Lahat ng Kabanata ng Terbangun di Tubuh Tunangan Marquis Obsesif: Kabanata 31 - Kabanata 40
148 Kabanata
Bab 31 - Nenek
“Ini adalah barang paling berharga yang pernah nenek miliki, dan ini adalah kalung turun-temurun. Nenek harap kau bisa menjaganya dengan baik.” Wanita itu memberikan kalung dengan permata indah tergantung di sana. Terlihat sangat cantik dan antik, seolah tidak ada kalung lain yang dapat menyaingi benda itu. Carla meraih benda itu dan menggenggamnya, dia menatapnya lekat. Sungguh sebuah kalung yang akan dijaganya sebaik mungkin. “Tuan putri?” Susan memanggilnya sekali lagi, membuyarkan lamunannya. Carla tersadar, bayangan tentang kejadian itu langsung lenyap begitu saja bersamaan dengan kesadarannya yang baru saja kembali. “Anda baik-baik saja, tuan putri?” tanya Hélie dengan wajah cemas. Carla masih berusa
Magbasa pa
Bab 32 - Izin
Hening. Tidak ada sepatah katapun yang terlontar dari bibir mereka masing-masing. Yang ada hanyalah keheningan sejak terakhir kali mereka bicara. Hal ini membuat situasi terasa ambigu dan canggung untuk keduanya. Terlebih mereka sudah lama tidak bertemu. Karena tidak tahu harus berbicara apa, Carla akhirnya malah memutuskan untuk diam dan mencoba menikmati hidangan sarapan yang dibuatkan oleh kepala koki pagi itu. Cruz melirik Carla lewat ujung bulu mata lentiknya, memperhatikan sosok wanita yang terduduk dengan tenangnya sambil menikmati setiap potongan sarapan yang ada di hadapannya. “Ehem.” Cruz berdehem pelan. Mencoba mengambil momen untuk bicara agar bisa mencairkan atmosfer beku di antara mereka. “Aku ingin meminta maaf atas apa yang terjadi beberapa waktu lalu. Terakhir kali kita mengobrol, kita malah saling
Magbasa pa
Bab 33 - Perubahan rencana
Usai sarapan bersama, Carla segera kembali ke kamar. Dia sempat menghabiskan waktu beberapa jam disana untuk mengobrol bersama Susan dan Hélie, menanyakan perpustakaan yang memiliki buku terlengkap di kota. Susan dan Hélie menjelaskan perpustakaan tersebut sembari menceritakan pengalaman pertama mereka ketika pertama kali berkunjung ke perpustakaan dan membaca buku-buku menarik. Setelah mengobrol sangat lama, tak terasa sudah saatnya Carla bersiap sebelum dia berangkat keluar bersama dengan Cruz. Dengan dibantu oleh Susan, dia segera mengganti gaunnya. Selesai berganti pakaian, Carla segera pergi bersama mereka guna menemui Cruz. Namun tak disangka, mereka malah bertemu di depan pintu kamar Carla saat mereka bertiga hendak keluar dari kamar. Mereka sama sekali tidak menyangka kalau Cruz juga ternyata berniat untuk menemuinya dan memastikan apakah dia sudah siap untuk berangkat atau belum. 
Magbasa pa
Bab 34 - Membujuk Cruz
“Tidak bisa, aku tidak mungkin membiarkanmu pergi sendiri. Bagaimana kalau sesuatu yang buruk terjadi padamu seperti beberapa waktu lalu? Aku tidak mungkin membiarkan hal itu.” “Tapi kalau aku ikut denganmu dan menunggu hingga selesai, itu akan memakan waktu lama. Jadi untuk menghemat waktu lebih baik kita berpisah disini dan bertemu lagi nanti.” “Kalau begitu aku akan ikut denganmu terlebih dulu, baru aku akan pergi untuk mengurus pekerjaanku.” “Apa? Tidak. Itu tindakan yang tidak benar.” “Aku hanya ingin memastikan kau tetap aman dengan terus berada di dekatku. Itu saja.” Dia tidak pernah berubah
Magbasa pa
Bab 35 - Kau adalah prioritas utamaku!
“Baiklah, aku mengizinkanmu untuk pergi.” “Sungguh? Terima kasih!” Carla tersenyum dan spontan memeluk tubuh pria itu tanpa sadar. Cruz yang tiba-tiba dipeluk oleh Carla benar-benar terkejut. Dia sampai membelalakan mata saking kagetnya. “Terima kasih karena kau sudah mengizinkan aku pergi bersama dengan Susan dan Hélie. Aku janji aku akan menjaga diri.” “A-aku senang kalau kau senang…” gumam Cruz dengan terbata. Wajah lelaki itu berubah merah saat mendapatkan pelukan dari Carla. “Kalau begitu aku pergi, sampai jumpa nanti.” Carla membuka pintu dan bersiap untuk turun. Namun Cruz langsung menahannya. Lelaki itu mendadak turun lebih dulu. Membukakan pintu untuknya dan membantunya untuk turun. Carla hany
Magbasa pa
Bab 36 - Sihir
“Hanya ini?” tanya Carla yang kemudian beralih pandang pada mereka. “Kami tidak menemukan buku lain selain semua ini, dan sebagian dari buku-buku ini berhubungan dengan sihir,” jelas Hélie. “Sihir lagi…” Carla tampak kecewa ketika mendengarnya. Tidak ada satupun buku di sana yang membahas tentang apa yang dia inginkan. Sebagian besar bercampur dengan sihir, sementara yang dia cari sama sekali tidak ada kaitannya dengan hal itu. Apakah tidak ada buku sains yang membahas apa yang aku alami secara ilmiah? Karena kalau berhubungan dengan sihir, aku rasa tidak ada kaitannya sama sekali. Dan dari sebagian yang aku baca, yang mereka bahas dengan yang aku cari sama sekali berbeda. Sama sekal
Magbasa pa
Bab 37 - Tempat peramal
“Lalu bagaimana dengan semua buku ini?” tanya Susan. “Kita bawa saja dulu, aku akan mempelajari semuanya lebih dulu.” “Baiklah.” Susan mengambil semua buku yang ada dan membawanya dengan bantuan Hélie. Mereka berdua lantas melangkah bersama dengan Carla yang kini sudah berjalan lebih dulu di depannya. Mereka pergi dari tempat tersebut dan bersiap untuk berangkat ke tempat dimana Carla dan Cruz berencana untuk bertemu. Susan dan Hélie membawa semua buku yang mereka pinjam ke dalam kereta mereka, di sisi lain, ketika Carla hendak naik, dia tidak sengaja mendengar suara orang-orang yang berbicara dengan suara yang begitu keras dari arah salah satu gang yang terletak tidak jauh dari tempatnya berada. Yang membuat Carla beralih fo
Magbasa pa
Bab 38 - Peramal
“Hentikan keretanya!” teriak Enrique dengan begitu spontan, membuat kusir itu panik dan spontan menarik tali yang digunakan untuk mengendalikan keretanya. Mereka seketika berhenti mendadak di tepi jalan sampai-sampai keretanya nyaris terbalik gara-gara dia berhenti secara mendadak. “Ada apa, tuan?” tanya Darwin dengan raut wajah panik, dia sungguh tidak mengerti apa yang terjadi dengan tuannya itu sampai-sampai dia berhenti mendadak. “Kau lihat itu!” Enrique menatap keluar jendela kereta mereka, dan begitu melihat ke arah yang di lihat tuannya, Darwin melihat sosok Carla yang sedang berdiri di depan tempat seorang peramal. “Lady Carla?” “Pokoknya apapun caranya h
Magbasa pa
Bab 39 - Ramalan
“Saya merasakan sesuatu…” Lelaki itu memejamkan kedua matanya sambil terus meraba tangannya secara perlahan, dia seolah sedang melihat sesuatu yang tidak bisa dia lihat dengan mata telanjang. Carla hanya bisa diam dan terus memperhatikan setiap tingkah anehnya, sampai kemudian lelaki itu membuka kedua matanya dan menatapnya dengan wajah yang teramat serius. “Anda bukan wanita biasa…” Carla terdiam dengan raut wajah bingung, dia sama sekali tidak mengerti dengan ucapan lelaki itu barusan. “Apa maksudmu?” Grep!Lelaki itu menggenggam pergelangan tangannya dengan begitu erat sambil terus menatapnya dengan tatapan yang entah kenapa kini terasa aneh. “Anda adalah salah satu dari mereka yang lahir sekali dalam seratus tahun… anda adalah wanita i
Magbasa pa
Bab 40 - Wanita tua
Suara teriakan Carla dari arah dalam membuat Susan dan Hélie terkejut. Dengan begitu cemas, kedua wanita yang sejak tadi berdiri di depan pintu itu bergegas melangkah masuk. Tapi baru saja mereka membuka pintu dan melangkah, Darwin dan kedua anak buahnya mendadak muncul dan menghadang jalan mereka. “Kalian…” Hélie mengepalkan kedua tangannya erat. Melihat mereka bertiga saja sudah cukup mereka bisa membaca situasi. Carla berteriak pasti karena kemunculan Enrique yang tiba-tiba. Tapi baik Susan maupun Hélie, mereka sama sekali tidak mengerti bagaimana bisa mereka semua masuk padahal sejak tadi Susan dan Hélie terus berjaga di depan  pintu masuk. “Lebih baik kalian berdua keluar, karena tuan kami sedang memiliki urusan dengan tuan putri kalian.” “Kami tidak akan mung
Magbasa pa
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status