Semua Bab DENDAM DAN CINTA KING MAFIA: Bab 21 - Bab 30
90 Bab
21.Albern Jealous
Monica yang merasa penasaran dengan Harnum, berencana untuk menyelidikinya. Saat itu, dia sengaja tidak langsung pulang, dia bersembunyi di parkiran mall untuk menunggu Albern keluar. Ketika waktu sudah menunjukkan waktu sore hari, Albern pun keluar bersama Harnum dan Rully. Mereka masuk ke dalam mobil dan meninggalkan tempat tersebut.Monica pun membuntuti mereka dari belakang. Monica merasa aneh, karena mobil yang dibawa oleh Rully menuju ke sebuah hutan belantara. Monica memerintahkan pada supir taksi yang ia tumpangi, agar mengikuti mobil Albern dari kejauhan, karena, jika terlalu dekat, dia khawatir akan dicurigai. Ketika mobil Albern telah sampai di rumah tua yang ada di tengah hutan itu, Monica menatap rumah tersebut dengan berjuta pikiran. 'Al sedang apa, ya? Mengapa dia menuju ke rumah tua di tengah hutan belantara seperti ini? Ini benar-benar sungguh aneh sekali. Dan, wanita itu pun ikut masuk ke dalam rumah itu, itu artinya bahwa selama ini Al bersembunyi di sini?' batin M
Baca selengkapnya
22.Monica Menyiksa Harnum
"Tuan Al, tolong hentikan!" teriak Harnum.Namun, Albern tidak mempedulikan ucapan Harnum tersebut. Dia benar-benar melampiaskan emosinya itu dengan meninju tanaman kaktus, sehingga tangannya benar-benar semakin terluka parah. Ketika Albern kembali akan meninju pohon kaktus tersebut, Harnum langsung menghadangnya. Tubuh Harnum sudah berdiri di hadapan Albern, ia merentangkan kedua tangannya sembari memejamkan matanya. Sementara tangan besar Albern sudah melayang di udara. Namun, Albern menyadari itu, ia langsung menahan tinjunya. Albern menatap wajah cantik Harnum yang masih memejamkan matanya. Mata Albern terus tertuju pada bibir Harnum yang sedikit terbuka. Perlahan Albern melangkah mendekati Harnum, tangannya yang tengah terluka itu perlahan memegang wajah Harnum. Harnum tersentak dan langsung membuka matanya. Wajahnya dan wajah Albern sudah saling berdekatan, dan bibir mereka pun hampir bersentuhan. Baik Harnum maupun Albern, mereka sama-sama merasa salah tingkah. Lalu, mata Ha
Baca selengkapnya
23.Monica di Penjara Bawah Tanah
"Ba ... Baby ... kau —"Monica sangat terkejut dan ketakutan ketika ia melihat kehadiran Albern, yang kini tengah berdiri tegap di hadapannya, dan sedang menahan cambuknya. Wajah Albern sudah terlihat merah padam karena emosi."Baby, kau sudah pulang?" Monica bertanya dengan suara yang gemetar.Namun, Albern tidak menjawabnya. Matanya langsung tertuju pada tubuh Harnum yang tergeletak di lantai dengan kondisi tubuhnya yang sangat mengenaskan. Di bagian punggungnya, sudah berlumuran darah akibat bekas cambukan yang dilakukan oleh Monica. Di bagian tangan dan kakinya pun terlihat penuh luka, karena Monica mencambuk tubuh Harnum secara membabi buta."Rully! Cepat kau bawa wanita sialan ini ke penjara bawah tanah!" titah Albern kepada Rully."Baik, King." Rully langsung menyeret tubuh Monica.Sementara Monica berteriak-teriak memohon ampun pada Albern, agar melepaskannya. Tetapi, Albern yang tengah dilanda emosi itu, tidak menghiraukan permohonan Monica, dia kini justru tengah fokus pada
Baca selengkapnya
24.Albern Mengalah Demi Harnum
1 minggu telah berlalu, kini keadaan Harnum sudah mulai membaik, dan luka-luka di sekujur tubuhnya pun sudah mulai menghilang. Kini, Albern sudah merasa lega, karena Harnum sudah sehat kembali. Dan, kini saatnya Albern akan fokus untuk menangani Monica. Sementara Harnum, dia tidak mengetahui bahwa Monica berada di penjara bawah tanah.Saat itu, tanpa sengaja Harnum mendengar pembicaraan Albern dengan Rully, yang akan mengeksekusi Monica. Albern yang sudah dari dulu selalu menahan kesabaran terhadap tingkah Monica itu, kini tekatnya sudah bulat, bahwa dia akan memberi hukuman yang setimpal terhadap Monica, apalagi Monica yang telah mengganggu Harnum.Albern pun langsung menuju ke ruang bawah tanah bersama Rully. Dan tanpa ia sadari, bahwa Harnum mengikuti mereka dari belakang. Mata Harnum terbelalak lebar ketika ia melihat bagaimana keadaan Monica di dalam penjara bawah tanah. Monica dalam keadaan tanpa busana. Tubuh seksi nan indah itu, kini terlihat sangat kurus dan tinggal tulang be
Baca selengkapnya
25.Monica Berubah
Sejak saat itu, Harnum benar-benar merawat Monica. Monica di bawa oleh Harnum ke dalam gudang, di tempatnya tinggal. Di sanalah dia merawat Monica. Albern tidak bisa berkata apa-apa melihat perlakuan Harnum terhadap Monica tersebut. Harnum begitu tulus merawat Monica. Ia mengobati luka-lukanya, mengganti pakaiannya, memandikannya, dan menyuapinya makan.Monica merasa trauma atas hukuman yang telah Albern berikan kepadanya. Monica masih sering berteriak ketakutan jika mengingat bagaimana kejamnya Albern dan Rully menghukumnya. Apalagi di saat harimau Dirga selama satu minggu itu selalu mengawasinya. Monica tidak bisa membayangkan, jika seandainya Harnum tidak datang tepat pada waktunya, mungkin tubuhnya sudah tercabik-cabik di mangsa oleh Dirga.Tanpa terasa, sudah 1 minggu Harnum merawat Monica. Kini, keadaan Monica pun sudah mulai membaik dan ada perkembangan. Tubuhnya yang dulu sangat kurus yang hanya tinggal tulang belulang itu, kini sudah mulai berisi kembali, karena Harnum selalu
Baca selengkapnya
26.Harnum yang Pemaaf
"Tuan, tolong maafkan aku. Sekarang, aku harus bagaimana? Apa yang harus kulakukan agar kau tidak meragukanku lagi?" tanya Monica."Ceburkan dirimu di penangkaran buaya!"Monica menatap Rully dengan perasaan bingung. Bagaimana dia tidak bingung, karena di saat tadi dia akan bunuh diri dengan menancapkan pisau di perutnya, Rully justru menghalanginya, bahkan dia mengorbankan dirinya dengan melukai tangannya, karena menahan pisau tersebut. Namun, setelah Rully menolongnya, kini Rully justru menyuruhnya untuk menceburkan diri ke penangkaran buaya.Namun, karena tekad Monica sudah bulat, dia sudah sangat sakit hati karena Rully selalu meragukannya, maka, dia akan menuruti perintah Rully tersebut. Tanpa berpikir panjang, Monica pun langsung berlari menuruni anak tangga. Monica langsung berlari menuju ke belakang paviliun, karena dia sudah tahu di mana letak penangkaran buaya tersebut. Di saat Monica sedang berlari-lari, tanpa sengaja dia menabrak tubuh Harnum yang sedang membersihkan hala
Baca selengkapnya
27.Pernyataan Cinta Albern
Siang itu, Harnum dan Monica terlihat sedang sibuk memasak di dapur, karena Albern meminta pada Harnum untuk memasak makanan kesukaannya, dan memasak yang banyak, karena dia ingin makan bersama dengan Harnum, Rully dan orang tua angkatnya, yaitu Bu Mira dan Pak Toni. Bu Mira ingin membantu memasak, namun, Harnum melarangnya, karena Harnum merasa kasihan pada Bu Mira."Non, biar ibu bantu, ya?" ucap Bu Mira."Jangan, Bu. Lebih baik Bu Mira istirahat saja, biarkan aku dan Monica saja yang memasak," ujar Harnum. "Tapi, Non, masa ibu tidak membantu kalian? Ibu merasa tidak enak hati." "Tidak mengapa, Bu. Aku dan Monica bisa mengerjakannya berdua saja." "Baiklah jika begitu, Non."Akhirnya, Bu Mira pun mengalah. Dia lebih memilih untuk mengerjakan pekerjaan lainnya. Sementara Harnum dan Monica tetap melanjutkan pekerjaan mereka. Monica sedang membuat gorengan pedas. Setelah matang, ia meletakkan gorengan tersebut di piring dan di letakkan di atas meja.Rully yang kala itu sedang berjala
Baca selengkapnya
28.Traumatik Harnum
Rully yang secara refleks menjatuhkan tubuh Monica di tanah itu, membuat Monica merintih kesakitan. Ia memegangi pinggangnya yang terasa sakit serasa akan patah. Belum lagi di tambah rasa sakit di betis kakinya. Monica menangis. Sementara Rully syok melihatnya."Mo ... Monica ... apakah sakit?" tanya Rully dengan terbata.Monica tidak langsung menjawab. Ia terus memijit pinggangnya dengan berlinangan air mata. Rully langsung berjongkok dan langsung membopong tubuh Monica."Tu ... Tuan ... tolong turunkan aku. Biarkan aku berjalan sendiri saja," ujar Monica."Kaki dan pinggangmu 'kan sakit, jadi ... bagaimana kau bisa berjalan," sahut Rully.Monica yang merasa ketakutan itu, menatap Rully dengan perasaan takut, takut jika Rully akan kembali menjatuhkan tubuhnya."Aku memang tampan, jadi, tidak usah kau memandangiku seperti itu," Rully berdecih.'Tenyata Tuan Rully ini memiliki kepercayaan yang tinggi sekali,' batin Monica."Berbicaralah menggunakan mulutmu, jangan berbicara di dalam ha
Baca selengkapnya
29.Kepasrahan Monica
Rully terus saja mengumpat tentang Monica di dalam hatinya, karena dia tidak mempercayai bahwa Monica benar-benar sudah berubah. Apa yang Monica lakukan selalu salah di dalam pandangan Rully. Sementara Harnum, ketika dia tengah fokus melihat keadaan Monica, tiba-tiba Albern masuk ke dalam kamar tersebut."Apa yang terjadi pada Monica?" tanya Albern.Harnum tidak menjawab pertanyaan Albern. Semenjak Albern menyatakan perasaannya terhadap Harnum, Harnum mulai menjaga jarak dan mulai terlihat dingin lagi. Yang menjawab hanya Rully saja. Albern memperhatikan sikap dingin Harnum tersebut. Ia merasa bahwa kini Harnum semakin benci terhadap dirinya.Hingga berhari-hari lamanya, Harnum masih terus saja mendiamkan Albern. Sementara Albern, dia melakukan berbagai macam cara agar Harnum mau kembali berbicara dengannya. Namun, Harnum selalu bersikap ketus dan dingin terhadapnya.Siang itu, ketika Harnum sedang merapikan kamarnya, lalu tiba-tiba Albern masuk ke dalam kamar Harnum. Harnum menyadari
Baca selengkapnya
30.Terbongkar
Ketika Monica akan melemparkan tubuhnya pada Dirga yang sedang tidur, saat itu pula Rully mendapatkan kunci kandang Dirga. Dengan secepat kilat Rully langsung membuka kandang tersebut, dan dia langsung memeluk tubuh Monica.Sementara Dirga yang saat itu sedang tidur nyenyak langsung terbangun, jantung Rully seakan ingin lepas dari tempatnya. Rully melihat mata Dirga yang sudah menatap tajam pada tubuh Monica, Dirga bangun dan berjalan semakin mendekat ke arah Monica."Lepaskan aku! Apa yang kau lakukan? Bukankah ini yang kau inginkan? Kau selalu meragukanku, kau tidak pernah mempercayaiku, jadi lebih baik aku mati saja. Tolong lepaskan! Dirga, ayo terkam aku!" teriak Monica. Dengan sekuat tenaga ia mendorong tubuh Rully hingga Rully terdorong ke belakang.Monica langsung mendekati Dirga. Dirga terlihat mengaum sangat menyeramkan. Rully merasa khawatir melihat kemarahan Dirga, karena Dirga sedang tidur tetapi diganggu oleh kehadiran mereka. "Dirga, hentikan! Jangan kau melakukan apa-a
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status