Tous les chapitres de : Chapitre 11 - Chapitre 20
295
Bab 11. DOKTER AJAIB
Darko keluar dari toko pakaian Versaci ini diiringi tatapan hormat semua karyawan, bahkan manajer Liana juga ikut menemani hingga pintu keluar toko. Setelah keluar dari toko Versaci, Darko melanjutkan jalan-jalan di SuperMall ini. Saat sedang berjalan santai di lantai empat, tiba-tiba terdengar teriakan dan jeritan histeris dari lantai bawah. Darko nampak penasaran kemudian dia menjulurkan kepalanya melalui pagar pembatas. Matanya segera menatap ke kerumunan yang ada dibawahnya, dia melihat ada anak perempuan berusia sepuluh tahun yang tergeletak tak sadarkan diri dan tubuhnya bersimbah darah. “Ada anak jatuh dari lantai tiga..!”Suara teriakan pengunjung SuperMall silih berganti membuat kewaspadaan Darko segera bereaksi, apalagi dia juga sudah melihat sendiri keadaan anak itu dari lantai empat. Darko segera menuruni eskalator dengan cepat melalui pegangan tangannya, melewati para pengunjung yang juga sedang turun. Sebelum tubuhnya sampai ke lantai tiga,
Read More
Bab 12. SEJARAH PERJODOHAN SANG JENDERAL BESAR
“Jadi, pemuda itu sudah menolong Anna?” ucap Dewi lagi, dan wajahnya seketika termangu. Dia merasa sangat menyesal setelah sebelumnya berprasangka buruk dengan Darko, dia tidak menyadari, kalau tanpa pertolongannya, Anna pasti sudah mati. “Betul, kalau bisa bu Dewi harus menemukan orang yang menolong anak ibu, kalau bisa ketemu kami juga ingin bertemu dengan orang itu juga.” Mendengar ucapan dokter Priyadi, Dewi merasa aneh. ‘Bukankah dokter Priyadi adalah ahli bedah yang sangat terkenal di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mandiraja? Mana mungkin dia masih mengagumi seorang pria muda yang menolong anaknya.’ Meskipun dalam hati masih ada sedikit rasa tidak percaya, akan tetapi dia tetap menyanggupi permintaan dokter Priyadi. Sementara itu, Darko yang sudah mencuci tangannya di toilet sudah keluar dari SuperMall. Penampilannya saat ini lebih elegan setelah memakai Tuxedo yang baru dibelinya. Setiap orang yang bertemu dengannya, sama sekali tida
Read More
Bab 13. DI USIR DAN DI PERMALUKAN
Bab 13. DIUSIR DAN DI PERMALUKAN “Perhatian…” Nyonya besar mengangkat tangannya dan berkata, sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Meskipun suara nyonya besar tidak terlalu besar, namun cukup membuat semua orang terdiam. Selain anggota keluarga Wibisono, yang menghadiri acara pesta ini adalah para petinggi dan karyawan senior perusahaan Wibisono. Angeline dan keluarganya tidak tahu, untuk apa nyonya besar mengadakan acara pesta pertemuan keluarga ini. Setelah semua orang terdiam dan memandang ke arahnya, kemudian nyonya besar berkata, “Saudara-saudara keluarga besar Wibisono, malam ini saya mengadakan pesta ini punya satu hal yang akan di umumkan.” Semua orang seketika saling tatap satu dengan yang lainnya dengan rasa penasaran, karena acara ini sangatlah mendadak. “Pesta ini kami selenggarakan untuk mengumumkan bertambahnya satu orang sebagai bagian keluarga besar Wibisono.” Perkataan ini sekali lagi membuat semua orang
Read More
Bab 14. BERSUKACITA ATAS KEMALANGAN ORANG LAIN
Bab 14. BERSUKACITA ATAS KEMALANGAN ORANG LAIN Darko sama sekali tidak memberi komentar mendengar keputusan nyonya besar, dalam hati dia mencibir melihat tingkah semua orang yang nampak bersuka cita dengan kemalangan yang dialami Angeline dan keluarganya. Dengan menaiki taksi, Abimayu di antar ke Rumah Sakit Umum Daerah kota Mandiraja. Setelah Abimayu diberi perawatan oleh dokter dan menunggu untuk di pindahkan ke kamar rawat inap. Angeline pamitan untuk membereskan rumah mereka dan menyiapkan tempat tinggal sementara setelah diusir dari Mansion keluarga. Darko mengikuti Angeline untuk pulang ke Mansionnya, baru juga masuk ke pintu gerbang semua pelayan nampak meneteskan air mata dan menatap kedatangan Angeline dengan sedih. Tentu saja mereka sangat sedih, setelah puluhan tahun tinggal di Mansion dan melayani Angeline beserta keluarganya, kini mereka harus berpisah. Apalagi perpisahan ini karena Angeline dan orang tuanya di usir oleh nyonya besar.
Read More
Bab 15. MENANTU MISKIN PEMBAWA SIAL
Bab 15. MENANTU MISKIN PEMBAWA SIAL Darko saat ini sedang tidur di kamar Angeline, meskipun Angeline tidak ada, dia tetap tidur di lantai beralaskan kasur lantai yang baru saja dibeli.saat belanja di luar. Meskipun sedang tidur, sebenarnya Darko mengetahui kepulangan Angeline, tapi dia sengaja memejamkan matanya pura-pura tidak dengar. Tentu saja Angeline sangat penasaran, kenapa Darko sampai tidak mendengar panggilannya, tanda tanya besar menghiasi benaknya, ‘apakah Darko sedang keluar untuk melakukan sesuatu?’ Sambil membawa botol air mineral dingin yang dia ambil di lemari pendingin, Angeline berjalan ke arah kamarnya. Begitu pintu terbuka, dia melihat sosok Darko yang sedang tidur nyenyak di atas kasur lantai yang baru. “Lagi tidur, pantas di panggil tidak dengar. Eh? Kasur yang dijadikan alas juga seperti masih baru, apa kak Darko memang barusan belanja semua ini?” Gumam Angeline dengan suara rendah seakan tidak percaya. Melihat Darko yang tidur n
Read More
Bab 16. MENANTU MISKIN YANG TIDAK DI HARAPKAN
Bab 16. MENANTU MISKIN YANG TIDAK DIHARAPKAN Wajah Rossa nampak sangat jelek setelah tahu kalau masakan yang barusan dia makan adalah masakan Darko. Apalagi semua masakan itu, yang ,membeli dari uang menantu miskin yang tidak diharapkan sebelumnya. Setelah meminum dua gelas air mineral yang diambil dari Dispenser, suasana Rossa menjadi lebih lega dan nyaman. “Ibu gak mau makan dari menantu yang miskin itu? Apa kata orang kalau tahu, ibu dan kita semua makan uang dari menantu yang tidak kita suka.” “Sudahlah bu, kita jangan terlalu memikirkan apa kata orang. Di apartemen ini yang tahu hal ini hanya kita sekeluarga saja, asal tidak ada orang yang memberitahu maka mereka pasti juga mengira kalau uang yang digunakan Darko untuk belanja semua ini, pemberian Angeline.” Mendengar ucapan Angeline, seketika hati Rossa menjadi lebih nyaman perasaannya. “Kalau begitu juga boleh, kalau begitu ibu mau makan lagi nasi rendang sapi tadi.”Tanpa malu-malu setelah
Read More
Bab 17. AURA DEWA PEMBUNUH
Bab 17. AURA DEWA PEMBUNUH Pengemudi ini meludah sembarangan dan tanpa sengaja ludahnya kebetulan mengenai kaki Darko. Seketika wajah Darko langsung menggelap, melihat ada orang meludah dan ludahnya mengenai sepatunya. “Hai botak, apa yang kamu lakukan, kalau meludah lihat-lihat!” Hardik Darko sambil menatap tajam kearah si Botak. Si Botak yang bertampang sombong selayaknya seorang gangster, sama sekali tidak merasa bersalah, bahkan dia malah memelototi Darko. “Apa kau bilang?! Meludah lihat-lihat, memangnya ludah punya mata?!” Hardik si Botak sambil memandang ke arah Darko dengan tatapan meremehkan. Darko sangat kesal dengan sikap arogan si Botak ini, sudah salah menabrak pengendara sepeda motor, sekarang meludah sembarangan pun sama sekali tidak mau meminta maaf. Malahan seperti menantang dan matanya memelototi warga yang berkerumun untuk menolong wanita pengendara sepeda motor yang tertabrak mobil sedan si Botak ini. Dengan cepat
Read More
Bab 18. DILUAR BAGAI HARIMAU DI RUMAH BAGAIKAN KUCING JINAK
Bab 18. DILUAR BAGAI HARIMAU DI RUMAH BAGAIKAN KUCING JINAK Anak buah si Botak yang selamat dari hantaman tubuhnya hanya bisa menatap Darko dengan pandangan penuh rasa terkejut. Mereka tidak menyangka kalau pemuda kampungan di depannya begitu kuat, tubuh si Botak yang beratnya mencapai seratus kilogram bisa dilempar dengan begitu mudah. Melihat hal ini saja, sudah dapat menilai betapa kuatnya tenaga Darko. “Kenapa kalian bengong, sini maju biar saya lempar seperti si Botak!” Hardik Darko sambil menatap ke arah anak buah si Botak yang belum menyerangnya. Terdengar rintihan dari arah si Botak dan yang lainnya, Darko kemudian berjalan ke arah mereka. Melihat Darko menghampiri, seketika anak buah si Botak melangkah mundur dan menjaga jarak dengan tongkat masih berada di genggamannya. Darko sama sekali tidak peduli dengan sikap mengancam mereka, karena dia tahu kalau anak buah si Botak sedang dalam ketakutan dan mentalnya sudah jatuh. Setelah berad
Read More
Bab 19. ANGELINE DI CULIK
Bab 19. ANGELINE DI CULIK Rossa dan dokter Zaver seakan sedang reuni, padahal baru beberapa hari mereka tidak bertemu. Tentu saja Rosa sangat senang dengan kedatangan dokter Zaver, dirinya yang sudah dibuang dari keluarga besar Wibisono, masih dikunjungi olehnya. “Ayo masuk, jangan hiraukan orang itu.”Rossa langsung menarik tangan dokter Zaver untuk masuk dan bertemu dengan Abimayu, tidak lupa dia menatap sinis ke arah Darko yang masih berdiri di dekat pintu. Abimayu yang sedang duduk di kursi roda juga mendengar kedatangan dokter Zaver, dia segera mendorong kursi rodanya untuk menyambut. Melihat Abimayu duduk di kursi roda dan sedang berusaha mengayuh untuk menyambutnya, dokter Zaver dengan sigap langsung menghampiri. “Bagaimana keadaan Om Abimayu, apa sudah lebih baik?”Dokter Zaver berkata sambil memegang tangan Abimayu, seakan dia adalah orang yang sangat perhatian. “Kamu lihat sendiri, Om belum bisa berjalan dengan normal.” “I
Read More
Bab 20. AKSI PENYELAMATAN
Bab 20. AKSI PENYELAMATAN “Kurang ajar, kalian sangat berani berbuat macam-macam dengan Angeline. Daniel, kamu takkan kuberi ampun!”Gigi geraham Darko nampak mengeras sambil bergumam memaki Daniel dan komplotannya yang menculik Angeline. Setelah menemukan, dimana posisi Angeline sekarang berada dengan mata batinnya. Darko segera menghentikan taksi dan menyuruhnya berjalan ke arah selatan dengan kecepatan maksimal. Sopir taksi nampak kebingungan mendengar perintah Darko, akan tetapi saat Darko meletakkan setumpuk uang di dashboard mobil, seketika wajah sopir taksi langsung berseri-seri. Tanpa banyak tanya dia langsung tancap gas, mengemudi sesuai arahan Darko. Ternyata mereka menuju komplek Villa yang terpencil di luar kota Mandiraja. Setelah menyuruh sopir taksi untuk pergi, dengan hati-hati Darko memasuki komplek Villa ini. Villa ini terlihat sepi dan sangat terpencil, jika dilihat dari jauh. Saat didekati, ternyata banyak bayangan hitam yang berj
Read More
Dernier
123456
...
30
DMCA.com Protection Status