All Chapters of Kode Cinta Pengacara Jutek: Chapter 31 - Chapter 40
70 Chapters
Bab 31 Kiriman Makan Siang
Hilda memeluk erat tubuh Mayla, air matanya menetes kembali, rasanya ia masih tak percaya kalau Mayla kini bukan lagi istri dari putranya."Ibu pulang dulu ya May, makasih sudah ngantar Ibu sampai ke stasiun. Meskipun Ibu bukan mertua kamu lagi, tapi kamu masih tetap Ibu anggap sebagai putri kesayangan Ibu. Jadi jangan pernah kamu ragu untuk main ke Surabaya. Ibu juga masih boleh sesekali mengunjungi kamu dan Alex disini kan May?" tanya Hilda dengan mata yang sembab.Mayla tersenyum seraya mencium kedua pipi mantan Ibu mertuanya itu. "Ya boleh dong Bu, kan sudah Mayla bilang. Meskipun Mayla bukan lagi istrinya Mas Adam, tapi Mayla tetaplah anak Ibu dan Bapak. Kapanpun kalian ingin kemari silahkan saja. Nanti Mayla dan Alex sesekali juga akan megunjungi Ibu dan Bapak di Surabaya.""Makasih ya May, Bapak senang sekali karena kamu masih tetap sayang pada kami," ujar Purnomo.Pandangan mata Hilda dan Purnomo lalu beralih ke sosok Wirya."Nak Wirya, makasih banyak ya sudah mengantar kami k
Read more
Bab 32 Minta Restu
Arumi merengut, melihat ke arah Adam yang masih asyik dengan pekerjaannya. "Mas!" panggil Arumi manja."Aku hamil, tadi pagi aku udah cek pake testpack, hasilnya positif. Gimana dong?" rengek Arumi.Adam lalu menghentikan coretannya di kertas design. "Kamu yakin?""Ya yakinlah Mas, malahan tadi siang aku udah periksakan diri ke Dokter, hasilnya memang benar aku positif hamil, sudah 3 bulan malahan, nih surat keterangannya." Arumi menyodorkan selembar kertas pada Adam.Adam membacanya, lalu ia menghela napas sebentar kemudian menghampiri Arumi yang duduk di sofa."Tenang saja Sayang, Mas kan sudah bilang kalau akan tanggung jawab. Besok kita menikah ya, biar aku telpon Bapak dan Ibu dulu agar mau merestui pernikahan kita." Arumi mengangguk. Adam lalu mengambil ponselnya yang ada di atas meja, kemudian membuat panggilan untuk orangtuanya. "Halo Bu, Pak, ini Adam.""Ya, mau apa kamu?" jawab Hilda ketus."Bapak sama Ibu masih bersama Mayla 'kan?" tanya Adam."Nggak, Ibu dan Bapak sudah
Read more
Bab 33 Kecurigaan Wirya
Mayla menggeliatkan tubuhnya, merenggangkan semua otot-ototnya yang seharian duduk di depan laptop terus. Ponselnya bergetar. Pesan dari Wirya.[May, aku sekarang udah nunggu di tempat parkir, apa perlu aku jemput kamu ke atas? Biar aku gendong][Nggak usah Mas, tunggu aja di parkiran ya] balas Mayla cepat. Ia tahu betul dengan kenekatan Wirya.Apa kata karyawan disini coba, kalau Wirya datang kemari lalu menggendongnya sampai ke parkiran. Beuh bisa kejang-kejang semua karyawan cewek disini, batin Mayla.[Ya sudah, aku tungguin. Hati-hati ya Sayang] ~WiryaYa ampun, sengaja banget ya ni cowok bikin jantung Mayla nggak karuan. Pake panggil Sayang segala lagi. Wajah Mayla jadi merona, tak sadar ia kembali senyum-senyum sendiri. Hingga Hilman yang ada di samping meja kerjanya jadi heran."May, tuh kan senyum-senyum sendiri lagi. Aku antar pulang yuk May," ujar Hilman yang kini sudah berdiri di hadapan Mayla."Aduh maaf ya Mas, Mayla hari ini dijemput sama teman, sudah janjian," jawab May
Read more
Bab 34 Sedikit Cerita Tentang Wirya
Setelah selesai menjemput Alex dan Bik Atun di rumah sakit, Wirya lalu mengantarkan mereka semua pulang ke kediaman Mayla. Alex tampak sangat senang bertemu dengan Wirya. Sayangnya Wirya harus segera pulang.Seperti janji Wirya, rumah Mayla sudah dibersihkan dari pecahan kaca yang berserakan. Kaca jendela yang pecah juga sudah diperbaiki. 6 orang pria suruhan Wirya yang bertubuh besar dan tegap tampak berjaga-jaga di sekitar rumah Mayla. Wirya sendiri langsung kembali ke kantor karena ada pekerjaan yang harus ia selesaikan. Ia bahkan tidak sempat untuk mampir ke rumah Mayla. Tidak ada yang tahu apakah ancaman itu akan kembali terjadi atau tidak. Wirya saat ini hanya sedang berusaha agar wanita yang dicintainya dalam keadaan baik-baik saja. Masih terbayang jelas di matanya betapa ketakutannya sorot mata Mayla malam itu. Tubuhnya yang dingin dan gemetar membuat Wirya ingin sekali menghajar orang yang sudah begitu tega membuat Mayla seperti itu."Sudah kalian cek? Apa ada rekaman CCTV d
Read more
Bab 35 Terbuai
Mentari perlahan sudah menampakkan sinarnya walau masih malu-malu. Memberi isyarat pada insan di bumi ini untuk memulai semua aktivitas duniawi.Jam weker di atas nakas tampak sudah menjerit-jerit berseru pada sang penulis janji. Namun sesosok tubuh di atas tempat tidur yang sepertinya masih belum puas dengan lelapnya hanya membuka dan mengangkat kelopak matanya sedikit saja. Tubuhnya rasanya masih sangat sulit ia kendalikan di bawah akal sehatnya, masih mengikuti naluri penatnya yang masih ingin terus berbaring lagi.Hingga telinganya mulai tak tahan dan menggerutu lantaran suara jam weker yang terus mengomel padanya, akhirnya mau tak mau dengan nyawa yang masih belum sepenuhnya terkumpul, Wirya perlahan membuka matanya. Tangannya yang kekar itu lalu meraba-raba di atas nakas untuk mematikan suara jam weker yang sejak tadi terus menuntutnya untuk bangun sesuai janjinya.Meskipun ingin sekali rasanya ia bisa tidur lebih lama lagi. Wirya sadar jika banyak sekali jadwal rutinitas yang h
Read more
Bab 36 Tak Enak Hati
"May, aku mau bicara hal penting sama kamu." Hilman tampak sudah berdiri di samping Mayla. Entah sejak kapan pria itu beranjak dari meja kerjanya, Mayla tidak begitu memperhatikan, lantaran dirinya masih fokus mengerjakan statistik keuangan Sky Value."Iya Mas, bicara saja, aku pasti mendengarkan kok. Tapi maaf kalau aku ngobrolnya sambil ngerjain ini ya Mas, soalnya aku diminta Pak Waluyo untuk menyerahkan diagram statistik ini nanti sore," ujar Mayla tersenyum dengan sedikit melirik ke arah Hilman lalu kembali tertuju pada laptopnya."Ya sudahlah nanti saja, pulangnya aku antar kamu ya May. Kamu hari ini nggak bawa mobil kan?" tanya Hilman. Ia melihat dengan jelas kalau Mayla pagi ini diantar oleh Wirya. Dan Hilman tak mau kecolongan lagi. Kali ini ia tak boleh didahului orang lagi untuk mendapatkan Mayla. Sudah terlalu lama ia mencintai Mayla."Iya Mas Hilman, aku emang nggak bawa mobil. Tapi sayangnya aku sudah janji mau dijemput oleh temanku pulang nanti, maaf ya Mas," jawab Mayl
Read more
Bab 37 Hilman Melamar
Wirya benar-benar merasa tak tenang, meskipun saat ini ia tengah meeting dengan klien, namun pikirannya selalu tertuju pada sosok Mayla."Baiklah Bu Aisyah, untuk penandatanganan berkasnya nanti sekretaris saya akan menghubungi Ibu terkait kapan jadwal untuk datang ke kantor saya," ujar Wirya."Baiklah Pak Wirya, sungguh saya sangat senang sekali bisa mendapat bantuan hukum dari Pak Wirya. Masih muda tapi sangat mumpuni. Kalau saya punya anak gadis, sudah saya jodohkan Pak Wirya dengan dia, sayangnya anak saya laki-laki semua Pak He...he," Bu Aisyah menjabat tangan Wirya sambil tersenyum."Terima kasih Bu, kalau begitu saya permisi dulu ya Bu," pamit Wirya."Iya silahkan Pak Wirya.""Mir, jangan lupa nanti berkas ini dikirim salinannya pada saya via email ya," pesan Wirya pada Mirna."Baik Pak.""Ya sudah, saya pulang duluan ya Mir," ujar Wirya pada sekretarisnya itu. Mirna mengangguk, padahal sebenarnya ia menunggu tawaran dari Wirya agar diantar pulang. Tapi nyatanya Bosnya yang tam
Read more
Bab 38 Selingkuhan Jadi Istri
Arumi berlari masuk ke dalam kamar lalu menghempaskan tubuhnya ke atas kasur, perasaaan kesal dan kecewa membuatnya memilih untuk mengunci pintu kamar. Meski Adam berulang kali mengetuk pintu dan memanggil-manggil namanya, Arumi tetap tak bergeming.Ia tampak mengenakan kebaya berwarna putih dan wajahnya juga full make up. Di tangannya juga terpasang ukiran henna.Tok...Tok....Tok"Arumi! Buka Sayang, jangan ngambek begini dong. Kita kan sekrang sudah sah sebagai suami istri. Kamu jangan seperti anak kecil. Aku akan jelasin semuanya sama kamu!" seru Adam dari luar kamar seraya tak henti mengetuk pintu."Aku kesal sama kamu Mas! Bukan pernikahan seperti ini yang aku inginkan, kamu jahat!" jawab Arumi sambil terus menangis terisak."Kamu harus mengerti kondisiku Arumi, ayo kita bicara. Aku akan jelaskan semua sama kamu Sayang," seru Adam lagi.Arumi bangkit dari tempat tidur, lalu sambil menyeka air matanya, ia membuka kunci pintu kamar. Adam lalu masuk dan langsung memeluk istri yang b
Read more
Bab 38 Mayla Diculik
Mayla dengan halus mendorong pelan kotak perhiasa berisi cincin yang Hilman sodorkan untuknya. Mau bagaimana lagi, meskipun rasanya tak tega dan kasihan, namun Mayla harus jujur dengan kata hatinya tentang perasaannya pada Hilman.Pernikahan itu bukan tercipta dari rasa kasihan, namun dari rasa cinta kedua belah pihak. Jika yang saling mencintai seperti dirinya dan Adam dulu saja bisa bercerai, apalagi yang hanya dari rasa kasihan."Maaf ya Mas, Mayla sangat menghargai sekali perasaan Mas Hilman yang sudah tulus mencintai aku. Sejak dulu Mas Hilman selalu baik dan peduli padaku. Tapi mohon maaf sekali lagi Mas, aku benar-benar nggak bisa menerima lamaran Mas ini, karena sejak dulu dan sampai saat ini, aku hanya menganggap Mas Hilman sebagai teman biasa saja. Lagipula saat ini aku hanya ingin fokus pada karier dan juga membesarkan Alex, aku belum memikirkan soal menikah lagi Mas. Maafin aku ya, karena aku nggak bisa terima cincin pemberian Mas ini," ujar Mayla pelan.Raut wajah Hilman
Read more
Bab 39 Disekap
Kelopak mata Mayla yang entah sudah berapa lama tertutup itu, kini mulai menggeliat dan bergerak seiring dengan kesadaran yang mulai memasuki raganya. Mata Mayla terbuka perlahan, menyipit lalu mengerjap-ngerjap untuk menyesuaikan penglihatannya yang masih terasa berkunang-kunang dan kabur.Mayla sontak melenguh dan meringis saat merasakan rasa pusing di kepalanya. Rasa pusingnya itu semakin menjadi saat ia ingin memegang kepalanya namun ternyata kedua tangannya diikat dengan kencang. Jihan melirik ke arah kakinya, juga dililit dengan kencang.Mayla ingat betul, tadi saat diculik, salah satu penculik itu menempelkan tisu yang Mayla yakini sudah diberi obat bius untuk membuat Mayla tak sadarkan duri, karena sebelumnya Mayla memberontak sekuat tenaga.Sedih dan takut, itulah yang saat ini Mayla rasakan. Ia jadi menyesal sudah menolak Wirya yang ingin menjemputnya. Padahal pengacara muda itu sangat mengkhawatirkannya. Ah ponsel! Dimana ponselku sekarang? Batin Mayla. Dia baru ingat, kala
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status