All Chapters of CEO Galak Itu Mantan Pacarku: Chapter 11 - Chapter 20
48 Chapters
Jaga Jarak
"Kak!" Panggil Raya saat dia dan Meisya sedang menyantap makan siang mereka di kantin. "Hmm..." "Kira-kira kalo laki-laki udah beristri terus masih care sama kita, itu kenapa ya?" Tanya Raya dengan polosnya. Jelas saja pertanyaannya itu mengusik pendengaran teman-teman sejawatnya yang juga sedang makan di sekitarnya. Meisya buru-buru menghabiskan makanan yang baru saja di masukkannya ke dalam mulut, sebelum dia menjawab pertanyaan dari Raya."Paok kau lah, Ray! Makanya ku bilang dari dulu, mencewek kau. Biar gak bodoh kali jadi orang. Biar ada pengalamanmu sikit menghadapi buaya." Oceh Meisya panjang kali lebar, membuat mereka semua yang ada disitu menertawakan kebodohan dalam pertanyaan Raya. Raya yang tak terima di tertawakan hanya bersungut sambil memajukan bibirnya lima senti meter. Dan kembali melahap makanannya. "Aku kan nanyak loh we. Kalian ini sensi kali sama ku." Jawab Raya dengan menggunakan logat Meisya. Membuat teman-temannya kembali tergelak karena ulahnya. "Makany
Read more
Sedikit Tekanan
Degg!! Tiba-tiba saja jantung Raya seperti mendadak berhenti setelah mendengar pertanyaan Meisya. Sejujurnya dia menginginkan itu adalah berita palsu. Namun mau bagaimana lagi, yang menyampaikan informasi itu adalah orangnya sendiri. Bahkan Awan mengatakan kalau dia tidak memiliki hubungan apapun dengan Raya sekarang. Raya tertawa kecil. dalam hatinya setelah memikirkan ini. Dia sempat merasa diatas angin setelah menghabiskan tiga hari dirumah sakit bersama mama Awan. Dengan segala cerita dan ocehan mama nya seolah mendatangkan kembali kenangannya tujuh tahun yang lalu. Dia pikir semua akan baik-baik saja. Dan dia tinggal menunggu waktu untuk kembali menjalin kasih dengan Awan. Ternyata dia salah. Kenyataan yang dia terima pagi ini benar-benar menghempaskan dia dari udara dengan ketinggian yang mungkin mencapai puncak gunung himalaya diatas permukaan laut hingga kedasar bumi. Namun bukan Raya namanya jika dia tidak bisa menyembunyikan segala kekacauan didalam hatinya dari orang lain
Read more
Sepatu Terbang
"Ayah?" Panggil Raya heran. Bagaimana ayahnya bisa terdampar di gedung ini. Ayah pun maju dan mendekati putri nya kemudian memasukkan Raya kedalam rangkulannya sambil tangan kanannya mengusap lembut kepala Raya. "Ternyata ini yang buat kamu betah dan jarang sekali mau pulang kerumah?" Goda Ayah sambil mengecup kecil pucuk kepala Raya. "Ishh... Apaan sih, Yah. Mana ada. Aku juga baru ketemu dia disini." Jawab Raya jujur pada ayahnya. "Masak?" Tanya ayah sambil menaikkan kedua alisnya seolah tak percaya dengan jawaban Raya. Raya hanya menjawab dengan anggukan kepalanya. "Eh, ayah kok bisa ada disini? Ayah kok gak ngabari Raya ayah lagi di Bali. Terus ayah nginap dimana tadi malam?" Tanya Raya beruntun membuat Awan dan Ayah terkekeh geli melihatnya. Ayah semakin mengeratkan rangkulannya pada anak gadisnya ini, sebab selain gemas dengan kelakuannya dia juga sangat merindukannya. Jika saja Awan tidak mengabari mereka kalau dia bersama Raya dan berjanji akan selalu mengawasinya. Mungki
Read more
Dua Pengawal
'Datang ke ruanganku sekarang juga.' Awan mengirim pesan kepada Raya. Sebab sudah beberapa kali dia mengirim Albert untuk memanggilnya, namun tak diindahkan oleh Raya. Rasanya dia ingin menghampiri Raya sekarang juga dan menyeretnya kedalam ruangannya. Namun dia sedikit malu mengingat tak sedikit karyawannya yang melihat peristiwa sepatu terbang dua hari yang lalu. Bagaimana pun juga dia adalah CEO disini, tentu dia tetap harus menjaga imagenya. Terlebih seluruh karyawan sudah menamainya dengan CEO galak. Satu jam sudah dia menunggu balasan pesannya tapi tak kunjung ada. Hingga kesabarannya untuk menunggu sudah habis. Akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi Raya. Drttt... drttt... drttt... "Mau apalagi sih ini CEO galak! Gak mutu banget, udah punya binik juga masih doyan aja gangguin orang."Omel Raya begitu melihat nama Herlambang terpampang di layar handphone nya."Ah, aku lupa mengganti nama manusia ini. Ganti jadi apa ya?" Ucap Raya sambil meletakkan satu jari nya di dagu da
Read more
Masa Depanmu
Awan tampak meringis sambil memegangi pistolnya. Mukanya benar-benar sangat menyedihkan. "Rayaa!" Teriaknya tertahan, karena tak ingin orang diluar ruangannya mendengar dan berhambur masuk lalu melihat kondisinya saat ini. "Sudah ku bilang, menjauh lah dariku. Jangan karena aku masih mencintaimu, kamu pikir aku sudi jadi simpananmu." Jawab Raya pasti. "Kamu masih mencintaiku?" Awan kini langsung berdiri dengan sempurna, namun masih sedikit meringis karena sesuatu dibawah sana benar-benar sakit akibat tendangan Raya yang tiba-tiba itu. "Ha? Eh, enggak siapa bilang?" Raya mendadak salah tingkah, dia keceplosan. "Barusan kamu bilang." Awan semakin jahil untuk menggodanya. Pipi Raya yang berubah menjadi merah seperti tomat membuat dia tak akan berhenti untuk menjahili gadis itu. "Kamu salah dengar, makanya jangan mesum aja jadi orang." "Mana ada aku mesum. Kamu cinta aku, iya kan? Udah lama loh, Ya! Tujuh tahun, ingat nggak. Kamu yang mutusin aku, ternyata kamu juga yang belum move
Read more
Membawa Masalah
"Gilak kau, Ray. Sumpah! Hahaa..." Ucap Meisya ketika mereka berada di kantin. "Nanti dikira nya kau ngasi hadiah jahanam itu untuk kalian pulak." Sambung Meisya lagi. "Ish... amit-amitlah kak. Hahaa... Dia itu cinta mati sama istrinya. Jadi gak bakalan deh. Kemarin dia sempet curhat dikit gitu lah. Jadi yauda aku kasi hadiah itu aja, biar aku di cap sebagai karyawan yang paling pengertian. Agar dia juga segera membantu ku untuk proses pengunduran diri. Hmm... semoga aja." Ucap Raya panjang kali lebar. "Pasti tadi malam udah dipakai itu sama istrinya. Ahahha..." Gelak tawa Meisya semakin menjadi membuat kantin yang memang sudah berisik menjadi semakin berisik saja. Sedetik kemudian Meisya merubah ekspresi nya menjadi sedih dan bertana. "Kau serius mau ngundurin diri?" Tanya Meisya dengan raut wajah sendu yang hanya di jawab anggukan kepala oleh Raya. "Ishh... gadak lah kawan ku lagi Raya." Rengek Meisya sambil menarik-narik lengan baju Raya. "Kakak bikin aku sedih aja. Banyak gi
Read more
Kesayangan
"Apa ini, Raya?" Tanya Awan ketika Raya menyerahkan amplop berwarna coklat kepadanya. "Buka saja sendiri." Ucap Raya ketus. Awan pun langsung meraih amplop itu dan membukanya dan isinya adalah selembar surat. Tanpa membaca seluruhnya Awan tahu kalau itu surat pengunduran diri. Maka dia langsung saja merobek surat beserta dengan amplopnya. "Eh... Itu..." Raya menelan kembali kata-katanya, dan mengepalkan telapak tangannya sekuat mungkin. Lalu memasang wajah geram sambil melotot ke arah Awan. "Awas bola matanya lompat!" Seru Awan sambil cekikikan karena melihat ekspresi Raya. "Aku gak peduli, mau kamu robek atau apakan surat pengunduran diri itu. Mulai hari ini aku berhenti jadi karyawan desain mu. Titik!" Ucap Raya lalu berbalik dan membanting pintu ruangan Awan dengan keras. "Raya." Panggil mama Awan yang baru saja keluar dari lift. Membuat Raya mematung dan salah tingkah karena sudah berlaku tidak sopan. "Mama." Raya ragu-ragu melangkahkan kaki nya menyambut wanita selaruh baya
Read more
Kotrak Baru Untuk Raya
"Kamu sudah mulai berani sama saya, Albert?" Tanya Awan dingin setelah kedua wanita muda itu pergi. "Maaf, Pak! Saya sudah kasi kode tapi bapak tidak merespon. Itu sebab nya saya melakukannya." Jawab Albert sambil menunduk dan berusaha menyembunyikan senyumnya. "Kamu kembali kekantor duluan." Ucap Awan sambil melambaikan tangannya kepada Albert. "Baik, Pak! Permisi." Jawab Albert kemudian berlalu pergi meninggalkan Awan yang masih asik dengan dunia nya itu. Sepanjang meeting dia tidak fokus dan terus saja mencuri pandang ke arah Raya di bawah sana. "Masih seperti dulu." Ucapnya sambil tersenyum kecil. Namun tak lama senyum itu pudar ketika melihat Raya dihampiri seorang pria muda berkulit putih dengan pakaian casual. Celana jeans ponggol, kaos oblong dan mengenakan sendal gunung. Raya tampak tersenyum menyambut pria itu. Dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman kemudian mereka duduk. Tampak akrab sekali membuat api di dada Awan berkobar. Perlahan rahangnya mengeras dan tangann
Read more
Sepupu Gak Ada Akhlak
"Selamat malam, Tante." Sapa Tomi dan langsung mengecup pipi tantenya alias mama Awan yang sedang sibuk menata makanan di atas meja makan. "Kalau dateng itu Assalamu'alaikum." Jawab mama Awan pada putra dari adik bungsunya itu. "Auhh! Galak amat sih, Tan?" Keluh Tomi yang baru saja di pukul tangannya karena berusaha menyomot makanan yang sudah ia susun rapi di atas meja. "Cuci tangan kamu dulu, baru sentuh makanan ini." Omel tante nya. "Galak bener! Kasian kamu, Wan. Dikelilingi wanita galak." Ejek Tomi pada Awan dan langsung kabur ke westafel untuk mencuci tangannya. Awan hanya mendesah pasrah mendengar ocehan sepupunya itu. "Kok bisa bareng sama dia?" Tanya mama Awan pada putranya. "Gak sengaja nemu di pinggir jalan, yauda aku pungut aja." Jawab Awan santai sambil melepas jas nya, dan meletakkan tasnya di kursi sebelah nya. Lalu berusaha untuk mengambil makanan yang ada diatas meja. Plakkk!! "Akh... Mama!" Protes Awan. "Yang tadi berlaku juga untuk kamu. Pergi cuci tangan m
Read more
Settingan CEO
"Gue tegasi sama lo, jangan macem-macem atau lo gak akan pernah bisa balik ke Indonesia lagi samlai kapanpun." Ancam Awan setelah mendengarkan semua cerita dari Tomi. Yang diancam malah tertawa nyengir sambil mengutak atik ponselnya. Kali ini Awan semakin yakin bahwa apa yang ada didalam hati Raya sama dengan dirinya. Tapi dia sedikit frustasi, kenapa Raya harus menganggap serius omongannya di lobi bersama wanita itu. Dia kembali mengacak-ngacak rambutnya sendiri karena tak kunjung menemukan cara bagaimana untuk menjelaskan kepada Raya. Sebab setiap kali melihat Raya, bawaannya sellau saja gemas ingin mengusilin Raya. Hingga berakhir dengan kemarahan Raya yang tak terbendung. "Ini apaan? Aku gak mau ya jadi sekretaris pribadimu." Bentak Raya begitu menerobos keruangan Awan. Namun dia kaget karena melihat ada Tomi sedang tiduran di sofa sambil memejamkan mata dengan handsfree melekat di telinganya. Sehingga Tomi tak menyadari kalau Raya ada disana. "Memang kamu punya hak apa untuk
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status