All Chapters of Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya: Chapter 151 - Chapter 160
205 Chapters
Bab 151. Misi Berhasil
"Pagi, Non Ana!" Beberapa pelayan yang sudah terjaga menyapa Analea yang baru saja selesai salat subuh. Ia berjalan ke dapur bersih dan membuat secangkir teh hangat. "Pagi, semua!" balas Analea sambil tersenyum. Para pelayan itu kagum melihat Analea yang jarang merepotkan para pelayan. wanita itu selalu melakukan apapun sendiri tanpa menyuruh ini dan itu pada pelayan. Seperti pagi ini, ia memilih ke dapur sendiri dan membuat minuman untuknya, dari pada menghubungi koki lewat telepon meja lalu meminta dibawakan minum ke kamar. "Ada yang bisa kami kerjakan, Non?"tanya salah satu pelayan. "Hmmm ... Ratu biasanya bangun jam berapa, Mbak?" tanya Analea sambil meneguk teh hangat. Wanita cantik memakai piyama berwarna nude itu duduk di salah satu kursi. Kali ini rambutnya ia biarkan tergerai. "Wah, kalau Non Ratu bangunnya siang, Non. Kecuali kalau dia mau pergi, baru deh bangun pagi-pagi." Analea mengangguk-angguk. "Hari libur begini, sebaiknya aku manfaatkan untuk bisa lebih deka
Read more
Bab 152. Keputusan yang Adil
"Mana serangganya? Aku mau lihat!" Ratu melihat tangan Analea yang ternyata tidak memegang apapun. "Maaf, Ratu. Serangganya barusan terbang. Yang penting sekarang udah aman." "Halaah! Ada-ada saja! Ya sudah, aku mau kembali ke kamar aja. Bisa-bisa kulitku rusak kalau lama-lama di sini." Analea hanya diam membiarkan Ratu berbalik arah dan berjalan cepat masuk kembali ke dalam rumah. Baginya tak masalah Ratu meninggalkannya. Yang terpenting baginya ia sudah berhasil mendapatkan beberapa helai rambut Ratu dan Sumi. Kini ia bisa melanjutkan dengan melakukan test untuk membuktikan siapakah ibu kandung Ratu. "Om Elkan. Ya. Om Elkan pasti bisa membantuku untuk hal ini," pikir Analea. Sejurus kemudian wanita itu bergegas melangkah menuju kamarnya. Setelah membersihkan diri, wanita itu berencana hendak menghubungi Fabian untuk membicarakan rencananya ini. Sementara di kamarnya, Ratu yang kembali merebahkan tubuhnya di sofa, dihampiri oleh Sumi. Wanita paruh baya itu memang sudah terbiasa
Read more
Bab 153. Rencana Analea
"Tapi, Dad, semua orang tau, kalau aku nggak ada bakat kerja di kantoran. Mana mungkin aku bisa ikut mengelola perusahaan." Lagi-lagi Ratu membantah. Sorot matanya tajam memandang Analea yang justru tampak sangat tenang. Hal itu membuat Ratu semakin meradang. "Kamu itu bukan tidak ada bakat. Tapi tidak ada kemauan!" tegas Maira. Mendengar Maira yang malah menyudutkannya, emosi Ratu semakin tersulut. "Mama selalu nggak pernah bisa ngertiin aku. Aku di sini memang bukan anak kandung mama. Sejak awal bukan aku yang minta berada dalam keluarga ini. Lagian apa susahnya sih ngertiin aku sedikit aja." "Sudah, sudah! Maaf, Ratu. Keputusan Daddy sudah bulat. Kamu bisa pikirkan tawaran Daddy tadi." Rein menengahi Ratu yang mulai tak bisa mengendalikan emosi. Wanita itu memasang wajah tak bersahabat. "Selanjutnya kita pikirkan untuk masa depan kalian bertiga. Analea telah menemukan pasangan hidupnya. Sedangkan Ratu akan Daddy jodohkan dengan Raihan. Tapi keputusan tetap pada kalian berdua.
Read more
Bab 154. Mulai dekat
"Kalian boleh memperlakukan aku seperti ini. Tapi aku tidak akan pernah pergi dari rumah ini sebelum mendapatkan apa yang aku inginkan!"Ratu bicara pada dirinya sendiri. Beberapa menit ia berpikir bagaimana caranya agar ia bisa keluar dengan membawa salah satu mobil yang ada di bagasi. Namun akhirnya ia menyerah dan berteriak. "Sumi ...! Sini cepat!" Sumi yang sejak tadi ada di ruang tamu memperhatikan gerak gerik Ratu, bergegas menghampiri wanita yang hobi memakai pakaian agak terbuka itu. "Iya, Non." "Buruan pesankan aku taksi!" Ratu duduk pada kursi dengan kaki menyilang sambil menunggu taksi. "Non, taksinya sudah ada di depan gerbang." "Hah? Kok cepat sekali?" Ratu memandang Sumi dengan heran. "Iy-iyaaa, Non." Sumi seketika menunduk dan tak berani menatap Ratu. "Awas ya, kalau kamu bohong! Saya pecat kamu!" bentak Ratu dengan mata mendelik. Kemudian ia berdiri, meraih tas selempangnya, lalu berjalan menuju pintu gerbang. "Non ..." Seorang security buru-buru membuka pint
Read more
Bab 155. Calon CEO
"Apa maksud kamu? Jangan terus-terusan bilang kalau kalian ini orang tuaku. Aku nggak sudi! Sampai kapanpun orang tuaku adalah Daddy Rein dan Mama Maira." sembur Ratu hingga membuat Sumi terhenyak. Wanita paruh baya itu menghirup napas dalam-dalam. Dadanya terasa sesak dan penuh. Embun mulai menggantung di kedua kelopak matanya. Akhirnya Sumi tak sanggup menahan perih yang baru saja ditorehkan oleh Ratu. Ia pun terisak dengan air mata yang berjatuhan. "Nangis lagi. Dasar cengeng!" Ratu melotot sambil berkacak pinggang. "Non Ratu sampai hati ..." Sumi memutar tubuhnya lalu pergi meninggalkan Ratu sendirian. Ratu hanya diam memandang punggung Sumi yang bergetar naik turun. Tanpa sadar, cukup lama ia terpaku hingga tubuh Sumi hilang dari pandangannya. Setelahnya, Ratu tiba-tiba terduduk di sofa dengan wajah sedikit murung. Sumi melangkah terburu-buru menuju kamarnya, hingga ia tak sengaja menabrak seseorang. "Awww ...!" "M-maaf, maaf saya nggak sengaja!" Sumi menunduk ketakutan
Read more
Bab 156. Kejutan Manis
"Apa aku nggak salah dengar? Untuk apa kamu ikut ke PT Bina Sanjaya?" tanya Kaisar dengan kening berkerut. Analea pun memandang Ratu dengan gelisah. Sesuatu tiba-tiba saja terlintas di benaknya. Apa mungkin Ratu ada maksud tertentu datang ke kantor Fabian? "Hei, biasa aja dong tuh mata! Tenang aja, aku ke sana bukan mau menggoda tunanganmu! Sejak awal pria bujang lapuk itu memang selalu menyebalkan!" ketus Ratu yang tidak suka dengan tatapan Analea padanya. "Jadi kamu mau apa ikut ke sana? Ini meeting penting Ratu. Jangan macam-macam!" Kaisar mengulangi pertanyaannya. "Bukannya Daddy dan Mama sejak dulu memintaku untuk belajar mengelola perusahaan?" sahut Ratu kemudian. "Jadi ... kamu sudah mulai sadar, nih ? Atau ... takut nggak dapat saham perusahaan?"sindir. Analea sambil mengulum senyum. Netra Ratu mendelik pada Analea. Ia memasang wajah marah untuk menutupi rasa malunya. Memang benar apa yang dikatakan Analea. Tujuannya adalah saham perusahaan. "Ya sudah, ayo kita berangka
Read more
Bab 157. Calon Istri
"Hari ini saya akan memperkenal seseorang." Fabian menoleh pada Analea yang berada di sampingnya. Tangan kekarnya merengkuh bahu Analea hingga tubuh wanita itu sedikit lebih merapat padanya. "Analea Radisti, wanita cantik ini adalah calon istri saya." Fabian bicara pada karyawannya, namun tatapan matanya tak lepas memandang Analea. Analea salah tingkah dan gugup. Ia mengangguk sopan pada semua orang yang ada di ruang meeting itu. Saat ini semua mata tertuju padanya. Sementara netra Fabian masih menatapnya cukup dalam. Tak jauh dari sana, Ratu berpura-pura sibuk dengan ponselnya. Ia merasa banyak mata yang melirik ke arahnya. Sejak dulu hampir semua karyawan PT Bina Sanjaya tau bahwa Ratulah tunangan Fabian. Tapi sekarang kenapa justru Analea yang diperkenalkan sebagai calon istri CEO tampan itu?"Sial, tau begini aku nggak mau ikut ke sini," gerutu Ratu. Ia berusaha untuk terlihat tenang. Padahal mungkin saja para karyawan saat ini sedang mentertawakan dirinya. "Aku harus tampak b
Read more
Bab 158. Membuat Kesepakatan
"Kenapa? Kaget?" Raihan terkekeh sambil menyeringai. Ratu benar-benar terkejut melihat sikap Raihan yang jauh berbeda dari sebelumnya. Ketika di rumahnya pun Raihan tampak sangat ramah pada semua orang. "Apa maksud kamu?" tanya Ratu bingung sekaligus berdebar. Ia khawatir apa yang dia rencanakan tidak dapat terwujud. Memutuskan untuk dekat dengan Raihan memang bukan tidak ada maksud terselubung. Ratu memang sedang memanfaatkan perjodohan ini. Hanya saja apa yang ia harapkan ternyata di luar dugaan. "Kamu pikir aku suka dijodohkan seperti ini?" Lagi-lagi Raihan tertawa sinis sambil menggeleng. "Tapi kalau yang dijodohkan padaku bukan kamu, mungkin beda urusannya," lanjut Raihan lagi.Mendengar kalimat penolakan dari Raihan, hati Ratu mulai panas membara. "Kalau ngomong jangan muter-muter! Langsung aja!" ketus Ratu akhirnya. Raihan menghempas napas kasar. Lalu kembali bicara." Jika yang dijodohkan denganku itu ... Analea, mungkin akan berbeda. Bisa jadi aku akan langsung meneriman
Read more
Bab 159. Rencana Pernikahan
"Bagaimana? Apa jawabanmu?" Raihan mengulang pertanyaannya karena tak sabar. Ratu menghela napas berat. Apa ia sanggup hidup bersama pria seperti Raihan? Apa Raihan nanti bisa dia ajak kerjasama untuk mendapatkan sebagian harta Mama dan Daddynya? Namun ia tidak punya pilihan lain. Ia tidak memahami apapun tentang perusahaan. Satu-satunya jalan adalah menikah dengan Raihan. Ia berharap Raihan memiliki tujuan yang sama dengannya hingga ia bisa bekerja sama dengan baik nantinya. "Oke. Aku setuju." Ratu menjawab dengan sedikit mengangkat dagunya. Raihan mengangguk. "Hmm ... kesepakatan ini jangan sampai berubah lagi, dan hanya kita berdua yang tau," pinta Raihan. Ia menatap Ratu dengan serius. "Ya, aku paham," sahut Ratu dengan penuh keyakinan. "Karena pembicaraan kita sudah selesai, aku akan antar kamu pulang sekarang juga. Ayo!" Raihan berdiri lebih dulu, lalu berjalan menuju pintu keluar tanpa menunggu Ratu. "Dasar pria nggak punya hati! Tungguin, kek!" Ratu bangkit, lalu berj
Read more
Bab 160. Kantor Baru
"Baik Pak Fabian. Semua sudah kami rinci dan ini total biaya keseluruhan." Bu Sarah menyodorkan layar laptopnya yang menampilkan perincian biaya pernikahan Fabian dan Analea. Fabian hanya melirik sekilas pada nominal angka yang tertera pada layar laptop. Kemudian ia mengangguk tegas. "Baiklah. Kirimkan rinciannya lewat email asisten saya. Besok Joshua akan melunasinya!" Analea cukup terkejut melihat nominal angka pada layar laptop Bu Sarah. Terlebih lagi Fabian sama sekali tidak protes dengan nominal yang sangat fantastis itu. "Baiklah, Pak Fabian, Ibu Analea. Kalau begitu saya permisi dulu." Wanita paruh baya itu berdiri dan pergi meninggalkan restoran setelah mengangguk pamit. "Kak, maaf ... tadi itu ... bukankah biayanya sangat mahal?" Analea bertanya dengan hati-hati. "Kenapa? Lea keberatan dengan fasilitasnya? Ada yang ingin diganti?" Lengan kekar dan lebar milik Fabian membelai lembut rambut Analea yang panjang bergelombang. Analea menggeleng." Nggak, Kak. Maksud aku ...
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
21
DMCA.com Protection Status