Semua Bab DENDAM DAN CINTA KING MAFIA: Bab 31 - Bab 40
90 Bab
31.Harnum Di Bawa Ke Italia
Ketika Albern sampai di ladang, ia melihat Harnum yang sedang duduk di tanah sembari memeluk lutut. Kepalanya ditaruh di antara kedua lututnya. Tubuh Harnum terlihat terguncang karena masih menangis. Hati Albern terenyuh melihatnya, ia merasa tidak tega melihat kondisi Harnum pada saat ini.Albern pun merasa bersalah dan sadar diri, mengapa Harnum sampai membencinya seperti itu. Perlahan Albern berjongkok dengan pelan, ia memegang bahu Harnum. Harnum tersentak, seketika ia mengangkat wajahnya, matanya memerah dan masih berlinangan air mata. Emosi Harnum kembali memuncak, lalu, Harnum langsung berdiri, Albern pun ikut berdiri."Harnum, aku tahu aku salah, aku minta maaf," ujar Albern."Sejuta kali pun kau meminta maaf padaku, semuanya itu tidak akan pernah bisa mengembalikan nyawa suami dan anakku," ucap Harnum dengan bergetar.Harnum kembali terisak. "Katakan padaku! Jika kau meminta maaf, apakah kau bisa mengembalikan nyawa suami dan anakku?!" tanya Harnum dengan tegas.Albern menund
Baca selengkapnya
32.Harnum Membunuh Albern
Ketika Albern mendengar suara benda terjatuh dari dalam kamar Harnum, ia langsung bergegas berlari masuk, ia melihat Harnum yang sedang berdiri di dekat jendela."Harnum," gumam Albern.Sementara Willy, Ia pun terkejut mendengar suara benda pecah dan benda terjatuh. Willy langsung masuk ke dalam. Harnum menatap Albern dan Willy secara bergantian. Napasnya terlihat naik turun."King, apa yang terjadi?" tanya Willy."Tidak ada, Will. Lebih baik kau segera melaksanakan tugasmu, biar ini menjadi urusanku," ujar Albern."Baik, King," jawab Willy dengan patuh.Willy pun langsung bergegas keluar dan menutup pintu. Sementara Albern, ia berjalan mendekati Harnum, namun, Harnum semakin berjalan mundur."Jangan mendekat! Katakan! Aku sekarang berada di mana? Apa yang sudah kau lakukan padaku, laki-laki brengsek!" teriak Harnum.Mata Harnum tertuju pada nakas yang berada di dekatnya. Ia melihat ada sebuah pisau buah. Secepat kilat Harnum mengambil pisau tersebut. Ia mengarahkan pisau tersebut ke
Baca selengkapnya
33.Harnum Dilema
"Ambillah pistol ini, kau bisa menembakku di sini, dan aku rasa, jika pistol ini sudah mengenai dadaku, maka aku akan langsung mati."Albern langsung memberikan pistol itu pada Harnum. Harnum menatap nanar pada Albern dan juga pada pistol tersebut. Lalu, secepat kilat ia menyambar pistol tersebut dan mengarahkannya ke arah Albern. Sementara Albern, ia dengan susah payah berusaha untuk duduk. Ia meringis menahan rasa nyeri di bagian perutnya."Tembakkan pas di bagian dadaku, agar aku cepat mati," pinta Albern.Dengan tangan yang gemetar Harnum mengarahkan pistol itu ke bagian dada Albern. Albern hanya diam dan memejamkan matanya. Walaupun ia seorang King Mafia yang disegani dan ditakuti, namun ia lemah jika berurusan dengan cinta. Dan ini merupakan cinta pertamanya. Albern baru merasakan jatuh cinta, hingga ia rela menyerahkan nyawanya dan menjatuhkan harga dirinya pada wanita yang ia cintai. Apalagi ia merasa banyak melakukan kesalahan terhadap Harnum, maka ia berniat menebus kesalah
Baca selengkapnya
34.Keposesifan Albern
Harnum merawat Albern di ruangan medis. Ia membersihkan dan mengobati luka-luka di tubuh Albern. Sementara Albern, ia sesekali membuka sedikit matanya untuk mengintip apa yang tengah Harnum lakukan pada luka-lukanya.Albern hanya berpura-pura pingsan saja, karena ia tidak ingin jika Harnum akan terus-turusan menyiksa dirinya sendiri. Albern yang seorang King Mafia, sudah kebal dengan berbagai luka di organ tubuhnya, bahkan luka tembakan pun sudah menjadi santapannya, apalagi jika hanya luka kecil seperti yang sedang ia alami pada saat ini.Akan tetapi, Harnum tidak mengetahui jika Albern hanya berpura-pura pingsan. Ia justru terlihat sangat khawatir melihat keadaan Albern pada saat ini. Sejak saat itu, hubungan antara Albern dengan Harnum mulai semakin dekat. Harnum berusaha berdamai dengan keadaan. Dan, Albern semakin menunjukkan keposesifannya dan menunjukkan rasa cintanya terhadap Harnum.Akan tetapi, Harnum tetap tidak menerima cinta Albern, karena ia masih merasa sakit hati dan
Baca selengkapnya
35.Penjualan Organ Tubuh Manusia
Sejak kejadian malam itu, dimana Albern memergoki Harnum bersama Rully di dapur, suasana hati Albern masih buruk. Ia masih merasakan cemburu buta terhadap Rully. Seperti halnya pada siang itu, suasana hati Albern yang masih sangat buruk akibat rasa cemburu butanya terhadap Rully, tengah mendiamkan Harnum. Harnum yang melihat sikap Albern yang sangat menyeramkan itu merasa khawatir. Dia sangat khawatir jika Albern akan mengamuk lalu menyakiti atau bahkan membunuh Rully. Apalagi sejak kejadian pada malam itu, Albern tidak berhenti meminum minuman alkohol.'Al jika sedang marah wajahnya benar-benar sangat menyeramkan sekali. Kini dia mendiamkanku dan tidak mau berbicara denganku. Sepertinya aku harus melakukan sesuatu,' batin Harnum.Harnum pun berinisiatif untuk memasak makanan kesukaan Albern. Setelah selesai memasak untuk makan siang, dia sengaja membawakan makan siang untuk Albern. Ia berjalan menuju ke kamar Albern. Pintu kamar tersebut tidak dikunci, sehingga membuat Harnum mudah
Baca selengkapnya
36.Albern Kembali Meruda Paksa Harnum
Saat malam hari, Harnum baru siuman dari pingsannya. Bayangan saat Albern membunuh seorang wanita tawanannya, serta ketika Albern mengambil organ dalam tubuh wanita tersebut, masih teringat jelas dalam benaknya."Tidaakk ...!" Harnum berteriak.Albern yang pada saat itu sedang menjaga Harnum, bergegas menghampirinya. Ia langsung memegang bahu Harnum. Mata Harnum terbelalak ketika melihat kehadiran Albern, ia menggeleng-gelengkan kepalanya sembari beringsut mundur."Pembunuh! Iblis! Aku benar-benar sangat membencimu! Aku ingin kembali ke Indonesia, bebaskan aku!" seru Harnum.Gigi Albern gemeretak mendengarnya. Ia langsung menarik kaki jenjang Harnum, hingga Harnum sudah duduk di dekat sang King Mafia. Albern memegang wajah Harnum dengan mata yang memerah. Harnum sangat ketakutan melihatnya, karena kini Albern kembali menunjukkan sikap iblisnya."Jangan menguji kesabaranku, Dewi Harnum! Kau adalah wanitaku. Nyawa dan hidupmu ada dalam genggamanku!" murka Albern.Harnum menggelengkan ke
Baca selengkapnya
37.Usul Rully
Sejak kejadian kali kedua Albern merudapaksa Harnum, membuat Harnum semakin pendiam. Dia tidak pernah mau keluar dari kamarnya, dia hanya melamun dan melamun, bahkan makan pun jika tidak dipaksa oleh Albern, dia tidak mau memakannya. Semakin hari tubuh Harnum semakin kurus. Keceriaan yang selalu terpancar di wajah cantiknya, kini benar-benar menghilang dan berganti dengan wajah yang selalu muram dan bersedih. Albern yang melihat kondisi Harnum tersebut merasa sangat frustasi, menyesal pun tidak ada guna, karena semuanya sudah terjadi. Yang bisa Albern lakukan hanya berusaha bersabar untuk membujuk Harnum, agar bisa kembali seperti dulu lagi, namun, semua yang ia lakukan sia-sia, karena Harnum justru akan marah dan semakin membencinya.Siang itu, Albern sengaja memasak untuk Harnum. Ia sengaja memasak makanan kesukaan Harnum. Ia membawa makanan tersebut ke dalam kamar Harnum."Harnum, makan dulu, ini sudah siang. Kau dari pagi belum makan," ujar Albern.Akan tetapi, Harnum tidak mena
Baca selengkapnya
38.Kejutan Untuk Harnum
"Untuk malam ini tidak mengapa kau mengenakan pakaian haram itu. Aku juga mengantuk, ayo tidur bersama," ucap Rully.Monica menganga mendengar ucapan Rully. "Apa maksudmu, Tuan Rully?" tanya Monica dengan mimik wajah heran."Sudahlah, kau ini cerewet sekali. Kau pikir perjalanan dari Italia ke Indonesia itu hanya satu jam, dua jam saja? 13 jam lebih, Monic! Dan aku sangat lelah, aku mengantuk. Sekarang aku ingin tidur." Tanpa menghiraukan Monica, Rully langsung menuju ke ranjang milik Monica.Monica mematung sembari menatap Rully. Ia bingung akan tidur di mana, karena kini Rully sudah tidur di sana, di tempat tidurnya. Monica akan tidur di lantai, namun, suara Rully yang menggelegar mengejutkannya."Hey! Mengapa kau malah bengong dan tidur di lantai? Ayo, tidurlah, besok pagi kita akan kembali ke Italia," ujar Rully.Monica semakin bingung dengan ucapan Rully. "Apa maksudmu, Tuan Rully?""Sudahlah, aku mengantuk. Tidur di sampingku, atau kuseret kau ke sini!" ucap Rully dengan sarkas.
Baca selengkapnya
39.Albern dan Harnum Saling Memanas
Ketika bibir Albern hampir menyentuh bibir Harnum, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu. Albern benar-benar merasa sangat kesal dibuatnya. Albern mengabaikan suara ketukan pintu tersebut, ia kembali mendekatkan wajahnya pada wajah Harnum."Al, ada yang mengetuk pintu, coba kau lihat dulu, barangkali ada keperluan penting," ucap Harnum.Albern memeluk erat pinggang ramping Harnum, ia benar-benar merindukan momen ini. "Harnum, I love you, aku menginginkanmu," bisik Albern.Harnum terdiam mendengar ucapan Albern. Ia mengerti apa maksud dari kata-kata sang King Mafia itu, yang menginginkan bercinta dengannya. Harnum menatap Albern dengan mata berkaca-kaca, hatinya kembali berdenyut karena ia merasa tidak memiliki harga diri lagi di hadapan Albern."Al, tolong hormati aku, aku mohon." Air mata sudah bercucuran di pelupuk mata Harnum."Aku sangat menghormatimu, Dewi Harnum!" tegas Albern.Tanpa membuang waktu, Albern langsung membopong tubuh Harnum dan dibawanya ke atas ranjang. Harnu
Baca selengkapnya
40.Albern Luluh Pada Harnum
Emosi Albern semakin memuncak, ketika dia melihat Rully yang lagi dan lagi membela Harnum dan memasang badan untuk menyelamatkan nyawanya. Napas Albern sudah naik turun karena emosi, dia langsung menyelipkan belatinya dan dia langsung menendang perut Rully. Rully langsung terjengkang, ia memegangi perutnya yang terasa sangat sakit dan kram akibat tendangan dari sang King Mafia yang sangat kuat.Albern langsung menarik kerah baju Rully dan ia memukul wajahnya secara membabi-buta. Karena Albern tidak puas dengan semua itu, ia pun memukul dada dan perut serta wajah Rully. Kini, Rully sudah babak belur, darah bercucuran dari luka-luka di wajahnya, bibirnya pecah akibat pukulan Albern yang sangat kuat.Albern sudah seperti iblis yang kehausan akan nyawa orang, dia menginjak dada Rully hingga Rully terbatuk-batuk dan mengeluarkan darah. Harnum yang melihat itu tidak bisa hanya berdiam diri saja, dia langsung berlari dan memohon kepada Albern agar menghentikannya."Tuan Al, aku mohon … aku m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status