Share

The Virginity

Axel menoleh saat pintu kamarnya terbuka. Keningnya mengernyit bingung, bagaimana bisa wanita sewaannya datang secepat ini? Rasanya belum ada 15 menit yang lalu Axel menghubungi wanita yang siap sedia menyediakan jasa wanita malam langganannya!

Dan bagaimana bisa wanita itu memiliki kunci untuk masuk ke kamarnya? Aneh!

‘Mungkinkah wanita ini kebetulan berada di dekat sini? Bisa saja!’ batin Axel sambil melangkah mendekati wanita yang pandangan matanya tampak tidak fokus dengan pipi memerah, tanda kalau wanita itu dalam kondisi mabuk meski tidak parah.

‘Apa benar wanita ini untukku? Tidak biasanya dia mengirim wanita mabuk!’

Axel yang tidak ingin dipersalahkan langsung menghubungi nomor tadi, hendak memastikan terlebih dahulu.

“Bagaimana? Wanitanya sudah sampai kan?” tanya wanita itu sebelum Axel sempat mengucapkan kata halo.

“Jadi benar wanita ini darimu? Tapi kenapa dia mabuk?”

“Ahh, hanya dia satu-satunya wanita yang tersisa malam ini, tidak ada yang lain lagi. Tidak masalah kan? Lagipula jika mabuk bukankah akan lebih menggairahkan?” goda sang mucikari membuat Axel tersenyum licik.

Tidak salah, wanita memang lebih menggairahkan jika sedang mabuk.

“Baiklah, aku tidak akan mempermasalahkannya, semoga saja wanita ini bisa memuaskanku di atas ranjang!” balas Axel.

“Tentu saja. Wanita pilihanku pasti bisa memuaskanmu. Apa aku pernah mengecewakan pelanggan setia sepertimu?”

“Tidak, untungnya sampai detik ini kau tidak pernah membuatku kecewa dengan wanita yang kau sodorkan,” aku Axel membuat sang mucikari terkekeh senang.

“Baiklah, kalau begitu selamat bersenang-senang!”

Telepon ditutup dan pandangan Axel kembali tertuju pada Aura yang tampak linglung.

‘Waktunya bersenang-senang dan memuaskan diri!’ batin Axel dengan senyum smirk.

Sementara itu Aura yang masih mabuk tidak mempedulikan apapun lagi meski ada pria yang tidak dikenal berdiri di hadapannya. Di dalam otaknya sekarang hanyalah ingin menyentuh ranjang secepatnya!

Aura baru hendak melangkah menuju ranjang saat tangan kekar Axel menahan langkahnya membuat Aura menatapnya dengan pandangan sayu dan bertanya-tanya.

‘Cantik! Dan rasanya aku familiar dengan wajahnya. Apakah aku pernah bertemu dengannya sebelum ini? Tapi dimana?’ batin Axel penasaran.

Tapi rasa penasaran Axel harus tertunda sementara karena Aura menepis tangannya.

“Lepaskan tanganmu! Aku mau tidur!” gerutu Aura membuat senyum smirk terlihat jelas di wajah Axel.

“Sungguh tidak sabaran! Katakan saja kalau kamu ingin segera melakukan tugasmu, benarkan?” balas Axel membuat kening Aura mengernyit bingung.

Efek alkohol membuat Aura tidak bisa berpikir jernih, ditambah lagi dengan ucapan pria yang tidak dikenalnya ini. Ucapan yang membuat Aura kian pusing karena tidak paham!

“Terserah! Aku tidak mengerti apa maksudmu dan aku tidak peduli!” balas Aura dengan suara yang semakin tidak jelas.

Serius, sejak dulu jika mabuk Aura memang tidak memiliki kebiasaan buruk. Tidak membuat keributan, memaki atau apapun. Biasanya Aura hanya sedikit oleng, mengantuk dan bibirnya enggan berhenti berkicau. Sama seperti sekarang, apalagi pria yang tidak dikenalnya ini mengajaknya bicara terus!

Aura melepas sepatu dan hendak merebahkan tubuhnya ke atas ranjang saat Axel menarik tubuh Aura hingga membuat wanita itu terhuyung dan mendarat ke dalam pelukan Axel! Tepat di da-da bidang pria itu!

Aura memekik kaget, meski mabuk tapi tingkat kesadaran Aura masih ada sedikit! Aura mendongak menatap Axel yang juga menatapnya tajam.

“Sebenarnya kamu siapa? Kenapa ada di kamarku?” tanya Aura memaksakan diri untuk kembali fokus meski sulit.

‘Alkohol si-alan! Lain kali aku tidak akan minum lagi!’ batin Aura kesal.

“Kamarmu? Apa kamu akan terus berakting seperti ini?” tanya Axel dengan alis terangkat membuat Aura semakin bingung.

“Aku tidak…”

Aura belum sempat menyelesaikan ucapannya saat bibir Axel mendarat di atas bibirnya, membungkam kalimat apapun yang hendak dilontarkan olehnya. Aura terbelalak, matanya membola terkejut. Efek mabuknya seolah langsung lenyap! Refleks, Aura mendorong da-da bidang Axel namun pria itu dengan mudah mencekal pergelangan tangan Aura hingga gadis itu tidak bisa lagi berontak.

“Lepas!” pekik Aura sambil memalingkan wajah, menjauhi bibir Axel yang masih begitu ganas melu-matnya, namun Axel tidak hilang akal, dengan mudah pria itu mematahkan perlawanan apapun yang dilakukan oleh Aura.

Luma-tan Axel terasa semakin ganas dan intens membuat otak Aura yang berkabut akibat alkohol menjadi tidak bisa berpikir jernih. Yang Aura tau kini tubuhnya terasa bergejolak, panas dingin akan hal yang tidak dipahaminya. Mengikuti naluri, Aura membalas luma-tan Axel membuat pria itu sedikit mengulas senyum smirk.

‘Akhirnya sifat sok polosmu berganti dengan sifat yang sebenarnya!’ batin Axel puas saat merasakan respon Aura atas cum-buannya.

Dengan terampil Axel melucuti pakaian Aura sambil bibirnya tidak berhenti menjelajah. Aura sendiri sudah tidak sadar akan apa yang dilakukannya. Yang dirinya inginkan hanya menuntaskan apapun yang sudah terlanjur dimulai oleh pria yang dengan aktif mencum-bunya. Alkohol benar-benar membuat gairah Aura semakin meningkat!

“So sexyyy!” bisik Axel sensual.

Aura hanya bisa pasrah saat Axel merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan mendesah lirih saat bibir dan tangan Axel menggoda setiap jengkal tubuhnya. Hasrat primitive yang baru kali ini dirasakan membuat Aura kian tidak sabar ingin segera menuntaskannya, entah dengan cara apa.

“Kamu udah basah, Honey,” lirih Axel tepat di telinga Aura membuat bulu kuduk gadis itu meremang. Apalagi tangan Axel masih bergerilya meraba milik Aura di bawah sana membuat desahan Aura kian terdengar liar dan sensual, semakin memancing gairah Axel yang memang sudah terang-sang saat menatap tubuh molek Aura yang sudah polos! Tubuh yang terlihat begitu menggiurkan, siap untuk dilahap!

Tidak heran kalau Axel semakin tidak sabar ingin segera mencicipi tubuh Aura! Sekali lagi, bibir Axel menyusuri tubuh Aura membuat gadis itu hanya bisa terpejam nikmat sambil menggigit bibir, membuatnya terlihat semakin seksi dan nakal!

Axel menatap adik kecilnya yang sudah menegang maksimal, tidak ingin menundanya lagi.

“Aku akan langsung masuk ke dalam permainan inti! Desahan dan eranganmu membuatku tidak sabar!” bisik Axel tanpa dipahami sepenuhnya oleh Aura.

Gadis itu hanya bisa terus merintih akibat cum-buan Axel.

Dengan tergesa Axel memposisikan diri, menuntun adik kecilnya yang sudah tidak sabar ingin segera menunjukkan keperkasaannya. Pria itu mendorong masuk miliknya, namun sulit! Tidak seperti biasanya.

Satu kali percobaan gagal.

Dua kali percobaan meleset.

Tiga kali percobaan masih meleset juga.

“Damnnn! Kenapa begini sulit?!” gerutu Axel kesal karena milik Aura yang sulit untuk ditembus, padahal dirinya sudah begitu tidak sabar ingin segera mencicipi tubuh Aura! Apa adik kecilnya tertolak? Kurang ajar! Tidak pernah ada yang bisa menolak keperkasaan adik kecilnya, wanita manapun pasti menginginkannya!

‘Kali ini harus berhasil!’ batin Axel penuh tekad.

Dengan pemikiran itu Axel menarik nafas dalam, tidak ingin gagal untuk yang keempat kalinya. Bukankah akan sangat memalukan baginya? Padahal dirinya tidak pernah meleset seperti ini! Apalagi bisa dibilang Axel adalah pejantan tangguh yang selalu bisa membuat wanita manapun melayang keenakan!

Dan kali ini Axel langsung mendorong masuk adik kecilnya sekuat tenaga agar bisa masuk sepenuhnya ke dalam milik Aura yang sempit dan basah.

Hal itu membuat Aura memekik dan meraung kesakitan.

“Sakittt, Breng-sek!” raung Aura nyaring.

Rasa sakitnya begitu luar biasa membuat kuku tajam Aura refleks mencakar apapun yang ada di dekatnya, dan kali ini hanya ada punggung Axel yang dapat dijadikan pelampiasan atas rasa sakit yang mendera miliknya di bawah sana!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status