All Chapters of Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia: Chapter 1 - Chapter 10
237 Chapters
1. Pernikahan Terburuk
"Jadilah suamiku, maka setelah itu kau bisa membeli semua wanita yang pernah merendahkanmu!” Arfeen melongo mendengar ucapan dari wanita di hadapannya. Larena Jayendra, wanita 35 tahun yang masih cantik dan memesona itu mengajaknya minum teh di salah satu kedai ternama lalu memberikan tawaran pernikahan. Apakah wanita ini gila? “Bagaimana? Kesempatan seperti ini tidak datang 2 kali loh.” Sekali lagi Larena membujuk. “Tante, aku tak salah dengar? Tante mengajakku menikah begitu?” tanya Arfeen yang masih menganggap ini hanyalah prank semata. “Seperti yang kau dengar tadi, aku butuh seseorang untuk menjadi suamiku.” Arfeen menelan ludah. Kabar yang ia dengar, wanita di depannya itu adalah perawan tua. Mungkin ia tidak laku sehingga harus meminta seseorang yang tak dikenal untuk jadi suami. “Tante, saya hanya seorang tukang sapu jalan. Gaji saya tidak seberapa, sementara Tante ...,” Arfeen mengamatinya lebih seksama. “Tante kan orang kaya, pasti banyak yang mengantre untuk jadi suam
Read more
2. Tuan Muda Paling Kejam
"Hah? Maksudmu apa?” tanya Arfeen mencoba memastikan dirinya tak salah dengar. “Tuan besar meminta Anda untuk pulang ke keluarga Mahesvara!” Seketika, seringai yang lebar terlukis di wajah Arfeen, untuk apa pria tua itu memintanya pulang? Bukankah ia sudah dikeluarkan dari ahli waris keluarga Mahesvara? “Katakan pada tuan besarmu itu, aku sudah nyaman dengan hidupku!” “Tuan Muda, tapi keluarga Mahesvara membutuhkan Anda sebagai penerus.” “Bukannya tuan besar itu yang sudah membuangku, sekarang untuk apa mintaku kembali?” “Saya akan menjelaskannya setelah kita sampai di rumah!” Wajah Arfeen tetiba berubah menjadi lebih dingin, tak pernah ia menampakan ekspresi seperti itu sebelumnya. Masih terbayang keping ingatan 6 tahun lalu saat dirinya diusir bagai anjing dari keluarga Mahesvara. Ia dituding telah dengan sengaja mencelakai papanya sendiri setelah beradu mulut pasca meninggalkan sang mama. Ia memang menyalahkan papanya yang tak sengaja menyebabkan sang mama terjatuh dari tang
Read more
3. Dia Seorang Iblis
"Yang pertama, Amara membutuhkan biaya operasi malam ini. Yang kedua tidak ada yang boleh mengusik Amara di kediaman Mahesvara!” ungkapnya. “Jangan khawatir tentang hal itu, Tuan Muda. Mulai detik ini tidak akan ada yang berani mengusik status Nona Muda.” “Untuk saat ini itu saja.” Ia memutus sambungan teleponnya, mengambil jaket di kamar dan langsung menuju rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, rupanya Liam sudah berada di sana. Di depan ruang operasi. “Tuan Muda!” Liam membungkuk memberi hormat yang diikuti oleh beberapa pengawal. “Kau di sini?” “Seperti yang Anda minta, saya harus mengurus administrasi untuk operasi Nona Muda.” Arfeen melirik lampu yang masih menyala merah di sisi pintu. “Maaf, Tuan Muda. Mungkin ini bukan waktu yang tepat namun saya harus tetap mengutarakannya. Kami sudah menelusuri riwayat kecelakaan yang dialami Nona Muda 4 tahun lalu, sepertinya ada unsur kesengajaan di dalamnya.” Arfeen menatap Liam dengan nyalang. Saat kecelakaan terjadi ia sedang
Read more
4. Bolehkah Aku Menyentuhmu Lebih Banyak?
“Rupanya kamu sudah merasa menjadi Bos ya di rumah ini!” Viera menghentikan langkah Arfeen yang baru saja memasuki rumah kediaman Vano Jayendra. Ia berdiri berkacak pinggang di depan Arfeen. “Maaf, Nyonya. Aku ada urusan di luar!” jawab Arfeen acuh tak acuh. “Urusan! Sok sibuk! Padahal kau itu hanya keluyuran tidak jelas kan?” sautnya menyeringai. Arfeen sungguh sedang tak ingin meladeni ocehan pedas mertuanya. Meski ada amarah yang ia rasakan karena sang mertua langsung berubah pandangan ketika mengetahui pekerjaannya yang sesungguhnya. “Ma, biar aku yang bicara padanya nanti!” sergah Larena memunculkan diri. “Mama lebih berhak bersuara di sini karena ini rumah Mama!” jawab Viera menatap sang putri. Larena yang menyadari ekspresi Arfeen yang tak biasa pun mencoba untuk membujuk sang mama. Padahal sebenarnya ia juga kesal karena pemuda itu tak bisa dihubungi sama sekali. Namun sekarang ia tahu alasan kenapa handphone suami kecilnya tak bisa dihubungi. “Ma!” “Mama tidak habis pi
Read more
5. Pemuas Tante-tante
Larena terpaku dengan pertanyaan Arfeen, menyentuh lebih banyak? Apa maksudnya? Apakah pemuda ini ingin meminta haknya sebagai suami? Apa ia lupa dalam perjanjian tak ada hubungan ranjang? “Kau jangan macam-macam ya? Aku membiarkanmu meminjam punggung bukan berarti kau boleh ...,” ia memutus kalimat karena mendengar suara dengkuran halus di punggungnya. “Apa? Apakah bocah ini tidur? Arfeen?” “Hzzzzz ....” Suara dengkuran halus itu menggema ke seisi ruangan. “Kenapa bocah ini malah tidur? Aku kan juga mengantuk dan ingin tidur!” keluh Larena menoleh ke belakang punggungnya. Tapi ada rasa lega, tadinya ia sudah khawatir jika Arfeen ingin menyentuhnya. Arfeen merasa lelah bukan karena terlalu larut dalam kesedihan kehilangan Amara, ia tak menyangka jika bisa mendapatkan ketenangan saat bersama Larena. Hal itu membuatnya terbuai hingga lelap di punggung wanita yang usianya jauh lebih matang darinya itu. Ketika Larena hendak menjauhkan punggungnya perlahan, tangan Arfeen spontan mem
Read more
6. Karena Aku Wanita
"Aku sudah berusaha keras, memberikan yang terbaik untuk Mahesvara Group. Tapi kenapa Kakek malah meminta Arfeen untuk kembali?” ia bermonolog pada ruang hampa. Saat ini ia tengah menumpahkan amarahnya pada samsak yang tergantung di depannya. Di sebuah ruangan fitnes pribadi di kediaman Mahesvara. Pukulannya kian kencang hingga membuat samsak itu lepas dan terlempar ke tembok. Nafasnya terengah oleh amarah. “Aku yang lebih berhak, kenapa hanya karena aku wanita ... Kenapa Kek?” Lyra merasa ini tak adil untuknya, selama beberapa tahun terakhir ia telah mencoba mengembangkan Mahesvara Group. Ia pikir ia akan diakui bahwa dirinya layak oleh sang kakek. Namun sekarang kakeknya justru meminta Arfeen untuk kembali, kenapa penerus kekuasaan harus lelaki? Tak mudah baginya membuktikan diri bahwa ia layak, akan tetapi tetap saja di mata sang kakek dirinya yang seorang wanita tak sebanding dengan Arfeen. Di parkiran kampus .... “Kau mau langsung absen?” tanya Nathan. “Aku sudah resign!”
Read more
7. Tubuh yang Sempurna
Setelah acara perkenalan yang lumayan singkat, Arfeen langsung dituntun ke ruangannya. “Tuan Muda, ini beberapa berkas yang harus Anda pelajari!” Liam menaruh setumpuk dokumen ke meja Arfeen yang terbengong menatap benda itu. “Anjir, Liam. Sebanyak ini?” protesnya kesal. “Ini adalah dokumen kerja sama kita dengan beberapa klien. Sebagai CEO Anda harus mempelajari semuanya.” Arfeen menggaruk belakang kepala, bukannya ia malas mempelajari semua itu. Hanya saja ... ini terlalu gila banyaknya. Namun ia tetap memungut tumpukan paling atas map itu. “Oya, Liam. Kau sudah menemukan sesuatu terkait anfalnya Amara di rumah sakit?” Liam tampak mengembangkan senyum, membuat Arfeen harus mengernyitkan dahi. “Ada seorang pria yang mengenakan pakaian perawat memasuki ruangan beberapa menit sebelum Nona Muda kritis.” Seketika Arfeen mengalihkan pandangan dari dokumen di tangannya. “Seorang perawat?” “Orang itu hanya menyamar, Tuan Muda. Kami sudah berhasil menangkapnya!” Arfeen menghela nafas
Read more
8. Bos Sedang PMS?
"Arfeen!" desis Larena menyentuh tangan Arfeen untuk menghentikan perbuatannya. Saat ini tangan Arfeen berada di pinggang ramping Larena, tepatnya di kedua sisi celana untuk melepaskan benda itu. "Perutku ... sedikit aneh, sepertinya aku ....""Jangan banyak alasan! Kau sudah bikin aku seperti ini, jadi harus tanggung jawab!" seru Arfeen memotong ucapan sang istri. Tubuh Larena bergetar, menatap kabut di dalam kolam mata Arfeen. Arfeen tahu ini salah, akan tetapi saat ini hasratnya sudah tak bisa ia bendung lagi. Larena terlalu memesona, entah ada magnet apa pada wanita itu. Ketika ia menyentuh kulit Larena, gelombang hasrat langsung datang menyerang. Ia menyukai aroma parfum wanita itu yang feminin. Lembut dan menggoda. Bahkan bibir Larena seketika membuatnya candu, terlalu manis untuk bisa ia tepis. Sekali memagut, ia tak mampu berhenti. Arfeen mengecup perut Larena yang rata, jantungnya juga berdebar. Ia tak tahu kenapa, ini bukan pertama kalinya ia akan berhubungan dengan seo
Read more
9. Semua Karena Gembel Itu
"Bagaimana ini, Pa? Jika kita nggak bisa mendapatkan investor secepatnya kita akan bangkrut dan jatuh miskin!" suara Viera dipenuhi dengan kecemasan. "Aku akan coba membujuk Papa untuk menarik kembali keputusannya!" ujar Vano."Kau lupa, Papa bilang apa tadi? Papa nggak akan mengubah keputusannya kecuali si gembel itu keluar dari hidup Larena!" murka Viera.Larena masih diam duduk di sofa, ia tak menyangka hanya karena Arfeen seorang tukang sapu jalan, kakeknya tega melakukan ini pada mereka. "Aku yang akan membujuk Kakek!" seru Larena bangkit dari duduknya. "Memang seharusnya begitu, katakan pada kakekmu bahwa secepatnya kau akan ceraikan lelaki miskin itu!" saut Viera."Bukan itu, Ma. Untuk saat ini aku taak bisa ceraikan Arfeen!""Kenapa?" Viera mendekat pada putrinya. "Karena kami baru saja menikah.""Itu tak akan menjadi masalah, justru itu akar permasalahannya. Apa kau tahu? Dengan kau menikahi gembel itu ... kau sudah menjatuhkan nama baik keluarga kita!"Sebenarnya Larena
Read more
10. Saling Membutuhkan
"Mencari pekerjaan?" seru Larena membalas tatapan Arfeen."Aku sedang berusaha mencari pekerjaan, aku nggak mungkin menganggur kan setelah berhenti jadi pekerjaan yang sebelumnya!""Tapi kau bahkan belum lulus kuliah, pekerjaan macam apa yang bisa kau dapat?""Apa saja.""Arfeen, aku tak mau kau mengambil sembarang pekerjaan ya. Kau tahu bagaimana reaksi seluruh keluarga besarku dengan pekerjaanmu sebelumnya. Jadi kumohon, Carilah pekerjaan yang lebih layak!""Semua pekerjaan itu layak, hanya sudut pandang setiap orang itu yang berbeda!" jawab Arfeen membuat Larena bungkam. Apa yang dikatakan suaminya itu benar. Sudut pandang manusialah yang suka membuat sesuatu itu tidak layak. "Kau tak perlu khawatir, aku pasti akan berusaha membantumu mendapatkan dana itu!" janji Arfeen. Kali ini kedua mata Larena benar-benar membulat. Dari mana suaminya bisa memiliki keyakinan seperti itu, memangnya mencari uang 100 miliar itu mudah. Satu miliar saja terkadang sangat sulit. "Waktunya hanya 1 M
Read more
PREV
123456
...
24
DMCA.com Protection Status