All Chapters of Terpaksa Menikahi Om Tampan: Chapter 101 - Chapter 110
130 Chapters
Bab 101 Ngidam
Liyana meminta bantuan Arya suaminya, Liyana ingin pergi ke kamar mandi namun badannya terasa lemas. Bahkan untuk berjalan pun Liyana merasa seakan tak berdaya. Arya dengan sigap memegang dan memapah Liyana menuju kamar mandi.Sampai di kamar mandi, Liyana yang sudah tak tahan menahan mual pun langsung memuntahkan semua cemilan yang tadi di makannya. Sementara, dari balik pintu kamar mandi Arya begitu merasa khawatir.Setelah selesai Liyana melangkah dengan perlahan menuju pintu kamar mandi. Arya semakin di buat khawatir saat mendapati tubuh istrinya yang semakin lemah usai muntah-muntah. Di tambah lagi wajah Liyana yang semakin terlihat pucat.Arya dengan sigap menggendong tubuh Liyana menuju ranjang dan membaringkannya. "Li, kamu baik-baik saja kan? Apa kita ke dokter saja?" Tanya Arya yang terlihat begitu khawatir."Gak usah Mas, aku mau tidur saja." Jawab Liyana seraya memejamkan kedua matanya. "Ya sudah, aku temenin ya." Arya pun duduk di samping Liyana dengan bersandar ke kepal
Read more
Bab 102 Double Date
Sampai di rumah, Arya dan Liyana langsung masuk kembali ke dalam kamarnya. Arya yang sudah tidak kuat menahan kantuk langsung menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur, tak butuh waktu lama Arya pun sudah terlelap.Sedangkan Liyana tak dapat memejamkan kembali matanya, di tambah dengan suara dengkuran Arya yang mengganggu telinganya. Liyana memutuskan untuk duduk di sofa. Mengambil ponsel, mengusap-usap layar ponsel dan Liyana pun iseng mengecek nomor sahabatnya Tiara.Tanpa Liyana sangka nomor Tiara sedang online, ia pun iseng mengirim pesan. Sudah lama rasanya Liyana tidak berkomunikasi dengan sahabatnya."Hai, apa kabar mu Tiara?" Isi pesan Liyana.Tak lama terdengar notifikasi pesan masuk.Ting !"Kabar buruk." Balas Tiara singkat.Liyana pun memutuskan untuk menelepon sahabatnya.Berdering......"Hallo, Li?" Sapa Tiara dari balik telepon yang sudah tersambung."Tiara, ya ampuuun, kangen tahuuu." Ucap Liyana."Iya Li sama aku juga kangen, tumben kamu jam segini udah bangun." Jawab Tiara
Read more
Bab 103 Berakhir Di Rumah Sakit
Mobil yang Arya kemudikan perlahan melaju memasuki parkiran. Liyana dapat melihat sahabatnya Tiara yang juga baru sampai dan keluar dari mobil yang di kemudikan suaminya. Tiara nampak kewalahan menggendong bayi mungilnya. Liyana langsung turun dari mobil setelah Arya memarkirkannya. Setengah berlari menghampiri Tiara sahabatnya. Arya yang melihat segera mengejar, khawatir Liyana terjatuh."Tiara....." sapa Liyana dan langsung menggendong bayi Tiara dari gendongannya. "Iiiiih, gemesh." Celetuk Liyana saat dirinya menggendong bayi Tiara yang terlihat menggemaskan.Arya merasa begitu bahagia tatkala melihat Liyana begitu terampil menggendong bayi sahabatnya. Arya jadi semakin tidak sabar menunggu calon bayi dalam perut Liyana untuk lahir ke dunia, menjadi pelengkap keluarga kecilnya bersama Liyana.Ke empatnya pun berjalan beriringan masuk ke dalam sebuah mall yang di dalamnya terdapat caffe juga tempat romantis lainnya. Liyana berjalan menuju caffe yang berada di mall tersebut."Mas, k
Read more
Bab 104 Arya Menjadi Overprotektif
Arya takut istrinya kenapa-kenapa dan yang lebih Arya takutkan lagi kondisi Liyana saat ini dapat berpengaruh pada janin yang sedang tumbuh dalam rahim Liyana.Setelah mendapatkan perawatan Arya melihat jari tangan Liyana mulai bergerak setelah setengah jam pingsan. Arya memperhatikan dengan seksama sejenak, kemudian menggenggan tangan Liyana yang sempat bergerak itu.Setelah beberapa saat, Liyana mulai mengerjap-ngerjapkan matanya. "Li?" Arya mencoba menyapa Liyana yang mulai tersadar dari pingsannya."Dokter" teriak Arya memanggil dokter yang menggantikan tugas dokter Rian menangani istrinya karena dokter keluarganya itu sedang berada di luar kota. Tak lama, sang dokter itu pun datang dan segera mengecek kondisi Liyana."Bagaimana keadaan istri saya dok?" Tanya Arya tak sabar. "Keadaannya sudah jauh lebih baik, kondisi seperti ini sangat wajar bagi wanita yang baru mengalami hamil. Apa lagi di usia hamil yang masih muda sangat rentan sekali bagi si calon ibu mengalami hal seperti
Read more
Bab 105 Libur Dapat Jatah
Liyana pun mengangguk pasrah menjawab permintaan suaminya.Setelah sinar matahari mulai terasa hangat, Arya pun mengajak Liyana untuk kembali masuk ke dalam kamar. Mengantarkannya ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sementara Liyana di dalam kamar mandi, Arya setia menunggu di balik pintunya.Liyana telah selesai, Arya pun mengantarkannya kembali untuk duduk di sofa setelah selesai berganti pakaian. Kini giliran Arya yang siap untuk membersihkan diri. Tak lama, Arya pun selesai. Arya mengajak istrinya untuk sarapan bersama.Keduanya beranjak keluar dari kamar, melangkah menuju meja makan yang di atasnya sudah tersaji berbagai macam makanan lezat. Arya membopong Liyana menuju meja makan, sudah seperti cucu yang membopong neneknya berjalan saja. Arya begitu khawatir, lebih tepatnya terlalu parno.Sampai di depan meja makan, Liyana langsung ngiler begitu melihat hidangan yang ada di depan matanya. Setelah Arya menarik kursi Liyana langsung duduk dan tanpa menunggu lagi ia langsung me
Read more
Bab 106 Suami Idaman
Arya menghela napas dalam-dalam. Nasibnya sungguh memprihatinkan. Saat sedang ingin-inginnya menyentuh istri tercinta, malah harus menunggu empat bulan lamanya. "Bakalan sakit kepala setiap hari ini" batin Arya.Dengan langkah kaki yang terasa berat, Arya melangkah menuju lemari dan mulai mengenakan piyama tidurnya. Arya pun segera membaringkan tubuhnya di samping Liyana.Arya pun mengelus-elus perut Liyana serta sesekali menciumnya. Sungguh Arya merasa tersiksa harus menahan hasrat ingin bercintanya. Namun, rasa sayang terhadap Liyana serta janin yang ada dalam perut Liyana membuat Arya dapat menahan hasratnya. Meski pada akhirnya Arya harus mencapai puncak kenikmatan dengan bermain solo."Mas, makasih karena telah menjadi suamiku." Ucap Liyana merasa terharu dengan perlakuan Arya terhadapnya, sehingga Liyana merasa begitu di sayangi suaminya."Iya Li, terima kasih juga karena telah menjadi istri serta calon ibu untuk anak-anak Mas. Karena bagi Mas tidak ada wanita lain selain kamu."
Read more
Bab 107 Keadaan Liyana
Kembali Liyana masuk ke dalam kamar setelah mobil yang membawa Arya menghilang dari teras rumahnya. Sampai di dalam kamar Liyana mulai menyusun kegiatan yang akan dilakukannya hari ini dalam pikirannya dengan tangan yang terus mengusap-usap perutnya sendiri yang sudah semakin kelihatan.Sesaat kemudian Liyana teringat untuk memeriksa buku catatan cek kandungan yang sempat ia dapatkan dari dokter waktu pertama kali dirinya melakukan pemeriksaan.Gegas Liyana melangkah menuju sebuah lemari khusus data-data penting. Mengambil satu buku khusus catatan ibu hamil, membukanya dan mulai memperhatikan tanggal terakhir dirinya melakukan pemeriksaan.Tak terasa usia kandungan Liyana kini sudah memasuki minggu ke 12, dan besok adalah hari pemeriksaan kembali. Liyana menaruh kembali buku hamilnya kemudian mulai melangkah keluar kamar untuk sekedar berjalan-jalan ke taman belakang.Di luar pintu kamar Ijah sudah menunggunya karena memang Liyana sudah memberi tahu sebelumnya kalau dirinya ingin berj
Read more
Bab 108 Balada Kehamilan
Arya melajukan mobilnya dengan cepat. Dalam perjalanan pikiran Arya di selimuti dengan kecemasan yang semakin memuncak. Sementara Liyana memilih untuk memejamkan matanya untuk beristirahat agar tubuhnya bisa segar kembali.Baru saja mata Liyana akan terpejam, tiba-tiba Liyana merasa perlu untuk buang air kecil. Liyana bangkit perlahan menuju kamar mandi. Namun naas, saat Liyana baru saja akan masuk, lantai kamar mandi yang licin membuat Liyana terpleset. Arya yang baru saja tiba dan berada di ambang pintu segera berlari menuju posisi istrinya, begitu melihat sang istri yang hampir terjatuh. Arya menangkap tubuh Liyana dari belakang, hingga Liyana bisa terhindar dari benturan.Liyana merasakan sedikit sakit di perutnya yang mulai membesar. Arya segera membantu Liyana untuk berdiri. Perlahan Liyana mulai menegakkan tubuhnya seraya mengatur napasnya yang terengah-engah karena kejadian tiba-tiba ini.Arya segera memerintahkan pelayan rumah untuk memeriksa kamar mandi, membersihkannya aga
Read more
Bab 109 Acara Syukuran Empat Bulanan
"Mas?" Liyana mencoba membuka percakapan tatkala ia dan Arya suaminya sedang duduk menikmati sarapan pagi ini. Arya nampak begitu menikmati nasi goreng sarapannya, sedangkan Liyana hanya sarapan dengan meminum susu ibu hamil serta roti yang di olesi selai strawberry saja."Iya, kenapa Li? Mual lagi? Atau pusing?" Jawab Arya langsung peka, yang sepertinya sudah mulai terbiasa dengan kebiasaan istrinya saat sedang sarapan atau di jam makan lainnya. Ya, sampai saat usia kehamilannya yang memasuki usia empat bulan, Liyana memang masih merasakan mual saat melihat makanan tertentu."Bukan Mas." Ucap Liyana."Kalau bukan mual sama pusing, terus kenapa?" Tanya Arya menyelidik."Ada yang mau aku bicarakan." Sambung Liyana."Bicarakan saja Li, Mas siap mendengarkan." Jawab Arya dengan yakinnya."Begini Mas, sekarang kan usia kandunganku sudah masuk empat bulan. Jadi, aku pingin bikin syukuran empat bulanan." Ujar Liyana memberitahukan keinginannya."Ya itu harus Li, kamu mau acaranya di adakan
Read more
Bab 110 Minta Jatah
"Iya, iya, sini Mas elusin. Padahal kalau ibunya yang mau juga Mas bakalan elusin dengan senang hayi kok." Kata Arya seraya mengelus-elus perut Liyana."Li?" Ucap Arya seraya merebahkan kepalanya di atas paha Liyana."Hem" timpal Liyana."Sudah bis dapat jatah gak?" Tanya Arya seraya menatap wajah Liyana yang berada di atasnya.Liyana bingung harus menjawab apa. Kalau iya menolak rasanya tak sampai hati, mengingat suaminya sudah berpuasa selama empat bulan dan hanya bermain solo. Tapi, kalau di izinkan Liyana takut, takut terjadi sesuatu dengan kandungannya."Kok diam, gak kasihan apa sama Mas?" Ujar Arya memasang wajah pilu. "Kan sekarang sudah empat bulan hamilnya Li, jadi bisa dong Mas.....?" Arya sengaja menggantungkan kalimatnya. "Tapi, pelan-pelan ya Mas, takut baby nya ngambek nanti di dalam." Pinta Liyana yang membuat Arya langsung sumringah karena telah mendapatkan izinnya kembali."Mas pasti pelan-pelan kok Li." Jawab Arya sudah tak sabar.Arya terlebih dahulu mencium perut
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status