All Chapters of DENDAM DAN CINTA KING MAFIA: Chapter 11 - Chapter 20
90 Chapters
11.Emosi Albern
Malam itu, suasana di belakang paviliun milik Albern, tepatnya di penangkaran buaya. Terlihat Harnum yang masih digantung oleh Albern di atas danau itu sudah tampak lemas. Sementara buaya-buaya yang besar-besar itu sudah siaga menanti tubuh Harnum jatuh ke bawah, sedangkan Albern masih senantiasa mempermainkan tubuh Harnum dan menaik turunkannya.Harnum sudah kehilangan suara untuk berteriak meminta tolong agar dilepaskan. Namun, semakin Harnum meminta tolong untuk dilepaskan maka semakin menggilalah Albern untuk mempermainkan tubuhnya. Kesadaran Harnum sudah mulai menipis. Dan dalam bayangannya terlihatlah sang suami—Reno, yang menggunakan pakaian serba putih menghampirinya.Reno terlihat mengulurkan tangannya untuk mengajak Harnum pergi. Lalu, Harnum dalam keadaan mata terpejam, tangannya melambai-lambai seakan-akan sedang meraih sesuatu. Dan tindakan Harnum tersebut menjadi perhatian Albern."Mas Reno, aku ingin ikut denganmu, Mas. Bawa aku pergi dari dunia yang kejam ini, Mas. Ak
Read more
12.Horseback Archery
Ketika Rully tengah memandangi Harnum secara diam-diam, tiba-tiba ada suara orang yang berdehem dan itu sangat mengejutkannya."Ehem ... sedang apa kau di situ, Rully?"Rully terhenyak dan langsung melihat ke arah sumber suara. Ternyata itu adalah suara sang King Mafia. Rully merasa ketar-ketir, ia seperti dipergoki sedang mengintip istri orang. Dengan susah payah Rully meneguk ludahnya."Sedang apa kau di situ?" tanya Albern sekali lagi sembari memasukkan kedua tangannya di saku celana.Sementara Rully merasa seperti maling yang tertangkap basah. Dia sedang berpikir keras, alasan apa yang tepat agar sang King Mafia tidak murka padanya."King, maaf, aku kemari tanpa menghubungimu terlebih dahulu. Aku kemari karena ingin membicarakan tentang bisnis tanah yang sedang kita jalani di pulau seberang," ujar Rully."Hmm ... bukankah untuk masalah bisnis tanah itu aku sudah menyerahkannya padamu? Dan aku percayakan kepadamu? Jadi, silakan kau yang mengurusnya karena kau tahu sendiri aku sedang
Read more
13.Harnum Tenggelam
Rully yang melihat harnum tidak sadarkan diri itu, segera menghampirinya, tetapi sebelum tangan Rully menyentuh tubuh Harnum, Albern langsung memanah di hadapan Rully."Jika kau sampai berani menyentuh tubuh wanita itu maka aku akan memanah tanganmu!" teriak Albern.Seketika Rully pun melepaskan tangannya dari tubuh Harnum, sedangkan Albern langsung turun dari kudanya dan langsung menghampiri Harnum. Tanpa banyak bicara, Albern langsung membopong tubuh Harnum dan dibawanya masuk ke dalam paviliun. Entah mengapa, karena ada Rully, Albern seperti sangat tidak ingin jika Rully selalu ingin dekat-dekat dengan Harnum."King, apa yang harus aku lakukan? Apakah aku bisa melakukan sesuatu untuk membantu Nona Harnum?" tanya Rully.Albern langsung meletakkan tubuh Harnum di atas ranjang miliknya, lalu ia mendekati Rully."Tidak usah! Lebih baik kau pulang saja. Biarkan wanita itu menjadi urusanku!" sentak Albern."Baik, King, kalau begitu aku permisi." Akhirnya Rullly pun meninggalkan paviliun
Read more
14.Bertani dan Pembakaran Semak Belukar
Albern terus saja mencaci maki Harnum dan sumpah serapah yang ia lontarkan tersebut terdengar oleh Harnum.Harnum bergegas masuk ke dalam gudang, dia langsung membersihkan diri dan mengganti pakaiannya karena waktu sudah menunjukkan waktu maghrib. Karena Harnum sudah melewati masa nifasnya maka dia sudah mulai bisa melakukan ibadah. Setelah selesai shalat, Harnum berdoa seraya menangis. Dia mendoakan Anak dan suaminya yang telah tiada. Tidak lupa, Harnum pun mengaji untuk mengirimkan doa untuk suami dan juga anaknya.Ketika Harnum sedang mengaji, tiba-tiba Albern masuk dan menendang pintu dengan sangat kencang. Harnum sangat terkejut dan langsung berdiri, sementara Albern yang dalam keadaan mabuk itu langsung menghampirinya."Dasar wanita jalang! Mengapa kau mesti hadir di dalam kehidupanku!" teriak Albern.Harnum sangat terkejut mendengar ucapan Albern tersebut. Lalu, dia segera melepaskan mukenanya dan merapikan alat shalatnya."Tuan Al, ada apa?" tanya Harnum.Albern bukannya menja
Read more
15.Harnum Berladang
Hari itu, Harnum sedang sibuk menanam berbagai macam jenis sayur-mayur karena Albern memerintahkan padanya. Dan Harnum harus mengerjakannya seorang diri. Albern melarang Pak Toni dan Bu Mira agar tidak membantunya mengerjakannya.Harnum yang kelelahan, terlihat sesekali beristirahat, tetapi, di saat dia sedang beristirahat maka Albern yang melihat itu akan marah besar dan mencaci makinya dengan melontarkan berbagai macam perkataan dan ucapan yang sangat buruk dan menyakitkan."Siapa yang menyuruhmu untuk beristirahat? Jangan bermalas-malasan kau! Di sini kau bukan tinggal gratis! Kau diberi makan dan tempat tidur. Jika kau mengontrak tempat tinggal di tempat lain dan juga makan, kau pasti dimintai bayaran, tetapi di sini tidak, kau gratis!" teriak Albern.Harnum yang tengah beristirahat itu, seketika menatap wajah tampan, tapi menyeramkan milik sang King Mafia. Albern semakin bertambah emosi ketika Harnum malah menatapnya."Jadi ... kau harus tahu diri! Dasar wanita jalang! Kau benar-b
Read more
16.Kejutan Berupa Makam
Harnum tentu saja sangat terkejut mendengar ucapan Rully. Dia menatap Rully dengan tajam. Dia yang tadinya sedang fokus bercocok tanam itu, seketika langsung menghentikan kegiatannya. Harnum menatap tajam pada Rully, sementara Rully merasa seperti salah tingkah sendiri karena ditatap seperti itu oleh Harnum."Mengapa kau menatapku seperti itu, Nona Harnum?" tanya Rully."Tuan Rully, coba kau ulangi lagi apa yang kau katakan tadi. Apakah aku tidak salah mendengar ucapanmu?" ujar Harnum."Maksudku ... aku tahu di mana letak makam suamimu. Jika kau mau berkunjung atau berziarah, aku bisa mengantarkanmu.""Apakah kau bercanda?""Tidak, aku tidak bercanda, aku berbicara serius dan bersungguh-sungguh."Harnum semakin menatap tajam pada Rully. Ia mengernyitkan keningnya dan matanya menjadi menyipit, sementara Rully meneguk ludahnya dengan susah payah, rasanya ia seperti sedang dikuliti oleh Harnum."Kau tentu saja bercanda, Tuan Rully. Kau jangan mempermainkanku! Bukankah kau dan anak buahmu
Read more
17.Albern Kembali Dari Italia
Harnum terus menangis dengan terisak-isak sembari mengeluarkan keluh kesahnya. Kedua tangannya memeluk kedua makam anak dan suaminya. Tubuhnya bergetar hebat karena tengah menangis. Rully pun ikut menangis, tanpa terasa air matanya terus membanjiri pipinya. Rully adalah laki-laki yang sangat kuat dan kejam, tak ubahnya seperti sang King. Membunuh adalah hal yang sudah biasa ia lakukan. Akan tetapi, entah mengapa ketika ia melihat keadaan Harnum, hatinya berubah menjadi lembut dan menjadi lemah serta cengeng. Bahkan mungkin ini merupakan air mata pertama yang ia keluarkan untuk orang lain selain untuk keluarganya."Nona Harnum, aku tahu bagaimana perasaanmu. Tetapi, lebih baik kau ikhlaskan semua ini agar suamimu dan anakmu tenang di alam sana. Lebih baik kau mendoakan mereka," ucap Rully dengan penuh kebijaksanaan.Harnum yang sedang fokus menangis itu seketika menghentikan tangisannya. Ia menatap Rully dengan berlinangan air mata. Perasaan Rully semakin tidak menentu dibuatnya."Kau
Read more
18.Perubahan Sikap Albern
"Harnum," gumam Albern.Harnum sangat terkejut ketika mendengar Albern memanggil namanya. Karena selama ini Albern tidak pernah memanggil namanya. Dia hanya memanggilnya wanita Jalang, wanita sialan, dan segala umpatan kasar selalu Albern sebut untuk memanggilnya. Mata Harnum sampai berkaca-kaca. Entah mengapa, perasaannya menjadi seperti merasakan sesuatu ketika mendengar Albern memanggil namanya seperti itu. Karena Harnum tidak menjawab ucapan Albern, akhirnya Albern memegang dagu Harnum sehingga membuat Harnum mendongakkan wajahnya. Napas hangat Albern yang berbau mint itu begitu terasa oleh Harnum. Harnum merasa seperti tidak asing dengan wangi mint tersebut. Dia seperti pernah merasakan hal itu, tetapi entah kapan dan di mana.Lalu, Albern semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Harnum. Mata Albern terus tertuju pada bibir Harnum yang sensual dan seksi itu. Namun, ketika wajah Albern dan Harnum hampir bersentuhan, mereka dikejutkan oleh kehadiran Bu Mira yang tiba-tiba keluar. A
Read more
19.Albern Murka
Hari-hari pun berlalu, hubungan Rully dengan Harnun semakin dekat, dan perubahan sikap Albern terhadap Harnum pun semakin terlihat. Kini, Albern sudah tidak pernah lagi menyiksa Harnum. Entah mengapa, setiap dia akan menyiksa Harnum, maka bayangan gadis kecilnya pada masa lalu akan muncul, sehingga membuatnya menghentikan perbuatannya itu.Hari itu, Albern kembali akan pergi ke luar negeri. Kali ini dia bertujuan untuk pergi ke Dubai, untuk mengurus bisnis mafianya, dan ia kembali meninggalkan Harnum. Dan, seperti biasanya, Harnum merasa sangat bebas dan sangat menikmati kebebasannya. Dia pun semakin bebas bersama Rully untuk pergi ke makam suami dan Anaknya.Sementara Albern, dia yang sudah mencurigai gerak-gerik Harnum dan Rully itu, sudah merencanakan sesuatu. Albern sengaja berkata pada Rully, bahwa dia akan pergi ke Dubai selama dua bulan lamanya, dan Rully mengatakan itu kepada Harnum. Namun, ternyata itu merupakan jebakan Albern untuk Rully dan Harnum, karena ternyata, Albern ha
Read more
20.Luka Bakar
"Lepaskan pelukanmu itu wanita sialan!" bentak Albern.Kali ini, Harnum mengabaikan ucapan kasar Albern. Ia memang melepaskan pelukannya, tetapi ia merobek lengan bajunya dan ia ikatkan di tangan Albern yang terluka, setelah ia mencabuti serpihan kaca di buku-buku jari Albern terlebih dahulu. Tetapi, karena lukanya sangat dalam, sehingga membuat ikatan kain itu langsung berubah warna menjadi warna merah. Harnum tidak berhenti begitu saja, ia tetap merobek bajunya, sehingga kini bajunya sudah terlihat compang-camping. Lalu, Harnum melilitkan kembali sobekan kain itu dan diikatkan kembali ke tangan Albern. Sebenarnya, Harnum sudah merasakan sakit di telapak kakinya, tetapi dia menahannya. Kaki Harnum yang tidak mengenakan alas kaki itu menginjak serpihan kaca, sehingga membuat telapak kakinya terluka.Rully yang sedari tadi melihat kaki Harnum yang terluka, berniat ingin menghampiri Harnum. Tetapi saat dia akan melangkah menghampiri Harnum, tatapan tajam Albern membuat nyalinya seketik
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status