Все главы DENDAM DAN CINTA KING MAFIA: Глава 51 - Глава 60
90
51.Pernyataan Cinta Harnum
“Katakan! Apakah kau mencintaiku?!” tanya Albern dengan tegas.Harnum menggigit bibirnya sekuat mungkin, lalu ia mendongakkan wajahnya untuk menatap wajah tampan Albern. “Tapi aku tidak bisa melupakan suamiku begitu saja. Bagaimanapun juga, dia adalah suamiku, dan kami berpisah itu juga karena dirimu, karena kau telah membunuhnya!” ungkap Harnum dengan menggebu-gebu. “Lalu, apakah aku salah jika aku masih mengingatnya? Apakah aku salah? Katakan!”Kini, Albern yang terdiam. Dia merasa sangat tertampar dengan ucapan Harnum tersebut. Bahkan pertanyaannya soal perasaan Harnum terhadapnya, sirna begitu saja, karena dia tidak berani untuk kembali mempertanyakan itu. “Aku tidak bisa memaksamu. Kau mau menerima diriku saja, aku sudah sangat bersyukur. Katakan! Apakah kau ingin menikah denganku?” Mata Albern menatap Harnum. “Apakah kau ingin menerima keadaanku yang miskin ini?” tanya Albern.Harnum menganggukkan kepalanya. Mata Albern berbinar-binar melihatnya. Kini, dia sudah tidak bisa berka
Читайте больше
52.Pertengkaran Rully dan Monica
Perasaan Monica seketika menjadi cemas. Matanya terus mengitari sekeliling rumah. ‘Tuan Rully ke mana? Ini ‘kan masih malam. Dia pergi ke mana? Sedangkan ini di hutan belantara. Ah … apakah Tuan Rully pergi ke sungai?’ batin Monica. Mata Monica terus mengitari sekeliling rumah, namun, dia tetap tidak menemukan keberadaan Rully. ‘Apakah Tuan Rully pergi ke sungai?’ pikir Monica.Monica sampai memiliki dugaan seperti itu, karena di hutan tersebut terdapat air terjun dan sungai, yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah tua tersebut. Dan, air sungai tersebutlah yang mereka pergunakan selama ini untuk melakukan mandi, mencuci, serta untuk memasak.Lalu, Monica pun melangkahkan kakinya di tengah gelapnya malam. Dia memberanikan diri untuk menuju ke sungai. Tanpa dirasa takut olehnya, dia terus melangkahkan kakinya. Tidak berapa lama kemudian, Monica sudah sampai di sungai tersebut, dan ternyata benar, Rully berada di sungai itu. Rully terlihat sedang tidur di atas batu besar, dengan pos
Читайте больше
53.Sikap Dingin Monica
“Monic, mengapa kau tidur di sini? Pindahlah ke kamar,” tegur Rully. Rully mengguncang tubuh Monica, namun, Monica tidak menanggapinya. “Monic, jangan tidur di sini, ini sangat dingin, nanti kau sakit. Ayo, pindahlah ke kamar!” sambung Rully. Akan tetapi, Monica kembali mengabaikannya. Rully merasa frustasi. Dia tahu bahwa Monica masih sangat marah padanya, tapi dia juga tidak bisa membiarkan Monica yang hanya tidur di lantai, yang hanya beralaskan kain tipis itu. Lebih baik dia yang tidur di lantai dan Monica yang tidur di kamar.“Monic, lebih baik kau tidur di kamar, biarkan aku tidur di sini,” imbuh Rully.“Tidak perlu! Lebih baik kau yang tidur di kamar dan aku yang tidur di sini. Dan mulai sekarang, kita tidak perlu lagi berbagi kamar, karena kita bukan suami istri ataupun sepasang kekasih, kita hanya merupakan orang asing!” jawab Monica dengan tegas dan secara tiba-tiba.Rully terkejut mendengarnya. Entah mengapa, Rully merasakan sakit di ulu hatinya ketika mendengar Monica me
Читайте больше
54.Pertemuan Yang Tak Terduga
“Monic, mengapa dahimu terluka? Bukankah tadi malam kau baik-baik saja? Ada apa?” tanya Albern.Monica langsung tersadar, dia memaksakan bibirnya untuk tersenyum. “Ah, tidak, aku tadi malam hanya ceroboh saja, karena gelap sehingga aku terbentur di tembok, jadi luka seperti ini,” sahut Monica sembari menyunggingkan senyum.Kala itu, bertepatan Rully ke dapur untuk mengambil air minum. Dia mendengar ucapan Monica tersebut. Matanya menatap Monica dan Albern secara bergantian, namun, Monica yang lebih dulu memutus kontak mata mereka. Rully menghela napasnya dengan berat, lalu, dia bergegas mengambil air minum. Setelah itu, dia menegaknya hingga tandas, lalu masuk lagi ke dalam.Ekor mata Albern melirik pada Rully. “Rully, mengapa tadi malam kau tidur di luar?” tanya Albern. Karena tadi sebenarnya dia sudah melihat Rully yang tidur di teras.“Tidak, King, semalam aku merasa sangat gerah di kamar, jadi, aku memilih tidur di luar,” dusta Rully. Namun, matanya terus menatap Monica, tetapi ga
Читайте больше
55.Pernyataan Jennifer
Willy dan Jennifer bersimpuh di hadapan Albern. “King, tolong maafkan aku. Mungkin, sekalipun aku menyerahkan diriku, menyerahkan nyawaku, namun, semua kesalahanku itu tidak akan pernah bisa kau maafkan,” ujar Willy, “Tapi, kini aku seorang calon ayah, King, jika aku mati, bagaimana dengan istri dan anakku kelak,” sambung Willy dengan suara bergetar.Jennifer memeluk Willy dan menangis tergugu. “Tolong maafkan aku, King, ini semua kesalahanku, ini semua berawal dariku. Karena aku yang telah berkhianat pada Willy, sehingga Willy pun berkhianat padamu,” Jennifer menimpali, “Sehingga menghancurkan klan kalian, dan membuat semuanya hancur. Sekarang aku pasrah, King, jika kau ingin menghukumku, aku rela mati sekarang juga,” imbuh Jennifer.Willy membelalakkan matanya mendengar ucapan Jennifer tersebut. “Baby —” Willy menyela ucapan Jennifer.Akan tetapi, Jennifer tidak menghiraukannya. Dia tetap melanjutkan ucapannya. “lebih baik seorang ibu mati bersama anak yang dikandungnya, daripada s
Читайте больше
56.Albern and Harnum's wedding
“Honey, kau melupakanku? Justru yang kau peluk pertama adalah Jennifer. Aku cemburu,” ucap Albern berkelakar.Harnum langsung tersadar, dia langsung beralih memeluk Albern. “Maafkan aku, Honey, aku tidak melupakanmu, aku hanya terkejut melihat kehadiran Jennifer. Karena aku sangat merindukannya. Maafkan aku,” ucap Harnum dengan manja.Semua orang tertawa melihat pemandangan itu. Lalu, Willy pun mendekati Jennifer dan merangkulnya. Sedang mata Rully terus tertuju pada Monica. Dia merasa iri melihat kemesraan Willy pada Jennifer dan Albern pada Harnum. Mata Monica pun bersirobok dengan mata Rully, namun, Monica langsung menundukkan wajahnya.George yang sedari tadi memperhatikan tingkah Rully dan Monica tersebut, sengaja memanas-manasi Rully. Dia tersenyum smirk. “Monic, apakah kau tidak merindukanku? Aku sangat merindukanmu, Baby,” ujar George.Monica tersentak dan mengangkat wajahnya. Sedangkan wajah Rully sudah memerah. “Hai, George, eh, iya, aku merindukanmu juga. Bagaimana kabarmu?
Читайте больше
57.Big Surprise
Sementara itu, di ruangan markas Klan AB yang sedang mengadakan pesta, Rully sedang menikmati momen pesta tersebut. Dia dan yang lainnya tengah menikmati minuman beralkohol. Pikiran Rully yang sedang kalut karena tengah memikirkan tentang hubungannya dengan Monica itu, membuat dirinya tidak memikirkan tentang kondisi tubuhnya lagi.Rully meminum alkohol sudah habis berbotol-botol. Dia pun sudah mabuk parah. George sejak tadi memperhatikan rekannya itu. Dia tahu bahwa Rully dan Monica sedang ada masalah. Dan pada saat ini Rully sedang memikirkan masalah yang tengah menderanya itu dengan minum-minuman keras.Rully sudah terkapar tidak berdaya. George, Neil, dan Willy, membantu membawa tubuh Rully. George yang merasa tidak tega melihat keadaan Rully tersebut, membawanya menuju ke kamar Monica. Monica yang kala itu tengah berbaring, merasa terkejut ketika mendengar ada yang mengetuk pintu. Monica bergegas turun dari ranjang dan membuka pintu. Dan betapa terkejutnya ketika dia melihat Rul
Читайте больше
58.Malam Pengantin
“Honey, sudah, cukup, kita bernostalgia dengan masa lalu kita. Kini saatnya kita menikmati malam pengantin kita,” ujar Albern.Harnum menatap wajah sang suami yang kini terlihat semakin tampan dan gagah. Harnum menyunggingkan senyumnya yang sangat manis. Lalu, dia pun menganggukkan kepalanya.Malam ini merupakan malam pengantin mereka, malam pertama mereka, jadi Harnum ingin memberikan dan mempersembahkan yang terbaik untuk sang suami.Albern mendorong pelan bahu Harnum hingga Harnum kembali terlentang. Lalu, dia menindihnya. Albern terus membelai-belai wajah cantik itu, yang benar-benar sudah mengalihkan dunianya. Harnum memejamkan mata, dia meresapi setiap sentuhan yang diberikan oleh Albern. Hingga tanpa terasa kini tubuh keduanya sudah sama-sama polos tanpa sehelai benang pun.Albern tiada hentinya menatap kagum pada keindahan tubuh sang istri, yang sedari dulu selalu mampu membuatnya tergila-gila itu. Hanya Harnum lah wanita yang mampu menggoyahkan imannya. Begitu banyaknya wanita
Читайте больше
59.Saling Menerima
"Al, tolong jangan menyiksaku dengan semua ini." Harnum memejamkan matanya. Bola-bola kristal itu terus membanjiri pipinya. Dia menggigit bibirnya dengan kuat. “Kau ini berbicara apa, Al. Kau jangan membuatku semakin bingung dengan semua ini. Mungkin, jika dulu kau mengatakan ini, aku pasti akan melakukannya, karena dulu aku benar-benar sangat membencimu dan menaruh dendam padamu,” sambung Harnum, “Namun, sekarang kau terlambat mengatakannya. Apakah kau tega meninggalkanku jika kau di penjara.” Harnum menundukkan wajahnya.Kemudian Harnum mendongakkan wajahnya, dia menatap nanar pada Albern. “Apakah kau percaya pada Tuhan? Kau percaya pada kekuasaannya dan keadilannya?” tanya Harnum. Albern mengangguk. Harnum menarik napas. “Lihatlah kebesaran Tuhan yang telah mempertemukan kita dan menyatukan kita, dengan berbagai macam tragedi dan kejadian yang kita hadapi dan kita jalani bersama.” Harnum memejamkan matanya. “Mungkin memang ini sudah takdir kita, Al. Dan jodohku dengan Mas Reno, mun
Читайте больше
60.Monica Kembali Ke Indonesia
“Monic, katakan! Ada apa?” Albern mengulang pertanyaannya, “Monic, jawab aku! Ada apa?” Monica seketika buyar dari lamunannya. “Al, aku ada perlu denganmu. Tolong berikan aku waktu untuk kali ini saja,” ujar Monica memohon. Harnum yang kala itu tengah berbaring, bergegas melangkahkan kakinya menuju ke pintu. Harnum terkejut melihat kehadiran Monica. “Hai, Monic, ayo, masuk.” Harnum langsung menarik tangan Monica dan Monica pun ikut masuk.Mereka duduk di sofa yang tersedia di dalam kamar tersebut. Sementara Albern, dia langsung mengeluarkan rokoknya kemudian dihisapnya. Albern dan Harnum duduk berdampingan, sedangkan Monica duduk di seberang meja.“Monic, ada apa? Sepertinya kau memiliki perlu yang sangat penting. Katakanlah!” Harnum membuka suara.“Harnum, maaf, aku sebenarnya ada perlu pada Al. Apakah kau mengizinkan jika aku berbicara dengannya,” ujar Monica.“Oh, ya, tentu saja boleh. Berbicaralah di sini, kita bertiga, tidak mengapa bukan jika aku pun ikut mendengarnya?” ucap H
Читайте больше
Предыдущий
1
...
456789
DMCA.com Protection Status