kedua siswa kelas U memilih pedang kayu sebagai senjata.“Hahahaha, senjata itu memang cocok untuk kalian para sampah rendahan,” ejek salah satu siswa pada siswa kelas U dan membuat mereka semakin merasa cemas.Mereka tahu dengan pasti seperti apa musuhnya, apa lagi salah satu siswa kelas U yang mereka pilih merupakan penyihir yang malah memilih pedang sebagai senjata. Mereka menghina siswa kelas U karena pedang kayu tidak mungkin bisa menyetuh mereka yang menggunakan sihir, dan sebaliknya, mereka bisa melukai siswa kelas U dengan sihirnya. Mereka akhirnya berhenti bicara saat Rugard sudah datang dan berdiri d
Read more
BAB 50 : Keputusan Rugard
“Lainar cepat cari tahu apa yang sebenarnya terjadi,” perintah Rugard dan Lainar bergegas keluar dari ruangan untuk menjalankan perintahnya.Kemudian rugard kembali menatap Ken. “Coba jelaskan apa maksud semua ini?”“Apa yang harus aku jelaskan padamu? Aku orang baru di sini dan kamu pemilik Akademi, jadi kenapa kamu malah bertanya pada orang baru sepertiku?” jawab Ken dengan santai.Ken tidak asal menjawab pertanyaan Rugard begitu saja tanpa berpikir, karena Ken yakin jawabannya akan membuat Rugard menyadari sesuatu yang sudah pernah dia peringatkan pada Rugard. Sedangkan Rugard berpikir maksud dari jawaban yang Ken berikan, dengan otak cerdas dan daya ingatnya yang cukup kuat, dia ingat bila Ken pernah berkata tentang masalah yang ada diantara para siswa Akademi. Kini dia tahu kenapa Ken tersenyum saat para siswa kelas U kembali sendiri dan dia berkata ‘selama di hutan beast tidak akan ada masalah bagi mereka meski tanpa pengawal.’ Ucapannya itu hanya mengacu pada hutan beast yang a
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status