Lahat ng Kabanata ng Terjebak Pesona Papi Gula: Kabanata 31 - Kabanata 40
90 Kabanata
Pet Play 🔞
“Aku tidak akan melakukan tindakan abusive padamu.” Daxon mencibir tatkala mengatakan idenya pada Lizzie. Hanya saja gadis itu tidak habis pikir dengan gagasan si pria yang menurutnya jauh daripada ekspektasi yang dia bayangkan. Padahal Lizzie menunggu-nunggu sekali pertemuan mereka. Tapi yang dia lihat dan dapatkan justru berbanding terbalik. “Pet play bukan tentang hal abusive. Tapi lebih kepada kepercayaan terhadap patner. Memberikan kendali penuh kepada pasangan, mendapatkan pujian. Kau tidak mempermasalahkan hal ini sebelumnya, jadi aku pikir ini saat yang tepat untuk memperkenalkan ide ini kepadamu.” Lizzie langsung memerah. Bagaimana mungkin pria itu tiba-tiba saja membahasa soal ini di muka umum? “Fine! Tapi aku tidak mau menggunakan aksesoris ekor di pantatku.” Seorang pramusaji yang kebetulan lewat sempat tersentak dan menatap mereka berdua dengan pandangan terkejut, mukanya memerah. Untungnya baik Lizzie maupun Daxon tidak terlalu memperhatikan sekitar sehingga dia tidak
Magbasa pa
Kucing Kecil 🔞
Lizzie berusaha sekuat tenaga menahan dirinya sendiri untuk tidak memohon kepada Daxon untuk menyentuhnya lebih intim. Namun dengkuran halus dari Lizzie dan deru napasnya yang memberat sudah cukup menjadi petunjuk bagi si pria dewasa untuk berbuat lebih. Dia menyentuhkan jarinya dengan lembut untuk membelai celah dari bagian dirinya yang menimbulkan erangan panjang dari si gadis yang telah cukup gemetaran dibawah kendalinya. “Oh, lihat dirimu my kitty. Kau sangat membutuhkan sentuhanku ya?” ujar Daxon lembut ujung jemarinya masih memainkan bagian yang mulai basah tersebut. Lizzie mencoba menahan desahannya karena sentuhan ringan namun intens tersebut dibagin dirinya yang paling sensitif. Lizzie hanya dapat memberikan respon dengan anggukan atas ujaran Daxon kepadanya beberapa saat lalu. Nyaris tidak mampu membentuk kata-kata dengan benar karena isi kepalanya kosong melompong. Daxon mulai semakin berani, memasukan jemarinya ke dalam dengan pergerakan yang pelan tapi intens. Lizzie h
Magbasa pa
First Kiss 🔞
Tangan Daxon yang kuat mendarat pada pinggul Lizzie yang bulat, dengan hati-hati memijat ototnya. Lizzie merengek, tekanan yang dia dapatkan dari tangan Daxon membuat bagian dari benda kecil di dalam dirinya menggesek ia. Kemudian dia mulai merasakan adanya tarikan, secara perlahan sebelum merasakan benda itu keluar sepenuhnya dari sana. Lizzie menghela napas lega, lantaran terbebas dari benda itu. Secara tidak sadar menyandarkan kepalanya di lengan Daxon. Lizzie sedikit merintih dalam pelukannya tatkala Daxon mengusap kulitnya yang mulus. “Fuck, Lizzie. Kau harusnya lihat bagaimana dirimu sendiri sekarang,” gumam Daxon. “Bagian dirimu sudah mengemis minta dimasuki. Sangat seksi.” Daxon merobek bungkusan kondom dengan giginya mengeluarkan bagian tubuhnya yang telah mengeras dalam satu gerakan. Lizzie memperhatikan segala upaya persiapan yang pria itu sedang lakukan, sementara tubuhnya sendiri masih gemetaran. Daxon mengusap bagian dirinya yang telah basah, seolah memastikan bahwa Li
Magbasa pa
Daddy Milik Gadisnya yang Manja
Permainan panas yang berepetisi membuat Lizzie jatuh lemas di atas kasur. Dia terlalu lelah untuk menanggapi permainan Daxon, seluruh tubuhnya sudah tidak berdaya dan terlalu lemah. Rasa pegal mulai terasa di seluruh tubuh, terutama dibagian pinggang ke bawah. Untungnya Daxon membiarkan dia meringkuk, membenamkan wajahnya pada bantal sementara si Om sendiri meninggalkan dirinya dan memilih pergi ke kamar mandi.Hanya perlu kurang lebih dari dua puluh menit, Daxon sudah berdiri di dekat pintu kamar mandi mengenakan piyama tidur dengan senyuman yang segar di wajahnya. Dia menjauh dari kusen pintu dan kembali menuju kearah Lizzie yang terbaring ditempat tidur. Tidak mampu sedikit pun untuk menahan diri agar dia tidak menyentuh Lizzie sama sekali. Jemarinya yang gatal menyapukan rambut Lizzie yang basah oleh keringat. Senyuman mengembang dari bibir gadis itu.Dia menarik selimut ke atas bahu Lizzie dan menyelimutinya dengan penuh kasih sayang. Menatap gadis itu lekat-lekat, betapa senangn
Magbasa pa
Obrolan Ibu & Anak
Ucapan syukur datang lebih cepat daripada perkiraan dan diantara tugas akhir dari mata kuliahnya sekarang seluruh jadwal sudah sedikit longgar. Lizzie tahu bahwa dia harus pulang ke rumahnya, alasan merindukan masakan ibu adalah alasannya. Tapi pulang ke rumah itu juga berarti dia harus berhadapan dengan ayahnya. Itu membuatnya memikirkan ulang keputusannya.Sebab menghadapi ayahnya sama dengan dia harus kembali diingatkan bahwa dia bukanlah anak ideal yang didambakan oleh sang ayah. Membuat dia harus berkali-kali menghadapi cela bahwa dia adalah seorang anak yang mengecewakan dan gagal.Sejujurnya jika disuruh memilih tentu saja dia akan lebih suka datang ke rumah Daxon untuk liburannya, demi menghindari sang ayah. Tapi dia perlu beralasan dengan cara yang bagus kepada kedua orangtuanya yang akan bertanya-tanya bila dia tidak pulang saat liburan tengah semester tiba.“Oh photografi?”Hasilnya dia pulang ke rumah pada akhir pekan dan membicarakan soal rencana jangka panjangnya.Lizzie
Magbasa pa
Debat Kusir dengan Ayah
Untuk beberapa alasan Lizzie berpikir bahwa barangkali ayahnya tidak akan pulang karena ibunya bilang dia selalu sibuk di satu minggu terakhir. Jadi Lizzie rasa malam ini kemungkinan dia bisa makan malam bersama ibunya saja. Meski sayangnya anggapan itu terbukti salah lantaran sang ayah tetap pulang meski sedikit terlambat dan bergabung di meja makan bersama mereka.Elliza dengan ceria menceritakan semua hal yang Lizzie katakan padanya seharian ini kepada suaminya, dia juga bahkan memperlihatkan jadwal kelas Lizzie di kampus kepada pria dengan watak dingin tersebut. Melihat pria itu menyipitkan matanya pada kertas yang ada ditangan, saat itu pula Lizzie sadar bahwa badai perdebatan akan segera terjadi cepat atau lambat.Badai? Ah, mungkin dia perlu meralatnya. Lizzie rasa mungkin akan lebih cocok dianalogikan sebagai ranjau darat daripada badai bila berhubungan soal sang ayah bermulut pedas yang kerap kali mendorong mentalnya hingga jatuh ke dasar.“Bagaimana seluruh kelasmu saat ini?
Magbasa pa
Alarm Bahaya
Armant tersenyum mendengar penuturan dari Lizzie.“Senang mendengarmu bersemangat,” kata Mina yang tampaknya tidak mau kalah menunjukan apreasiasi. “Aku juga sangat bersemangat dengan kelasku semester depan. Akhirnya aku bisa mulai mengambil ilmu gizi.”“Mina, jangan terlalu memaksakan diri seperti yang kau lakukan disemester ini,” sahut Armant dengan cepat menambahkan. “Semester ini kau kewalahan dengan banyak pilihan mata kuliah.”“Aku bisa mengatasinya dengan baik kok. Lihat aku!” Mina menyanggah, tidak terima mendapatkan peringatan dari Armant.“Minum kopi sebagai pengganti tidur, dan begadang nyaris setiap malam jelas terlihat memaksakan diri dimataku.”“Oh ayolah, Armant. Beri dia kesempatan untuk membela dirinya. Meski aku juga setuju dengan pernyataanmu,” kata Lizzie menatap sepupunya. “Aku tahu kau baik-baik saja dan sangat baik mengatasi semuanya. Tapi yang sekarang tolong jangan mengambil terlalu banyak.”“Kau juga sama Lizzie,” timpal Armant sambil mencubit pangkal hidung
Magbasa pa
On The Phone 🔞
“Tidak sepenuhnya, setidaknya aku memakai celana dalamku dan sekarang sedang mencari celana untuk aku gunakan.” Lizzie menggigit bibirnya sendiri tatkala membayangkan gambaran itu menjadi terlalu jelas di dalam benaknya. Daxon yang basah dengan handuk yang disampirkan di bahunya yang lebar, berkeliaran di sekitar rumah dengan kondisi setengah telanjang, dan otot-ototnya yang kuat dia pamerkan dengan jelas. Ah, itu adalah sesuatu yang sudah lama sekali tidak Lizzie lihat dan kemudian Lizzie tiba-tiba menjadi lebih serakah. Dia menyadari bahwa dia merindukan lebih dari suara Daxon. “Kalau begitu Om harus tetap berada dalam kondisi itu,” ujar Lizzie sambil menggodanya, mengusap pipinya yang memerah karena malu dan terasa panas dari pada yang bisa dia duga. “Lalu kirimi aku fotonya.” “Kau serius mau menginginkan fotoku yang sedang telanjang?” “Uh … yeah.” “Horny little girl.” “Apa?!” Lizzie tertawa dengan sebutan baru yang Daxon sematkan untuknya. “Aku hanya sudah lama tidak bertemu
Magbasa pa
Rencana Liburan
Lizzie terdiam dan mendengarkan dengan seksama soal suara yang memanggil namanya tadi. Memastikan itu bukan hanya halusinasinya saja. Tapi kemudian dia melompat dari tempat tidurnya tatkala mendengar ketukan dari luar pintu. Sial! Ternyata itu betulan suara Mina. Dia melompat dan mengambil celana dalamnya dan mengenakan kaos oblong kebesarannya lagi.“Hei Om, aku tutup dulu telponnya ya, bye,” kata Lizzie dan langsung melemparkan ponselnya ke atas ranjang.“Kau mau masuk?” kata Lizzie kepada Mina yang tampaknya masih berada di depan pintu.“Ya,” sahutnya.Lizzie secara terburu-buru mengenakan celana pendeknya sebelum berlari menuju ke arah pintu. Dia membukanya kemudian, berusaha sebisa mungkin untuk tampil normal di hadapan sepupunya.“Apa yang sedang kau lakukan di dalam?” tanya Mina yang langsung menatap Lizzie dari atas ke bawah dengan sorot mata penuh curiga.“Melukis. Ada apa? kenapa kau kembali? apa sesuatu terjadi?” tanya Lizzie cepat dalam satu tarikan napas, kata-kata itu ke
Magbasa pa
Belanja Bareng Om
Lizzie mendongak dari buku sketsanya, dia mengamati wajah Daxon sebelum kembali menggoreskan pensi pada kertas yang telah dia bubuhi beberapa garis. Di bukunya, Daxon telah menjadi sebuah subjek penggambaran favorit Lizzie. Jawabannya mudah, karena pria itu indah dan dia bisa berada dalam posisi yang sama untuk waktu yang terbilang cukup lama sehingga Lizzie dapat menggambar pria itu dibukunya tanpa harus kesulitan.“Apa yang akan kau lakukan Sabtu depan?” Daxon bertanya, mendongak dari laptopnya menatap ke arah Lizzie.“Uhh … aku tidak ada rencana,” kata Lizzie. “Kenapa?”Daxon menghela napasnya kemudian menyandarkan punggung ke kursi, melepas kacamata dan menarik pangkal hidungnya dengan ekspresi yang lelah. “Apa kau tertarik untuk pergi makan di luar?”Kata-kata yang keluar sedikit ragu-ragu, Lizzie menatap aneh pada tingkah polah Daxon yang tidak biasanya. Dia tidak pernah melihat pria itu gelisah hanya karena mengajaknya keluarnya. Biasanya dia selalu percaya diri untuk hal-hal s
Magbasa pa
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status