Share

The Trap

Aura berjalan menuju restroom dengan tubuh sedikit oleng akibat alkohol meski tidak parah, hendak mencuci tangan setelah melahap french fries yang berminyak.

Sebenarnya sebagai penyanyi Aura harus menghindari segala jenis makanan dalam bentuk gorengan untuk menjaga kualitas suara, tapi karena setelah ini waktunya liburan jadi Aura pikir tidak masalah melanggar kebiasaannya sesekali. Toh hanya makan sedikit!

Sedangkan di dalam sana semua orang masih asyik bercengkerama, bermain truth and dare sambil menenggak alkohol, termasuk Max yang awalnya hanya ingin minum sedikit namun ternyata selalu kalah dalam permainan hingga membuat pria itu hampir tumbang! Aura hanya bisa terkekeh saat melihat bodyguard yang biasanya tangguh ternyata tidak kuat minum banyak! Dan nyaris tidak sadarkan diri! Astaga!

Aura mengeringkan tangan dan baru hendak kembali ke ruangan saat tubuhnya disenggol seseorang, untung orang tersebut dengan sigap menyangga tubuhnya! Jika tidak, Aura pasti akan langsung mencium lantai! Aura tidak berani membayangkan betapa memalukannya jika hal itu sampai terjadi, benar kan?

“Maaf! Maafkan saya!” ucap orang itu sambil membungkuk, merasa tidak enak hati.

“Tidak apa, saya juga minta maaf karena sedikit tidak fokus,” ucap Aura sambil membungkukkan tubuh, saat ini dirinya sedang berada di Korea, jadi itu adalah hal yang wajar. Lagipula Aura harus menyembunyikan wajahnya agar tidak ketahuan!

“Sekali lagi maaf,” ucap orang tersebut yang dibalas anggukan Aura.

Setelah itu Aura kembali ke ruangan dimana semua orang masih asyik bertingkah gila, bernyanyi dengan suara sumbang, dan melahap makanan yang disajikan terus menerus tanpa henti. Aura menggeleng pelan sambil tersenyum, menyeruput minuman miliknya yang masih tersisa sedikit. Meski kadar alkohol yang dikonsumsinya tidak banyak, tapi entah kenapa Aura sudah merasa hampir tumbang! Mungkinkah karena terlalu lelah?

‘Setelah ini aku akan kembali ke kamar untuk istirahat,’ putus Aura.

Setelah minumannya tandas, Aura langsung menghampiri Kang Ji Hwan, managernya, dan berucap sedikit kencang agar suaranya tetap bisa terdengar di tengah suara hiruk pikuk yang kian menggila. Seolah semua orang di dalam ruangan adalah orang-orang tuli!

“Aku kembali ke kamar dulu, okay? Tagihannya dibebankan ke kamarku saja,” ujar Aura yang dijawab anggukan sumringah Ji Hwan. Niatnya malam ini ingin berpesta dengan menggunakan uang perusahaan, tapi siapa sangka kalau Aura justru berbaik hati untuk membayarnya? Mentraktir mereka semua! Baguslah! Artisnya ini memang loyal dari dulu!

Aura menghampiri Max yang ternyata sudah pingsan! Tidak sadarkan diri! Tidur pulas!

‘Besok siang aku akan mengucapkan perpisahan dan terima kasihku pada Max karena sekarang pun percuma, pria itu sudah pingsan!’ batin Aura dengan senyum kecil.

Aura meninggalkan ruangan dengan tubuh sedikit sempoyongan. Aura sadar kalau dirinya sudah agak mabuk, maka dari itu dirinya memutuskan untuk meninggalkan ruangan, tidak ingin pingsan sepenuhnya di dalam sana. Bisa jadi bahan gossip nantinya!

Apalagi Max sedang tidak bisa menjaganya karena permintaan Aura sendiri yang menyuruh pria itu untuk ikut berpesta! Aura menggeleng, berharap dengan begitu kesadarannya kembali pulih, namun bukannya pulih tapi Aura merasa semakin oleng! Alkohol sudah mengambil alih kesadarannya meski hanya separuh.

Aura mengambil kartu kamar dari saku jaket dan melihat nomor kamarnya dengan susah payah, efek dari pandangan matanya yang kian buram. Saat ini Aura sangat ingin tidur. Serius, Aura ngantuk, lelah, ditambah lagi dengan efek alkohol, lengkap sudah!

Aura masuk ke dalam lift dan menekan nomor lantai. Tepat di depan pintu kamar Aura menempelkan akses card dan suara pintu terbuka membuat Aura mendesah lega, tanda kalau dirinya tidak salah kamar, namun yang Aura tidak sangka adalah ternyata di dalam kamarnya sudah ada seorang pria berdiri tegak di depan jendela, seolah sedang menunggu kehadirannya! Namun Aura tidak tau siapa pria itu. Pandangan matanya yang kian buram dan berbayang membuat Aura tidak bisa melihat dengan jelas!

Beberapa saat sebelumnya…

Axel menghubungi seseorang di seberang sana, entah siapa dan hanya berucap singkat,

“Aku ingin kau mengirim seorang wanita ke kamarku malam ini! Di hotel X dengan nomor kamar 2522,” pinta Axel, nada suaranya terdengar begitu memerintah.

“Okay, aku akan mengirimkannya sesegera mungkin.”

Telepon ditutup dan orang yang baru saja dihubungi Axel kembali menelepon seseorang.

“Kesempatan bagus. Aku memiliki pelanggan di hotel yang sama dengan wanita yang ingin kau singkirkan.”

“Oh ya? Berikan aku nomor kamarnya dan aku akan mengirim wanita sialan itu ke kandang buaya!” ucap seorang wanita, raut wajahnya penuh kebencian, menatap tajam ke arah Aura dengan sengit bagai musuh bebuyutan.

“2522 atas nama Axel Xavier.”

“Okay! Aku akan mengirim wanita itu ke 2522, biar saja dirinya diterkam buaya semalam suntuk! Aku ingin melihatnya hancur dalam sekejap mata!” ucapnya sadis.

“Jangan lupa bagianku karena sudah memberimu informasi sepenting ini, okay?”

“Bisa diatur! Sekarang aku akan meminta kunci duplikat 2522 ke receptionist.”

“Apa bisa? Bukankah harus ada konfirmasi langsung dari pemilik kamar? Aku tidak ingin kau membuat pelangganku curiga!”

“Tenang saja, aku memiliki banyak akal!”

“Terserah kau saja, tapi ingat jangan buat masalah, okay? Aku tidak ingin membuat pelanggan setiaku kabur karena ulahmu!” peringat sang mucikari tegas, mengingatkan hal yang paling penting baginya. Tidak ingin mengambil resiko.

Ya, bukankah akan rugi jika dirinya kehilangan pelanggan setia dan royal seperti Axel?

“Okay. Aku janji tidak akan merugikanmu.”

“Baiklah, aku akan pegang janjimu!”

Dan telepon pun ditutup membuat wanita itu bergegas melakukan rencananya sebelum targetnya kembali ke kamar. Dirinya harus mencari cara untuk memasukkan kunci kamar 2522 ke dalam saku Aura tanpa membuat wanita itu curiga. Bagaimanapun caranya!

Beberapa saat kemudian sepasang mata nyalang memandang penuh kebencian ke arah Aura yang hendak menuju restroom. Kesempatan bagus! Di tangannya sudah ada kunci duplikat dari kamar 2522, kunci yang baru saja didapatkannya dari receptionist.

Dengan akal bulusnya bukan hal yang sulit untuk mendapatkan kunci duplikat, dirinya hanya perlu berdusta sedikit dengan mengatakan kalau kuncinya tertinggal di dalam kamar hingga membuatnya tidak bisa masuk dan dalam sekejap mata, kunci duplikat sudah ada di tangannya! Cerdas kan?

Apalagi dirinya tau siapa nama pemilik kamar! Axel Xavier, nama yang bagaikan mantra. Tidak heran kalau pihak hotel mudah memberikannya tanpa banyak pertanyaan!

Dan kini dirinya hanya perlu mengintai sang target untuk menjalankan aksinya. Dari cara jalan wanita itu yang sedikit oleng, dirinya yakin kalau targetnya sudah mulai mabuk, meski masih memiliki kesadaran.

‘Bagus! Akan lebih mudah bagiku untuk memasukkan kunci kamar ini ke saku jaketnya!’ batin sang wanita licik dan melakukan rencananya!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status