268. Permintaan Terakhir Ibu
Aku memandang luruh pada wajah ibu yang masih saja tampak pucat. Gelisah kian mendera hingga aku mengabaikan dengan telak segala lelah yang seharusnya membuatku disergap rasa kantuk.Tapi aku tetap bertahan terjaga, menunggui ibu yang baru saja telah melewati masa kritisnya.Resah yang menekan kalbu membuatku terus memandangi wajah yang kini semakin menua itu.Sampai akhirnya mata yang sebelumnya terus terkatup itu mulai terbuka dan langsung menyergapku dengan lekat.“Rin, kamu masih di sini Nak?” tanya Ibu yang malah mengunggah kecemasannya terhadapku.Segera aku mendekat dan meraih tangan lemahnya untuk bisa aku genggam dengan lembut.Aku menghaturkan segaris senyuman menegaskan rasa bahagia kala melihat kembali sinar di matanya.“Tentu saja aku harus di sini karena aku tak mau meninggalkan ibu,” gumamku lirih.Ibu menggeleng lemah dengan tatapan yang masih tersorot padaku.“Lalu bagaimana dengan anak-anak kamu?”“Mereka bersama mami dan oma di rumah, jadi Ibu tak usah mencemaskan a
Read more