All Chapters of Gelora Hasrat Kakak Ipar: Chapter 11 - Chapter 20
92 Chapters
Main Gila
Belinda pasti sudah terlalu "jablai" sampai ingatan tentang malam panas itu terus berputar di otaknya. Sungguh, mendadak Belinda merasa murahan setiap kali memikirkannya.Luca sendiri masih terdiam di tempatnya karena menatap Belinda dari jarak dekat selalu membiusnya. Mereka pun masih bertatapan dengan begitu intens saat tiba-tiba suara seseorang terdengar mengagetkan mereka. "Bos!" Sontak Belinda menoleh ke arah suara itu dan Belinda langsung melihat Jedy yang baru keluar dari mobilnya. Jedy memang menyusul Luca dengan membawa mobilnya sendiri. "Ah, Bu Belinda! Maaf, aku terlambat," seru Jedy yang langsung melangkah mendekat dengan tatapan penuh tanya melihat Belinda dan Luca yang sedang begitu dekat. "Ah, tidak apa, Jedy. Kami juga baru tiba. Hmm, aku ... masuk duluan," sahut Belinda yang langsung salah tingkah dan memilih pergi meninggalkan Luca dan Jedy berdua. "Hmm, itu ... apa yang barusan kalian lakukan, Bos? Mengapa akhir-akhir ini aku melihat kau dan Bu Belinda lebih ser
Read more
Tersesat
Belinda masih menggenggam erat ponselnya dengan perasaan hati yang tidak karuan. "Sial! Apa dia benar-benar tidur satu kamar dengan Lorena? Lalu dia anggap apa aku ini? Ban serep? Atau samsaknya? Sial! Aku sudah tidak tahan lagi!" geram Belinda dengan tatapan yang sudah berkaca-kaca. Hati Belinda terasa begitu berat, tapi ingatan akan keluarganya pun terus membuat Belinda bertahan dan bertahan walau ia sudah muak dengan kondisinya. "Kau itu hanya anak pungut, Belinda. Sudah bagus kami mengadopsimu dari panti asuhan dan memberimu kehidupan yang terhormat. Kau bisa mendapatkan perawatan tubuh, kau bisa tinggal di rumah mewah, makan enak, memakai baju bagus, dan dihormati oleh banyak orang. Kurang baik apa kami ini?" seru ibu Belinda waktu memaksa Belinda menikah dengan Daniel dua tahun lalu. "Kini saatnya kau membalas jasa kami dan menikah dengan Daniel Alfredo, dia pria tampan kaya raya yang sangat terhormat! Kau tidak akan bisa mendapatkan pria yang lebih sempurna lagi daripada Da
Read more
Mendengar Suaranya
Luca masih melangkah keluar dari hutan sambil mengobrol dengan Grace. Luca pun sempat melirik rombongan Belinda juga sudah keluar, walaupun Luca belum melihat Belinda. Namun, Luca tidak berpikiran macam-macam. Sampai saat mereka sudah berkumpul untuk makan malam, Luca pun baru sadar bahwa ia belum melihat Belinda. "Apa kau melihat Belinda, Jedy? Apa dia mandi dulu baru ke sini?""Eh, aku tidak melihat Bu Belinda sejak tadi, tapi semua orang makan malam dulu baru mandi, Bos. Apa perlu kucari ke villa?" "Tidak usah, coba kutelepon saja." Luca pun menelepon Belinda, tapi ponselnya tidak aktif. Luca yang penasaran pun mencari sendiri sampai ke villa, tapi Belinda juga tetap tidak ditemukan. Bahkan aroma parfum yang tertinggal atau tanda-tanda ada orang yang masuk ke villa pun tidak ada. "Ponselnya tidak aktif dan dia tidak ada di mana-mana. Coba tanyakan pada anak buah Pak Yonan, Jedy. Mereka yang terakhir bersama Belinda kan?" titah Luca yang mulai cemas. Luca pun tidak berhenti me
Read more
Buka Bajumu!
Luca sudah melangkah dengan cepat menyusuri hutan tanpa rasa takut. Bahkan Luca menyingkirkan semua ranting pohon yang mengganggu jalannya hanya dengan tangannya yang kuat. "Sial, di mana kau, Belinda? Hawanya dingin sekali!" geram Luca yang masih merasakan dingin walau ia sudah memakai jaket tebalnya. Luca pun terus mengarahkan senternya ke sekeliling namun ia tidak melihat apa pun. Luca sempat melihat para regu penyelamat yang berpencar ke arah yang berbeda dengannya. Namun, Luca tidak mengikutinya dan tetap mengikuti hati nuraninya. Luca mencoba menyusuri jalan yang mereka lewati tadi dan ke mana kemungkinan Belinda melangkah sendirian. Dan saat Luca mendengar teriakan bersahutan dari para regu penyelamat yang memutuskan untuk kembali saja tanpa hasil, Luca pun mengumpat keras. "Dasar pria-pria tidak berguna! Aku akan mencarinya sendiri! Sial, di mana kau, Belinda?" Tanpa mempedulikan regu penyelamat, Luca pun melangkah sendirian untuk menemukan Belinda dan Luca bersumpah tida
Read more
Berbagi Panas Tubuh
Belinda sontak menyilangkan kedua lengan di dadanya saat akhirnya Luca memaksa membuka bajunya. Luca pun membuang begitu saja baju Belinda dan langsung menatap tubuh atas wanita itu yang masih tertutup penutup dadanya. Belinda sampai memalingkan wajah saking malu dan gugup, tapi Belinda tidak punya kekuatan lagi untuk melindungi dirinya. Bahkan otak Belinda sudah membayangkan banyak hal absurd. Bagaimana kalau mendadak Luca bernafsu dan melakukan hal buruk padanya? Belinda tidak akan mampu memberontak lagi. Namun, sungguh pikiran seperti itu sama sekali tidak ada di otak Luca saat ini, karena tubuh Belinda sendiri sudah begitu pucat. "Buka pakaian dalammu juga, Belinda, dan celanamu juga. Semuanya basah, Belinda. Tutupi dengan jaket ini. Ayo cepat!" Luca bergerak cepat menyentuh tubuh Belinda, tapi Belinda terus menarik dirinya sampai Luca kembali kesal. "Belinda, kemari! Kulitmu pucat sekali seperti tidak berdarah!" Luca yang tidak sabar pun menyambar kasar tubuh Belinda dan mem
Read more
Rasa Aneh di Hatinya
Hawa dingin benar-benar membuat Luca tidak bisa tidur nyenyak. Setelah terlelap sebentar, rasa kantuk Luca mendadak hilang dan ia pun kembali fokus pada Belinda. Luca menutup erat jaketnya di tubuh Belinda agar wanita itu tetap hangat, Luca pun memakai kembali bajunya, lalu membungkus kaki Belinda dengan apa pun yang ia temukan di sana. Dengan perhatian, Luca terus memeriksa suhu tubuh Belinda dan tidak berhenti menghangatkannya. Hingga saat pagi menjelang, Luca pun merasa lega luar biasa karena telah berhasil melewati malam itu. "Ah, hawanya masih dingin sekali," gumam Luca yang entah sudah berapa lama duduk di samping Belinda dan hanya menatap wajah manis Belinda sepanjang malam itu, memperhatikan bagaimana wajah yang awalnya pucat itu akhirnya menjadi sedikit normal dan merona lagi. Untuk sesaat, Luca kembali menatap wajah manis itu dalam diam, sebelum tangan Luca pun terarah ke sana, berniat menyingkirkan helaian rambut Belinda yang menempel di wajahnya.Namun, saat tangan Luca
Read more
Tidak Tahu Kalian Sedekat Ini
"Kita akan kembali ke kota siang ini, Belinda," seru Luca saat Pak Yonan dan Grace sudah keluar dari ruangan klinik itu. Belinda yang sudah duduk di ranjangnya pun langsung membelalak mendengarnya. "Apa? Kembali ke kota? Pekerjaan kita di sini belum selesai, Luca. Kita saja baru tiba kemarin." "Tapi kau terluka, Belinda. Aku dan Pak Yonan sudah setuju menjadwal ulang waktu untuk melakukan survey lokasi, tapi saat ini, kesembuhanmu lebih penting."Belinda langsung menggeleng dan mendadak cemas. Kalau pekerjaannya tidak selesai, Daniel bisa mengamuk. Walaupun Daniel sudah fokus di politik, tapi bukan berarti Daniel melepas sama sekali perusahaan. Daniel hanya tidak terlibat aktif, tapi semua yang terjadi di perusahaan yang mendatangkan keuntungan besar baginya, tentu saja masih menjadi concern-nya. "Tidak, Luca! Aku baik-baik saja, aku masih bisa bekerja dan kita lanjutkan saja survey lokasinya. Lagipula ... akhh!" Belum sempat Belinda selesai berbicara, Belinda sudah kesakitan saat
Read more
Bertemu Tanpa Sengaja
Luca dan Belinda sontak menoleh bersamaan ke arah sumber suara dan mereka pun membelalak menatap sosok Daniel di sana. Ya, Daniel langsung pulang setelah ditelepon oleh Pak Yonan karena Pak Yonan merasa bersalah setelah melihat Belinda terluka. Tentu saja Daniel merasa marah pada istrinya itu, tapi demi citra baiknya di depan Pak Yonan yang merupakan orang penting itu, Daniel pun langsung pulang dengan penerbangan paling cepat yang bisa ia dapatkan. Dan di sinilah Daniel, merasa terkejut sendiri melihat Luca yang sedang membopong Belinda dengan begitu mesra. "D-Daniel?" lirih Belinda yang langsung kebingungan turun dari gendongan Luca. Luca sendiri menurunkannya, tapi tetap memegangi Belinda yang oleng dan masih belum bisa berdiri dengan sempurna itu. "Kami mengalami sedikit insiden yang tidak menyenangkan di resort. Kaki Belinda terkilir dan bengkak, karena itu, kami pulang lebih cepat, dan aku sedang membantunya masuk barusan," jelas Luca. "Tapi aku juga terkejut melihatmu pula
Read more
Seandainya Dia Suamiku
Jantung Belinda langsung berdebar tidak karuan menatap Luca berdiri di depan pintu toiletnya, apalagi mendengar pertanyaan pria itu. Entah bagaimana Luca bisa berada di rumah sakit dan bagaimana mereka bisa bertemu seperti ini. "Apa yang terjadi dengan wajahmu, Belinda?" ulang Luca sambil menatap lekat wajah Belinda. Namun, Belinda tidak mau memperpanjang masalah dan buru-buru memakai kembali maskernya. "Tidak ada. Aku tidak apa. Permisi!" seru Belinda yang ingin melarikan diri dari Luca. Namun seperti biasa, Luca tidak akan membiarkan wanita itu lepas darinya. "Tunggu, Belinda! Buka maskermu!" seru Luca sambil langsung mencengkeram lengan Belinda. "Akh, sakit, Luca, lepaskan aku!" "Buka maskermu, Belinda! Aku mau melihatnya!" "Melihat apa?" "Lebam di dagumu!" "Lebam apa? Kau salah lihat. Aku ke sini hanya untuk memeriksa kakiku." "Jangan berpura-pura di depanku, Belinda. Buka atau aku yang akan membukanya sendiri!" "Ck, lepaskan aku, Luca! Lepaskan!" Belinda menarik paksa
Read more
Bukan Kau Pelakunya Kan?
Tidak ada yang bicara lagi sepanjang perjalanan pulang selain Belinda yang terus melirik Luca. Hingga akhirnya mereka pun tiba di rumah dan sialnya, mobil Daniel sudah ada di sana. Belinda pun langsung membelalak dan menahan napasnya sejenak melihat mobil itu. "Daniel sudah pulang? Mengapa dia mendadak pulang?" seru Belinda dengan nada yang begitu cemas. Luca sampai mengernyit menatap Belinda. Entah mengapa setiap kali membahas Daniel, ekspresi Belinda selalu aneh, seperti tertekan, seperti malas, seperti takut, entah bagaimana menjelaskannya. Belinda sendiri langsung keluar dari mobil Luca dengan tetap terpincang-pincang dan saat Luca menyusul keluar mobil, tepat saat itu, Daniel pun keluar dari rumah bersama sopir Belinda. "Kalian pergi bersama lagi? Itu mengejutkan sekali, Luca. Kau tidak memberitahuku kalau kau akan ke rumah sakit, Belinda. Dan aku terkejut melihatmu menyusul istriku ke rumah sakit, Luca," seru Daniel sambil menatap Luca dan Belinda bergantian. Sungguh, suasa
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status