Semua Bab Manusia Super Mencari Cinta Sejati: Bab 61 - Bab 70
73 Bab
Bagian 61 — Setumpuk Pekerjaan
Pengantin baru apaan, gak ada romantis-romantisnya sama sekali. Ingin sekali Kiana mengeluarkan kata-katanya. Namun, Kiana hanya menanggapi Mala dengan tersenyum."Ayo ke kantor, sudah mau jam kerja nih." Kiana mengajak Mala. Ia tidak mau membahas tentang masalahnya dengan suaminya yang membuatnya kesal."Ah, iya. Besok-besok datang pagi-pagilah. Biar kita punya banyak waktu untuk ngobrol." Mala mengeluh pada Kiana."Sepertinya sulit, suamiku benar-benar orang yang tepat waktu, tidak kurang dan lebih.""Kiana, kan bisa berangkat sendiri.""Mana boleh aku berkeliaran tanpanya, hanya di tempat ini aku bisa bebas dari pandangannya.""Wah, pasti kau sangat dicintai oleh suamimu Kiana, aku iri." Mala malah sangat tertarik dengan hubungan Kiana.Dicintai apanya, dia hanya takut jika aku hilang diculik orang lain atau mungkin kabur darinya. Lagi pula siapa juga yang mau menculik orang sepertiku. Kiana membatin tentang dirinya. "Jangan bahas itu, Kak. Kita bahas yang lain saja.""Tidak perlu
Baca selengkapnya
Bagian 62 — Rencana Petualangan
Setelah mendengar pertanyaan Kiana, Noel hanya diam saja dan terus melanjutkan makanannya.Aku takut kalau dia bakalan sakit perut, karena kebanyakan makan. Kiana juga kemudian menyantap makanan yang barusan ia masak. Kiana tidak masalah jika Noel melarangnya memasak untuk orang lain. Namun, meskipun berpikir dengan keras Kiana tidak tahu alasan Noel melarangnya memasak untuk orang lain itu karena alasan apa.Malam itu Noel benar-benar menghabiskan makanan yang Kiana masak tanpa sisa.Masakan itu cukup banyak, hanya saja di setiap menunya hanya untuk satu porsi saja. Tetap saja menghabiskannya akan membuat kekenyanganApakah perutnya baik-baik saja? Kiana merasa khawatir. Pagi itu ia bangun lebih pagi untuk membawa bekal. Di meja makan sudah disediakan sarapan yang disiapkan oleh para asisten rumah tangga.Kiana malas untuk pergi ke kantin ketika jam makan siang nanti, karena khawatir dengan pekerjaannya yang menumpuk."Apa yang kau buat?" tanya Noel tiba-tiba saja muncul di belakang
Baca selengkapnya
Bagian 63 — Wanita yang Tidak Asing
"Hm?"Noel terbangun dari tidurnya, ia merasa tubuhnya berat. Ada Kiana yang masih tertidur memeluk Noel erat. Ia tidur memeluk Noel seperti pria itu adalah guling baginya. Kiana tertidur sangat nyenyak. Kali ini Noel yang pertama kali bangun—tidak seperti sebelumnya.Kepala Kiana yang berada di depan wajah Noel tampak begitu tenang. Tiba-tiba tanpa sadar Noel mencium Kiana tepat di bibirnya.Kiana tampak berekspresi, Noel terkejut dengan apa yang ia lakukan barusan. Ia juga bingung kenapa ia tiba-tiba mencium Kiana begitu saja."Em, permennya manis. Aku mau lagi." Kiana mengigau sepertinya ia bermimpi memakan permen enak. Wanita itu mendekatkan wajahnya lagi kepada Noel yang menatapnya terdiam.Dia mengigau, haruskah aku membangunkannya? Noel membatin ia juga merasa malu atas apa yang telah ia lakukan pada Kiana. Tetapi kemudian Noel membiarkannya saja, sebab alarm pun masih belum berbunyi. Kiana malah memeluk Noel semakin erat, dan sekarang menempelkan wajahnya di dada bidang Noel,
Baca selengkapnya
Bagian 64 — Noel Pulang
Kenapa dia tidak mau menyerah? Apa yang Noel lakukan sampai dia tergila-gila padanya,, tanpa tahu malu sedikitpun, padahal dia tahu jika Noel sudah menikah? Kiana membatin, sebab jika itu Kiana ia tidak akan pernah mengejar-ngejar cinta seorang lelaki yang jelas-jelas sudah membuangnya. Mana orangnya cantik lagi. Akh! Aku tidak bisa mengerti isi kepalanya. Kiana frustasi sendiri memikirkan wanita yang terus-terusan mengejar suaminya tersebut."Aku tidak menyangka. Tuan Noel, ternyata punya selingkuhan." Joan yang sedang menyetir mobil tiba-tiba berucap sembarangan."Kuyakin jika Noel mendengarnya dia akan langsung membungkam mulutmu. Walaupun ucapanmu mungkin tidak sepenuhnya salah." Kiana menatap keluar jendela, Noel tidak menjelaskan sama sekali siapa wanita itu sebenarnya dan apa hubungannya dengan Noel. Wajar saja jika Kiana dan Joan menganggapnya selingkuhan Noel."Aku hanya bercanda. Apa kau juga tidak tahu siapa wanita itu?"Kiana menggeleng. "Tidak, tapi wanita itu tidak tahu
Baca selengkapnya
Bagian 65 — Malam Perjamuan
Pagi itu Kiana menyiapkan bubur untuk Noel karena melihat pria itu dalam keadaan demam. Untung saja hari ini, adalah hari libur. Jadi, aku bisa merawatnya.Kiana meletakan bubur yang barusan ia buat di meja samping ranjang Noel. Kemudian bermaksud ingin kembali ke kamarnya dan mandi, sembari menunggu Noel bangun dari tidurnya.Namun baru saja selesai meletakkan buburnya di meja samping ranjang milik pria itu, Noel tampak sudah sedari tadi menatapi Kiana."Kau sudah bangun? Kenapa tidak berbicara sama sekali?" tanya Kiana menatap ke arah Noel yang masih memperhatikannya.Tanpa berkata-kata pria itu bangun dari tidurnya dan masih tidak menjawab pertanyaan Kiana, ia mulai kesal karena perkataannya tidak mendapat jawaban sama sekali dan mau meninggalkan ruangan itu."Mau ke mana?" tanya Noel, akhirnya membuka suara."Aku tidak mau berbicara dengan manusia patung." Kiana menjawab ketus."Biarkan aku menenangkan diri sebentar. Kau duduklah di sini." Noel akhirnya mengeluarkan sedikit kata
Baca selengkapnya
Bagian 66 — Dia Datang Lagi
Malam kekacauan tersebut terlewati seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Namun, pada akhirnya karena pertemuan itu dunia tahu jika Noel Ricard telah memiliki pasangan hidupnya. Hancurnya gedung pertemuan tentu saja menjadi salah satu berita menghebohkan juga, karena pengenalan pasangan yang mengalami kekacauan. Berita menghebohkan tentang aksi berani yang menentang manusia super yang tercatat sebagai yang terkuat di dunia, bagi banyak orang itu adalah hal yang benar-benar nekat.Kiana langsung dibawa pulang oleh Noel ke kediamannya. Saat topeng yang ia kenakan dilepas, Noel terdiam sejenak memperhatikan wajah wanita itu."Ada apa, kenapa kau menatapku begitu?" Kiana yang sedari tadi tidak sadar, menyentuh dahinya yang terasa tidak nyaman. Kemudian ia melihat telapak tangan yang berdarah, membuatnya sontak terkejut."Kenapa kau tidak menyadari jika dahimu terluka?" tanya Noel, dengan ekspresi yang Kiana tidak mengerti sama sekali."Mungkin karena terkejut aku jadi tidak sadar jika kepala
Baca selengkapnya
Bagian 67 — Serangan di Organisasi
"Jadi, kau akan langsung kerja setelah ini?" tanya Kiana sebelum keluar dari mobil."Aku harus pergi ke luar kota," jawab Noel."Oh." Kiana, tidak bertanya lagi."Aku tidak akan pergi lama, sore nanti aku kembali dan pasti menjemputmu.""Oke, Pak Bos." Kiana keluar dari mobil setelahnya."Jaga dirimu baik-baik.""Ha? Aku tidak salah denger nih?""Kenapa? Tidak ada hal yang salahkan dengan hal itu.""Iya sih, cuma tumben saja. Lagi pula ini di area organisasi. Yang dijamin keamanannya.""Intinya jangan terlalu bersantai.""Kau merasakan sesuatu?""Tidak sih, cuma aku ingin kau berhati-hati. Meskipun tempat ini aman, tapi di dalam tetap ada musuh. Kau jangan merepotkanku.""Oke, oke, baiklah. Aku masuk dulu, aku akan menjaga diri. Kau tenang saja, dan fokuslah pada pekerjaanmu." Kiana pergi dengan cepat memasuki gerbang organisasi.Noel melesatkan kendaraannya setelah memastikan Kiana masuk ke dalam gerbang kantornya. Noel sadar jika Kiana masih tidak nyaman dengan keadaan kakinya, teta
Baca selengkapnya
Bagian 68 — Tempat Berlindung
Rasanya aku merasa bersalah karena bersembunyi di tempat ini sendirian. Ada banyak orang yang panik di luar sana. Kiana membatin di sebuah ruangan cukup sempit sembari memeluk lututnya diam.Ingatan masa lalu mulai terbayang lagi diingatan Kiana. "Ah, jangan ingat. Bukan waktunya untuk takut sekarang." Kiana bergumam pelan menepuk pelipisnya, berusaha menenangkan diri. Mengingat banyaknya nyawa yang telah melayang di hadapannya kala itu, membuat Kiana cukup merinding. Meskipun, sudah cukup terbiasa tetapi ada kala bagi Kiana teringat kenangan mengerikan tersebut.Tiba-tiba suara pintu terbuka. "Siapa yang datang?" Kiana menelan ludahnya takut, seketika tombol yang Bian berikan padanya langsung digenggam Kiana erat, walaupun saat ini belum ia tekan untuk memanggilnya. Namun, Kiana telah berada dalam keadaan paling waspadanya.Suara langkah kaki manusia terdengar menggema di ruangan—tidak hanya satu orang. Bian bilang tidak ada yang tahu tempat ini? Kenapa ada orang lain yang datang ke
Baca selengkapnya
Bagian 69 — Kedatangan Noel
"Kiana kau tidak perlu terlalu khawatir begitu." Lucia menjawabnya merasa tidak enak karena perhatian Kiana."Tapi, lukamu itu cukup parah." Kiana tidak percaya dengan sikap berusaha biasanya Lucia yang membiarkan darah mengalir di lengannya."Andai Tuan Noel sebaik dirimu, mungkin aku akan jatuh cinta padanya." Lucia tampak terharu, bahkan Kiana tidak percaya jika wanita itu bisa bersikap demikian. "Tapi, Noel bukan lah dirimu. Kenapa bisa kalian berdua memiliki aura sedikit mirip, tapi dengan sifat yang bertolak belakang.""Aku tidak mirip dengannya," protes Kiana."Ya mereka mirip karena berjodoh," timpal Joan.Setelahnya Kiana terdiam. Sepertinya hanya Lucia yang merasa seperti itu. Orang lain tidak ada yang menyadarinya.Dosa apa yang pernah aku lupakan sampai pada akhirnya terjebak dengan orang-orang seperti mereka. Kiana hanya bisa membatin tidak percaya, meskipun tidak akrab mereka masih bisa bercanda disituasi genting seperti sekarang."Tidak ada waktu untuk bercanda disituas
Baca selengkapnya
Bagian 70 — Kiana Tak Sadarkan Diri
Kenapa tempat ini terasa aneh? Kiana membatin saat memasuki inti Dungeon. Ia merasakan perasaan yang cukup aneh saat itu."Sepertinya Noel telah masuk ke dalam jebakan kita.""Apakah kita bisa menyingkirkannya sekarang.""Dengan kemampuannya yang terbatas, seharusnya kali ini ia mati dan lenyap dari dunia ini.""Akhirnya dendamku akan terbalaskan." Mala merasa puas dengan apa yang akan terjadi ke depannya terhadap Noel.Saat masuk ke dalam Dungeon, Noel sejenak terdiam dan menurunkan Kiana dari gendongannya. Noel tiba-tiba membuka topeng yang ia kenakan, membuat Kiana sedikit bingung. Apa karena tidak ada orang di sini jadi dia melepaskanya?Kiana pun mengikuti apa yang Noel lakukan tersebut. Setelahnya Kiana mendapati pria yang sedikit lebih tinggi darinya itu tengah tersenyum simpul."Apa yang terjadi?" Kiana tidak tahan untuk tidak bertanya."Kita tidak bisa berdiam di tempat ini lebih lama, tempat ini adalah jebakan," jelas Noel pada Kiana. "Mereka pikir tempat ini bisa melumpuhka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status