Axel terbelalak kaget saat mendengar raung kesakitan Aura, terlebih lagi wajah gadis itu mengernyit menahan sakit! Astaga! Dengan jantung berdebar Axel menarik adik kecilnya dan mengumpat pelan. Darah. Shittt! Siapa yang menyangka kalau wanita yang disodorkan padanya malam ini masih perawan?
Damnn! Sekarang harus bagaimana? Berhenti? Tidak mungkin! Miliknya sudah begini tegang masa iya harus berhenti? Bisa sakit kepala atas dan bawah nanti! Tapi Axel juga tidak tega saat melihat Aura masih meringis kesakitan!Antara gairah dan akal sehat berperang di dalam diri Axel, namun pada akhirnya tetap gairah yang memenangkan perdebatan itu!“Aku tidak peduli! Aku sudah membayarmu, jadi aku akan tetap melakukannya!” putus Axel dan kembali melu-mat bibir merah Aura, hendak menahan pekik kesakitan yang pastinya akan kembali terlontar saat adik kecilnya menyeruak masuk untuk yang kedua kalinya ke dalam milik Aura!Aura meronta, hendak melepaskan diri, tapi percuma. Tenaga wanita sejak dulu tidak pernah bisa menang untuk melawan pria, terlebih pria yang sudah dikuasai nafsu seperti Axel! Aura hanya bisa pasrah, menerima apapun yang Axel lakukan padanya.Axel bergerak cepat. Hentakannya kian dalam dan tidak beraturan, sensasi yang berbeda membuat Axel kian garang di atas ranjang. Tidak menyangka kalau bercinta dengan seorang gadis perawan akan senikmat ini! Terlebih lagi rintih kesakitan Aura sudah berganti dengan rintihan kenikmatan!“Aku… aku…”Aura tidak sanggup menyelesaikan ucapannya saat gelombang kenikmatan semakin dekat, hendak menghantamnya. Axel mempercepat gerakannya, ingin mencapai puncak bersama hingga akhirnya jeritan dan erangan kenikmatan terlontar bersamaan dari bibir mereka berdua membuat suasana kamar terasa semakin panas!“Oh my God! This is the best se-x I have ever had!” erang Axel penuh kepuasan.Axel melepas benihnya ke dalam rahim Aura, lupa kalau hal itu tidak seharusnya terjadi! Apalagi dirinya tidak mengenakan pengaman! Tapi baik Aura maupun Axel tidak ada yang menyadarinya, mereka berdua masih sibuk meresapi rasa nikmat yang ada.Aura mendongak dengan mata terpejam, rasa nikmat yang menjalar ke seluruh tubuhnya begitu luar biasa. Baru pertama kali dirinya merasakan kenikmatan seperti ini.Kenikmatan yang membuat tubuhnya lunglai bagai tak bertulang!Kenikmatan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata!Axel ambruk menindih tubuh Aura dengan nafas terengah, tidak sadar kalau itu membuat Aura merasa sesak. Bagaimanapun beban tubuh Axel pasti jauh lebih berat dibandingkan Aura! Tapi anehnya Aura tidak protes, mungkin masih melayang ke langit ketujuh akibat rasa nikmat yang baru saja Axel perkenalkan padanya! Axel baru melepas penyatuan tubuh mereka setelah sang adik kecil menuntaskan pekerjaannya.Pria itu berbaring telentang dengan mata terpejam, sama seperti Aura.Sekian menit berlalu dalam keheningan hingga Axel menoleh dan mendengus pelan saat menyadari kalau Aura ternyata sudah terlelap ke alam mimpi! Keterlaluan!Baru kali ini Axel diberikan wanita yang mengharuskannya bekerja di atas ranjang, biasanya Axel lah yang dilayani, bukan dirinya yang melayani wanita! Tapi sudahlah tidak masalah, anggap saja sebagai imbalan karena malam ini dirinya diberikan gadis yang masih bersegel alias virgin! Lagipula jika masih virgin berarti belum ada pengalaman kan?Jadi anggap saja Axel seperti guru yang baru selesai memberikan pelajaran duniawi. Pelajaran yang bisa memberikan mereka berdua kenikmatan!Apalagi biasanya Axel hanya bercinta dengan wanita yang sudah longgar! Baru kali ini dirinya diberikan yang masih bersegel, jadi anggap saja dirinya sedang beruntung!Dengkur halus yang terdengar di sampingnya membuat Axel sadar kalau wanita yang baru saja digaulinya sudah begitu lelah. Mungkin mabuk, lelah dan ngantuk campur aduk jadi satu membuatnya langsung terlelap seketika. Hal itu membuat senyum miring tersungging di wajah Axel.‘Jika seperti ini aku tidak bisa melakukannya lagi, tapi tidak masalah, lagipula aku tidak ingin menyakitinya. Satu kali sudah cukup untuk malam ini, siapa tau besok pagi aku masih bisa melanjutkannya!’ pikir Axel, tidak ingin menyiksa wanita di sampingnya.Axel baru hendak memejamkan mata saat otaknya teringat sesuatu yang membuatnya mengumpat pelan,‘Sialll! Kenapa tadi aku menumpahkan benihku ke dalam rahimnya? Bagaimana kalau wanita ini hamil? Bukankah akan jadi masalah?’ batin Axel memaki kebodohan dan kecerobohan yang baru kali ini dilakukannya.Tidak biasanya Axel ceroboh begini, biasanya Axel selalu menumpahkan benihnya di luar, tapi sepertinya tadi saking nikmatnya membuat Axel lupa seketika! Sayangnya Axel tidak sempat berpikir lebih jauh karena rasa kantuk yang menderanya membuat apa yang menjadi beban hatinya terlupakan dalam sekejap mata.Dengan tubuh yang masih polos keduanya terlelap ke alam mimpi tanpa menyadari apa yang akan terjadi setelah ini.Beberapa jam kemudian…Aura mengerang, kepalanya terasa berputar, pusing. Mulutnya kering, haus. Dengan malas Aura bergerak hendak mengambil segelas air, tapi gerakannya terhenti saat merasakan perutnya terasa berat seperti tertindih sesuatu.Aura menoleh dan terbelalak kaget saat menyadari kalau ada seorang pria tidur di sampingnya dengan tubuh polos! Bahkan tangan pria itu melingkari pinggangnya!Astaga! Apa yang terjadi? Bagaimana bisa ada seorang pria tidur di sampingnya dengan tubuh polos begini? Hingga satu kenyataan membuat jantung Aura kian mencelos, merasa takut. Tubuhnya juga sama polosnya dengan pria itu! Tidak ada sehelai benangpun yang menempel di tubuh mereka berdua!‘Ya Tuhan, apa yang terjadi?’ batin Aura dengan jantung berdebar takut.Dan ketakutannya semakin menjadi-jadi saat Aura merasakan sentakan rasa nyeri di area sensitifnya hanya karena bergerak sedikit! Tanpa dapat dicegah ingatan Aura kembali meski samar. Aura menggigit bibir, sadar kalau apa yang dialaminya tadi bukan sekedar mimpi, tapi nyata! Aura telah menyerahkan kegadisannya kepada pria yang tidak dikenal!‘Damnnn! Bagaimana bisa kamu sebodoh ini, Aura?!’ batin Aura frustasi.Aura menatap sekeliling, yakin kalau dirinya masih berada di hotel, namun kamar yang berbeda karena Aura tidak menemukan kopernya! Ketakutan mencekam hati Aura, sadar kalau akan ada skandal jika dirinya tertangkap basah dalam kondisi seperti ini, dengan pria asing pula! Tidak boleh! Aura tidak ingin nama baik dan kariernya hancur begitu saja!‘Aku harus pergi sebelum pria ini terbangun!’ putus Aura.Dengan pemikiran itu Aura menyingkirkan tangan Axel perlahan dan turun dari ranjang. Langkahnya begitu pelan dan hati-hati, Aura takut membangunkan pria yang masih asyik terlelap di sampingnya. Selain itu Aura juga tidak bisa bergerak leluasa, rasa nyeri masih begitu kuat dirasakannya setiap kali bergerak.Pelan tapi pasti Aura meraih pakaiannya yang berserakan di lantai. Entah seganas apa pria itu padanya semalam sampai pakaiannya berceceran begini! Keterlaluan!‘Apa pria itu tidak bisa bersikap lebih lembut?’ sungut Aura kesal.Setelah Aura kembali mengenakan pakaiannya, dirinya merogoh saku jaket dan keningnya mengernyit saat menyadari ada hal yang dirasanya janggal. Aura menemukan dua kunci kamar dengan nomor yang berbeda di dalam saku jaketnya!Miles Xavier menatap sekeliling dengan malas. Sejak dulu, lebih tepatnya sejak dirinya beranjak dewasa, Miles paling malas menyandang nama besar keluarga Xavier. Bukannya apa, karena setiap orang pasti mendekatinya karena ada maksud terselubung! Bukan karena tulus ingin berteman dengannya!Tapi mau bagaimana lagi? Miles tidak mungkin bisa memilih mau lahir di keluarga mana kan? Tuhan lah yang menentukan! Dan lagi bukannya Miles tidak bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga Xavier, hanya saja Miles merasa bebannya begitu berat! Begitu juga sekarang saat semua teman kuliah menatap ke arahnya dengan tatapan memuja, penuh kepalsuan. Miles benci melihatnya! Tapi mau bagaimana lagi? Papanya, Axel Xavier, memintanya untuk kuliah di sini! Di Jakarta! Sebagai anak, Miles hanya bisa menurutinya kan? Miles tidak ingin menjadi putra pembangkang!Miles tidak ingin membuat mama Aura sedih.Miles mengabaikan sekitar, enggan berinteraksi. Biarkan saja orang mengiranya sombong, itu jauh lebih b
“Lio!” pekik Aura senang dan langsung memeluk pria yang nyaris menjadi suaminya! Axel ingin menarik Aura, tapi mengurungkan niatnya. Bagaimanapun juga itu adalah masa lalu, Axel yakin kalau Aura tidak memiliki perasaan apapun lagi pada Lionel. Jadi ya sudah, biarkan saja! Axel percaya pada istrinya sendiri!Lionel menoleh, beralih menatap Axel yang masih menggendong putranya.“Hei, apa kabar?”“Sangat baik! Bagaimana denganmu sendiri?”“Aku juga sangat baik!”Pandangan Lionel beralih menatap Miles dan Aurora bergantian.“Well, aku tidak menyangka kalian sudah memiliki dua anak! Keluarga kecil kalian semakin lengkap!” kelakar Lionel.“Tentu saja! Lalu bagaimana denganmu? Apa sudah menemukan pengganti Aura?” ejek Axel membuat Aura berdecak sebal. Bagaimana bisa Axel mengungkit masa lalu? Dasar suami menyebalkan! “Tentu saja sudah, sebentar lagi akan kuperkenalkan pada kalian!” Axel dan Aura saling pandang, tidak sabar ingin melihat wanita yang pada akhirnya berhasil mencuri hati Lio
Axel menghampiri Aura yang sedang membuat teh di dapur dan memeluknya dari belakang membuat wanita itu memekik kaget! Sudah dua hari mereka bicara seadanya dan Axel tidak betah! Axel merindukan Aura yang cerewet dan bercerita banyak hal padanya! Bukan Aura yang mendiamkannya seperti ini!Axel sadar kalau tuduhannya beberapa malam lalu memang keterlaluan, hanya saja sebagai seorang pria, Axel memiliki ego yang cukup tinggi kan? Tidak heran saat Aura tidak menjawab permintaan maafnya, Axel tidak berusaha lagi. Ralat, belum berusaha lagi. Berharap Aura memulai pembicaraan lebih dulu, tapi sampai 2 hari dirinya menunggu, Aura masih tetap bungkam! Terpaksa, Axel yang maju duluan!“Hei, kamu masih marah sama aku?” Aura menghela nafas dalam. Sepeninggalan mama Erika tadi, Aura sudah memikirkannya.Ucapan mama Erika memang benar, tidak seharusnya Aura mengkhawatirkan hal yang belum tentu terjadi. Axel saja sudah berusaha menekan rasa takutnya, masa Aura tidak bisa melakukan hal yang sama? B
Dua tahun kemudian…Aura sedang membaca majalah di tangannya saat Axel merebutnya tanpa izin. Aura mendelik, kesal karena kesenangannya terganggu, padahal dirinya baru saja bersantai setelah putranya tidur dengan susah payah!“Kembalikan majalahku, Axel!”“Apakah majalah ini jauh lebih menarik daripada suamimu sendiri?” tanya Axel setengah merajuk membuat Aura berdecak. Sadar kalau Axel sudah dalam mode manja dan ingin diperhatikan! Sepertinya Aura memiliki dua putra jika seperti ini!“Baiklah, jadi kamu mau apa?” tanya Aura mengalah.Axel tersenyum lebar dan berbaring di pangkuan Aura yang sedang berselonjor nyaman di atas ranjang. Aura membelai rambut Axel seperti sedang membelai rambut si kecil. Axel menikmati sentuhan Aura dan mengeluh pelan,“Aku ingin bermanja-manja denganmu! Akhir-akhir ini pekerjaanku dan pekerjaanmu sama sibuknya dan aku merasa frekuensi kebersamaan kita berkurang banyak. Aku ingin menebusnya!” aku Axel.“Baiklah, tidak masalah.”Mereka asyik berbincang hingg
Enam bulan kemudian…Ini adalah hari istimewa bagi Aura karena tepat pada hari ini Aura akan melakukan comeback dan kembali menyapa penggemar dengan lagu barunya, apalagi ini dilakukan bertepatan di hari ulang tahunnya! Usul dari Ji Hwan.Aura meremas kedua tangannya, merasa gugup. Kali ini tidak ada Axel karena pria itu masih sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Sejak dua bulan lalu Axel sudah resmi mengambil alih perusahaan Xavier karena papa Charles memutuskan pensiun dini. Hendak menikmati hari tua. Melancong ke berbagai negara tanpa beban, seperti yang dilakukan orangtua Aura.“Hei, apa kamu gugup?” tanya Ji Hwan sambil menyodorkan minuman kesukaan Aura.“Sangat! Rasa gugupnya sama seperti aku melakukan debut dulu!” keluh Aura.“Tenangkan diri. Fokus saja dengan lagumu. Jangan pikirkan apapun.”“Hmm… thanks, Oppa!” Kini Aura tampil di atas panggung, duduk di sebuah kursi dengan gitar di tangan. Aura memetik senar membuat alunan indah mulai terdengar. Kali ini memang bukan lagu up
Bibi Choi menyambut kedatangan Aura dengan sumringah. Ya, Aura memutuskan untuk kembali ke rumahnya sementara waktu ini. Rasanya lebih nyaman tinggal di rumah daripada apartemen dan untungnya Axel tidak mempermasalahkannya.Aura memeluk bibi Choi dengan sayang yang dibalas pelukan hangat.“Anda baik-baik saja kan, Nona?”“Tentu saja, Bi!”Pandangan bibi Choi beralih pada Axel yang berdiri di samping Aura sambil mendorong stroller (kereta bayi) dimana si kecil, Miles Xavier, masih asyik terlelap. Putranya memang tukang tidur! Di dalam pesawat pribadi keluarga Xavier pun, si kecil lebih sering terlelap! “Apa kabar, Bi?” sapa Axel dan langsung memberi pelukan hangat.Bagaimanapun Axel sudah menganggap bibi Choi sebagai orang terdekatnya. Di saat semua orang sibuk memaki dirinya, hanya bibi Choi yang menerima kehadirannya, membantu Axel untuk menjaga Aura, bahkan tidak pernah mengkritiknya sama sekali!“Seperti yang kamu lihat sendiri, bibi sangat baik,” balas bibi Choi.“Syukurlah. Aku